Pertemuan Pertama

“Argh..."

Tentu saja wanita di belakangnya pasti sangat terkejut mendapati lift yang berhenti mendadak dengan kasar.

"Apa yang terjadi?" gumam wanita itu pelan

"Jangan kuatir semuanya akan baik-baik saja!" Seketika laki-laki di depannya membalikkan badan untuk menenangkannya.

"Safira..." pekik laki-laki itu membuat sang pemilik nama terkejut. Setelah menyebut nama itu, jantungnya tiba-tiba berdebar hebat, matanya tidak bisa lepas menatap si empunya nama.

"Mmmaaf, apa kita pernah bertemu?" Sepasang manik coklat melihat ke arah lelaki di depannya, dahinya berkerut mencoba mengingat sesuatu.

“Bodohnya aku, kenapa bisa keceplosan. Tak mungkinkan aku menjawab kita bertemu dalam mimpiku.” Bisik Reffan dalam Hati. Seolah lupa dengan pertanyaan yang harus dijawabnya, Reffan masih memandangi Safira lekat... bahagia dan berdebar. Itu yang dirasakannya. “Tak kusangka, hari ini aku menatapnya di dunia nyata. Gadis di dalam mimpiku.” Reffanpun tersenyum tipis menatap Safira.

Sementara Safira, dia sudah menundukkan wajahnya menggenggam erat tas laptop di dadanya, entah apa yang dipikirkannya.

"Oh, ya... dimana ya kita bertemu." suara berat laki-laki terdengar saat dia ingat ada pertanyaan yang belum dijawabnya. "Entahlah kita bertemu dimana aku juga lupa. Tenang saja kita akan baik-baik saja."

Setelah kesadaran laki-laki itu kembali, dia segera memencet tombol darurat. Kemudian mengeluarkan benda pipih dari saku jasnya dan menelepon seseorang.

"Saya terjebak di dalam lift." hanya itu yang Reffan ucapkan saat menelepon seseorang dengan suara beratnya.

Setelah menelpon Reffan kembali menatap gadis di depannya. Ya, dia sangat bahagia dan berharap lift tidak cepat terbuka. Senyumnya sedikit mengembang menatap gadis di depannya yang saat ini sudah berada di pojok lift, punggungnya menempel lekat pada dinding di belakangnya.

“Ah, apa salahku hingga pagi ini aku harus terjebak di lift bersama seorang pria.” Batin wanita itu.

Tentu saja berbeda dengan Safira yang merasa apes terkunci di dalam lift. Lelaki tinggi dengan mata tajam merasa ini adalah sebuah keberuntungan. Netranya tak bisa lepas menatap gadis di depannya dari puncak kepala yang tertutup hijab hingga ujung sepatunya. Cantik, sangat cantik, lebih cantik di dunia nyata saat menatapnya. Mata dengan manik coklat yang tajam, hidung yang mancung, pipi yang bersemu merah, bibir pink dengan polesan tipis lipstik yang bahkan hampir sama dengan warna bibirnya. Menggemaskan, bagaimana dia bisa secantik ini hanya dengan make up seperti itu. Bahkan polesan di wajahnya hampir tak terlihat. Sangat natural. Jari-jari lentiknya mendekap erat tas laptop di dadanya, bersih dan indah walaupun tak ada kuku-kuku panjang dengan warna-warna indah seperti wanita kebanyakan yang memanjangkan kuku dan mencatnya. Kuku-kukunya sangat cantik dipotong rapi sesuai bentuknya. Dia memakai baju biru langit senada dengan hijabnya dan rok panjang navi yang terjuntai ke bawah memperlihatkan bagian depan sepatunya. Dia tidak memakai sepatu hak tinggi tapi dia sendiri sudah tinggi sebagai seorang wanita tingginya pasti 165 cm. Sempurna, dia sempurna sebagai seorang wanita, memiliki postur tubuh yang diidamkan setiap wanita cantik, langsing dan tinggi. Ah, bagaimana aku bisa menilai wanita di depanku padahal kemejanya saja tak membentuk tubuhnya. Tangan lelaki itu mengusap matanya yang sejak tadi bergerilya menatap wanita di depannya. Tak mempedulikan wanita di depannya yang sangat risih dengan tatapannya.

"Ada acara di hotel ini?" Ya, aku harus mencairkan suasana dan mencari informasi tentangnya

"Iya, saya ada raker di lantai 3." Suara serak Safira di awal kalimatnya membuat jantung Reffan kembali berdegub kencang. Ingin sekali Reffan memeluknya. Melampiaskan kebahagian dan kerinduan yang hanya bisa bertemu dengannya di mimpi.

"Oh.." Hanya oh.. bagaimana bisa aku yang seorang CEO kehabisan kata-kata begini. Apa lagi yang harus kukatakan.

"Kenapa sendirian?"

"Yah, tadi barengan sama teman berangkatnya tapi saya kembali lagi ke parkiran karena ada yang tertinggal di mobil dan saya menyuruh teman saya masuk ke ruangan terlebih dulu. Tidak tahunya malah begini." Senyum tipisnya terukir diwajahnya. Walaupun itu senyum yang dipaksakan tapi sungguh demi apapun juga, kecantikannya menjadi berkali-kali lipat ditambah wajah yang bersemu merah itu. Menggemaskan. Aku berjanji akan langsung mengecupnya nanti saat dia halal bagiku. Halal.. lihat apa yang aku pikirkan, aku sungguh tak sabar ingin memilikinya. Reffan berkelana sendiri dalam otaknya.

Suara dering ponsel membuyarkan lamunan Reffan.

“Bukan dari milikku pasti miliknya.” Ujar Reffan di dalam hati.

"Assalamu'alaikum..... Ira aku terjebak di lift. Sudah. Mungkin sebentar lagi. Aku gak papa. He em. Gak perlu. Iya iya."

"Suaranya lembut, bikin nyaman, bersuaralah lagi sayang. Aku sangat menyukainya." Tentu saja ini hanya suara hati Reffan. Reffan tak mungkin mengucapkannya kecuali jika Reffan menginginkan tas laptop dalam genggaman Safira mendarat kasar di kepalanya.

Kemudian hening....

Dan... “Ah, aku tak suka ini.” Brontak Reffan dalam hatinya saat pintu lift mulai terbuka. ”Wanita yang hampir selalu muncul dalam mimpiku akan melangkahkan kakinya pergi.” Reffanpun melangkah keluar lebih dahulu. Disambut bungkukan badan tiga orang di depannya.

"Maaf atas kejadian ini Pak." Reffan hanya balas mengangguk.

Safirapun kini juga sudah berada di luar lift.

"Maaf Pak, ini di lantai berapa ya?" Safira berujar pada salah satu laki-laki berseragam yang membuka paksa pintu lift tadi.

"Ini lantai tiga Bu."

"Terima kasih." Dia tersenyum ke laki- laki berseragam itu kemudian melihat ke arahku masih dengan senyum manisnya.

"Oh tidak sayang jangan tersenyum pada laki-laki lain. Jangan genit begitu, kau hanya boleh tersenyum padaku" ini hanya pikiran Reffan tentu saja, Reffan tak mungkin mengatakannya pada Safira. “Lihat, aku menyebutnya sayang, seolah aku telah memilikinya.” Reffanpun tersenyum, namun senyum Reffan langsung pudar saat melihat Bayu masih menatap punggung Safira yang melangkah menjauh.

"Bayu, apa yang kau lihat hah?"

"Ttidak Pak, tidak ada." Dia langsung memutar kepalanya menghadap Reffan.

"Bayu, jangan pernah menatap wanita itu seperti itu lagi. Dengarkan aku, cepat cari tahu semua informasi apapun tentang Safira, yang ikut raker di ruangan di lantai 3 ini. Dan saya mau berikan kompensasi untuknya karena telah terjebak di lift tadi. Hmm, berikan voucher untuk menginap akhir pekan di hotel ini lengkap dengan breakfast. Dan satu lagi, voucher dinner hanya untuk satu orang saja. Kamu mengerti Bayu? Pastikan dia menerimanya."

Bayu memandang wajah bosnya dengan mimik bingung.

"Bayu, kamu mengerti?" Suara Reffan sedikit mengeras karena tidak mendapat jawaban dari asistennya.

"Iya Pak. Segera saya laksanakan." agak terkejut Bayu mendengar suara bosnya yang meninggi.

"Satu lagi, kamarnya... di sebelah kamar saya." senyum Reffan mengembang sangat lebar mengucapkan kalimat ini. "Pastikan dia menerimanya!" ujarnya lagi

"Baik Pak. Maaf, Bapak sudah ditunggu di ruang meeting."

"Lalu kenapa kita masih di sini. Ayo!"

Bayu yang mendengarnya langsung menggelengkan kepalanya dan mengelus dadanya.

"Memang daritadi siapa yang ngajak ngobrol di sini Pak" Tentu saja dia hanya berani mengatakan dalam hatinya. Harus sabar, bos memang selalu benar.

Terpopuler

Comments

dheey

dheey

pasal 1 boss selalu benar
pasal 2 boss salah, kembali ke pasal 1
wkwkwkwk

2023-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 Mimpi Sang CEO
2 Pertemuan Pertama
3 Misi PDKT
4 Misi PDKT 2
5 Misi PDKT 3
6 Kembali ke Hotel
7 Dinner
8 Ungkapan Perasaan
9 Terbongkar
10 Langkah Seribu
11 Kecelakaan
12 Rumah Sakit
13 Rumah Sakit 2
14 Ruang yang Sama
15 Kunjungan Tak Terduga
16 Calon Mertua Datang
17 Tulang Rusuk
18 Tulang Rusuk 2
19 Melamar
20 Kembali Bekerja
21 Menunggu Akhir Pekan
22 Lamaran Resmi
23 Tamu Tak Diundang
24 Sehari Bersama Kakak
25 Gagal Hura-Hura Berdua
26 Berapa Hati yang Sudah Kau Patahkan?
27 Bidadari di Puncak Bromo
28 Bertemu Bagas
29 Bagaimana Jika Kita Menikah Sekarang?
30 Baju Pengantin
31 Kamu Tidak Bertanya Siapa Wanita Itu?
32 Kerikil-kerikil
33 Serangan Tak Terduga
34 Pahlawan Datang
35 Hutang Safira
36 Menenangkan Diri Sejenak
37 Sentuhan Pertama
38 First Kiss
39 Keputusan yang Salah
40 Pacaran Halal
41 Serangga Pengganggu
42 Serangga Pengganggu 2
43 Terungkap
44 Pertemuan Rindu
45 Honey Moon
46 Honey Moon 2
47 Honey Moon 3
48 Kembali Bekerja Setelah Menikah
49 Pengantin Baru Ditinggal Kerja
50 Pengantin Baru
51 Persiapan Resepsi
52 Persiapan Resepsi 2
53 Hari H
54 Pesta Pernikahan
55 Ribut
56 Pria yang Memutuskan
57 Safira Anak Perempuanku
58 Bertemu Bos Baru
59 Hari yang Terasa Lama
60 Muara Rindu
61 Muara Rindu 2
62 Kencan
63 Teringat Lagi
64 Saya Bisa Belikan Untukmu
65 Titik Terendah Safira
66 Bagas Siap Pasang Badan
67 Menyusun Rencana
68 Ancaman Fairuz
69 Dinner Kejutan
70 Semakin Keterlaluan
71 Pingsan
72 Kembali Lebih Cepat
73 Balas Mengancam
74 Singa Betina
75 Amarah
76 Masih Marah
77 Baikan
78 Boleh dengan Syarat
79 Kalian apa Kabar?
80 Bertemu Damar
81 Bukan Karena Dia kan Kamu Mengusirku
82 Apa Kamu Bahagia?
83 Safira dan Ira
84 Harga Diri Damar
85 Pingsan lagi.
86 Rindu yang Masih Ada
87 Anugerah Terindah
88 Anakku
89 Kedatangan Mama Raisa
90 Jalan-jalan
91 Kejadian Tak Terduga
92 Reffan Marah
93 Kamu Istimewa
94 Rumah Papa Rendra
95 Pekan Terakhir
96 Pekan Terakhir 2
97 Pekan Terakhir 3
98 Ketakutan yang Menjadi Kenyataan
99 Safira!
100 Hatiku yang Sakit
101 Bagaimana Jika Aku...
102 Kapok
103 Konsekuensi
104 Apalagi Aku
105 Meminta Maaf
106 Apa Aku Boleh
107 Bobok Sama Aku Ya!
108 Kesederhanaan yang Hangat
109 Masih Banyak Pria Sejati
110 Aku Bukan Bayi Pinguin
111 Saya Hanya Bayangannya
112 Mas, Kamu Keren Sekali
113 Perubahan Sikap Bara
114 Kita Tetap akan Ke Kota
115 Kak dan Pak
116 Bertemu Lagi
117 Bersyukur
118 Aku Menjemputmu, Kenapa Lama Sekali?
119 Lakukan Saja Keahlianmu
120 Mau Kemana Kamu
121 Permintaan Mama Raisa
122 Siaga
123 Kamu Masih Punya Hutang
124 Kisah Berakhir
125 Jejak di Pipi Membekas di Hati
Episodes

Updated 125 Episodes

1
Mimpi Sang CEO
2
Pertemuan Pertama
3
Misi PDKT
4
Misi PDKT 2
5
Misi PDKT 3
6
Kembali ke Hotel
7
Dinner
8
Ungkapan Perasaan
9
Terbongkar
10
Langkah Seribu
11
Kecelakaan
12
Rumah Sakit
13
Rumah Sakit 2
14
Ruang yang Sama
15
Kunjungan Tak Terduga
16
Calon Mertua Datang
17
Tulang Rusuk
18
Tulang Rusuk 2
19
Melamar
20
Kembali Bekerja
21
Menunggu Akhir Pekan
22
Lamaran Resmi
23
Tamu Tak Diundang
24
Sehari Bersama Kakak
25
Gagal Hura-Hura Berdua
26
Berapa Hati yang Sudah Kau Patahkan?
27
Bidadari di Puncak Bromo
28
Bertemu Bagas
29
Bagaimana Jika Kita Menikah Sekarang?
30
Baju Pengantin
31
Kamu Tidak Bertanya Siapa Wanita Itu?
32
Kerikil-kerikil
33
Serangan Tak Terduga
34
Pahlawan Datang
35
Hutang Safira
36
Menenangkan Diri Sejenak
37
Sentuhan Pertama
38
First Kiss
39
Keputusan yang Salah
40
Pacaran Halal
41
Serangga Pengganggu
42
Serangga Pengganggu 2
43
Terungkap
44
Pertemuan Rindu
45
Honey Moon
46
Honey Moon 2
47
Honey Moon 3
48
Kembali Bekerja Setelah Menikah
49
Pengantin Baru Ditinggal Kerja
50
Pengantin Baru
51
Persiapan Resepsi
52
Persiapan Resepsi 2
53
Hari H
54
Pesta Pernikahan
55
Ribut
56
Pria yang Memutuskan
57
Safira Anak Perempuanku
58
Bertemu Bos Baru
59
Hari yang Terasa Lama
60
Muara Rindu
61
Muara Rindu 2
62
Kencan
63
Teringat Lagi
64
Saya Bisa Belikan Untukmu
65
Titik Terendah Safira
66
Bagas Siap Pasang Badan
67
Menyusun Rencana
68
Ancaman Fairuz
69
Dinner Kejutan
70
Semakin Keterlaluan
71
Pingsan
72
Kembali Lebih Cepat
73
Balas Mengancam
74
Singa Betina
75
Amarah
76
Masih Marah
77
Baikan
78
Boleh dengan Syarat
79
Kalian apa Kabar?
80
Bertemu Damar
81
Bukan Karena Dia kan Kamu Mengusirku
82
Apa Kamu Bahagia?
83
Safira dan Ira
84
Harga Diri Damar
85
Pingsan lagi.
86
Rindu yang Masih Ada
87
Anugerah Terindah
88
Anakku
89
Kedatangan Mama Raisa
90
Jalan-jalan
91
Kejadian Tak Terduga
92
Reffan Marah
93
Kamu Istimewa
94
Rumah Papa Rendra
95
Pekan Terakhir
96
Pekan Terakhir 2
97
Pekan Terakhir 3
98
Ketakutan yang Menjadi Kenyataan
99
Safira!
100
Hatiku yang Sakit
101
Bagaimana Jika Aku...
102
Kapok
103
Konsekuensi
104
Apalagi Aku
105
Meminta Maaf
106
Apa Aku Boleh
107
Bobok Sama Aku Ya!
108
Kesederhanaan yang Hangat
109
Masih Banyak Pria Sejati
110
Aku Bukan Bayi Pinguin
111
Saya Hanya Bayangannya
112
Mas, Kamu Keren Sekali
113
Perubahan Sikap Bara
114
Kita Tetap akan Ke Kota
115
Kak dan Pak
116
Bertemu Lagi
117
Bersyukur
118
Aku Menjemputmu, Kenapa Lama Sekali?
119
Lakukan Saja Keahlianmu
120
Mau Kemana Kamu
121
Permintaan Mama Raisa
122
Siaga
123
Kamu Masih Punya Hutang
124
Kisah Berakhir
125
Jejak di Pipi Membekas di Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!