Esok harinya, tepat jam 13.00 siang Riza menemui Dilla di Rumah Sakit. Dilla pun telah bersiap-siap menunggu kedatangan Riza.
“Ayo!” ajak Riza saat memasuki kamar Dilla tanpa menatap ke arah Dilla.
Dilla mengangguk pelan kemudian berjalan mengikuti Riza dari belakang.
Ketika berjalan, Dilla bertanya kepada Riza berapa biaya perawatannya selama di rumah sakit karena ia ingin membayarnya, namun Riza hanya diam membisu dan terus melangkahkan kakinya.
Akhirnya mereka tiba di parkiran, Riza menyuruh Dilla masuk ke dalam mobil.
“Aduh ngapain dia nyuruh aku masuk mobilnya?, kalau dia mau nyulik aku gimana, aku kan nggak tau dia siapa. Aku harus hati-hati, aku tidak boleh percaya begitu saja sama orang kota.”
Dilla membatin sembari menggerak-gerakkan bola matanya menatap Riza.
Riza yang sadar sedang ditatap oleh Dilla langsung memalingkan wajahnya.
“Jangan takut, aku bukan orang jahat,” kata Riza singkat tanpa ekspresi.
“Emm, bukan begitu mas. Saya bisa pulang sendiri kok. Mas tidak perlu repot-repot.”
Dilla menolak halus ajakan Riza karena ia merasa harus waspada dengan orang-orang asing yang ada di kota.
Tak lupa Dilla menanyakan nomor ponsel Riza agar kelak dia dapat menghubungi Riza dan mengembalikan uang Riza yang dipakai untuk membayar biaya perawatan Dilla selama di rumah sakit.
Akan tetapi Riza hanya menatap Dilla datar kemudian mengatakan bahwa Dilla tidak perlu mengembalikan uangnya.
Setelah itu, Riza langsung masuk ke mobil dan melajukan mobilnya meninggalkan Dilla di parkiran.
Ditengah padatnya ibukota, terlihat Dilla berjalan menyusuri kota metropolitan itu tanpa tahu kemana arah dan tujuan.
Sesekali ia berdecak kagum dengan kemegahan kota yang asing baginya itu.
Namun, saat ia melewati sebuah jembatan, ia merasa miris melihat kondisi sungai yang kotor dan penuh dengan sampah berserakan dimana-mana.
“Begini toh Jakarta."
Akibat berjalan jauh, Dilla pun merasakan perutnya keroncongan.
Dilla berhenti sejenak memegangi perutnya yang sedari tadi kosong.
Tak jauh dari tempatnya berdiri, Dilla melihat sebuah warung makan.
“Coba aku kesitu, siapa tau aku bisa bekerja di warung itu. Bismillah…” Dilla pun melangkahkan kakinya menuju warung tersebut.
“Aneh, kok sepi ya?” Dilla menggumam pelan.
Dilla melihat seorang wanita sedang duduk di dalam warung yang terlihat sepi pembeli itu, kemudian Dilla menghampirinya.
“Permisi mbak, anu saya mau melamar kerja disini. Boleh mbak?”
Wanita itupun kemudian berdiri dan berkata, “Aduh maaf, saya sedang tidak butuh pekerja. Kamu kan bisa lihat sendiri, kalau warung ini sepi pembeli. Jadi saya tidak punya pemasukan lebih untuk menambah pegawai."
“Oh, begitu ya. Begini mbak, sebenarnya saya habis berjalan jauh jadi saya lapar, saya boleh minta sepiring nasi tidak mbak buat mengganjal perut saya,” ucap Dilla.
“Oh, boleh, boleh. Mari duduk. Sebentar ya,” ucap wanita itu ramah dan disambut dengan anggukan pelan Dilla.
“Alhamdulillah, baik sekali si mbak itu.”
Tidak lama menunggu, wanita itu kemudian menghidangkan sepiring nasi beserta lauk untuk Dilla.
Dilla pun melahapnya hingga tak bersisa karena memang sedari tadi ia belum makan apapun.
Setelah Dilla selesai makan, wanita tadi menghampiri Dilla, “Nama kamu siapa?”
Dilla pun menyebutkan namanya, kemudian wanita itu pun memperkenalkan dirinya,
“Oh.. nama saya Laras. Kamu asli orang sini?”
“Oh, bukan mbak. Saya asli Semarang.”
“Beneran asli Semarang?” Wanita bernama Laras itu bertanya penasaran.
“Iya… memangnya kenapa mbak?” jawab Dilla heran.
“Kamu bisa masak soto Semarang?” sambung Laras lagi.
“Mmm… bisa,” jawab Dilla.
“Kalau begitu, kamu saya terima kerja disini,” ucap Laras sambil tersenyum.
“Bener mbak?”
Laras kemudian tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
Dilla akhirnya tahu alasan kenapa warung itu sepi pembeli, ternyata pekerja yang biasa meracik dan memasak soto Semarang di warung tersebut mengundurkan diri beberapa hari yang lalu, padahal soto Semarang adalah menu andalan di warung itu. Akhirnya sejak saat itu banyak pelanggan yang memilih makan di tempat lain.
“Kapan saya bisa mulai bekerja,mbak?”
“Kalau mulai besok saja gimana?. Bisa?”
“Bisa mbak, terima kasih banyak.”
“Sama-sama…, ngomong-ngomong kamu tinggal dimana?”
Dilla pun menceritakan hal yang terjadi padanya beberapa hari belakangan ini, Laras yang merasa iba melihat Dilla akhirnya menawarkan Dilla untuk tinggal bersamanya.
Dilla sangat bersyukur dan berterima kasih atas kebaikan Laras padanya.
Setidaknya dia tidak menjadi gelandangan di kota yang asing baginya itu.
------------------------------------------------
Sepulang dari rumah sakit, Riza menemui Niko. Niko adalah seorang pemimpin redaksi salah satu kantor penerbitan buku di Jakarta.
Tanpa mengetuk pintu, Riza memasuki ruang kerja Niko.
Niko menatap Riza heran.
“Kenapa loe?” tanya Niko.
Riza hanya diam saja. Tiba-tiba ia menarik tangan Niko lalu menggenggam jemarinya erat. Riza memejamkan matanya.
Niko langsung bergidik ngeri melihat tingkah Riza.
“Apa-apaan sih loe!!. Loe kesambet?”
Riza diam dan tampak berpikir, “Aneh, kenapa saat aku memegang tangan Niko barusan tidak terjadi apapun padaku.”
Tanpa berkata apapun, Riza bergegas pergi meninggalkan Niko dengan seribu pertanyaan dikepalanya.
Saat Niko berteriak memanggil nama Riza, Riza terus saja berjalan tanpa menoleh sedikitpun.
Niko tahu kalau Riza itu aneh, tapi melihat tingkah Riza kali ini dia merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan temannya itu.
Setelah Riza keluar dari ruangan Niko, ia berpapasan dengan salah satu karyawan wanita disana.
Seketika Riza pun menggenggam tangan wanita itu seperti yang ia lakukan pada Niko barusan, lalu ia memejamkan mata.
Wanita itu pun berteriak kencang hingga suaranya menggemparkan seisi kantor.
Niko langsung berhambur keluar ruangan.
Niko terbelalak kaget saat melihat Riza memejamkan mata sambil menggenggam tangan seorang wanita.
Kemudian wanita itu menarik tangannya dan langsung menampar wajah Riza, setelah itu ia pun pergi meninggalkan Riza yang mematung disana.
“Kenapa saat aku memegang tangan wanita barusan, tidak terjadi apapun padaku. Ada apa sebenarnya denganku?” batin Riza.
Niko pun menepuk pelan bahu Riza membuat Riza sedikit terkejut.
“Loe kenapa, Za?. Ada masalah?” Niko kemudian mengajak Riza masuk kembali kedalam ruangannya.
Terlihat Riza masih diam tanpa berkata apapun.
Lalu Niko menyodorkan sebotol air mineral kepada Riza, tanpa berkata sepatah katapun Riza langsung meneguk air tersebut.
Setelah Riza terlihat tenang, Niko pun memulai pembicaraan,
“Oke, sekarang loe cerita sama gue…”
Riza diam dan sedikit berpikir, ia menarik nafas panjang sebelum memulai kalimatnya.
“Aneh,.. ini benar-benar aneh…”
“Loe sih emang aneh,” sambar Niko.
“…. Setiap aku memegang tangan gadis itu, aku merasa ide-ide bermunculan dikepalaku, seketika otakku langsung bekerja,” Riza melanjutkan.
“Maksud loe apaan sih?” Niko heran mendengar perkataan temannya itu.
“……Dia seperti inspirasi bagiku, aku tidak mengerti apa ini.”
Niko hanya diam mendengarkan racauan demi racauan keluar dari mulut Riza.
“…..Apa yang harus aku lakukan?”
Niko yang sedari tadi bersandar terlihat sedikit memajukan posisi duduknya, kemudian ia berkata dan menatap Riza dengan tatapan serius, “Dia siapa, Za?”
Riza kemudian menceritakan tentang Dilla kepada Niko, Niko pun akhirnya paham apa yang melatarbelakangi temannya itu hingga bisa berbuat nekat seperti tadi.
Saat Niko bertanya dimana keberadaan Dilla saat ini, Riza pun menggeleng pelan.
Niko menyuruh Riza agar berpikir dengan keras dimana kira-kira mereka bisa menemukan Dilla.
Riza tampak berpikir lalu tiba-tiba ia teringat bahwa besok Dilla akan melakukan pendaftaran ulang di kampusnya.
“Oke, kita kesana besok,” gagas Niko.
Riza diam, kemudian pergi melangkahkan kakinya ke luar dari ruangan Niko tanpa sepatah katapun.
Niko yang melihat kelakuan temannya itu pun hanya menggumam pelan.
“Dasar Aneh!” Niko tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 148 Episodes
Comments
Aniest.nisya
semangatt kakak... ceritnya bagus bangett...
like back ya kakak🧡🧡🧡
2020-08-17
0
ila❤
hay kak aku mampir
mulai baca dari bgian 1-3😘
semangat kak💪, klau ada waktu feedback balik ya😘
2020-06-22
0
rikaA
semangat
2020-05-12
0