FLASHBACK PART 2
Sore harinya, Zidni mengajak Chika pergi ke mall. Zidni mengajak Chika belanja. Zidni membelanjakan semua kebutuhan Chika. Mulai dari pakaian, sepatu, tas, make up, bahkan sampai kebutuhan rumah dan dapur. Puas berbelanja, mereka menyempatkan untuk menonton bioskop. Setelah dua jam berada didalam bioskop, Zidni mengajak Chika untuk makan malam disebuah restoran mewah.
“Terima kasih untuk hari ini. Seharusnya kita jalan-jalan besok saja. Kamu seharusnya istirahat.”
“Energiku penuh kembali saat berada disisimu, Chika. Rasa lelah seketika hilang begitu saja. Makanlah yang banyak, wajahmu tampak kurus.”
“Aku ingin waktu berhenti sekarang. Supaya kamu tidak pergi lagi.”
“Akupun juga sama. Aku juga benci meninggalkanmu. Untuk itu aku akan bekerja keras dan membuka kantor cabang disini. Supaya kita bisa hidup bersama selamanya.”
“Tapi kamu harus jaga kesehatan juga.”
“Iya, aku pasti akan menjaga kesehatanku.”
Selesai makan malam, mereka berdua akhirnya pulang ke rumah. Karena malam sudah semakin larut dan Chika juga sudah merasa lelah setelah berbelanja.
“Belanjaan kita banyak sekali. Seharusnya kamu tidak usah membelikan aku sebanyak ini.”
“Jangan menolaknya. Aku melakukan semua ini untukmu.” Ucap Zidni seraya memeluk Chika.
“Aku merindukanmu Chika. Masih sangat merindukanmu.” Sambung Zidni.
“Aku juga sama. Oh ya, aku ganti baju dulu ya.”
“Iya.”
“Awas ya jangan mengintip dan sebaiknya setelah ini kamu pindah di kamar sebelah.”
“Tidak mau!” jawab Zidni dengan tawa kecilnya.
“Ish!” Chika menggigit bibir bawahnya merasa gemas mendengar jawaban Zidni. Chika kemudian berlalu menuju kamarnya. Baru juga Chika menurunkan resleting belakang dressnya, tiba-tiba seseorang menghentikannya. Chika terkejut, ia berbalik dan melihat Zidni sudah ada dibelakangnya. Chika lalu memukul lengan Zidni.
“Aku bilang, jangan mengintip tapi kenapa malah masuk?”
“Salah siapa tidak mengunci pintu.” Bantah Zidni. Chika lalu mendorong Zidni sampai ambang pintu, bukannya Zidni yang keluar tapi justru Zidni mengunci pintu kamar Chika.
“Zidni, apa yang kamu lakukan?” Chika menjadi panik. Zidni lalu meraih tangan Chika dan memakaikan cincin di jari manis Chika.
“Will you marry me?”
“Belum juga menjawab, kamu sudah memakaikannya duluan.” Ucap Chika terkekeh.
“Tapi jawab dulu, mau tidak menikah denganku?”
“Sudah pasti aku mau. Mau banget.” Jawab Chika dengan senyum sumringahnya. Mereka berdua lalu saling berpelukan.
“Aku akan secepatnya menikahimu setelah semua urusanku selesai. Berjanjilah untuk selalu setia.”
“Iya Zidni, aku janji akan selalu setia.”
“Aku mencintaimu Chika.”
“Aku juga mencintaimu Zidni.” Keduanya kemudian saling menatap satu sama lain dengan tatapan yang begitu dalam. Hasrat keduanya sebagai insan yang sedang dimabuk cinta pun muncul. Dan kedua bibir keduanya akhirnya saling menyatu dan saling berpagut satu sama lain. Tanpa melepaskan pagutannya, Zidni menurunkan resleting dress milik Chika. Ciuman Zidni kemudian turun menyusuri leher Chika. Chika hanya bisa melenguh menahan rasa nikmat. Zidni kemudian membalik tubuh Chika. Di peluknya tubuh Chika dari belakang dan dikecupnya punggung Chika penuh hasrat. Darah Chika berdesir, tubuhnya terasa panas. Jantungnya berdegup semakin kencang, bahkan ia merasakan sesuatu berkedut dibawah sana. Chika kemudian melepaskan tubuhnya dari pelukan Zidni. Kening keduanya saling beradu.
“Chika, aku menginginkanmu.”
“Tapi Zidni, kita tidak bisa melakukan ini.”
“Aku mohon Chika. Lusa aku harus kembali. Perusahaan sedang tidak baik-baik saja.”
“Apa? Bukankah kamu akan kembali minggu depan?”
“Maaf, kalau aku tidak jujur. Tapi aku sendiri terkejut dengan kabar itu. Aku mohon, habiskan tiga malam denganku. Aku menginginkanmu Chika. Aku menginginkan anak darimu. Aku akan bertanggung jawab dan tidak akan pernah meninggalkanmu.” Ucap Zidni dengan tatapan memohon.
“Tapi Zidni, yang kita lakukan ini salah.”
“Aku tahu tapi kita juga akan menikah bukan? Aku akan tanggung jawab jika sesuatu terjadi padamu. Aku hanya ingin denganmu, bukan dengan yang lain. Setidaknya berikan aku kenangan indah sebelum aku pergi.”
“Ssssttt kamu tidak akan pergi kemana-kemana.” Ucap Chika sembari menutup mulut Zidni dengan telapak tangannya. Mata Zidni yang sedari tadi sudah berkaca-kaca, akhirnya melepaskan bulir air matanya. Melihat bulir air mata Zidni membasahi wajahnya, membuat Chika tersentuh dan akhirnya menuruti keinginan Zidni.
“Baiklah, aku mau menghabiskan malam yang tersisa denganmu. Aku juga menginginkan seorang anak darimu.” Ucap Chika sambil membelai wajah Zidni. Mereka berdua kemudian kembali berciuman. Ciuman keduanya pun semakin panas. Tangan Chika bergerak melepas satu persatu kancing kemeja Zidni, sampai akhirnya Zidni bertelanjang dada. Zidni kemudian melorot dress Chika begitu saja. Zidni bisa melihat dengan jelas lekuk tubuh Chika yang kini hanya memperlihatkan sebuah bra dan celana segitiga warna hitam berenda itu.
“Chika, tubuhmu sangat indah.” Bisik Zidni tepat ditelinga Chika. Chika hanya bisa tersipu malu. Zidni kemudian menggendong Chika dan merebahkan tubuh Chika diatas tempat tidur. Zidni juga melucuti celananya dengan penuh percaya diri. Juniornya sudah sangat menegang.
“Zidni, aku malu.” Chika menutup wajahnya.
“Tidak usah malu. Aku milikmu, Chika. Besok kita menemui orang tuamu dan aku akan menikahimu saat itu juga.”
“Benarkah?”
“Iya. Aku janji.” Zidni berusaha meyakinkan Chika. Chika mengangguk dan kini ia hanya bisa pasrah, membiarkan Zidni menjamah setiap inchi tubuhnya. Chika tidak bisa lagi menahan suara kenikmatan itu.
“Arrghhh…!!!” suara kenikmatan hebat Chika menyeruak ke setiap sudut ruangan. Mereka bergelut penuh dengan gairah dan cinta. Untuk pertama kalinya Chika menyerahkan tubuhnya pada seorang pria. Tentu saja seorang pria yang begitu ia cintai.
Sampai pada akhirnya Chika merasakan semburan cinta di dalam rahimnya. Keduanya kemudian saling berpelukan.
“Terima kasih Chika. Terima kasih untuk semuanya. Aku mencintaimu.”
“Aku juga mencintaimu.” Dan malam itu, mereka menghabiskan waktu untuk bercinta hingga suara ayam berkokok terdengar, keduanya baru terlelap dengan tubuh yang masih telanjang dibalik selimut.
...****************...
Keesokan harinya, sesuai janjinya pada Chika, Zidni mengajak Chika untuk menemui kedua orang tuanya. Tentu saja kedua orang tua Chika terkejut melihat Chika datang bersama seorang pria.
“Ayah-Ibu, bagaimana kabarnya?”
“Kami baik, Nak. Itu siapa?” tanya Nyonya Linda, Ibu Chika.
“Ayah-Ibu, perkenalkan namaku Zidni. Aku adalah calon suami Chika.” Ucap Zidni seraya menjabat tangan kedua orang tua Chika.
“Ayo-ayo duduk dulu. Kalian membuat kami bingung. Apalagi kamu memanggil kami Ayah dan Ibu,” kata Tuan Arman, Ayah Chika.
“Jadi begini Ayah-Ibu, Chika datang kemari ingin meminta restu kalian untuk menikah.”
“Iya Ayah-Ibu. Sebenarnya kami sudah lama menjalin hubungan. Dan kebetulan aku baru saja kembali dari Amerika. Aku sudah berjanji pada Chika, jika aku akan kembali untuknya. Dan aku tidak mau basa-basi kalau aku ingin menikahi Chika saat ini juga.” Jelas Zidni tanpa banyak basa-basi.
“Sebentar Nak Zidni, kami saja belum mengenalmu, bagaimana bisa kami memastikan kalau kamu adalah pria yang baik untuk putriku?” kata Tuan Arman.
next....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Siti fatimah Sifa
waaaahhh si zidni gercep benerrr😅😅😅
2022-04-10
1
Tutun Imam
lah ko udah di icipin duluan hadeeeh
2022-04-09
0