"Cleo, lebih baik cepat pesan makanan, lalu makan setelah itu kita pulang, sebelum ada laki-laki lain lagi yang akan meledekmu!"
"Memangnya kenapa kalau ada laki-laki lain yang meledekku?"
"Tidak apa-apa, aku hanya merasa terganggu."
"Itulah resikonya kalau kau berjalan dengan gadis cantik seperti diriku, kau saja yang tidak menyadari kecantikan yang kumiliki," gerutu Cleo sambil memesan makanan. Kenzo pun hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Kau mau makan apa, Kenzo?"
"Terserah kau saja."
Cleo kemudian tampak sibuk memesan makanan sementara Kenzo mengamati wajah Cleo yang sedang asyik memilih menu.
'Sebenarnya dia sangat manis jika diam seperti ini, sayangnya dia terlalu banyak bicara,' gumam Kenzo sambil tersenyum. Beberapa saat kemudian, makanan mereka pun datang, Kenzo pun terkejut melihat begitu banyak makanan yang datang namun semuanya hanya satu porsi saja.
"Apa-apaan ini Cleo, kenapa kau hanya memesan makanan sebanyak ini tapi hanya satu porsi saja? Bahkan nasi pun hanya satu piring? Apa kau tidak tahu sejak tadi siang aku pun belum makan? Aku juga lapar, Cleo," gerutu Kenzo. Cleo pun tersenyum, dia lalu beranjak dari tempat duduknya kemudian duduk di samping Kenzo.
"Kau bilang sendiri jika semua terserah padaku jadi aku memesan seperti yang kuinginkan. Kenzo, tahukah kau papa dan mama pun selalu melakukan ini, mereka selalu makan sepiring berdua. Kau kan calon suamiku, kita juga bisa kan makan satu piring seperti papa dan mamaku. Bukankah itu sangat romantis?" ucap Cleo sambil mengedipkan matanya.
"Tapi kita bukan mereka!"
"Beberapa tahun lagi kita juga seperti mereka, kau mau makan atau tidak? Kau lapar kan? Lebih baik sekarang kau diam, dan kusuapi sekarang. Nanti kau juga suapi aku ya!" ucap Cleo sambil terkekeh. Kenzo pun akhirnya pasrah, saat Cleo mulai menyuapkan makanan untuknya.
"Kau sudah selesai makan kan? Sekarang suapi aku!"
"Apakah aku harus melakukannya?"
"Tentu saja, sekarang suapi aku!"
Kenzo pun mengehembuskan nafas panjangnya, lalu dengan sangat terpaksa dia menyuapkan makanan ke dalam mulut Cleo.
"Bagaimana menyenangkan bukan?" tanya Cleo saat mereka sudah selesai makan.
"Menyenangkan bagimu tapi tidak untukku," gerutu Kenzo.
"Ayo pulang, aku lelah."
Cleo kemudian mengangguk, lalu mereka pulang dari cafe tersebut.
"Terimakasih untuk makan malamnya, Kenzo," ucap Cleo saat mereka sudah turun dari sepeda motor.
"Bukannya kau yang memaksaku, kenapa harus berterimakasih padaku?"
"Terimakasih karena sudah menemaniku."
"Kau yang memaksaku!"
"Tapi menyenangkan bukan? Coba kau tanyakan pada hati terdalammu, makan malam ini pasti sangat berkesan bagimu."
"Terserah kau saja, aku malas berdebat denganmu! Sekarang kau pulanglah, ini sudah malam."
Mendengar perkataan Kenzo, Cleo pun hanya berdiri sambil tersenyum.
"Kenapa kau masih berdiri di sini?"
"Kita baru saja makan malam romantis apa tidak ada sesuatu yang ingin kau lakukan padaku?"
"Aku tak mengerti. Apa yang harus kulakukan padamu?"
Cleo pun tersenyum, dia kemudian mendekat ke arah Kenzo lalu perlahan memeluknya.
"Seperti ini, seharusnya seperti ini Kenzo. Setelah berkencan, bukankah biasanya ada adegan romantis sebelum berpisah."
"Dasar kau ada-ada saja."
"Sekarang pejamkan matamu lalu balaslah memelukku."
"Apa aku harus melakukan itu?"
"Ya," jawab Cleo sambil mengangguk lalu menyandarkan kepalanya pada dada Kenzo.
Perlahan, Kenzo pun mulai membalas pelukan Cleo meskipun dengan sedikit kesal.
"Bagaimana? Terasa sangat nyaman kan?"
Kenzo pun hanya terdiam, namun perlahan menganggukkan kepalanya tanpa diketahui oleh Cleo. Mereka pun berpelukan cukup lama, hingga akhirnya sebuah suara deheman mengejutkan mereka.
"Maaf mengganggu," sapa sebuah suara dari wanita yang seusia orang tua mereka.
Kenzo dan Cleo pun melepaskan pelukan mereka.
"Maaf Tante, kami sedang merayakan kelulusan kami jadi kami tidak tahu kedatangan tante."
"Oh tidak apa-apa, jadi kalian baru saja merayakan kelulusan kalian?"
"Iya kami baru saja lulus sekolah."
"Bagus sekali, kalian berdua terlihat sangat bahagia. Nilai kalian pasti sangat memuaskan?"
Mendengar perkataan wanita itu Kenzo pun hanya tersenyum.
"Kau Kenzo kan?" tanya wanita itu lagi.
"Iya saya Kenzo. Bagaimana tante bisa mengenalku? Bukankah kita tidak pernah bertemu?"
"Kau sudah besar Nak, tante teman papa dan mamamu, tante sering berkunjung ke sini saat kau masih kecil tapi sekarang tante sangat sibuk jadi jarang berkunjung ke sini."
"Jadi tante teman Om Rayhan dan Tante Amanda? Apakah tante juga mengenal orang tuaku? Orang tuaku juga teman baik Om Rayhan dan Tante Amanda sejak dulu," tambah Cleo.
Wanita itu lalu mengalihkan pandangannya pada Cleo.
"Siapa namamu dan orang tuamu sayang?"
"Kenalkan namaku Cleo, orang tuaku Papa Firman dan Mama Vallen."
Mendengar perkataan Cleo, wanita itu pun tersenyum. Dia kemudian mengelus wajah Cleo.
"Tentu saja Cleo, tentu tante sangat mengenal kedua orang tuamu. Kau sangat cantik, seperti mamamu, Vallen. Saat kami masih muda, mamamu banyak berkorban untuk tante. Mamamu sangat baik, Nak."
"Terimakasih tante."
"Lalu apakah sekarang kalian berpacaran? Kalian sangatlah serasi."
"Ya sebentar lagi kami pasti akan berpacaran," jawab Cleo sambil terkekeh yang membuat wanita ikut tersenyum. "Kau sama seperti mamamu."
Wanita itu kemudian mengalihkan pandangannya pada Kenzo. "Kenzo, bisakah tante bertemu dengan orang tuamu? Ada hal penting yang ingin tante bicarakan."
"Tentu saja, mari saya antar ke dalam tante."
"Cleo, tante ke dalam dulu ya. Salam untuk kedua orang tuamu."
"Iya tante. Siapa nama tante?"
"Inara, nama tante Inara."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 314 Episodes
Comments
Irma Kirana
Bukannya ngetik malah disini 🤧🤣🤣
2022-05-23
0
Indah Okiana
kok cuma 1 ya.... tambah dongg
2022-04-12
1
Umminya Syihasalizammadam
waduh ada Inara juga
2022-04-12
1