Bab 04

"Pertama kali aku melihatmu aku berpikir kalau kau adalah pria yang arogan, tapi sekarang aku sadar, kau bukan hanya arogan tapi juga tak memiliki sopan santun," ucap ayah Ayara sudah mengeluarkan emosinya yang ia tahan.

"Bagaimana kau bisa menyukai pria semacam ini, menurut ayah di tak akan sanggup bertanggung jawab untukmu, dan dia berharap ayahmu ini akan menanggung kehidupan kalian setelah kalian menikah, itulah dia menurut sudut pandang ayah," hina ayah Ayara sambil tangannya menunjuk ke arah Devano yang masih duduk di depannya, Ayara dan ibunya yang melihat sang ayah memaki Devano takut dan terkejut.

Ayara Lebih terkejut saat Devano berdiri dan balik berteriak memaki pada sang ayahnya dengan tidak sopan.

"Memangnya kau ini siapa?" teriak Devano pada ayah Ayara sambil berdiri seketika itu pula membuat Ayara terkejut dan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Kau punya kekayaan jadi kau menganggap dirimu lebih baik dari pada aku, kau harus tahu satu hal, seorang pria itu harus punya nilai dari kapasitas cinta yang dimilikinya, sekarang coba kau katakan siapa yang punya setatus lebih tinggi soal cinta, kau atau aku?" lanjut Devano sambil menunjuk kearah ayah Ayara.

Gak usah ditanya gimana reaksi Ayara dan ibunya yah gimana bayangin sendiri dengan perasaan marah, takut, terkejut dan cemas.

"Kau memang memiliki kekayaan tapi munkin kau tak pernah merasakan hidup yang malang dalam hidupmu jadi kau menilai seseorang dari kedudukannya," sambung Devano kembali masih menunjuk ke arah ayah Ayara.

"Keluar," ucap ayah Ayara.

"Ayah," timpal Ayara dengan cemas dan sedikit tak rela.

"Ku bilang keluar, kuliar sekarang, ku bilang keluar sekarang juga, keluar," usir ayah Ayara kembali dan Ayara mendorong tubuh Devano untuk keluar.

"Dev ayu ikutlah denganku sekarang, ayu Dev, Devano ayu kita keluar dari sini sekarang," ajak Ayara mendorong dan menarik Devano untuk pergi dari hadapan sang ayah, ibu Ayara menghampiri suaminya untuk menenangkannya dari emosinya.

"Keluar dari rumahku sekarang juga dan juga keluar dari kehidupan putriku," teriak ayah Ayara.

"Apa yang kau lakukan Devano, apa yang kau lakukan," ucap Ayara saat mereka sudah berada di depan rumah.

"Ayahmu yang tak mau menerimaku, sekarang kau ikut pergi denganku," ajak Devano menggenggam tangan Ayara memintanya untuk pergi dari rumah dan ikut dengannya.

"Tidak," jawab Ayara segera, ia menghempaskan tangannya kasar karena kesal Devano sudah bersikap seperti itu pada sang ayah dan tak menuruti perkataannya.

"Kenapa?" tanya Devano dengan raut wajah kecewanya karena Ayara menolak ikut dengannya.

"Kau sudah tak mencintaiku lagi, dan kau akan menerima perjodohan yang diatur oleh ayahmu?" tanya Devano kembali.

"Kau pergilah sekarang Dev, aku akan menemuimu nanti malam, sekarang aku tak bisa pergi denganmu," ucap Ayara menyuruh Devano pergi.

"Kau tak berbohong padaku?" tanya Devano memastikan.

"Yah malam ini aku akan menemuimu di tempat biasa," jawab Ayara meyakinkan dan Devano pun pergi meninggalkan kediaman orang tua Ayara.

Malam hari sekitar tengah malam Ayara mengendap-endap dengan membawa tas berisi baju-bajunya hendak pergi bersama Devano sesuai janji yang ia katakan sore tadi.

Namun, saat sudah sampai di depan pintu gerbang Ayara terkejut melihat sang ayah dan ibunya sudah berdiri di depan pintu gerbang.

Lebih terkejut lagi saat Ayara melihat sebuah pistol berada di tangan kiri sang ayah, Ayara menjatuhkan tasnya, ia berpikir bahwa ayahnya akan menembaknya kalau ia pergi dari rumah tersebut dan menemui Devano.

Ayah Ayara menghampiri sang putri, ia berjalan perlahan mendekati Ayara di ikuti sang istri di belakangnya.

"Kau terkejut melihat pistol ini di tangan ayah?" tanya sang ayah menyodorkan senjata api tersebut yang berada di telapak tangannya ke hadapan Ayara.

"Jangan takut Sayang, Ayah tak akan menembakmu, itu bukan sesuatu yang mungkin bagi Ayah Sayang, kau tahu sendiri kalau Ayah tak pernah sekali pun menampar pipimu bagaimana mungkin Ayah akan menembakmu," ucap ayah Ayara dengan nada yang sedikit putus asa karena melihat sang putri memutuskan untuk pergi meninggalkannya dan lebih memilih pria yang baru ia kenal.

"Tak ada orang tua di dunia ini yang berani menyakiti anaknya, tapi banyak anak kurang ajar di dunia ini yang dengan sengaja menyakiti orang tuanya dan tidak menyesalinya sama sekali, sama seperti yang kau lakukan hari ini, kau tahu itu Sayang," sambungnya kembali, sedangkan ibu Ayara sudah meneteskan air matanya tak menyangka dengan keputusan yang di ambil oleh putrinya.

"Ayah sebenarnya sangat marah sampe Ayah ingin bercerita padamu saat Ibumu melahirkan dirimu Ibumu memiliki penyakit komplikasi, Dokter memberitahu Ayah bahwa Ayah dan Ibu tak akan memiliki anak kedua dan seterusnya, saat mendengar perkataan Dokter Ibumu menangis, ia menangis terus menerus, dia sangat kecewa karena dia ingin memiliki anak laki-laki yang kedua, hingga Ayah menjelaskan padanya dan mencoba membuatnya mengerti bahwa seorang anak laki-laki tak pernah bisa menghargai keluarga sebaik seorang anak perempuan tapi pada saat bersamaan Ayah benar-benar lupa bahwa seorang gadis ternyata bisa mempermalukan keluarganya dari pada seorang pria, dan kau tahu Ayara bagi Ayah ini benar-benar tak bisa dimaafkan," sambung ayah Ayara menjelaskan seluruh unek-uneknya.

"Ayara, Ayah bekerja keras untuk membuat kehormatan keluarga kita tetap terjaga, kalau kau ingin menghancurkan reputasi Ayah yang selama ini Ayah jaga, kau bisa melakukannya tanpa ragu-ragu Ayara, tapi untuk apa kau melakukan itu semua Ayara kalau ujungnya hanya kebahagiaan yang sesaat saja yang kau dapat, kau mempercayai pria yang baru saka kau kenal dan akan menyerahkan hidupmu yang berharga itu padanya, tapi kau tak percaya dengan keputusan orang tuamu ini," lanjutnya.

"Dengar Ayara, ayah bukanlah orang tau yang akan menguncimu di dalam kamar jika ada masalah, seandainya jika kau terus pada keputusanmu untuk melawan Ayah dan bersama dengannya, satu hal yang harus kau lakukan, langkahi dulu mayaat Ayah, hanya itu," lanjutnya.

"Ambik pistol ini." Ayah Ayara memberikan senjata api tersebut di tangan Ayara.

"Ayu pegang, pegang Ayara, kemudian kau tembak Ayah sekarang juga jadi kau akan bebas memilih jalan hidupmu." Ayah Ayara membantu Ayara untuk mengarahkan senjata api tersebut pada dirinya.

"Ayah," rintih Ayara dengan isak tangis yang ia tahan.

"Tembak pada Ayah Ayara, lakukan, tembak Ayara ayu lakukan, tembak," teriak ayah Ayara dengan suara yang tak begitu tinggi.

"Nggak Ayah, aku tidak bisa." Ayara membuang senjata api tersebut dan memeluk tubuh sang ayah dengan tangisan yang pecah dalam pelukan sang ayah, ibu Ayara ikut menangis melihat adegan tersebut.

"Maafkan aku Ayah, tolong maafkan aku." Ayara menyesali perbuatannya yang akan meninggalkan orang tuanya.

"Aku tidak ingin kebebasan yang seperti ini, aku tak akan bisa hidup bahagia apa lagi dengan menyakitimu, aku menyayangimu Ayah, aku sangat-sangat menyayangi kalian berdua, aku akan menuruti perintah kalian, aku akan menikah dengan oran yang Ayah dan Ibu pilihkan untukku," lanjut Ayara setelah melepas pelukan sang ayah. "Tapi Ayah...." Ayara diam sejenak.

"Tolong jangan hentikan aku sekarang, dia sedang menungguku Ayah, aku sudah berjanji akan menemuinya, aku mohon biarkan aku memenuhi janjiku dulu, hanya satu janji, aku mohon Ayah," mohon Ayara melanjutkan perkataannya yang terjeda.

"Biarkan dia pergi suamiku, aku percaya pada putriku, aku percaya kalau Ayara tak akan menghancurkan kepercayaan kita dan membuat kita kecewa, biarkan dia pergi memenuhi janjinya yang terakhir, ijinkan dia suamiku," timpal ibu Ayara memohon untuk putrinya.

"Baiklah, Ayah akan mempercayaimu kali ini bahwa kau tak akan mengecewakan Ayah," ucap ayah Ayara memberi ijin karena permintaan sang istri.

*****

Bagaimana yah reaksi Devano kalau dia tahu Ayara menemuinya untuk mengatakan padanya kalau dia akan menikah dengan pria pilihan orang tuanya.

Dukung terus othor supaya lebih semangat lagi berkarya dengan cara like, vote dan komen yah, jangan lupa hadiahnya juga.

Kalau penasaran dengan kelanjutan ceritanya bisa tekan tombol love buat mengetahui update an selanjutnya.

Terpopuler

Comments

Paulina H. Alamsyah Asir

Paulina H. Alamsyah Asir

ke inget kisah di Film India, Akshay Kumar yang jadi cowok pilihan sang Ayah. 🤓😊

2022-06-12

1

Tathy Taba

Tathy Taba

lanjut

2022-05-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!