Kayla kini membantu asisten rumah tangga untuk menyajikan suguhan untuk keluarganya sendiri. Banyak hal yang kini berubah dari sosok Kayla wanita yang dulu sangat manja kini ia terlihat sedikit mandiri dan ia kini lebih sopan pada ke dua orang tuanya membuat Alisa dan Reza merasa bersyukur karena perubahan baik pada anak mereka.
''Gitu dong dek.'' Sahut Bima sang kakak yang melihat jelas banyak perubahan pada sang adik entah apa yang membuat adiknya berubah tapi yang jelas sejak Kayla kuliah ia menjadi berubah.
''Apa sih bang.'' Ucap Kayla dengan senyum ia tahu maksud dari perkataan sang kakak.
''Aunty... aunty....'' Teriak Aleta yang kini berlari ke arah Kayla.
Kayla segera menaruh nampan yang berisi berbagai makanan ia merentangkan tangan nya menerima pelukan dari ponakan yang paling ia sayangi.
Wajar saja Aleta ponakan yang paling di sayangi karena Aleta adalah cucu pertama di keluarga permana membuat ia selalu menjadi pusat perhatian karena tingkah nya yang sangat menggemaskan.
''Apa sayang.'' Ucap Kayla yang masih memeluk tubuh mungil Aleta.
''Aku mau kue coklat aunty.'' Pinta Aleta pada Kayla. Aleta sepertinya sudah tahu jika ia meminta pada aunty nya pasti ia akan di berikan kue coklat kesukaan nya berbeda ketika Aleta meminta pada mami nya atau ayah nya sudah di pastikan Aleta tidak akan di beri.
''Satu aja ya.'' Aleta memberikan satu kue coklat pada lengan Aleta dengan cepat Aleta menerima kue itu dengan senang.
''Sebentar. Aunty akan kasih tapi Aleta janji dulu sama Aunty ya.'' Pinta Kayla pada Aleta.
''Apa aunty.'' Jawab Aleta hendak merebut kue coklat di tangan Kayla.
''Aleta harus mau sikat gigi oke, biar gigi Aleta bagus enggak bau. Aleta mau kan?''
Aleta mengangguk dengan semangat ia menerima kue coklat yang kini tengah beralih di tangan mungil milik nya.
Tidak ada acara yang meriah hanya kumpul keluarga dan makan bersama keluarga besar permana saja itu sudah cukup bagi mereka canda tawa yang selalu menghiasi setiap obrolan.
''Kay, kamu kapan mau praktek nya?'' tanya Bima sambil melirik ke arah Kayla namun lengan nya masih sibuk dengan mengupas kulit apel untuk Aleta.
Sepertinya tubuh Aleta saja yang mungil tapi ia bisa memakan makanan yang cukup besar karena sejak tadi ia tidak berhenti makan.
''Gak tahu kan aku gampang kak tinggal masuk aja kan yah.'' Tanya Aleta pada sang ayah. Karena memang Reza memiliki sebuah rumah sakit ternama di kota nya.
''Ya maksud nya kan kamu sekarang harus udah bisa sendiri kay, dulu mungkin masih di bantu sama dokter lain tapi sekarang kamu harus bisa mendiri.'' Tambah Bima karena pikir Bima bagaimana pun Kayla harus bisa sendiri.
''Tenang kak nanti pasien pertama yang aku tangani ya mbak Susi.'' Ucap Kayla dengan pasti.
Seketika Susi dan Bima saling pandang. Bahkan Susi segera memegang perut nya ia sendiri sangat takut.
''Enggak lah masa istri gue jadi percobaan lo.'' Ucap Bima menolak mentah-mentah perkataan sang adik membuat mereka tertawa.
Namun di sudut bibir Diana terlihat tawa yang ia paksakan Kayla kini merasa dugaan nya benar jika kakak nya itu sedang memikirkan kehamilan yang tak kunjung ia alami.
Padahal pernikahan kakak nya Bima dan juga mbak Diana tidak terlalu terpaut jauh mungkin hanya satu tahun saja karena mbak Diana menikah dengan kak Putra dan dia adalah sahabat baik nya dari bang Bima.
Sore kini telah menyapa Diana memutuskan untuk menginap di rumah mamah nya sedangkan suaminya Putra ia pergi ke malaysia untuk memantau perusahaan yang sudah lama tak ia kunjungi.
Bima dan keluarganya tinggal di rumah mamah sekalian Mbak Susi akan memeriksakan kehamilan nya dulu esok hari sebelum pulang.
Mbak Susi memilih memeriksakan kehamilan nya di rumah sakit milik keluarganya karena sudah di pastikan ia akan mendapatkan pasilitas yang terbaik di sana dapat di pastikan begitu.
Apalagi mengingat kediaman rumah mertuanya dengan rumah sakit hanya memakan waktu lima belas menit saja. Berbeda dengan kediaman nya yang akan memakan waktu satu jam perjalan.
''Mas aku mau istirahat.'' Ucap mbak Susi karena merasa lelah.
Dengan setia bang Bima mengantar sang istri sementara Aleta ia asik bermain dengan Kayla dan juga Diana di halaman depan.
''Sini ambil Aleta.'' Teriak Kayla karena Aleta membawa jauh bola yang ia mainkan.
Aleta semakin menjauh dan kini malah bermain bersama kakek nya Reza yang kini terlihat sangat antusias bermain bersama cucu nya.
Kayla kini duduk bersama Diana dan duduk selonjoran di lantai menatap keasikan dari dua sepasang yang berbeda usia itu sedang menikmati permainan nya.
Diana masih saja diam terlihat kesedihan dari sudut pandang nya membuat Kayla merasa sangat kasihan pada sang kakak.
''Kak mau minum?'' tanya Kayla mengalihkan sang kakak agar tidak bersedih.
Diana menatap wajah sang adik terlihat sikap Kayla merasa sedikit canggung.
''Kay.'' Ucap Diana memotong perkataan nya dan mengalihkan pandangan nya ke arah depan seolah ia memalingkan wajah sedih nya berharap Kayla tidak melihat kesedihan yang kini kakak nya rasakan.
''Ya.'' Kayla menjawab sang kakak dan menanti apa yang ingin di ucapkan sang kakak.
''Kay apa kakak akan bisa hamil?''
Degh.
Seketika Kayla merasa lemas ia tidak menyangka jika perkataan sang kakak akan seperti itu. Meski Kayla tahu jika kakak nya mengharapkan bayi yang kini tinggal di rahim nya tapi perkataan itu seperti sebilah pisau yang menyayat dirinya sendiri.
Kayla menarik napasnya berharap apa yang akan ia katakan pada sang kakak tidak akan melukai perasaan nya.
''Tentu kak, kakak adalah seorang perempuan kakak akan bisa hamil.'' Jawab Kayla dengan lembut.
''Diana menatap sekilas wajah dari sang adik namun ia mengalihkan kembali tatapan nya menatap lurus ke depan.
''Tapi bukan nya ada juga wanita yang tidak bisa hamil.'' Lirih Diana pelan.
Untuk ke dia kalinya Kayla mendapat perkataan yang seolah menyakiti dirinya sendiri. Jujur saja air matanya sendiri terasa akan jatuh matanya merasa perih begitu pula hatinya.
Kini hatinya seolah bertanya-tanya pada dirinya sendiri apa kakak nya memang sudah memeriksa kan diri mengapa ia berkata demikian perkataan itu selalu terngiang di pendengaran nya.
Kayla menarik napas nya lagi berusaha tenang agar tidak menyakiti hati sang kakak.
''Insyaallah mbak akan bisa hamil hanya saja mbak harus bersabar.'' Kayla mengusap punggung tangan Diana dengan lembut dan senyum yang ia perlihatkan berharap sang kakak akan sedikit tenang.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Buna Seta
Datang lagi
2022-07-11
1
Dehan
memang kalau urusan hamil ini sensitif bgt ya..
salam dari penjahit cantik
2022-06-25
1
YouTrie
Hadir lagi
2022-06-20
1