Bab 4 "BSUA"

🕌

🕌

🕌

🕌

🕌

Alwi mengantar Syfa untuk pergi ke kampus, selama dalam perjalanan tidak ada pembicaraan sama sekali dan Alwi pun tidak mau memulai pembicaraannya.

Sesampainya di kampus, ternyata bersamaan dengan sebuah mobil yang sama-sama baru sampai juga.

Syfa dan Abbad saling tatap satu sama lain membuat Alwi menundukan kepalanya, dia merasa malu sekali melihat istrinya begitu sangat mencintai pria lain yang ternyata sudah menjadi suami wanita lain.

"Mas, aku masuk dulu," seru Sarah yang merupakan istri dari Abbad.

"Iya."

Sarah mencium punggung tangan Abbad dan Abbad pun mengusap kepala Sarah kemudian mencium kening Sarah membuat Syfa memalingkan wajahnya.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Sarah pun segera melangkahkan kakinya meninggalkan Abbad, begitu pun Syfa yang langsung masuk tapi Syfa tidak seperti Sarah, justru Syfa malah pergi begitu saja tanpa berpamitan dan mengucapkan salam membuat Alwi menggelengkan kepalanya.

Alwi dam Abbad saling menganggukkan kepala dengan senyumannya hingga keduanya pun memutuskan masuk ke dalam mobil masing-masing dan pergi meninggalkan kampus.

Sementara itu, Syfa segera menyusul Sarah dan menepuk pundak Sarah.

"Iya Mbak, ada apa ya?" tanya Sarah.

"Oh, jadi kamu yang sudah merebut Mas Abbad dari aku."

Sarah mengerutkan keningnya. "Maksud Mbak apa?"

"Asal kan kamu tahu, Mas Abbad itu pacar aku tapi gara-gara dia dijodohkan denganmu membuat dia memutuskanku," kesal Syfa.

"Maaf Mbak, aku tidak mengerti dengan apa yang Mbak ucapkan."

"Jangan pura-pura bodoh, dari wajah saja sudah kelihatan kalau kamu sama aku itu lebih cantikan aku dan asal kan kamu tahu, Mas Abbad pun mencintai aku jadi dia terpaksa menerima perjodohan itu karena ingin menurut kepada kedua orangtuanya."

Setelah mengucapkan itu pun, Syfa pergi meninggalkan Sarah yang masih bingung dengan perkataan Syfa.

"Astagfirullah, sabar-sabar pagi-pagi sudah dapat cobaan," gumam Sarah.

Sarah pun dengan kesal kembali melanjutkan langkahnya, terlihat dari kejauhan Annisa yang merupakan sahabatnya sedang duduk di kursi taman sembari membaca Al-qur'an kecilnya yang selalu dia bawa kemana-mana.

Sarah menghampiri Annisa dan dengan kesalnya duduk di samping Annisa. Annisa pun mengakhiri ngajinya dan menoleh ke arah Sarah.

"Kenapa pagi-pagi sudah cemberut?" tanya Annisa.

"Nis, kamu tahu ga barusan ada wanita yang melabrak aku katanya dia pacarnya Mas Abbad dan dia juga bilang kalau dia masih mencintai Mas Abbad begitu pun dengan Mas Abbad yang dia bilang masih mencintainya juga," kesal Sarah.

"Astagfirullah haladzim, siapa Sar? kok bisa?"

"Entahlah, aku juga ga tahu wajahnya saja pakai cadar berarti dia malu karena wajahnya jelek," cibir Sarah.

"Astagfirullah Sarah, jangan bicara seperti itu tidak baik."

"Coba kamu pikir Nis, wajahnya sudah pakai cadar seharusnya kelakuannya pun bagus dong ini malah sebaliknya, wajah ditutupi tapi hati tidak ditutupi. Memang aku sama Mas Abbad menikah karena jalan ta'aruf tapi aku ga tahu kalau Mas Abbad punya kekasih sebelumnya."

"Sudahlah jangan dipikirkan, kamu percaya saja kepada suamimu mungkin itu sedikit ujian untuk rumah tangga kalian."

"Iya juga, yuk Nis kita masuk!"

Akhirnya kedua wanita cantik itu masuk ke dalam kelasnya. Di kampus, hanya Annisa, Sarah, dan juga Syfa yang berpakaian syar'i selebihnya menggunakan hijab karena tren bukan karena mengikuti syari'at islam.

***

Waktu pulang pun tiba...

Abbad sudah menunggu Sarah istrinya di depan kampus, tiba-tiba Syfa menghampiri Abbad.

"Apakabar Mas?"

"Alhamdulillah sehat, kamu apakabar?" sahut Abbad dengan gugup.

Abbad tampak celingukan takutnya tiba-tiba istrinya datang dan salah paham.

"Kamu cari siapa Mas? kamu takut istri kamu marah ya?"

"I--iya Syfa, Mas takut Sarah salah paham."

"Apa Mas mencintai wanita itu? Mas, jujur aku masih sangat mencintaimu," seru Syfa.

"Jangan seperti itu Syfa, aku sudah menikah dan kamu pun sama sudah menikah tidak sepantasnya kamu bicara seperti itu," sahut Abbad.

"Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi Mas? apa hubungan kita yang berjalan sampai satu tahun itu hanya kamu jadikan lelucon?" seru Syfa dengan mata yang berkaca-kaca.

"Syfa, bukan begitu maksud aku."

Abbad berniat menyentuh Syfa tapi Sarah dan Annisa keburu datang.

"Mas...."

Abbad terlihat kaget dan gugup...

"Mas mau ngapain?" tanya Sarah dengan kesalnya.

"Ah sayang, tidak kok Mas tidak ngapa-ngapain."

"Tidak ngapa-ngapain bagaimana? tadi aku lihat dengan jelas kalau Mas mau menyentuh wanita ini," seru Sarah dengan mendelikan matanya ke arah Syfa.

"Memangnya kenapa kalau Mas Abbad ingin menyentuhku," ketus Syfa.

"Astagfirullahaladzim, istighfar Mbak Mas Abbad itu suami saya. Mbak itu kenapa sih? wajah saja yang dicadarin tapi hatinya diumbar begitu saja, Mbak tidak malu mengganggu suami orang itu dosa besar Mbak," bentak Sarah.

"Sudah sayang, ayo kita pulang."

Abbad segera membawa Sarah masuk ke dalam mobil, sedangkan Syfa masih terlihat kesal apalagi saat ini Abbad sama sekali tidak membelanya.

Annisa yang melihat kelakuan Syfa hanya bisa geleng-geleng kepala dan memilih masuk ke dalam mobilnya juga. Syfa tidak sadar kalau dari kejauhan Alwi melihat semua kelakuan Syfa.

"Mas Alwi," gumam Syfa.

Syfa sangat terkejut saat melihat Alwi yang berdiri di samping mobilnya dan berada di seberang kampus. Syfa pun langsung menghampiri Alwi, dan seperti biasa Syfa langsung masuk ke dalam mobil tanpa mencium tangang Alwi.

Alwi pun menyusul Syfa masuk ke dalam mobil dan mulai melajukan mobilnya.

"Mas sudah lama ada disitu?" tanya Syfa.

"Iya."

"Berarti Mas tadi lihat dong semuanya?"

"Iya."

"Kenapa Mas tidak menghampiriku dan membelaku? kenapa Mas malah membiarkan aku dipermalukan seperti itu?" seru Syfa.

"Kamu yang memulainya jadi kamu yang harus mempertanggung jawabkan semuanya pula, aku akan sangat berdosa kalau aku membela wanita yang jelas-jelas dengan sengaja mendekati suami orang lain," sahut Alwi tanpa melihat ke arah Syfa.

"Tapi aku ini istrimu, Mas."

"Istri yang masih mengharapkan pria lain bahkan secara terang-terangan mengatakan kalau dia masih mencintai pria itu, apa masih pantas disebut seorang istri? aku cuma mau memperingatkan kepadamu, menyimpan perasaan terhadap suami/istri orang itu merupakan dosa besar. Aku masih memberimu kesempatan untuk berubah jadi manfaatkanlah kesempatan itu jangan sampai kamu menyesal dikemudian hari," seru Alwi.

Syfa hanya bisa terdiam, dia sudah tidak bisa bicara apa-apa lagi. Perbuatannya memang salah, tapi urusan hati Syfa tidak bisa mencegahnya.

Anak seorang Kyai pun tidak serta merta paham akan agama, contohnya Syfa semua yang diajarkan oleh kedua orangtuanya seakan tidak ada yang masuk di otaknya.

🕌

🕌

🕌

🕌

🕌

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

Terpopuler

Comments

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

💜🌷halunya jimin n suga🌷💜

Syifa namamu tak kecantik kelakuanmu ...istiqfar woiiiii.....gereget emak

2025-01-21

1

☠☀💦Adnda🌽💫

☠☀💦Adnda🌽💫

Syifa kepala batu beneran nggak punya malu bngt ikutan kezzel om rang mah berusah memperbaiki diri bukan mlhn mengingat massa lalu trs

2023-09-28

1

Nazla K. R

Nazla K. R

mgkin syfa mnt di rukyah kali

2022-05-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!