2. cap pelakor

Karena rutinitas aku dan temen-teman berubah yang asalnya selalu duduk nongkrong di warung dekat kantor sekrang beralih ke kostan melfri banyak orang bertanya-tanya dan penasaran kenapa tidak pernah lagi nongkrong di warung secara kami adalah anak nongkrong VIP..hehehe terutama teman-teman mas Dani yang begitu kepo nya.

semua teman-teman mas dani tahu hubungan kami dan aku selalu jadi bual bualan temen-temen mas dani tapi karena rasa sayang aku ke mas dani aku tidak memperdulikan kata-kata mereka yang nyatanya jika aku masukin kehati itu sangatlah perih.

*plashback kenalan dengan mas dani*

hari2 ku bekerja sangatlah menyenangkan di tambah orang2 di kantor begitu open dan kekeluargaan

badan ramping pakaian sexy rambut terurai panjang sesekali membuat laki2 di departemen lain melirik dengan menelan ludah tak jarang kadang aku di ajak nongkrong oleh kolega2 besar di kantor ku ya semacam manager dan dari situ lah keuntungan yang aku dapat aku kenal dengan orang2 besar. Tak seberapa banyak orang menilai menggosip kan ku aku tidak peduli karena ini adalah hidup ku.

suatu hari saat aku meeting kantor

Mataku tertuju pada salah satu staff cameramen di kantor tempat aku kerja sebut saja namanya mas dani entah kenapa aku yang centil ini menjadi pendiam di depan nya dan mulai caper tatkala berpapasan dengan doi. Rasa bahagia rasa gundah gulana menghampiri ku setiap aku melihatnya.

""Hai". Sapa seseorang dari belakang ku yang ternyata adalah mas Dani

"i-iya mas". Jawab ku gugup

Tidak menyangka bahwa mas Dani bakalan nyapa aku sumpah seneng nya nauzubillah waktu itu.

"boleh minta nomor hp kamu gak? Nama kamu bian kan? ". Tanya lah lagi sambil menyodorkan tangan

"B-boleh mas". Jawabku tanpa fikir panjang sambil mengeluarkan hp ku

"Oke. Thanks ya". sembari lalu dari hadapanku

Jantungku berdetak kencang seakan tidak percaya apa yang barusan terjadi. Yah kelanjutan nya kita mulai komunikasi danmulai curhat satu sama lain Tapi itu tak berselang lama karena ternyata mas Dani sudah punya istri (sedih bgt)

Tapi rasa sayang aku lebih besar dari akal sehat ku. Dalam hati ku aku harus mendapatkan laki-laki itu walau dia beristri. Karena sering nya komunikasi dan ternyata rumah tangga mas Dani memang tidak harmonis menurut cerita mas dani akhirnya aku mulai menjalin hub terlarang ini karena mas Dani juga merespon (backstreet).

Di setiap kesempatan pasti kita jalan makan. Nongkrong. Dan hub layaknya sepasang suami istri pun terjadi. Yah namanya orang pacaran kan ya. Udh lumrah

sampai saat ini hubungan kami masih lanjut banyak pro dan kontra tapi tetap aku dan mas dani tidak bisa di pisahkan walaupun cap pelakor sudah melekat tapi aku masih kekeg dan setia menunggu janji yang mas dani ucapkan.

2 tahun sudah kami menjalani hub sembunyi-sembunyi ini dan sampai hari itu masih berjalan lancar walaupun aku tahu semua orang membicarakan aku tapi aku TDK peduli karena rasa sayang ku mengalahkan semua nya. tatkala cobaan pun datang silih berganti dan di sini yang paling menyakitkan adalah aku

karena dari semua yang terjadi ini aku tidak bisa berbuat apa-apa aku hanya bisa memendam dalam hati karena tidak bisa aku luapkan jika di luapkan itu akan jadi bomerang untuk aku sendiri.

"serba salah". pekik ku

kadang telinga ku serasa panas talkata mendengar desas desus miring yang membicarakan hubungan ku dengan mas dani tapi karena keseringan jadinya aku udah kebal dan sudah masa bodo dengan kata-kata orang.

aku juga jujur dengan teman-temam yang ku anggap dekat ya respon hanya bisa dukung keputusan ku. mereka sempat kaget dan tidak percaya tapi tak hayal teman-teman aku termasuk melfri pun selalu memberika saran tapi semua kembali kepadaku dan temam-teman aku selalu mendukung apa yang aku pilih.

tp aku merasa semakin hari hubungan ku dengan mas dani semakin merenggang banyak sekali kata-kata dia yang selalu tidak tepat janji dan selalu berkhilah tapi karena rayu dan rasa cinta yang terlalu besar mengalahkan kemarahan ku pada mas dani akhirnya kita rujuk kembali yah begitulah seterusnya hari-hari aku lalui dengan seribu gundah di hati.

hari itu saat seperti biasa saat aku berkunjung ke kostan melfri kostan dimana aku dan mas dani bisa dengan bebas bertemu dan memadu kasih.

" bian. itu mas item kok bisa tahu ya lo sama mas dani sering ke sini". kata melfri dengan wajah serius.

"hah. masa sih mak"? tanya ku balik dengan wajah bingung sambil menatap mas dani

" bener. tadi dia bisik-bisik sama gue, ya gue bilang aja kagak". ucap melfri sembari masuk ke kamar mandi

aku pun terkejut sambil menatap mas dani

" udah gak usah di fikirin. biarin aja sih". kata mas dani santai sambil meneguk amer yang di bawanya.

aku terpana dan rasa takut pun muncul kalau-kalau orang lain tau dan sampai ke telinga istri mas dani nanti malah kacau atau di labrak pas lagi di kostan melfri

"ahh. pusing". ucapku kesel

dari semenjak saat itu aku mulai rusuh hati tidak tenang tapi aku bawa santai saja toh sampai sekarang juga belum terjadi apa-apa dan mudah-mudahan tidak terjadi seperti yang aku fikirkan

seperti biasa pagi itu sebelum aktifitas kantor di mulai aku bersama 3 teman ku duduk di kantin sambil menikmati kopi dan rokok

ya semua teman-teman merokok kecuali lola adik kecil kami dengan saat yang bersamaan Teman mas dani muncul dan tiba-tiba mendekat samb tersenyum seolah-olah memberi isyarat kepadaku. aku diam seakan tidak terjadi apa-apa

"bian. gimana enak enggak kostan melfri. sekali-kali ajak dong gue kesana.hehee". ucapnya sambil berbisik denhan mata jelalatan

"gila lu ya. sana pergi babi". jawabku seraya meneguk kopi terakhirku

" alah. dari pada jadi pelakor mending sama gue kan.wkwkwk". tersenyum puas

aku melfi solboy melihat ke arah teman mas dani dengan tatapan jijik

tak lama kemudian melfri pun angkat bicara

"yuk lah kita masuk. di sini gerah banget gersang". seraya menggedong tas nya

kami pun meninggalkan kantin dan meninggalkan teman mas dani yang tersipu malu bercampur kesal

hati ku semakin gundah dan sedikir sakit mendengar kata-kata yang keluar dari mulut teman mas dani

rasa sedih dan perit menerpa hati ku tapi aku bisa buat apa memang itulah kenyataan nya

ingin rasanya membalas perkataan menyakitkan itu tapi apalah daya ku

"ya Allah kuatkan lah hati ku". ucapku dalam hati seraya memasuki lift kantor

seperti biasa pulang dari kantor mas dani sudab menunggu di parkiran depan entah kenapa hari itu sungguh penat di tambah perasaan yang tidak enak hati

"kenapa bian"? tanya mas dani sambil menggenggam tangan ku

"tidak apa-apa mas". jawabku sambil melepaskan genggaman nya

mas dani tampak terkejut tapi tidak berani bertanya hanya terus menjalankan motornya

sesampai di kostan melfri kami masuk dan dudum dekat kasur melfri. aku masih diam dan mas dani pun mulai bertanya lagi

"kamu kenapa? tidak biasanya kamu seperi ini? apa mas dani ada salah? kalah ada mas dani mint maaf". ucapnya sambil mencium keningku

" tidak mas. aku tidak apa-apa".jawab ku ketus

setelah beberapa saat kami diam akhirnya aku bicara

"hubungan kita ini bagaimana mas. apa akan seperti ini terus? aku capek dan bosan di bilang pelakor oleh teman mas dani". lirihku sembari menunduk sedih

" iya bian. kan mas dani bilang jangan di dengerin omongan orang. lagian kan yang menjalani kita kenala mesti denger Kata orang". jawab mas dani meyakinkam

" buka. begitu mas. aku capek di bicarakan orang dan di cap pelakor. kita udah 2 tahun tapi masih juga seperti ini. mas dani sayang hk sih sama aku? ". tanys ku mulai emosi

"iya. kamu sabar bian. mas dani sayang sama bian. tapi kan mas dani ada anak. jadi mesti sabar biar". jawab mas dani sambil memeluk ku

" enggak mas. mas dani selalu bilang seperti itu. tapi nyatanya udah 2 tahun kita masih kayak gini. aku juga ingin kepastian". aku mulai emosi dan membentak mas dani

" tapi tidak semudah itu. kamu kan tau hubungan mas dani dan istri mas dani tidak harmonis tapi yang memberatkan mas dani itu anak mas dani dia masih kecil. kamh ngertiin dikit dong". ucapnya

" iya tapi sampai kapan mas. aku udah gak tahan di bilang pelakor. kamu fikir enak di katai pelakor itu. sakit mas". mataku mulai berkaca-kaca

Perdebatan kecil pun terjadi dan pembahasan kami tidak tuntan karena jawaban mas dani selalu karena anak dan anak sampai pintu kamar melfri di ketuk dari luar

tok...tok...tok

"bian...! suara dari luar membuat perdebatan kami terhenti

ternyata melfri dan solboy pulang. aku lekas membuka pintu sambil membereskan wajah dan dan baju aku yang berantakan

" udah pulang". tanya ku lemas

" iya. tapi lo kenala kok sembab? tnya solboy sambil meneliti mata ku yang sedikit bengkak karna habis menangis

" enggak apa-apa". jawab ku kilat

akhirnya kami mengobrol dan tidak terasa jam menunjukan jam 11 dan aku menutuskan pulang di antar mas dani walaupun melfri melarangku tapi aku tetap ingin pulang karena perasaan ku tidak enak.

1 jam perjalanan kami pun sampai seperti biasa Mas dani mengantarku sampai gang rumah karena aku enggak mau kalau sampai ke rumah malas di lihat keluarga ku karena alasan mas dani masih suami orang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!