Setelah kepergian Andre, Karin dan Haruka berbincang-bincang sambil meminum teh hangat di meja makan. Mereka bersantai ria lantaran pekerjaannya sudah selesai dan rapih.
"Bagaimana Haruka? apakah kamu masih bertahan untuk bekerja disini? Kalau menurutku sih lebih baik kamu belajar mengambil hati Tuan Andreas. Aku yakin lambat Laun dia akan luluh hatinya padamu." Tanya Karin kepada Haruka.
"Entahlah Karin, apakah aku sanggup menghadapi Tuan Andreas kedepannya? Bukankah tadi kamu melihat, jika dia sama sekali tidak menginginkan kehadiranku disini." Jawab Haruka.
"Semua itu butuh proses sayang. Di dunia ini, apa sih yang tidak mungkin selagi kita mau berusaha. Apalagi setahuku dibalik sikap arogannya masih tersimpan rasa belas kasih terhadap kami, para pekerjanya di sini." Ungkap Karin.
"Benarkah Karin?" Tanya Haruka.
"Iya benar, untuk apa aku bohong kepadamu." Ucap Karin.
"Baiklah kalau begitu, aku akan mencoba bertahan disini. Semata-mata hanya untuk kebahagiaan keluarga kecilku." Balas Haruka.
"Iya sudah...sekarang lebih baik kamu istirahat sana. Nyonya Lily menyuruhmu bekerja besok, bukan hari ini." ucap Karin.
"Tapi kamu juga ikut istirahat kan Karin?" Tanya Haruka.
"Tidak...kalau aku masih harus menunggu Tuan andre pulang. setelah beliau pulang barulah aku bisa istirahat , uhuk..uhuk." Ucap Karin sambil mengeluarkan batuknya.
"Apakah kamu sedang sakit Karin?"ucap haruka.
"Tidak juga Haruka, aku hanya sedikit batuk dan pusing saja. nanti setelah istirahat juga sembuh kembali.
"Begini saja Karin, lebih baik kamu istirahat saja biar aku yang menggantikan mu menunggu Tuan muda pulang." ucap Haruka menawarkan dirinya menggantikan Karin sementara untuk menunggu Andreas pulang kerumah.
"Tapi nanti kamu tidak mengerti apa yang harus kamu kerjakan, karena belum semuanya aku mengajari mu tadi." jawab Karin.
"Percayalah padaku Karin jika semua akan baik-baik saja. aku menjamin tidak akan merusak reputasi mu di sini. Jadi sana kamu pergi untuk tidur, ya." Dengan senyum termanisnya, kedua tangan Haruka mendorong lembut tubuh Karin, Dia menyuruh Karin agar segera ke ke kamarnya untuk istirahat.
"Terima kasih Haruka, kamu sudah mau menggantikan aku. Ya sudah kalau begitu aku pamit untuk tidur." Jawab Karin sambil memegang kedua tangan Haruka. Lalu pamit dan berjalan perlahan menuju kamarnya.
Kini tinggallah Haruka seorang diri, menunggu Andreas pulang sambil meminum Teh hangatnya. Selang beberapa menit terdengar sayup-sayup Suara Mobil milik Andreas karena garasi dirumah itu agak sedikit jauh.
Haruka pun segera bangun dari duduknya. Lalu berlari kecil menuju teras dan berdiri tegap menunggu Andreas menghampirinya.
Dari kejauhan nampak jelas Andreas sedang berjalan menuju rumahnya. Ketika sudah dekat Haruka buru-buru menundukkan kepalanya lalu berkata,
"Selamat malam Tuan?" Ucap Haruka sebagai tanda penghormatan kepada nya. Namun sama seperti sebelumnya. sikapnya masih saja dingin terhadap Haruka, Dengan wajah nya yg datar jangankan menoleh menjawab salam pun tidak.
"Dasar Pria sombong yang tidak bermoral apakah dia tidak memiliki hati sedikitpun?" Celetuk Haruka dalam hatinya.
Namun bukan Haruka namanya, jika dia harus menyerah begitu saja. Sambil mengikuti langkah Andreas, Haruka menawarkan dirinya untuk membawakan Tas milik Andreas.
"Tunggu Tuan, biar saya saja yang membawakan Tas tuan." Ucap Haruka dengan rasa cemasnya. lantaran takut kena semprot oleh majikannya itu.
"Tidak perlu, aku bisa membawanya sendiri." Jawab Andreas dengan ketusnya.
Mereka berdua pun melangkah kedalam bersama-sama. Hanya saja Andreas berjalan didepan, sedangkan Haruka mengikutinya dari belakang.
Setibanya diruang Tengah... dimana ruangan itu tempat biasa Andreas bersantai sambil mendengarkan musik kesukaannya. ruang ternyaman yang bernuansa minimalis bagi dirinya.
Tanpa menghiraukan keberadaan Haruka dihadapannya, Andreas berteriak memanggil nama Karin.
"Karin... Karin?" Teriak Andreas memanggil Karin.
"Maaf Tuan, Karin sedang sakit jadi saya menyuruhnya untuk beristirahat dan saya juga yang menawarkan diri untuk menggantikan tugasnya sementara." Ucap Haruka menjawab teriakan dari Andreas.
Bukannya menjawab dengan sopan Andreas justru memarahi Haruka tanpa belas kasih.
"Memang kamu bisa Apa? Asal kamu tahu yang aku butuhkan itu Karin bukan kamu ,oke?" Ucap Andreas dengan kasar.
Haruka terhentak seketika. yang dia rasakan saat ini Bagai tersambar petir dimalam hari. dia begitu kaget bukan kepalang, matanya melotot tajam nafasnya tidak beraturan. Seolah mengingat kembali perlakuan mantan suaminya yang dulu sering membentak dan memukulnya. karena trauma yang mendalam Haruka menangis sejadi-jadinya dan berkata,
"Tuan Andre yang terhormat. Dimata anda mungkin saya hanyalah orang kecil yang bisa seenaknya anda perlakukan seperti ini. Tapi patut Anda ketahui, saya berada disini bukan untuk mengemis belas kasih dari anda, melainkan bekerja dengan keringat saya sendiri untuk membiayai kakak dan keponakan saya. sekarang terserah anda, jika menurut anda saya tidak pantas untuk bekerja disini, tolong sampaikan pada Nyonya Lily agar secepatnya memecat saya. karena yang membayar jasa saya adalah beliau, bukan anda terima kasih." Ucap Haruka masih dalam keadaan menangis dan tanpa pikir panjang lagi dia segera meninggalkan Andre yang masih berdiri tegap tanpa menjawab sedikitpun ucapan darinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments