Because Of Alea

Because Of Alea

Bertemu kembali

-

-

🍃🍃🍃🍃

Deg

Deg

Deg

Deg

Deg

Deg

Suara jantungku berdetak cepat, sangat cepat hingga rasanya akan melompat dari tempatnya. Diambang pintu masuk, kulihat seorang pria yang tak asing dimataku. Dia diapit oleh dua pria yang kukenali, dibelakangnya entah sepuluh atau lebih pengawal dengan tuxedo hitam

Ya, kedua mata coklat hazel itu masih kuingat, sorotan mata yang begitu mempesona. Meluluhkan siapa saja yang dipandang ataupun memandang. Sekujur tubuhku meremang, aku merremas jemariku sendiri menahan gelenyar aneh ditubuhku saat kedua mata hazel itu tak sengaja menatap kearahku

Aku menunduk mencoba menyembunyikan wajahku, aku memliliki wajah yang orang bilang manis dan cantik, hidung mungil, bibir mungil dengan kedua mata bulat. Itulah aku ..

Suara tepuk tangan semua orang tak kuhiraukan, aku terlalu takut untuk mengangkat wajahku, takut dia mengenaliku. Hari ini hari penyambutan presdir baru ditempatku bekerja, semua orang sibuk menyambut pria yang diketahui anak kedua dari presdir kami dulu yang sekarang digantikan sementara oleh anak pertamanya

" Selamat datang Tuan Danish Andrean." Begitulah suara sambutan kepala divisi kami padanya. Aku mencoba mengangkat sedikit wajahku, pria itu tampak sombong bahkan tak menjawab sambutan kami. Tatapannya dingin kesembarang arah, eittts tunggu, dia dia melihat karahku lagi

Membuat jantungku semakin dag dig dug tak menentu. Aku memundurkan langkahku mencoba menyembunyikan diriku dari pandangannya dibalik tubuh temanku, aku tak mau dia mengenaliku. Sejujurnya itu akan menjadi hal rumit mengingat kejadian yang memalukan sekaligus indah itu masih melekat dibenakku

" Dimana ruanganku?" tanyanya tanpa basa-basi pada sang ayah yang berdiri disampingnya. Lihatlah, pria itu benar-benar sombong tak ada senyum-senyumnya sedikitpun atau sapaan terhadap kami yang sudah bersusah payah menyiapkan semua ini untuk menyambutnya

" Memangnya kau tidak mau mengucap sepatah atau dua kata untuk semua bawahanmu?" Yang kulihat Pak Leo tersenyum menatap bangga pada putranya tapi pria itu tak memiliki ekspresi sesikitpun tak ada ramah-ramahnya

" Bawahan Dante!" Tegasnya membuat pak Leo terbahak, pria itu menggandeng putranya berputar membelakangiku. Membuatku bernafas lega dan mengelus dada. Apa yang harus kulakukan? semoga saja dia lupa dan tak mengenaliku!

Pria dengan tubuh 187 cm itu masih kutatap dalam diam, darahku berdesir dan jantungku masih dag dig dug, ada perasaan yang tak bisa kujelaskan saat melihatnya kembali

" Oh my god!" Aku menghela nafas mendengar jeritan histeris dua temanku yang alay itu siapa lagi jika bukan Mila dan Khanza

"Ya Tuhan, kupikir pak Dante yang paling tampan, ternyata adiknya lebih tampan." Aku melirik pada dua teman satu divisiku itu dan menggelengkan kepala. Keduanya memang fans fanatik pak Dante sejak pria itu menjabat sebagai presdir sementara selama setengah tahun yang lalu

" Jadi, kalian akan pindah haluan begitu?" Keduanya saling melirik dan tertawa, seperti bocil yang baru berkamuflase menjadi abg labil padahal usia mereka dua tahun diatasku

" Pak Dante jadi nomer dua!" saut Khanza benar-benar membuatku terperangah, tapi disatu sisi aku takut dan merasa khawatir jika pria itu mengenalku, apa dia akan memecatku? semoga saja dia tidak mengenaliku, ya .. tidak, itu sudah bertahun-tahun berlalu lagipula kantor ini sangat luas dan orang sekelas presdir tidak akan turun tangan langsung ke divisi kami

Ehem

Suara deheman pria menyadarkanku dari lamunan. Aku menoleh pada jemari kekar yang menggandeng bahuku lalu tersenyum

" Ini alasan Alea tidak tertarik dengan pak Dante!" Ucap Mila padaku

" Tentu saja dia takut pada pak Rey." Canda Khansa sembari menyenggol bahuku. Aku hanya tersenyum dengan candaan kedua temanku itu begitupun Rey, atasanku, kepala divisi kami dikantor sekaligus pacar yang sudah dua tahun ini menemani hari-hariku

" Makan yuk, ini sudah jam makan siang." Ajaknya sambil menatapku, tatapan yang begitu hangat

" Cie, Cie .." Celotehan kedua mahluk genit itu, selalu seperti itu setiap kali Rey mengajakku makan siang bersama

" Mila, Khansa. Ayo ikut." Ajakku

" Tentu saja, kami takkan membiarkanmu berduaan bersama pak Rey."

" Kalian selalu saja mengganggu!" gerutu Rey tapi pria itu tertawa begitupun aku, Mila dan Khansa

Kami memutuskan keluar dari lobi meninggalkan acara penyambutan yang sama sekali tak dihargai. Sikapnya masih sama sejak terakhir kali aku melihatnya

" Apa yang ingin kamu makan?" tanya Rey kembali menyadarkanku dari lamunan, aku sampai tak sadar kami sudah dikantin kantor dimana biasanya aku dan team divisi kami menghabiskan jam istirahat kami

Lagi-lagi pria bernama Danish Andrean yang kulamunkan

" Apa ya. " Jawabku membuat senyum Rey merekah dan mengusap puncak kepalaku, selalu lembut dan penuh kasih sayang. Aku dan Rey memang pasangan controversial dikantor kami, bukan karena apa tapi karena Rey yang membuat heboh seisi kantor. Dulu pria itu nekad menyatakan perasaannya dihadapan semua orang, meskipun saat itu aku tak memiliki perasaan apapun terhadap Rey tapi aku menerima Rey. Merasa kasihan dan mencoba membuka hatiku, bagaimanapun aku wanita normal yang butuh kasih sayang pria

" Spagheti Carbonara dua." Rey tak bertanya lagi langsung memesan pada pelayan kantin, pria itu sudah tahu semua yang aku sukai

" Ada apa?" tanya Rey

Aku menggelengkan kepala, tidak mungkin aku menceritakan semua yang kulamunkan pada Rey

" Sayang." Panggilnya lagi sembari mengelus pipiku, kulihat Mila dan Khansa cekikian melihat itu. Aku selalu malu bila bermesraan dihadapan orang lain bersama Rey

" Aku lelah." Sautku menepis pelan jemari Rey dipipiku, pria itu tersenyum lalu mengubah posisinya jadi menggandeng tubuhku

" Tidurlah!" perintahnya menepuk bahu, sebenarnya aku tak suka dan malu tapi Rey terus memaksaku bahkan menarik kepalaku untuk bersandar dibahunya

Kucoba memejamkan mata dan sialnya bayangan wajah tampan itu berputar diotakku. Aku menahan nafas, jantungku berdebar-debar lagi, aku tidak tahu kenapa, jika mengingat lelaki itu detak jantungku selalu tidak normal

" Astaga .. Lihat lihat!" Khanza kembali heboh membuatku membuka mata

Deg

Rasanya jantungku mau copot, tatapan kedua mata hazel itu menyalang tajam menatap padaku. Aku segera membenarkan posisiku dan langsung menyembunyikan pandangan lagi, seluruh tubuhku merinding saat ini. Kulihat sepasang sepatu hitam berhenti tepat didepanku

" Buang dan bakar semua yang ada disini." Perintah suara bass itu setengah membentak pada para pengawalnya dibelakang membuatku memberanikan diri mengangkat wajah. Tatatapan kami bertemu namun pria itu membuang muka duluan, tidak mungkinkan dia mengenaliku?

" Cepaaaaaaatt!" Teriaknya membuat semua orang terkejut bukan main termasuk diriku yang spontan memegangi dada

Kejam bukan main, itulah Danish Andrean. Pria itu benar-benar mengusir kami berempat dari tempat duduk kami. Sangat menjengkelkan dan aku hanya bisa bersembunyi dibalik badan Rey yang menggenggam jemariku begitu erat

" Mulai hari ini kantin ditutup, kalian tidak diijinkan masuk kearea ini. Jika melanggar tentu kalian akan tahu akibatnya." Ucapnya tegas lalu meninggalkan kami semua

Dia benar-benar boss killer, padahal kantin ini satu-satunya tempat kami melepas lelah dan mengenyangkan perut. Baru satu hari menjabat sebagai presdir, pria itu sudah berbuat sesuka hatinya

-

-

Terpopuler

Comments

Diadana

Diadana

jdi ikut deg deg deg jg nih...

2022-08-18

1

Sandrie

Sandrie

aku mampir thor,,suka banget dengan karakter pria nya,dingin dan arogan,,tapi jangan salah pria seperti itu sekali nya jatuh cinta bakalan Buncin plus posesif 🥰🥰

2022-08-06

2

Endang Priya

Endang Priya

arrogant sekali anda pak.

2022-08-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!