Caca pun sudah berganti pakaian dan duduk di ruang tamu dengan segelas minuman hangat di tangan nya
"Kamu kenapa Ca?"
"Boleh ga mbak sementara waktu aku tinggal di sini?"
"Kenapa harus sementara? kamu bisa tinggal di sini selamanya kok, kan mbak juga tinggal sendirian." tersenyum dengan hangat
"Makasih ya mbak"
Wanita muda tersebut bernama Sindy dan masih sepupu Caca, mereka hanya terpaut umur satu tahun
"Tapi apa om ga akan marah kalau kamu ga pulang ke rumah?"
"Aku yakin mereka semua udah ga perduli lagi sama aku mbak, pasti mereka lebih berharap aku ga akan pernah pulang ke rumah." lirih
"Ya udah kalau gitu kamu tinggal di sini aja, mbak juga seneng kalau kamu mau tinggal di sini. Kan jadi ada yang temenin mbak"
"Sekali lagi makasih ya mbak," tersenyum
Sindy pun membalas dengan senyuman yang hangat
"Tapi apa Leo udah tau kalau kamu udah bebas?"
Caca hanya menjawab dengan anggukkan kepalanya, tetapi wajah Caca menunjukkan segala kekecewaan yang sedang dia rasakan
"Apa kalian lagi berantem?"
Caca hanya terdiam sambil menundukkan kepalanya, segala perbuatan Leo dan sahabat nya kembali terlintas di dalam benak Caca dengan sangat jelas. Sindy yang tak ingin memaksakan Caca untuk bercerita lebih jauh memilih untuk tak melanjutkan pertanyaan yang dia berikan
"Kalau kamu belum mau cerita sama mbak ya mbak ga akan paksa, sekarang lebih baik kamu istirahat aja dulu ya." tersenyum dengan hangat
Caca hanya menjawab dengan anggukkan kepalanya, tetapi wajah Caca menunjukkan segala kekecewaan yang sedang dia rasakan
Sindy pun membawa Caca ke dalam kamar untuk beristirahat, dan Sindy segera keluar dari dalam kamar tersebut untuk memberikan ruang kepada Caca. Sedangkan Caca memilih untuk merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur
"Mungkin aku harus bersyukur karena dengan begini aku bisa melihat semuanya lebih jelas, mulai detik ini kalian berdua hanya sebuah masa lalu yang kelam di dalam hidup aku. Lupain mereka Ca, orang seperti mereka ga pantas untuk di tangisi"
Entah karena Caca yang memang merasa terlalu lelah atau karena Caca memang sedang berusaha keras melupakan semua kenyataan pahit yang baru saja dia terima, dengan sangat mudah Caca mulai menuju ke alam mimpi. Dan di alam mimpi Caca pun dapat berjumpa dengan sang mama yang sudah lama kembali ke sisi sang pencipta, di alam mimpi sang mama memeluk tubuh Caca dengan sangat erat
"Mama kenapa pergi tinggalin Caca mah? biarin Caca ikut sama mama ya." menatap sendu
"Belum saatnya sayang," tersenyum hangat
"Tapi rasanya Caca udah ga sanggup lagi mah," lirih
Sang mama melepaskan pelukannya dan menatap Caca dengan hangat
"Mama percaya kamu sanggup melalui semua ini sayang, mama yakin suatu saat nanti kamu akan menemukan kebahagiaan kamu. Ingat pesan mama jangan pernah menyerah dengan apapun yang terjadi kepada kamu sayang," tersenyum hangat
Semakin lama wajah sang mama pun mulai memudar, sekuat apapun Caca berusaha memanggil sang mama tetapi sang mama tak kembali hadir di alam mimpi Caca
"Mah... Jangan pergi tinggalin Caca mah..."
Sindy yang kebetulan berada di dalam kamar untuk mengambil sesuatu mendengar suara Caca yang terdengar lemah
"Ca.. Bangun Ca.." menggoyangkan tangan Caca
Sindy pun meletakkan tangannya di kening Caca karena melihat wajah Caca yang sedikit pucat
"Astaga badan Caca panas banget"
Sindy pun mencoba membangunkan Caca sekali lagi tetapi hasilnya hanya sia-sia, Caca tetap memejamkan kedua bola matanya sambil terus memanggil mamanya
"Sebenarnya kamu kenapa sih Ca? aku belum pernah sekali pun lihat kamu serapuh ini?"
Sindy pun bergegas memberikan pertolongan seadanya kepada Caca, bahkan Sindy terus menemani Caca di dalam kamar. Entah mengapa Sindy merasa saat ini Caca sedang membutuhkan seseorang di samping nya
Sedangkan di tempat yang berbeda ada seorang pemuda yang sedang terlelap ke alam mimpi, dan tiba-tiba saja dia pun mulai menggerakkan tubuhnya karena bermimpi akan kejadian beberapa tahun yang silam
Di dalam mimpi tersebut pria itu seperti sedang mengulang kembali saat dia sedang melakukan perjalanan ke kota lain untuk melanjutkan kuliah di sana, dan perjalanan tersebut di tempuh pada malam hari saat jalanan mulai sepi. Tiba-tiba saja di belakang mobil mereka terlihat sebuah mobil yang berjalan dengan cara tidak stabil
"Kayaknya mobil di belakang supir nya mabuk den"
Pria tersebut menoleh ke arah belakang dan benar saja cara sang pengendara membawa mobil tersebut benar-benar tak beraturan
"Kita ngalah aja pak kalau orang mabuk ga usah di lawan, yang ada nanti kita membahayakan diri kita sendiri"
"Ya den"
Sang supir pun langsung menurunkan kecepatan laju mobil mereka dan membiarkan mobil yang sedang melaju dengan tak beraturan tersebut mendahului mereka, tetapi tiba-tiba saja sesuatu yang cukup mengerikan terjadi tepat di hadapan mereka. Karena mobil tersebut menghantam sebuah motor dengan sangat keras hingga sang pengendara motor terhempas cukup jauh
"Astaga!!"
Mereka berdua tetap memperhatikan dari dalam mobil, tak lama kemudian seorang pria turun dari dalam mobil dari arah belakang kemudi mobil tersebut. Dan tak lama kemudian tampak dua orang gadis ikut turun dari dalam mobil dengan wajah panik
"Ayo pak turun bantu mereka"
"Sebaiknya jangan den, lebih baik kita menghubungi polisi dulu"
"Ya pak"
Akhirnya satu persatu pengendara yang melewati jalan tersebut mulai berhenti dan mengerumuni tempat itu, pria tersebut dan sang supir ikut turun dari dalam mobil. Dan tak selang berapa lama polisi pun tiba di tempat itu
"Udah ada polisi den, sebaiknya kita pergi aja nanti kita telat sampai di sana"
"Ya pak"
Pria tersebut dan sang supir pergi meninggalkan tempat itu, tetapi sang pria sempat melihat dengan jelas wajah ketiga orang tersebut. Dan yang paling berkesan olehnya adalah seorang gadis yang berlutut tepat di hadapan sang korban dengan air mata yang mengalir dengan deras seolah dia benar-benar terpukul melihat keadaan sang korban
Dan sang pria yang sedang bermimpi tentang hal tersebut puk akhirnya terjaga dari tidurnya
"Astaga kenapa aku bisa mimpi tentang kecelakaan itu sih?"
Pria tersebut adalah Rizal Atmadja seorang saksi mata yang melihat secara langsung sebuah kecelakaan, sebuah kecelakaan yang membuat seorang Daniel Putra Perkasa sangat membenci Caca karena mengira Caca adalah orang yang telah membuat adik kesayangan nya kembali ke sisi Sang Pencipta
Rizal bangkit dari tempat tidur dan menuju ke arah dapur untuk mengambil air minum, saat dia sedang meminum air di dalam gelas tersebut tiba-tiba saja dia kembali teringat akan wajah Caca
"Astaga perempuan itu, pantes aja aku ngerasa pernah lihat dia. Dia perempuan yang waktu itu kan, tapi kenapa tadi dia menunjukkan wajah yang sama kayak dulu ya?"
Saat itu Rizal sama sekali belum mengetahui bila akhirnya Caca harus menanggung kesalahan yang Leo lakukan, tapi semua cerita cinta mereka bertiga akan di mulai dari sini. Di satu sisi ada Caca yang menjadi tersangka atas kecelakaan tersebut, di sisi lain ada Daniel yang berniat membuat hidup Caca seperti berada di dalam neraka. Dan di sisi lain ada Rizal yang mengetahui semua kenyataan yang ada
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
anggita
mimpi,, klo bsa Jawa ngelindur.
2022-10-30
0
Nenie desu
favorit, alurnya bagus 🤗🙏
2022-08-14
0
Lina Zascia Amandia
Seru nih, untung ada Shindy sepupu yg masih mau nerima Caca.
2022-05-04
0