Untuk sejenak Ara dapat melupakan kesedihannya. Isabella sangat berhasil menghibur sang adik, walau endingnya dia harus ekstra keras membujuk sang suami yang menjadi sasaran kejahilannya.
Di dapur, Ara sedang membantu sang mamah menyiapkan makan siang. Perkataan Daniel semalam kembali terngiang di otaknya.
'Apa yang harus aku lakukan untuk bisa bertemu Aldre? Aku masih takut dia menolakku. Haruskah aku bicara dengan ka Daniel? " batin Ara bimbang.
Nyonya Sofia menepuk bahu putri bungsunya, membuat gadis itu terperanjat. "Jangan melamun sayang. Nanti jari kamu terkena pisau. " tegurnya.
"Iya mah. " Ara kembali melanjutkan pekerjaannya.
Di ruang santai, Isabella terus bergelayut pada sang suami. Menampilkan ekspresi se imut mungkin agar suaminya itu berhenti merajuk.
"Boo tidak sayang baby? Baby tidak suka jika ayahnya marah~ eungg" ucapnya manja.
Justin hanya bersikap masa bodoh. Dia tidak mau luluh dengan mudah. Bisa-bisanya wnaita hamil itu menjadikannya sasaran kejahilan.
"Baby bagaiman ini? Ayah tidak mau mengunjungi baby! Baby sama bunda aja ya? Ayah tidak merindukanmu. "
Gagal!! Suaminya bahkan tidak menoleh sedikitpun. Isabella menggeram kesal, wajahnya tertekuk. "Setelah melahirkan nanti, aku akan buat kaka puasa setahun! " ancamnya.
"Filmnya bagus, lihat deh Bee lucu ya mereka. " Panik!! Justin jelas panik mendengar perkataan sang istri.
Javin menyemburkan minumannya, melihat wajah sahabatnya itu seperti menahan poop. "Sial!! " umpatnya.
"Ohhh, baby lihat filmnya lucu kan? " Javin gagal menahan tawanya, lelaki itu terhentak kebelakang.
Justin meringis melihat wajah kesal sang istri. Padahal yang sedang ngambekkan dia, kenapa sekarang jadi terbalik. "Aku cuma bercanda Bee~~" ringisnya.
Isabella menatap suaminya penuh permusuhan. "Gak ada jatah malam ini. " Justin memelas, sudah tiga hari dia puasa, masa sekarang harus puasa lagi? Tidak akan dia biarkan itu terjadi.
"Aku tidak akan bicara sampai kau melahirkan. " ancam Justin.
"Booooo!!! " Isabella menjerit keras. Javin bertepuk tangan bahagia, dia semakin terhidur dengan tontonan didepannya.
Tuan Revano yang berada disudut ruangan tengah membaca buku, menggelengkan kepalanya heran. Kenapa putrinya ini senang sekali menggoda sang suami? Bahkan sejak mereka masih kecil.
"Papahhhh... " nahkan sekarang dia merengek pada sang papah.
Justin mencibirkan mulutnya, "dasar pengaduan. " cebiknya kesal.
"Sudahlah princess, berhenti menggoda suamimu. Kenapa sifat jahilmu ini tidak kunjung hilang hm? Kau tidak lihat wajah Justin sudah semakin menua karena kejahilanmu? " baru saja Justin merasa terbang karena dibela sang mertua. Pria paruh baya itu justru menghantamnya sekali telak hingga terjatuh keras.
Justin menatap mertuanya itu sinis, "kaca disebelahmu cukup besar pah, atau kau ingin aku belikan yang lebih besar? " sindirnya.
Buggghhh
Aduhhh
Javin mengaduh kesakitan saat keningnya berciuman dengan sepatu. Menatap kesal sahabatnya yang menjadi tersangka. Sedangkan sang tersangka hanya melengos acuh.
"Udahh tua baperan, malu ama ular sanca.. " gerutu Javin.
Dukkk
"Sakit woyy!!! "
Justin yang masih kesal menendang tepat tulang kering sahabatnya. "Rasain jametttt. "
"Ribut terus kalian ini. Papah juga gak usah ikut-ikutan. " tegur nyonya Sofia. Tuan Revan terkekeh geli. " dan kamu princess, berhenti menggoda suamimu. "
Isabella meringis, "iya mah. " patuhnya. Justin tersenyum puas, meledek istri dan papah mertuanya. "Emang ngenakkk!! " ledeknya.
.
Ara menatap mereka dari balik tembok. Ada perasaan iri yang menyelimuti hatinya. "Andai saja aku secermat ka Bella, pasti tidak akan seperti ini. " air matanya meluruh dengan cepat, dan dengan cepat pula Ara menghapusnya.
"Non, kenapa diam disini? " tanya seorang pelayan. Ara menggeleng cepat lalu tersenyum, "gak apa-apa bi, agak pegel aja kakiku tadi jadi berhenti dulu. "
"Non mau bibi pijit? "
"Gak usah bi, udah gak apa-apa ko. Kalau gitu Ara mau balik ke kamar dulu ya bi. "
"Iya non. "
Ara berjalan tertatih ke arah kamar, pedih hatinya tak terbendung lagi. Berusaha sekuat mungkin menahan air matanya. Menggigit pelan bibirnya, tidak perduli dengan bibirnya yang akan berdarah.
"Hiks... Hiks... "
"Aldre.... "
Ara berbaring telungkup diatas ranjang. Menangis kuat, gadis itu membenamkan kepalanya dibantal. Tubuhnya bergetar kuat.
"I miss you so much Al... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments