Penasaran

Pagi yang indah pun mulai menyapa kehidupan di muka ini, sinar mentari pagi pun menyelinap dari balik celah gorden kamar Sindy dan membuat Caca mulai terbangun. Caca melihat Sindy sedang tertidur menggunakan sebuah bangku tepat di samping tempat tidur

"Mbak..." menggoyangkan tangan Sindy

"Kamu udah bangun?" Sindy meletakkan tangannya di kening Caca

"Syukur deh panas kamu udah turun,"

tersenyum tipis

"Maaf ya mbak aku jadi ngerepotin mbak"

"Kamu ngomong apa sih? ya udah kamu istirahat lagi ya, mbak bikin bubur dulu buat kamu"

"Terima kasih ya mbak"

"Kamu jangan pernah ucapin kata-kata itu Ca, karena mbak berhutang banyak sama kamu dan mama kamu." tersenyum tipis

"Ya udah mbak keluar dulu ya"

"Ya mbak"

Caca menatap langit-langit kamar dengan tatapan mata yang kosong, dan tiba-tiba saja dia kembali teringat akan mamanya yang mendatangi dirinya di dalam mimpi. Dan dia pun mengingat kembali semua pesan yang mama ucapkan

"Mama harus tenang di sana ya mah, Caca janji Caca akan bangkit dan menjalani hidup Caca dengan baik mah. Caca ga akan menjadi seseorang yang lemah dan membuat mama kecewa," meneteskan air matanya

Sedangkan di tempat yang berbeda Daniel sudah duduk di bangku kebesarannya, dan sedang menerima laporan terbaru tentang Caca. Dengan sangat mudah Daniel mengetahui bahwa Sindy adalah salah satu pekerja di kantornya

"Aku harus memberikan perempuan itu pelajaran yang akan pernah bisa dia lupakan, aku akan buat dia berada di langit tertinggi lalu aku membuat dia jatuh dan hancur berkeping-keping." tersenyum licik

"Buka lowongan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan perempuan itu"

"Baik pak"

"Pastikan orang yang di terima kerja adalah perempuan itu"

"Baik pak"

Sedangkan di tempat yang berbeda Rizal yang belum lama kembali ke kota tersebut mulai aktif di perusahaan keluarga besarnya, karena dia adalah satu-satunya penerus keluarga Atmadja. Rizal yang sedang duduk di bangku kebesarannya pun langsung teringat akan Caca, dia pun langsung menghubungi sang supir yang dulu kala bersama dirinya

"Selamat pagi den"

"Pagi pak"

"Ada apa ya den?"

"Bapak masih ingat ga waktu mau antar aku ke kota A?"

"Iya den"

"Bapak ingat kan waktu itu kita lihat kecelakaan"

"Oh ya den bapak ingat, tapi ada apa ya den?"

"Kemarin aku sempat ketemu sama salah satu perempuan yang ada di sana pak"

"Yang mana ya den? kan waktu itu ada dua perempuan den"

"Yang nangis di dekat korban pak"

"Oh, gadis yang mengakui dirinya sebagai pengemudi mobil nya den"

Rizal pun langsung mengerutkan keningnya mendengar hal tersebut, dia seperti tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Karena dia sendiri tau dengan pasti bahwa yang mengendarai mobil tersebut adalah seorang laki-laki

"Maksud bapak?" dengan nada suara yang serius

"Bapak juga ga tau kenapa bisa begitu den? padahal kita berdua lihat kalau bukan dia yang bawa mobil ya den"

"Kenapa bapak ga kasih kesaksian waktu itu?"

"Bapak udah coba kasih ke saksian di kantor polisi den, tapi mereka bertiga yang ada di dalam mobil memberikan kesaksian yang sama den termasuk perempuan itu. Dan mobil yang mereka bawa ternyata mobil perempuan itu den, jadi ya bapak juga ga bisa berbuat banyak den"

"Oh ya udah pak kalau gitu, terima kasih ya pak"

"Sama-sama den"

Rizal langsung memutuskan sambungan teleponnya, dan kini Rizal terus memikirkan akan jalan pikiran Caca pada saat itu. Dia benar-benar tak bisa menemukan satu alasan yang sesuai atas tindakan Caca saat itu

"Kenapa dia lakuin itu? dia kan perempuan, apa dia ga takut kalau di cap sebagai mantan narapidana?"

Entah mengapa ekspresi wajah Caca saat dia selamatkan kembali terlintas di dalam benak Rizal pada saat itu, dan dia pun menjadi semakin penasaran akan alasan Caca melakukan itu semua. Rizal pun segera memerintahkan sekretaris pribadi nya untuk mencari tau semua tentang Caca

Sedangkan Sindy baru saja menyelesaikan bubur yang dia siapkan untuk Caca, Sindy pun langsung menyiapkan bubur tersebut dan membawa bubur tersebut ke dalam kamar

"Sarapan dulu Ca, habis itu minum obat biar cepat sembuh." tersenyum dengan tulus

Caca pun mendudukkan tubuhnya dengan sempurna sambil tersenyum tipis

"Aduh maaf banget ya mbak, hari pertama aku di sini aku malah sakit. Aku jadi ga enak ngerepotin mbak"

"Apaan sih? kamu ga boleh ngomong gitu, mbak ini kan kakak kamu sendiri." tersenyum dengan hangat

Caca pun tersenyum tipis dan melihat ke arah jam dinding ternyata jam tersebut menunjukkan sudah pukul sepuluh pagi

"Oh ya mbak ga kerja?"

"Mbak udah minta izin ga masuk kerja hari ini," menggelengkan kepalanya

"Apa karena aku sakit ya mbak? aduh aku jadi makin ga enak aja sama mbak"

Sindy pun tersenyum dengan hangat dan memberikan mangkuk yang berada di tangan nya

"Kamu ga perlu merasa ga enak Ca kita kan keluarga, lagian mbak rasa bagus juga lah begini"

Caca memandang ke arah Sindy dengan wajah sedikit bingung

"Kapan lagi bisa ngerasain yang namanya libur di hari kerja?" tersenyum

"Terima kasih ya mbak"

"Sama-sama, udah makan dulu ya"

"Ya mbak"

Caca memaksakan dirinya menyantap bubur yang telah di sediakan walaupun sudah pasti makanan yang masuk ke dalam mulutnya terasa pahit, sedangkan Sindy memilih untuk tetap setia menemani Caca di dalam kamar

Sindy hanya berharap Caca mau bercerita tentang apa yang telah terjadi pada dirinya, setidaknya dengan Caca melakukan hal tersebut Caca bisa membagi beban yang ada di dalam hatinya

Sindy tau dengan pasti bahwa Caca adalah anak yang berhati lembut sedari kecil, Sindy adalah seorang anak yang di tinggal pergi oleh ayahnya untuk menikah lagi saat sang ibu sudah meninggal dunia

Di saat Sindy merasa dirinya hanya seorang diri di dunia ini, di saat itulah sang mama dari Caca mengajukan diri untuk merawat Sindy. Sedangkan di saat itu kehidupan mereka bisa di bilang masih tergolong sederhana, dan mama dari Caca hanyalah sepupu jauh dari ibunya

Sindy kecil tak pernah mendapatkan perlakuan yang berbeda sedikit pun dari Caca yang berstatus anak kandung di rumah itu, baik itu berupa rasa kasih sayang atau apapun. Semua batang yang di miliki oleh Caca maka Sindy pun akan mendapatkan barang yang sama

Hal tersebut membuat Sindy merasakan bagaikan berada di tengah keluarga sendiri, dan sikap Caca kecil yang sangat polos dan baik hati membuat Sindy benar-benar merasa berhutang budi kepada Caca dan mamanya

Terpopuler

Comments

Nenie desu

Nenie desu

semangat terus kak 🙏🤗

2022-08-14

0

Lina Zascia Amandia

Lina Zascia Amandia

Lanjut...

2022-05-04

0

Ani Susiani

Ani Susiani

like

2022-04-15

2

lihat semua
Episodes
1 Pengkhianatan
2 Menjadi Orang Asing
3 Pelukan Hangat
4 Hadir Dalam Mimpi
5 Penasaran
6 Memulai Rencana
7 Orang Yang Berbeda
8 FLASH BACK
9 Penyelamat Hidup Kamu
10 Permulaan
11 Penghibur Hati
12 Pertemuan Yang Di Rencanakan
13 Hari Yang Semakin Baik
14 Hal Yang Lebih Penting
15 Setitik Cahaya
16 PDKT
17 Kalah Telak
18 Senyuman
19 Melanjutkan Hidup Dengan Baik
20 Pahlawan
21 Sandiwara Yang Sempurna
22 Terlambat
23 Kekhawatiran Adel
24 Tak Sampai Hati
25 Bimbang
26 Pembuat Onar
27 Perangkap
28 Ketakutan Daniel
29 Cinta Dan Benci
30 Memberanikan Diri
31 Membuat Perhitungan
32 Tekad Caca
33 Menaklukkan Abian
34 Harapan Caca
35 Keinginan Daniel
36 Membuat Pilihan
37 Nasib Buruk
38 Kabar Baik Dan Buruk
39 Memutuskan Hubungan
40 Harapan Daniel
41 Hilang Ingatan
42 Menawarkan Diri
43 Kembali
44 Rencana Yang Berubah
45 Di luar Dugaan
46 Keyakinan Daniel
47 Kado Dari Faizal
48 Kepolosan Faizal
49 Mencari Tau
50 Membuka Sebuah Rahasia
51 Tidak Ingin Dia Tau
52 Menebus Kesalahan
53 Kisah Mama Diana
54 Keluarga
55 Seharusnya Saya
56 Sandiwara Vivian
57 Bimbang
58 Penyelamat
59 Peringatan Terakhir
60 Permintaan Rico
61 Aktor Terbaik
62 Kecurigaan Caca
63 Alergi Seafood
64 Gadis Yang Sama
65 Bunga Peony
66 Pendapat Sebagai Laki-laki
67 Mencuri Hati
68 Meruntuhkan Sedikit Demi Sedikit
69 Harapan Terakhir Sang Kakek
70 Tempat Yang Menyimpan Sejuta Kenangan
71 Karena Kamu
72 Berbohong Lagi
73 Jadi Penentu
74 Memperjuangkan Hati Kamu
75 Memperjelas Semua Yang Ada
76 Tidak Ikhlas
77 Kakek Buyut
78 Cemburu
79 Calon Suami Masa Depan
80 Bagaimana Aku Bisa Marah?
81 Hidup Dan Mati
82 Curi Pandang
83 Memberikan Kebahagiaan
84 Perempuan Yang Penuh Tipu Muslihat
85 Tanpa Bunga Atau Cincin
86 Will You Marry Me
87 Orang Bodoh
88 Perasaan Yang Mengganjal
89 Lebih Pantas Menjadi Iblis
90 Perempuan Terpenting
91 Butuh Kepastian
92 Bersikap Curang
93 Kenyataan Tentang Daniel
94 Belajar Untuk Mengandalkan
95 Saling Melengkapi
96 Jangan Jadikan Alasan Untuk Pergi
97 Benih Kecebong
98 Permintaan Konyol
99 Sudah Seharusnya
100 Tak Ada Yang Bisa Di Tutupi Dari Saya
101 Merasa Beruntung ( Tamat )
102 Sekilas Info
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Pengkhianatan
2
Menjadi Orang Asing
3
Pelukan Hangat
4
Hadir Dalam Mimpi
5
Penasaran
6
Memulai Rencana
7
Orang Yang Berbeda
8
FLASH BACK
9
Penyelamat Hidup Kamu
10
Permulaan
11
Penghibur Hati
12
Pertemuan Yang Di Rencanakan
13
Hari Yang Semakin Baik
14
Hal Yang Lebih Penting
15
Setitik Cahaya
16
PDKT
17
Kalah Telak
18
Senyuman
19
Melanjutkan Hidup Dengan Baik
20
Pahlawan
21
Sandiwara Yang Sempurna
22
Terlambat
23
Kekhawatiran Adel
24
Tak Sampai Hati
25
Bimbang
26
Pembuat Onar
27
Perangkap
28
Ketakutan Daniel
29
Cinta Dan Benci
30
Memberanikan Diri
31
Membuat Perhitungan
32
Tekad Caca
33
Menaklukkan Abian
34
Harapan Caca
35
Keinginan Daniel
36
Membuat Pilihan
37
Nasib Buruk
38
Kabar Baik Dan Buruk
39
Memutuskan Hubungan
40
Harapan Daniel
41
Hilang Ingatan
42
Menawarkan Diri
43
Kembali
44
Rencana Yang Berubah
45
Di luar Dugaan
46
Keyakinan Daniel
47
Kado Dari Faizal
48
Kepolosan Faizal
49
Mencari Tau
50
Membuka Sebuah Rahasia
51
Tidak Ingin Dia Tau
52
Menebus Kesalahan
53
Kisah Mama Diana
54
Keluarga
55
Seharusnya Saya
56
Sandiwara Vivian
57
Bimbang
58
Penyelamat
59
Peringatan Terakhir
60
Permintaan Rico
61
Aktor Terbaik
62
Kecurigaan Caca
63
Alergi Seafood
64
Gadis Yang Sama
65
Bunga Peony
66
Pendapat Sebagai Laki-laki
67
Mencuri Hati
68
Meruntuhkan Sedikit Demi Sedikit
69
Harapan Terakhir Sang Kakek
70
Tempat Yang Menyimpan Sejuta Kenangan
71
Karena Kamu
72
Berbohong Lagi
73
Jadi Penentu
74
Memperjuangkan Hati Kamu
75
Memperjelas Semua Yang Ada
76
Tidak Ikhlas
77
Kakek Buyut
78
Cemburu
79
Calon Suami Masa Depan
80
Bagaimana Aku Bisa Marah?
81
Hidup Dan Mati
82
Curi Pandang
83
Memberikan Kebahagiaan
84
Perempuan Yang Penuh Tipu Muslihat
85
Tanpa Bunga Atau Cincin
86
Will You Marry Me
87
Orang Bodoh
88
Perasaan Yang Mengganjal
89
Lebih Pantas Menjadi Iblis
90
Perempuan Terpenting
91
Butuh Kepastian
92
Bersikap Curang
93
Kenyataan Tentang Daniel
94
Belajar Untuk Mengandalkan
95
Saling Melengkapi
96
Jangan Jadikan Alasan Untuk Pergi
97
Benih Kecebong
98
Permintaan Konyol
99
Sudah Seharusnya
100
Tak Ada Yang Bisa Di Tutupi Dari Saya
101
Merasa Beruntung ( Tamat )
102
Sekilas Info

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!