Teriakkan ibu-ibu, semakin menggema di depan pintu apartemennya, layaknya massa yang ingin menghakimi Laura.
"Apaan sih, nggak gaul banget" ucap Laura kesal.
Laura terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi diluar melalui monitor pintarnya. Laura terlonjat kaget melihat beberapa ibu-ibu sudah berdiri di depan pintu apartemennya.
"Ibu-ibu kurang kerjaan."ucap Laura kesal sambil bertolak pinggang.
Laura dengan kesal membuka pintu apartemennya dan langsung memasang tampang galaknya.
"Ada apa ya!" ucap Laura sambil bersandar di pintu apartemennya dengan melipat kedua tangannya menatap tajam satu persatu ibu-ibu dihadapannya.
"Kamu membangunkan bayi nona Amber" ucap ibu berkacamata dengan bibir bergetar hebat.
"Kamu harus angkat kaki dari unit apartemen ini, sebelum kami bertindak tegas menghakimi mu atas tindakan mengganggu kenyamanan tetangga apartemen" ucap ibu-ibu berbadan gempal.
Brakk
Laura sedikit menggebrak pintu apartemennya membuat ibu-ibu terlonjat kaget.
"Lalu, apa masalahnya" bentak Laura yang terdengar mengancam.
"Bayi saya terbangun karena ulah mu. Karena mendengar teriakkan kerasmu yang seperti kesambet setan" ucap wanita paruh baya berponi dora.
"Kamu yang bernama Bu Amber" ucap Laura sambil menatap tajam wanita paruh baya itu.
"Iya nona."ucap Bu Amber gugup.
Nyali Bu Amber menciut dan langsung bergidik ngeri melihat sorot mata Laura. Begitu halnya dengan ketiga pelayan nya.
"Ha ha ha ha, kamu sangat lucu" tawa renyah Laura membuat ketegangan ibu-ibu berkurang.
"Maafkan kami, sudah menggangu ketenangan nona" ucap ibu berkacamata tadi yang balik meminta maaf kepada Laura.
Teman sejagat nya malah menatap sinis wanita berkaca mata itu, namun segera mungkin wanita yang bernama Bu Amber langsung memberikan kode keras lewat tatapan melotot.
"Hemm, sebaiknya kalian bubar" ucap Laura dengan suara lantang.
Seketika ibu-ibu itu berhamburan meninggalkan unit apartemen Laura. Sementara Laura hanya mampu tergelak tawa melihat ketakutan ibu-ibu tadi.
"Ha ha ha, lucu lucu" ucap Laura tertawa terbahak-bahak.
Sementara sepasang mata sedang menguntit nya dari kejauhan dengan sudut bibirnya yang terangkat hingga menggulung senyuman.
"Gadis yang lucu, sepertinya penghuni baru apartemen di sini" ucapnya, lalu segera masuk ke dalam unit apartemen nya.
Sementara Laura bergegas masuk ke dalam apartemennya dan tak lupa menguncinya. Laura ingin bersantai dan menikmati status barunya yang menyandang gelar janda ting ting.
Beberapa hari berlalu....
Perubahan dalam diri Laura berubah seratus delapan puluh derajat semenjak bercerai dengan Johan Pradipta William, pengusaha muda yang begitu berpengaruh di negeri ini.
Laura yang cantik dan modis, secara tiba-tiba terkena kanker, alias kantong kering. Seluruh ATM miliknya di blokir secara paksa oleh pihak bank. Tabungan dan bisnis yang digelutinya di bidang properti secara mendadak di ujung kebangkrutan.
Entah apa penyebabnya, sampai-sampai bisnisnya ikut terkena imbasnya akibat dari perceraiannya. Apakah karma mendadak dia dapatkan sekarang ini, karena lebih memilih mengakhiri rumah tangganya dibanding mempertahankannya.
"Kamu tahu apa penyebabnya, sampai-sampai perusahaan ku di ujung kebangkrutan"ucap Laura kesal yang tengah membentak sekretarisnya.
"Saya tidak tahu nona Laura. Tuan Anthony dengan mendadak menarik seluruh saham di perusahaan ini. Tender-tender yang di menangkan nona, tiba-tiba diambil alih oleh tuan Anthony. Dan jabatan CEO yang nona pegang juga dilengserkan oleh...." Sekretarisnya yang bernama Qinan tidak mampu lagi melanjutkan ucapannya.
"Papa! mengapa menghukumi ku seperti ini" teriak Laura sambil mengusap wajahnya.
Laura bergegas keluar dari ruangannya. Dia harus menemui papanya di Perusahaan pusat untuk memperjelas semuanya. Qinan hanya mampu menatap punggung atasannya hingga tak terlihat lagi di ambang pintu.
Laura berjalan tergesa-gesa keluar dari perusahaan. Beberapa karyawan yang berpapasan dengannya sempat membungkuk hormat melihatnya.
Mobil sport mewah yang terparkir tepat di pintu masuk perusahaan cabang AFL group sudah siap mengantarnya ke perusahaan pusat. Laura bergegas masuk ke dalam mobil dan langsung menancap gas menuju perusahaan pusat.
Laju mobil Laura mendadak pelan melihat situasi di depan yang lagi terjadi kemacetan. Tak sengaja pandangan mata Laura tertuju pada mobil di sebelahnya.
Deg!
Pandangannya tak sengaja bertemu sapa beberapa detik dengan mantan suaminya.
"Johan"
"Laura"
Ucapnya kompak dan buru-buru saling memutus pandangan. Mike juga melirik ke arah mantan istri atasannya, lalu melirik sekilas raut wajah atasannya yang menjadi datar.
Laura yang sudah bosan menunggu di dalam mobil, mulai memutar musik untuk mengurangi kebosanannya. Anggukan kepala dan gerakan tangan dilakukan Laura yang tengah menikmati musik jazz serta ikut bernyanyi mengikuti lirik lagu yang diputar nya.
Johan melirik sekilas ke arah mantan istrinya yang tengah bertingkah bodoh. Reaksi yang dilakukan Laura mengundang tawa pengemudi di sebelahnya. Sosok pemuda tampan yang diam-diam memperhatikan Laura dari dalam mobilnya.
"Kamu sangat enjoy ladies" ucapnya, tak mengalihkan pandangannya dari Laura.
Laura tampak acuh menjadi pusat perhatian pemuda tampan itu. Sedangkan yang di pikirkan Laura saat ini adalah bagaimana mengembalikan kondisi perusahaan.
Johan sedikit memicingkan matanya menatap kearah mobil sebelah kiri Laura, karena mobil Laura tepat di tengah-tengah kedua mobil mewah itu. Lebih tepatnya, mobil Johan berada di sebelah kanan dari mobil Laura.
"Sangat membosankan" Johan mengendurkan dasinya yang seolah mencekik lehernya, menunggu kemacetan yang tak kunjung usai. Apalagi melihat pemandangan di sebelahnya membuatnya terus berdengus kesal. Mantan istrinya sedang konser dadakan di dalam mobil.
Tak terasa kemacetan di depan sudah berkurang. Pengemudi lainnya mulai melaju ke depan, begitu halnya dengan mobil Laura yang memilih berbelok arah menuju perusahaan pusat.
"Ikuti mobil Laura." ucap Johan sambil menghembuskan nafasnya kasar.
"Untuk apa tuan?" tanya Mike penuh curiga.
"Pokoknya ikuti mobil Laura" Johan berucap dengan penekanan dan seolah tak ingin dibantah.
"Baik tuan"
Mike, memilih untuk patuh daripada membantah ucapan tuannya.
Apa yang sedang dipikirkan Johan? Mengapa harus mengikuti mobil mantan istrinya segala.
Jelas-jelas mereka sudah tidak memiliki hubungan dekat seperti sebelumnya.
Rupanya mobil sport hitam yang bersebelahan dengan Mobil Laura, juga terlihat mengikuti mobil Laura. Adu kecepatan kembali terjadi di antara mobil mewah itu.
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan jejak 🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Sweet Girl
Lhaaa untuk apa Jo...?
2025-01-03
0
whaty
next
2022-04-13
0
Fatma
lanjut dong thor 😊
2022-04-13
0