"Hahahahaha." Devano tertawa geli mendengar pernyataan sang kekasihnya bahwa dirinya akan di nikahkan oleh ayahnya dengan pria lain.
"Dev, kenapa kau malah tertawa, aku gak lagi bercanda Dev, aku mengatakan yang sebenarnya, aku bicara yang sebenarnya pada Ayah dan beliau ingin bertemu denganmu hari ini," ucap Ayara merasa kesal karena Devano malah menertawakannya.
"Apa kau tahu apa yang akan dia lakukan setelah dia bertemu denganku?" tanya Devano masih sambil tertawa geli.
Devano adalah pria yang berpenampilan dan berbicara apa adanya, kadang ucapannya terdengar sedikit kurang sopan dan tidak enak di dengar, tapi dia pria yang sangat tampan dengan bibir seksi dan jambang tipis yang menggoda.
"Memang apa yang akan Ayahku lakukan setelah bertemu denganmu?" Ayara menjawab pertanyaan Devano dengan pertanyaan kembali.
"Dia pasti akan menendangku dari kehidupanmu," ucap Devano dengan santai sambil menyandar pada pagar danau dan tangan satunya ia masukan ke dalam saku celanannya, yah saat ini mereka sedang bertemu di danau yang indah.
"Ayahku bukan orang semacam itu," ucap Ayara dengan ekspresi tak terima tapi dengan nada bercanda.
"Jangan datang ke rumahku dengan penampilanmu yang seperti ini yah Dev," ucap Ayara memperingati sambil memegang kemeja hitam sang kekasih yang tak di kancing sampai atas.
Devano selalu memakai kemeja berwarna hitam dengan kancing yang tidak selalu full ia pasang, penampilan seperti itulah yang membuatnya terlihat seksi apa lagi terlihat bulu dadanya yang begitu menggoda.
"Pakai pakaian yang bersih dan rapih juga cukur jenggotmu itu, jangan pakai sendal ini, kemudian tutup mulutmu dan dengarkan Ayahku, katakan padanya kalau kau ingin menikahiku," sambung Ayara panjang lebar sambil mengkoreksi penampilan sang kekasih satu persatu dari atas hingga bawah.
"Tunggu, kenapa, kenapa aku harus bersikap seperti itu, kalau kau setuju aku akan langsung membawamu pergi," ucap Devano sambil menarik lengan Ayara mesra.
"Dengar tuan arogan, aku tak akan pergi denganmu sebelum kau datang ke rumahku dan meminta restu pada orang tuaku bahwa kau ingin menikahiku," tolak Ayara menarik tangannya kembali, Devano hanya melihat tangannya yang di hempaskan pelan oleh sang kekasih.
"Dengar, aku harus pulang, datang lah jam lima sore nanti dan jangan terlambat atau Ayahku akan marah, ingat baik-baik itu tuan arogan jangan sampai terlambat," sambung Ayara mengingatkan.
"Baiklah kalau begitu aku pulang dulu, daaahh." Ayara berlalu setelah mencium pipi sang kekasih meninggalkan Devano seorang diri, Devano hanya bisa melihat sang kekasihnya itu pergi begitu saja.
"Aku sudah memutuskan untuk menyerahkan hidupku padamu," gumam Devano berbicara sendiri.
"Kita lihat saja nanti apa yang akan di lakukan oleh musuhku ini," sambungnya lagi masih bergumam, Devano menganggap ayah dari sang kekasihnya adalah sebagai musuh yang harus ia kalahkan untuk mendapatkan putrinya.
Sore hari di kediaman Ayara, sang ayah turun dari tangga menghampiri Ayara dan sang istri di ruang tamu, di sana juga sudah ada Devano yang sedang menunggu musuhnya itu untuk bertemu.
Ayah Ayara memperhatikan Devano dan penampilannya sesaat, ia menunjukkan ekspresi tidak sukanya, ibu Ayara sedikit cemas dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh sang suami begitu pula dengan Ayara.
Pasalnya Devano yang diminta untuk datang dengan penampilan rapi oleh Ayara malah berpenampilan seperti biasa, menggunakan kemeja hitam dengan kancing sedikit terbuka dan menggunakan sendal butut, begitu pula dengan jambangnya yang belum ia cukur rapi.
"Ayah," panggil Ayara membuka pembicaraan agar suasana tak sedikit tegang.
"Hm," sedangkan ayah Ayara hanya ber hm ria.
"Ini Devano," ucap Ayara memperkenalkan Devano.
"Dev, ini Ayahku," sambung Ayara memperkenalkan sang ayah.
Devano mengulurkan tangannya tapi ayah Ayara tak menjabat tangan tersebut, ia malah berlalu duduk di sofa, Ayara dan sang ibu yang melihat adegan itu menjadi cemas dan tegang, Devano manarik tangannya kembali karena ayah Ayara tak ingin menjabatnya.
"Ah iya, kenapa berdiri, ayu duduk, silahkan duduk," ucap sang ibu memecah suasana tegang diantara mereka.
Ayara mengajak Devano untuk duduk di sofa sedangkan sang ibu sudah duduk terlebih dahulu bersama ayah Ayara, Devano duduk di sofa single dan mengangkat sebelah kakinya dan menopangnya pada kaki satu lagi.
Melihat sikap Devano yang seperti ini ayah dan ibu Ayara terkejut, begitu pula Ayara, ia merasa tak enak hati pada kedua orang tuanya.
"Ahm... ehm...." Ayara gugup ia bingung akan berbicara apa melihat orang tuanya yang tak suka dengan sikap Devano.
"Kau pasti memperhatikan sendalku bukan," ucap tiba-tuba Devano menunjuk kearah sendal butut yang ia pakai.
"Sendal ini terdapat lubang di bagian bawahnya, lihat ini," sambungnya lagi seraya mengambil sendal yang ia pakai dan menghadapkan bagian bawah yang berlubang pada ayah Ayara yang duduk persis di hadapannya.
"Dev," ucap Ayara menepuk tangan Devano pelan agar ia berbicara sedikit lebih sopan pada sang ayah.
"Aku sudah memakainya selama berbulan-bulan," sambung Devano menyeringai memakai kembali sendalnya tanpa memperdulikan Ayara.
"Dev," ucap Ayara kembali sambil matanya mendelik ke arah Devano.
"Tenang Ayara," bisik Devano pada Ayara.
Ibu Ayara yang melihat Devano seperti itu cemas dengan suaminya, tapi sang suami masih dengan santai melihat tingkah Devano, sebenarnya ayah Ayara sudah emosi dengan tingkah Devano tapi ia ingin melihat seperti apa pria yang di cintai putrinya ini.
"Sebenarnya Ayara menyuruhku untuk mengenakan pakaian yang bersih dan rapi, menyuruhku untuk memakai sendal yang layak di gunakan untuk memasuki istana Anda ini, menyuruhku untuk mencukur jenggotku dan menutup mulutku, dia takut kalau aku meninggalkan kesan yang buruk pada Anda, tapi dipikir lagi mengapa aku harus melakukan hal tersebut, aku seperti ini, ini lah aku apa adanya tanpa ada yang ku tutupi," jelas Devano tentang apa yang telah kekasihnya itu minta.
"Jelaskan tentang dirimu." Ayah Ayara berucap masih dengan nada santai menahan emosinya demi sang putri.
"Oh ya tuhan," keluh Devano menyeringai.
"Aku bukanlah pria yang istimewa, aku hanya pria biasa yang sangat mencintai putri Anda, aku pria yang juga sangat di cintai oleh putri Anda, aku tidak memiliki apa pun, begitu pula kekayaan, yang ku punya hanya satu yaitu milikmu saat ini dan aku ingin memintanya darimu," jelas Devano dengan sangat arogan membuat Ayara menjadi tak enak hati pada sang ayah, ia juga mencemaskan Devano.
"Bagaimana kalau aku menolaknya? bagaimana?" tanya ayah Ayara tegas masih dengan nada santainya dan Devano hanya tertawa mendengar ucapan pria yang ia anggap sebagai musuh yang harus ia taklukan itu.
"Hahahaha, aku akan membawa kabur putri Anda," mendengar jawaban Devano ayah Ayara seketika itu pula langsung berdiri di ikuti oleh Ayara dan sang istri yang sudah sangat cemas dan takut.
Ayah Ayara berjalan menghampiri Devano yang masih duduk dengan santainya seperti tanpa beban dan dosa apa pun.
*****
Hayo mau ngapain ayahnya Ayara menghampiri Devano yah🤔
Dukung terus othor dengan like dan komennya yah juga jangan lupa hadiah dan votenya🙏😊🤗🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
🎤ImaEdg🎧
ah... dia emang ga sopan ternyatah
2022-06-15
1
🎤ImaEdg🎧
awas masuk angin bang
2022-06-15
1