🕌
🕌
🕌
🕌
🕌
Alwi hanya mengantarkan Syfa sampai depan rumah Alwi.
"Aku ada jadwal ceramah, paling pulang habis maghrib karena akan maghriban dulu disana."
"Iya Mas."
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Alwi pun segera melajukan mobilnya, sedangkan Syfa langsung masuk ke dalam rumah Alwi.
Syfa merebahkan tubuhnya di atas tempat tidurnya, sungguh Syfa masih sangat mencintai Abbad sampai-sampai Syfa dibutakan oleh yang namanya cinta dan mengabaikan suami sholehnya.
"Apa kelebihan wanita itu, kenapa Mas Abbad lebih memilih dia dibandingkan aku?" kesal Syfa.
Saking kesalnya kepada wanita itu, akhirnya Syfa pun tertidur.
***
Ceklek...
Pintu kamar pun terbuka, Alwi baru saja pulang dilihatnya Syfa masih tertidur dan masih menggunakan pakaian yang tadi pagi dia pakai ke kampus.
"Astagfirullah," gumam Alwi.
Alwi pun mengambil sajadah, kemudian dengan kerasnya Alwi menghentakan sajadah itu sampai-sampai Syfa terkejut dan langsung terbangun.
"Astagfirullahaladzim, Mas ngagetin saja," seru Syfa.
"Apa kamu tidur dari tadi siang sepulang dari kampus?" tanya Alwi dengan nada lembut tanpa menoleh ke arah Syfa.
"Iya Mas, maaf aku ketiduran soalnya aku tadi capek banget."
"Kamu tahu, berapa waktu yang kamu lewatkan dengan tidurmu itu? Ashar dan Maghrib, kalau seandainya Allah memberimu umur pendek, celakalah kamu. Maka segeralah ambil air wudhu dan bertobat kepada Allah, sebelum Allah benar-benar mencabut nyawamu," seru Alwi.
Syfa tersentak dengan perkataan Alwi, dia memang melewatkan shalat ashar dan juga maghrib karena sebentar lagi adzan isya akan segera mengumandang. Syfa pun segera masuk ke dalam kamar mandi.
Alwi pun memutuskan untuk keluar dari kamarnya, sekarang Alwi sudah yakin dengan hatinya kalau Syfa memang bukan jodoh terbaik untuknya. Alwi terduduk di teras, Umi Khadijah yang melihat anaknya itu termenung lantas menghampirinya.
"Kamu sedang apa Nak disini?"
"Umi, Alwi sedang ngadem aja Umi."
"Jangan bohong sama Umi, Umi tahu saat ini kamu sedang memikirkan sesuatu. Apa yang sebenarnya sedang kamu pikirkan?"
Umi Khadijah memang peka terhadap anak-anaknya dan Alwi pun tidak bisa berbohong kepada Uminya.
"Alwi setiap malam melakukan shalat istikharah untuk meminta petunjuk dari Allah dan Alwi beberapa kali juga di datangi perempuan yang sangat cantik tapi itu bukan Syfa. Itu artinya apa Umi? mungkinkah jodoh Alwi yang sebenarnya memang bukan Syfa?" seru Alwi.
"Kita serahkan saja semuanya kepada Allah, Nak. Karena segala sesuatu yang terjadi di dunia ini atas kehendak Allah, kita hanya bisa berserah diri kepada-NYA dan Umi yakin suatu saat akan ada jalan terbaik untukmu dan juga Syfa."
Alwi lagi-lagi merenung, dari awal Alwi memang ragu-ragu menikahi Syfa dan bukanya segala sesuatu yang dirasa ragu-ragu sebaiknya ditinggalkan tapi Alwi justru menjalankannya karena Alwi memang tidak ingin membuat hati Uminya terluka.
Tidak lama kemudian, terdengar suara adzan mengumandang Alwi dan Umi Khadijah pun sama-sama bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam kamar masing-masing.
Disaat Alwi masuk ke dalam kamar, ternyata Syfa sudah menunaikan shalat tanpa menunggunya untuk shalat berjama'ah. Alwi pun segera masuk ke dalam kamar mandi, setelah Alwi selesai wudhu, Alwi pun keluar dilihatnya Syfa sudah selesai shalat dan saat ini Syfa sedang asyik memainkan ponselnya di atas tempat tidur.
"Kalau masih bisa shalat di belakang imam, maka shalatlah di belakangnya sebelum besok dishalatkan di depan imam. Kalau hari ini masih bisa baca Al-qur'an, bacalah sebelum besok Al-qur'an dibacakan di hadapan tubuh kita yang sudah terbujur kaku tidak bisa bergerak. Kalau hari ini masih bisa ke mesjid, berangkatlah ke mesjid sebelum besok kita di gotong ke mesjid untuk terakhir kalinya."
Alwi mengucapkan itu dengan lantangnya sembari memakai kopiah tanpa melihat ke arah Syfa, setelah Alwi mengucapkan itu Alwi pun keluar kamar dan menuju mesjid untuk melaksanakan shalat berjamaah di mesjid.
Syfa lagi-lagi terdiam mendengar ucapan Alwi, hingga akhirnya Syfa pun menyimpan ponselnya karena Syfa merasa tertohok dengan ucapan Alwi. Memang selama ini saking dibutakannya oleh cinta, Syfa lebih mementingkan ponselnya dibandingkan akhiratnya.
Jangankan sehabis shalat membaca Al-qur'an yang ada shalat Syfa pun tidak khusu karena takut Abbad menghubunginya.
Tok..tok..tok..
"Assalamualaikum, Syfa!" seru Umi Khadijah.
Syfa tersentak, dengan cepat Syfa turun dari tempat tidurnya dan membukakan pintu kamarnya.
"Waalaikumsalam Umi, ada apa?"
"Umi sudah menyiapkan makan malam, ayo kita makan malam bersama."
"Maafkan Syfa, Umi. Syfa tidak membantu Umi masak, soalnya tadi Syfa ketiduran," sahut Syfa dengan menundukan kepalanya karena merasa malu.
"Tidak apa-apa, ayo kita menunggu suamimu di meja makan saja."
Syfa pun mengikuti langkah mertuanya, dan tidak lama kemudian Alwi pun pulang dari mesjid.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Nak, ayo kita makan malam bersama!" ajak Umi Khadijah.
"Iya Umi."
Seperti biasa, Syfa dengan sigap mengambilkan nasi dan lauk pauk untuk Alwi. Ketiganya makan dengan hening tanpa ada yang bicara sepatah kata pun.
Setelah selesai makan, Syfa pun langsung membereskan bekas makan mereka.
"Umi diam saja, biar Syfa yang bereskan semuanya," seru Syfa.
"Iya, baiklah."
"Umi, besok Alwi ada jadwal ceramah di pondok pesantren milik Kyai Abdullah apa Umi mau ikut? sekalian kita jenguk Arman kesana," seru Alwi.
"Tentu saja Umi ikut, Umi sudah rindu kepada Arman. Apa kamu juga mau ikut kita, Syfa?" tanya Umi Khadijah.
"Boleh Umi, kebetulan besok Syfa free."
"Baiklah."
Alwi dan Syfa pun masuk ke dalam kamar, sebenarnya selama ini Syfa merasa heran kepada Alwi karena Alwi tidak pernah menatapnya secara langsung.
Disaat berbicarapun, Alwi tidak pernah menolehnya padahal menurut agama dan hukum mereka sudah sah menjadi suami istri dan tentunya halal.
***
Sementara itu di pondok pesantren milik Kyai Abdullah, semua keluarga sedang berkumpul bersama di ruangan tengah.
"Besok akan ada pengajian rutin dan yang akan ceramah itu adalah ustadz Alwi, jadi kamu Nisa dan Adiba siap-siap memasak untuk menjamu ustadz Alwi," seru Abah Abdullah.
"Wah, ustadz muda itu ya Abah? yang sekarang lagi naik daun?" seru Adiba.
"Iya, Arman itu kan adiknya ustadz Alwi."
"Hah, kok Adiba baru tahu? kirain ustadz Alwi tidak punya adik yang mondok disini."
"Ustadz Alwi yang mana, Kak? kok Nisa ga tahu ya?" tanya Annisa.
"Kamu mah ga pernah lihat tv sih, mangkanya ga tahu ustadz yang saat ini sedang viral. Dia itu terkenal dengan ketampanannya dan juga lemah lembut saat ceramah membuat semua orang suka padanya," sahut Adiba.
"Abah itu sudah beberapa kali mengundang ustadz Alwi untuk ceramah disini tapi jadwalnya selalu padat dan sekarang Alhamdulillah beliau bisa datang ke pondok pesantren kita," seru Abah Abdullah.
"Awalnya Abah itu ingin menjodohkan kamu dengan ustadz Alwi, tapi keburu keduluan sama sahabat Abah," seru Lukman yang merupakan suami dari Adiba.
Annisa hanya tersenyum, Annisa memang tidak tahu siapa ustadz Alwi karena selama ini Annisa tidak pernah menonton tv bahkan Annisa pun tidak pernah memegang ponsel, Annisa memegang ponsel saat dia butuh saja menanyakan sesuatu kepada Sarah.
Setiap waktu luang yang ada, Annisa selalu menyempatkan diri untuk membaca Al-qur'an.
🕌
🕌
🕌
🕌
🕌
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIAM KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
kalea rizuky
jodoh Alwi nih jangan ma cwek gatel uda bersuami. tp goblok
2024-06-26
1
¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶
waahh kayaknya sholat istikharah mu bakal kejawab deh Alwi setelah ceramah di ponpes kyai Abdullah 😁
2022-04-22
1
Aska
terjodoh pemeran udah ditentuin sama kakak Popy Alwi sama Annisa,, Syifa sama Abbad
2022-04-18
1