Sepanjang jalan menuju ruang rapat Aldara terus menunduk hanya ujung sepatu ibu menejer itu yang dia perhatikan supaya tidak tertinggal, karena jalannya yang begitu cepat dan kadang berhenti tanpa bicara dan hal itulah kenapa Aldara kalau berjalan di belakang ibu menejer selalu menunduk. Dia takut kejadian memalukan yang pernah dia lakukan saat berjalan di belakang ibu menejer, yang tiba-tiba berhenti lalu Aldara yang menabrak punggung sang menejer lantas dia pun terkena amarahnya karena berkas penting yang di pegangnya berhamburan.
Duk
Tanpa sadar Aldara menabrak seseorang di depannya, karena pikiranmya tengah terfokus dengan yang lain hingga kini dia baru menyadari bahwa sepatu perempuan yang selalu di perhatikannya itu berubah menjadi sepatu laki-laki. Aldara pun segera mendongkak dan sangat terkejut dibuatnya.
"Maafkan saya Pak! " ujap Aldara kembali menunduk pada laki-laki berjas hitam itu yang di belakangnya terdapat banyak pengawal.
Tanpa sepatah kata pun laki-laki itu melanjutkan langkahnya, mengabaikan Aldara yang tengah tertunduk itu.
"Ald kenapa jalanmu lambat sekali! " hardik Ibu menejer membuat Aldara sedikit berlari menghampiri.
"Maafkan saya yang tidak fokus pada jalan anda, "
"Kamu masih menunduk kalau jalan di belakang saya? "
"Begitulah demi keamanan! "
"Aldara kamu tau siapa orang yang tadi kamu tabrak?" tanya Ibu menejer.
"Saya tidak tau yang pasti dia orang yang berpengaruh di perusahaan ini! " jawab Aldara tegas.
"Dia itu CEO perusahaan ini, aku sudah sangat lama menanti dia melirik padaku tapi selalu saja tidak bisa! " ucap Ibu menejer membuat Aldara hanya mengangguk.
"Kamu itu polos sekali kalau berhubungan dengan laki-laki, apa suami mu yang dulu sangat membuatmu sakit ya? "
"Maaf Bu rapat akan di mulai lima menit lagi, "sahutan Aldara bukan jawaban yang ingin di dengar ibu menejer, membuat ibu menejer itu menghembuskan nafasnya berat.
Tiba di ruang rapat, nampaknya rapat kali ini sangat penting sehingga CEO perusahaan itu yang harus memimpin bukan direktur atau direksi.
Ternyata selain untuk membahas tentang masalah perusahaan, CEO itu juga mengumumkan kalau perusahaannya yang kini naik untung menjadi 50% .
Aldara yang saat itu hanya telinganya saja yang bekerja serta tangannya yang menulis beberapa hal yang penting, membuat pandangannya terus menujuke buku yang di bawahnya. Aldara merupakan pegawai yang sangat ulet hal sedetail pun dia pungkas, tidak ada waktu dia untuk di hamburkan dengan sia-sia di perusahaan itu apalagi memikirkan pasangan hidup. Dia seakan tidak memperdulikannya.
Rapat yang sangat lama membuat sebagian orang mengeluh kecuali Aldara dia tidak merasakan hal itu, karena fokusnya hanya kerja dan kerja.
"Hasil rapat kamu print lalu berikan kepada saya! " titah ibu menejer.
"Baik! " sahut Aldara singkat.
Aldara dan ibu menejer yang sedang berjalan dikejutkan dengan beberpa orang di depannya.
"Pagi ini saya melihat karyawan yang tidak fokus bekerja apa kamu sudah memperingatkannya! " tiba-tiba mulut CEO itu berucap membuat Aldara menoleh.
"Itu Pak, maafkan sekertaris saya yang tidak fokus saya akan memperingatkannya sekarang! " Ucap Ibu menejer gugup.
"Bilang pada sekertarismu itu, kalau perusahaan kita tidak membutuhkan orang lalai dalam bekerja! " nada tegasnya membuat Ibu menejer itu bergetar beda dengan Aldara dia terus memperhatikan muka CEO itu.
"Saya ada di sini mendengar ucapan anda, sedari awal saya sudah meminta maaf sama bapak! Sekarang saya sudah mendengar teguran anda, jadi permintaan maaf saya tadi tidak diterima? Apa dada anda terluka karena benturan kepala saya?" Aldara tidak terima dengan perkataan CEO itu yang mengatainya lalai dalam bekerja, padahal dirinya sudah mengaku salah tapi masih di permasalahkan.
"Kamu tau sedang bicara dengan siapa? " tanya seseorang di belakngnya yang merupakan sekertaris CEO itu.
"Maaf telah menyinggung CEO perusahaan ini, jadi untuk masalah ini biar saya yang urus! " ibu menejer itu menarik pergelangan tangan Aldara lalu meninggalkan mereka yang tengah menatap kepergian ibu menejer dan Aldara.
Diruangan menejer Aldara berdiri tepat di depan meja,
"Ald kamu sudah bekerja di sini selama tiga tahun, bahkan sebelum Pak Algi menjabat menjadi CEO kamu sudah bekerja di sini kenapa belum tau juga! " beritahu ibu menejer.
"Maaf Bu awalnya saya hanya menganggap itu hal sepele, saya kira CEO itu tidak akan mempermasalahkannya karena saya hanya karyawan rendahan ternyata dia memperhatikan hal sekecil itu, saya hanya membela diri saya saja. Karena sedari awal saya sudah meminta maaf kepadanya! " jelas Aldara dan membuat ibu menejer itu memijit keningnya.
"Ald kamu itu sekertaris paling cerdas, tanggap dan tangkas semua pekerjaan kamu selalu tepat dan tersusun rapi tapi kenapa tadi kamu membuat salah! "
"Sadari awal saya sudah mengakui kesalahan saya, maklum kan ibu saya juga manusia ada salahnya yang harus di maafkan! "
"Kembali ke meja, bicara denganmu membuatku bertambah pusing! " ucap ibu menejer.
"Apa ibu memerlukan obat, biar saya ambilkan! "
"Kamu ini ya, cepat ambilkan obat agar CEO itu tidak marah padaku karena mu! " teriak Ibu menejer.
"Mungkin aku sudah tercoreng di deretan wanita idamannya, padahal aku menyukai dia! " rengek ibu menejer itu menyembunyikan mukanya di meja. Sedangkan Aldara hanya terdiam sambil menggelang.
"Ini semua gara-gara kamu, tapi aku tidak bisa kalau bekerja tanpa mu! " ucapnya pada Aldara.
"Beribu-ribu maaf saya utarakan Bu! " Aldara mencoba menghibur atasannya itu.
"Bilang maafnya sama Pak Algi sana bilang jangan marah sama saya karena saya menyukainya! " ibu menejer itu kembali merengek sedangkan Aldara berjalan meninggalakan ruangan itu lalu memikirkan sesuatu.
"Masa aku harus benar-benar melakukannya, dia terlihat sangat stres! Jika aku melakukannya itu merupakan hal konyol yang pernah aku lakukan! " Aldara dilema, hanya gara-gara dia tidak sengaja menabrak laki-laki yang sangat berpengaruh itu masalahnya jadi kacau.
"Baiklah yang terpenting tidak keluar dari perusahaan itu! " gumam Aldara menjalankan kakinya menuju ruangan CEO di lantai paling atas.
"Cuma minta maaf, merendah sebentar saja Aldara! " gumamnya, kemudian berjalan mendekati pintu ruangan CEO itu.
"Hati-hati Bu! " ucap OB itu, Aldara pun menoleh lalu
Brukk
"Ah Kakiku! " ringis Aldara.
"Berdiri! " ucap seseorang dan Aldarapun sangat terkejut karena di belakanhnya ada seseorang yang menahan dirinya sehingga tidak jatuh ke lantai. Dengan segera Aldara pun berdiri lalu membalikan badannya sambil menyampingkan rasa sakit di pergelangan kakinya.
"Lantainya licin dan kaki saya keseleo, OB itu memperingatkan saya telat jadi bisakah saya di maafkan? " ujar Aldara kepada Algi.
"Kamu sudah dua kali bertemu dengan saya dengan kata maaf mu, kamu ingat kalau itu salah mu dan sekarang masih mau menyalahkan OB itu! " Sentak Algi membuat Aldara kini menatap wajah Algi.
"Saya tidak menyalahkan siapa-siapa hanya membicarakan fakta! " sahut Aldara, sedangkan Algi terkejut dengan muka Aldara yang seperti seseorang yang dia kenal.
"Pak! " hentak Aldara kareana tidak kunjung menjawab dan hanya menatapnya saja.
"Sudah ku maafkan kembali bekerja! " Algi melongos begitu saja meninggalkan Aldara.
"Baiklah untuk kedepannya tidak ada lagi masalah seperti ini, memalukan! " gumam Aldara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
ria aja
next
2022-06-03
0
Duyung kesayangan
Aku mampir kak
Salam dari Cinta berbeda keyakinan
2022-05-24
1
Siti fatimah Sifa
lanjuttt
2022-05-22
1