Sesuai rencanaku, malam ini aku kembali Club-- tempat dimana aku berkenalan dengan Gloria, kemarin. Aku ingin memastikan apa Gloria benar-benar datang ke tempat ini lagi atau tidak.
Suasana hingar dan ramai didalam Club tak membuatku patah arang untuk mencari keberadaan wanita itu diantara banyaknya para pengunjung. Namun, sampai waktu mulai beranjak menjadi dini hari, aku belum bisa melihat sosok Gloria diantara dunia gemerlap yang terpampang didepan mata.
Beberapa wanita yang mengenaliku maupun tidak, mencoba menghampiri dan menggodaku untuk menghabiskan malam bersama dalam kegiatan penuh gairahh. Namun, tak ada satupun dari mereka yang mampu membuatku tertarik, entah kenapa rasa penasaranku pada Gloria membuatku hanya ingin menemukan wanita itu saja malam ini, entahlah jika malam berikutnya.
"Jared, aku tidak menemukannya disini," kataku pada Jared yang sejak tadi juga ikut membantuku mencari Gloria didalam Club.
"Apa anda ingin pulang, Tuan?"
Aku mengangguk dan segera beranjak. Sia - sia aku menyambangi tempat ini lagi malam ini, karena tujuan utamaku lagi - lagi tak berhasil ku lakukan, sama seperti malam kemarin, tak mendapat hasil yang sesuai ekspektasi.
Saat langkahku hampir sampai menuju pintu keluar, aku tidak sengaja mendengar keributan yang terjadi disalah satu koridor yang menghubungkan langsung ke arah toilet wanita.
"Brengsekk!! Kau mengotori bajuku!"
"Seharusnya kau tidak usah disini jika tidak pandai minum! Kau lebih baik pulang dan tidurlah dengan nyenyak!"
Seorang wanita pirang tampak emosi sembari menyiram wanita lainnya dengan minuman yang ada digelasnya. Sementara itu, wanita yang menjadi korban kemarahan wanitu itu tampak sudah tak berdaya dengan kondisi tergeletak diatas lantai.
Aku baru saja ingin mengenali sosok wanita pirang yang tengah emosi itu, namun suara Jared lebih dulu terdengar di indera pendengaranku.
"Nona Gloria ...." Suara Jared terdengar lirih.
Aku menatap Jared lalu mengikuti arah pandangnya yang menatap ke satu titik.
Sialan, yang ada dibawah sana benar - benar wanita yang sedang ku cari.
"Mr. Zwart ...."
Aku melirik sekilas pada wanita pirang yang ternyata memang kenalanku itu.
"Liora, ada apa ini?" tanyaku pada si pirang Liora, dia adalah salah satu staff personalia di kantorku.
Liora mundur beberapa langkah ke belakang, seperti menjaga jarak dengan tubuh Gloria yang tergeletak dilantai.
Aku menatap Jared dan Jared langsung memahami maksudku, pria itu beringsut perlahan menuju posisi Gloria disana, sementara aku mengalihkan atensi Liora dari tubuh Gloria yang tadi menjadi korban kemarahan si pirang.
"Apa kau kenal dengan wanita itu, Liora?" tanyaku pelan.
Liora menggeleng cepat, mungkin dia tak menyangka harus bertemu aku ditempat seperti ini, atau justru malu karena kelakuan brutalnya barusan nampak didepan mataku.
"Lalu?"
"Dia membuat masalah denganku, mengotori bajuku dengan muntahannya, seharusnya dia tidak berada ditempat ini---." Liora benar-benar niat untuk menjelaskan detail kejadian yang sempat terjadi antara dia dengan Gloria.
"Ya sudah," potongku cepat, sehingga wanita pirang itu menghentikan kalimat, mungkin dia menyadari aku tak terlalu serius ingin mengetahui problemnya, namun satu yang aku tangkap dari ceritanya yaitu Gloria kembali muntah, dan korbannya kali ini adalah Liora, untung saja bukan aku lagi. Ck!
Aku segera beranjak dari hadapan Liora karena Jared sudah membawa tubuh Gloria disaat aku sibuk berbicara dengan Liora tadi. Aku yakin Liora pun tak sadar jika Jared yang sudah membereskan Gloria dari tempat itu.
Aku menuju mobil dan Jared sudah menungguku disana.
"Mana dia?" tanyaku pada asistenku itu.
"Di dalam," kata Jared mengarah pada mobil yang membawaku ke tempat ini.
"Baiklah, kita pulang!" Aku masuk dan duduk di jok belakang--tepat disamping tubuh Gloria yang terduduk dan tak sadarkan diri.
"Apa dia masih hidup?"
"Tentu, Tuan."
"Bawa ke Apartemenku saja, aku tidak mau Oxela banyak bertanya jika nanti melihat Gloria di Mansion," ucapku.
"Baik, Tuan...." kata Jared. Bersamaan dengan itu mobil yang dikemudikan oleh sopir pun mulai bergerak secara perlahan.
#####
Aku membawa tubuh Gloria dalam gendonganku menuju ke lantai teratas dimana Apartemenku berada. Sebenarnya bisa saja aku meminta Jared untuk membawa tubuh kurus Gloria, tapi ku rasa cukup sampai disini bantuan Jared padaku malam ini.
Begitu sampai di kamar Apartemen, aku kembali kebingungan karena harus mengganti baju Gloria yang kotor, basah dan bau akibat disiram Liora dan muntahannya sendiri.
Aku mengguncang sekilas pundak Gloria untuk membangunkannya, sayang wanita itu terlalu mabuk malam ini.
"Kau tidak pandai minum, tapi kau nekat minum sampai tak sadar diri seperti ini!" gumamku kesal pada Gloria yang masih memejamkan mata.
"Kalau tadi bukan aku yang menemukanmu, aku tidak tahu bagaimana nasibmu besok!" kataku sembari mulai membuka resleting gaun yang dikenakan Gloria.
Seharusnya pekerjaan menggantikan baju wanita seperti ini bukanlah hal sulit untukku, tapi entah kenapa aku merasa ini seperti tugas berat karena Gloria tak sadarkan diri sekarang. Bukankah itu tak sopan?
Meski aku sudah terbiasa dengan banyak wanita, namun aku tak pernah lancang membuka baju wanita tanpa persetujuan pemiliknya.
Tapi, berhubung ini urgent dan tak mungkin aku membiarkan Gloria tidur dengan mengenakan pakaian basah seperti ini, mau tak mau akupun melucutii gaun yang dikenakan oleh wanita ini, menyisakan underwear saja di tubuhnya yang ternyata cukup ... ya, siintal juga dia rupanya.
Aku membuang pandangan ke arah lain, mengalihkan pikirannku yang takut berkecimpung lebih dalam jika menatapi tubuh Gloria. Aku pun menutupi tubuh yang hanya terbalut pakaiann da-lam itu dengan selimut.
Namun, saat aku hendak beranjak dari posisiku yang terduduk di bibir ranjangg, Gloria tampak mulai membuka matanya secara perlahan.
"Richard..." Gloria memanggilku dengan nama suaminya. Dia mengira aku Richard? Ck.... masih mabuk dia rupanya. Akupun membiarkannya saja. Entah kenapa aku ingin dia meracau lagi seperti kemarin, karena aku ingin mendapat informasi lain mengenai rumah tangganya bersama Richard yang sudah berantakan sejak awal.
"Kau pulang, Richard?" Gloria menyusuri rahangku dengan jemarinya, menyentuh itu dengan sentuhan lembutnya.
Tidak munafik, aku menikmati sentuhannya dikulitku, namun aku tidak suka dia menyentuhku karena dia mengira aku adalah pria lain. Aku ingin dia menyebut namaku bukan nama suaminya. Apa - apaan ini, jelas aku tidak suka.
"Aku bukan Richard, aku Owen..." jawabku malas.
Gloria terkikik pelan mendengar ucapanku, sedetik kemudian tangannya melingkari leherku dan memelukku erat. Aku terdiam beberapa saat, mencerna situasi absurd yang berhasil membuat detak jantungku menjadi tak beraturan. Kenapa?
"Richard, akhirnya aku bisa memelukmu."
"Glo.... aku Owen, bukan Richard!"
Gloria melepas pelukannya, kemudian menatapku lekat. "Richard.... touch me, please!" lirih wanita itu dengan tatapan penuh harap.
Sialann! Aku jadi melihat lagi ke arah tubuh sintallnya itu. Jika saja yang dia sebutkan adalah namaku, mungkin aku tidak akan menolak permintaannya dan dengan senang hati aku akan menyentuhnya. Tapi, dia mengira aku adalah Richard. Oh my, aku tidak mau berhubungan dengan orang yang sedang mengharapkan orang lain. Tidak akan!
"Jika kau memanggil namaku dan bukan nama Richard, baru aku akan menyentuhmu, Glo!" ucapku terus terang.
Gloria menggeleng lemah sambil tertawa pelan.
"Kau banyak bercanda, Richard... tapi aku suka kau yang seperti ini," kata Gloria sembari menyusupkan kepalanya didadaku.
******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments
🦋⃟ℛ★KobeBlack★ᴬ∙ᴴ࿐ 🐍Hiatus🐍
mampir kak🤗
2022-05-22
1
wagi giyoux
lanjut
2022-04-15
1
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐀⃝🥀ɴᴏνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
hihihi mas Owen galau tuh disuguhi hidangan tapi kok jengkel 😂
2022-04-15
1