🍃🍃🍃🍃
" Dan, bukankah kau sangat keterlaluan?" tanya Dante bersungut-sungut
" Aku yang memimpin sekarang, kalau kau tidak suka, kau tahukan jalan keluar dari perusahaan ini?" Danish berkata tanpa melihat yang diajak bicara, ia sok sibuk dengan ponsel ditangannya
Membuat Dante menghela nafas." Kantin itu sudah ada sejak zaman dulu, bahkan sebelum kau lahir. Bukankah tidak sopan bila kamu menghancurkannya begitu saja? Lalu bagaimana dengan kariawan disini yang mengandalkan kantin sebagai salah satu tempat mereka mengisi perut. Aku yakin Dadd-"
" Daddy?" potong Danish sarkas
" Kau pikir mr Leon Daddymu?" Danish berdiri lalu melangkah, ia menjulang tinggi dihadapan sang kakak yang duduk disofa
" Ya, Daddy tiriku tapi aku sungguh menganggak Daddy seperti ayah kandungku." Danish berdecih lalu mencondongkan tubuh mendekatkan wajahnya dihadapan Dante
" Kau yakin Dante."
" Kenapa kau selalu berpikiran buruk padaku?"
Danish tersenyum dan menegakan tubuhnya. Menatap sejenak lalu mengedikan bahunya acuh
" Dengar Dan-"
" Sayaaaaaaaang." Teriakan cempreng itu membuat keduanya menoleh pada pintu dimana seorang perempuan cantik dan anggun berdiri disana dengan senyuman manisnya
" Astaga!" Gumam Danish lalu menghempaskan tubuhnya dengan kasar pada sofa berhadapan dengan Dante
" Ada apa dengan ekspresi itu?" gerutu wanita itu sambil melangkah mendekat hingga suara high heelnya yang 10 cm memecah ruangan baru Danish
" Ada apa Rebecca?" Tanya Danish
" Sayang, inikan hari pertamamu. Tentu aku harus memberimu hadiah." Gerutunya manja seraya mendudukan bokong padatnya disebelah Danish. Dengan buket bunga ditangan kanannnya ia menempeli Danish
" I love you and i miss you." Tapi Danish hanya diam, ia menoleh pada Rebecca hingga kecupan dibibir ia dapatkan dari Rebecca
Wajah Danish hanya datar membuat Dante ingin sekali tertawa melihat raut wajah Rebecca
" Ada apa denganmu?"
" Kau tahu alasannya."
" Danish, menjadi artis adalah mimpiku!"
" Ya, ya lanjutkan mimpimu."
" Bukankah kita sudah sepakat?"
" Aku lebih suka wanitaku berada dirumah dan mengurus rumah tangga."
" Tapi kita belum menikah." Saut Rebecca meletakan kepalanya dipundak Danish. Terlihat tak canggung meskipun dipandangi Dante
Saat Danish melihat kearahnya Dante segera memalingkan wajah
" Lihatlah, kau seperti kambing gila!"
Dante hanya tertawa lalu memutuskan untuk meninggalkan keduanya
" Baiklah, aku pergi. Tapi Danish pikirkan lagi perkataanku!"
" Aku tetap akan menghancurkan kantin itu dan katakan pada semua kariawan disini. Aku membuat peraturan baru-"
" Sayang ini baru hari pertamamu, kenapa serius sekali." Danish tak menanggapi perkataan manja itu
" Semua kariawan dan kariawati dilarang berpacaran. Jika ada yang melanggar, aku tak segan-segan memecat mereka satu persatu." Dante terperangah dengan ucapan itu, ini peraturan teraneh dikantor mereka
" Peraturan macam apa itu? sayang .. hidup akan membosankan tanpa cinta dan sek*." Bisik Rebecca nakal seraya meletakan buket bunga dimeja didepan mereka. Lalu satu tangannya hinggap didada Danish dan satu kakinya yang terbuka hingga paha menimpa sebelah kaki Danish
" Tidak, ini dikantor." Tahan Danish pada jemari lentik itu
" Memangnya kenapa? kita harus merayakannya."
" Tapi tidak dengan tempat bekerja." Saut Danish
" Tapi tidak dengan ciuman kan?" Danish tersenyum dan akhirnya membiarkan Rebecca mencium bibirnya
Rebecca adalah tunangan Danish sejak setahun kebelakang. Mereka telah berpacaran selama 3 tahun. Rencananya Danish akan menikahi Rebecca akhir tahun ini namun wanita itu masih menolak Danish karena kontrak kerjanya yang masih satu tahun lagi. Itu membuat Danish sedikit kesal dan meragukan Rebecca. Danish maupun Rebecca menjalin hubungan yang bebas bahkan Rebecca tak melarang Danish untuk jajan diluaran sana karena menurut Rebecca, senakal apapun Danish, pria itu akan selalu kembali padanya. Buktinya hubungan mereka telah berlangsung lama dan tak pernah berpisah
" Uhhhhmmm." Danish melepaskan bibir itu lalu mengusap bibir merah Rebecca dengan ibu jarinya
" Bagaimana kalau malam ini pesta?"
" Sepertinya akan menyenangkan. Tapi-"
" Sayang kamu selalu memulai" Gerutu Rebecca
" Aku masih sibuk baby."
" Sebenarnya aku penting apa tidak sih?" Tanya Rebecca menepuk bahu Danish
" Dan." Panggil Rebecca karena Danish hanya diam dan memainkan rambutnya dengan jemarinya
" Apa kamu mencintaiku Dan?"
" Cinta?"
" Apa tidak?"
" Baby kamu tahu kita hanya saling membutuhkan. Diatas ranjang ataupun dikehidupan."
" Kamu brengsek Dan, tapi asal kamu tahu aku tidak akan pernah melepaskanmu." Ucapnya seraya mengalungkan kedua tangan dileher Danish
" Berjanjilah."
" Berhenti aneh seperti ini?"
" Aku tahu hatimu masih untuk Irene."
" Jangan menyebut lagi wanita itu, aku tidak menyukainya. " Danish mendadak kesal dengan Rebecca
" Itu artinya kamu masih mencintai Irene." Danish memaksa melepaskan kedua tangan dilehernya, ia bergegas bangkit
" Oke i'm sorry."
" Kau selalu saja seperti itu dan berakhir meminta maaf."
" Itu karena aku cemburu, kenapa hanya aku yang mencintaimu!"
" Bukankah aku disisimu saja sudah cukup?" Danish beranjak meninggalkan sofa dan melangkah menuju meja kerjanya
" Pergilah aku masih sibuk."
" Dan aku tidak mau bertengkar." Rebecca mulai memelaskan wajahnya dan ikut bangkit, melangkah mendekat
" Aku sibuk!" sautnya ketus, jika sudah seperti itu artinya Danish sudah benar-benar marah, memaksa Rebecca segera pergi dari ruangannya. Ini sudah sering terjadi, mereka akan bertengkar seperti ini dan tak akan saling menghubungi sampai berhari-hari
Dengan kedua mata berkaca-kaca Rebecca berjalan menuju lift. Rasanya sakit, padahal Rebecca hanya ingin tahu seberapa berpengaruh namanya dihati Danish. Namun Danish masih saja menyimpan semuanya sendiri, Irene .. nama itu selalu menjadi pertengkaran antara dirinya dan Danish
Saat masuk kedalam lift Rebecca tak bisa menahan semuanya, ia mulai menangis. Selama ini ia selalu sabar ketika Danish main bersama wanita lain. Itu ia lakukan agar Danish tak marah dan memutuskannya, apakah cinta memang seperti itu? selalu membuat seseorang kalah
Rebecca bahkan sampai tak melihat seorang wanita dibelakang tubuhnya. Ia menangis dan terus menangis sambil menekan tombol lift agar tak terbuka
" Nona." Panggil suara itu membuat Rebecca terkejut, ia segera menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Ia seorang publik figur dan terkenal, tentu akan menjadi berita bila ia menangis seperti ini dilift perusahaan Danish
" Emmmh maaf." Sautnya masih terseguk
Ting
Pintu lift terbuka tapi wanita dibelakang Rebecca tak keluar malah hanya diam membuat Rebecca menoleh kebelakang dengan wajah sembabnya. Wanita berwajah manis itu memberikan tisuenya pada Rebecca
Membuat Rebecca tertegun beberapa saat sebelum mengambilnya
" Tarik nafasmu dalam-dalam, itu akan membuat rasa sakitmu sedikit berkurang." Ucapnya dengan senyuman
" Kau tidak mengenalku?"
" Eh?"
" Aku seorang artis."
" Emmmh aku tidak tahu, maaf." Rebecca terperangah, baru kali ini ia menemukan orang yang tak mengenalinya
Ting
Pintu lift kembali terbuka membuat wanita itu berpamitan dan segera pergi
" Tunggu!" tahan Rebecca berlari mrngikuti
" Kau hidup dimana sampai tak mengenaliku!"
" Maaf nona, aku tidak pernah menonton berita!"
" Hey fotoku ada dimana-mana!" gerutunya membuat wanita itu tersenyum kikuk dan menggaruk kepalanya yang tak gatal, ia merasa aneh dengan wanita didepannya ini
" Emh maaf nona saya harus segera pergi." Pamit wanita itu yang ternyata adalah Alea
" Tunggu sebentar, aku belum selesai." Rebecca kembali mengejar Alea, semantara Alea berjalan semakin cepat
" Apa dia sudah gila." Gerutu Alea setengah berlari keluar dari lobi, ia tak melihat jalan didepan
Bruuuukkkkk
Alea merasa kepalanya pening dan jantungnya copot saat sebuah mobil yang hendak masuk basement menabrak tubuhnya. Semuanya mulai gelap dan Alea tak sadarkan diri terjungkal ke aspal
Rebecca Aneslin
-
-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
dhe styles
karyawan atuh bukan kariawan nga sekalian sariawan🤪🤣🤣🤣
2023-02-23
0
Yuen
Kok tokoh utamanya gak kuat cantiknya thor hahaha
2022-11-16
0
Endang Priya
aleanya kurang cute thor. rebecca cantik bgt.
2022-08-16
0