^^H A P P Y R E A D I N G^^
🌹🌹🌹🌹🌹
Mobil Juna masih melaju dengan kecepatan kencang, Azhela masih diam dengan ekspresi wajah bingung nya karena dia tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
Sampai akhirnya terdengar suara tembakan, membuat Azhela reflek melihat ke belakang dan dia melihat mobil hitam yang seperti mengikuti nya.
"Zhee tundukkan kepala mu!" titah Juna dingin.
"Kenapa? memang nya siapa mereka?" tanya Azhela penasaran.
"Orang jahat, cepat tundukkan kepala mu!" perintah Juna lagi, dan dia masih yang fokus menyetir dan menghindari kejaran anak buah Kevin.
"Aku tau mereka orang jahat karena tidak ada orang baik yang membawa pistol dan menembak tanpa sebab" balas Azhela masih melihat ke belakang.
Dorr !!
Ahk !
"Tangan ku" Azhela meringis saat tangan nya terkena tembakan.
Juna melihat ke samping dan mata nya membulat sempurna saat melihat tangan Azhela yang berdarah, dia mengepalkan tangan nya dan langsung membuka kaca mobil nya.
"Kau mau apa?" Azhela kaget saat kepala Juna keluar dari kaca mobil nya.
"Diamlah, tetap menunduk jika kau ingin hidup!" tegas Juna lagi.
"Tapi aku juga harus tau ini__" ucap Azhela terhenti.
Dorrrrrrr !
Dorrrrrrr !
Siapa mereka, kenapa mereka menyerang ku apa mereka musuh Papa? atau musuh Juna?. batin Azhela bertanya-tanya.
Juna terus menembak ke belakang dan melihat Juna yang sangat terampil dalam menyetir tanpa melihat jalan benar-benar membuat Azhela kagum.
Azhela masih menunduk tapi mata nya jelas melihat apa yang Juna lakukan, hingga akhirnya Juna kembali duduk dan melakukan mobil nya dengan kecepatan sangat cepat.
"Apa mereka sudah mati?" tanya Azhela.
"Tidak, mereka hanya terkena beberapa tembakan ku saja" balas Juna satai.
"Apa kau suka membunuh orang?" tanya Azhela lagi, dia melupakan rasa sakit di tangan nya.
Juna melihat darah masih mengalir di tangan Azhela, dan melihat itu jantung nya berdebar kencang dia merasa takut kehilangan lagi.
"Zhee bisakah kau merobek baju mu?" tanya Juna, mengalihkan pertanyaan Azhela tadi.
"Untuk apa?" jawab Azhela malah menatap darah yang keluar dari tangan nya dengan tatapan biasa saja.
"Kau terluka, darah di tangan mu harus di hentikan" kata Juna lagi.
Sekali lagi Azhela melihat luka di tangan nya dan dia masih tidak berekspresi apa-apa, Azhela melirik Juna dan dia sedikit kaget karena Juna malah menatap nya.
"Apa?" Azhela merasa tidak nyaman saat dia mendapatkan tatapan itu.
Juna melihat sekeliling nya, dia menghentikan mobilnya lalu melihat tangan Azhela yang terluka.
"Kenapa kamu bisa setenang ini?" tanya Juna.
"Karena aku sudah sering mendapatkan hal menyakitkan, luka di tangan ku ini tidak seberapa sakit nya saat aku merasakan rasa sakit di jantung ku" balas Azhela masih santai.
Juna sedikit tertegun dengan jawaban Azhela, entah dorongan apa yang membuat dia merasa menjadi seberani ini tapi yang jelas Juna saat ini mendekatkan wajah nya dengan wajah Azhela.
Jantung Azhela berdebar kencang saat merasakan hembusan nafas Juna di wajah nya, matanya menatap Juna yang juga sedang menatap nya.
Cup..
Juna mengecup singkat bibir Azhela, membuat gadis cantik itu bergetar hebat, Azhela di cium?
"Ciuman pertama ku" gumam Azhela masih dengan ekspresi kaget nya.
"God girls, aku akan membawa mu ke rumah sakit, tahan sebentar saja" kata Juna yang saat ini kembali fokus melajukan mobilnya dengan kecepatan cepat.
Mengabaikan Azhela yang saat ini perasaan nya di buat tak menentu oleh pria itu, Azhela memegang dada nya yang berdetak lebih kencang dari sebelum nya.
Apa ini, aku tidak boleh jatuh cinta dengan penjahat tidak boleh. batin Azhela.
.
.
.
Di rumah sakit Azhela masih di UGD, dokter masih mencoba melepaskan peluru yang menembus kulit Azhela.
"Kau sudah membereskan nya?" tanya Juna.
"Semuanya sudah di tangani oleh anak buah ku, hanya tiga orang dan mereka sudah ada di markas" jelas Aldi.
"Bagus, siksa mereka sampai mereka mengakui jika dalang dari penculikan anak-anak itu adalah keluarga Kevin" titah Juna.
Aldi mengangguk, lalu dia berinsiatif untuk menanyakan kondisi Azhela.
"Tuan, apa nona Zhee tidak apa?"
"Hey kenapa kau sangat khawatir pada nya, dia milik ku kau tidak boleh menyukainya!" ketus Juna.
Dari pada nona Zhee mati di tangan anda tuan lebih baik saya menjaga nya. batin Aldi.
"Pergilah, pekerjaan mu hanya mengurusi tiga penguntit itu bukan mengurusi calon istriku" lanjut Juna lagi.
Aldi mengelengkan kepalanya, mau tak mau dia harus pulang karena mood tuan nya benar-benar sangat jelek, dan dia tidak mau terkena imbas nya.
Setelah melihat Aldi pergi kini tinggal Juna sendiri, dia tidak mengabari keluarga Azhela karena Azhela meminta nya untuk tidak menelpon siapapun.
Tapi tiba-tiba ponselnya berdering..
"Halo"
"Mama dan Papa biang Zhee belum pulang, kau menculik adik ku kemana?" tanya Azzam.
Juna memang tidak tanggung-tanggung saat dia memutuskan untuk mendekati Azhela, bukan hanya keluarga besar Azhela tapi juga ketiga kakak kembaran Azhela dia dekati juga.
"Zhee masih ingin minum coffe, kau tau bukan adik mu sangat menyukai cappucino" balas Juna beralasan.
"Aku tidak mau tau kau harus membawa pulang Zhee kurang dari jam 10 malam, jika lebih dari itu aku tidak akan merestui mu menjadi adik ipar ku" kali ini giliran Azriel.
Azzam dan Azriel memang tinggal satu apartemen, tidak dengan Azmi yang satu apartemen dengan Verrel.
Juna terus menanggapi bebarapa pertanyaan lain nya dari kedua kakak Azhela, sampai akhirnya telpon itu dia putuskan sepihak karena melihat dokter yang sudah keluar dari ruangan UGD.
"Bagaimana kondisi pacar saya Dok?" tanya Juna terlihat khawatir.
"Kondisi kekasih anda baik-baik saja tuan, luka tembakan nya tidak terlalu dalam hanya saja luka nya mungkin akan butuh waktu sedikit lama untuk pulih" jelas dokter.
Syukurlah, Jelita masih hidup dalam diri Zhee. batin Juna senang.
🌹
Jangan lupa like coment and Vote ya kak ♥️🤗🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
🐝⃞⃟𝕾𝕳 TerlenARayuAn
main nyosor j km juna
2022-11-17
1
Yuni MamaRizky
saling jtuh cinta
2022-04-25
1
Elisabeth Ratna Susanti
mantul 😍
2022-04-21
1