Cinta Dalam Diam Bagian 4
Oleh Sept
Malam minggu adalah malam yang biasanya ditunggu untuk para muda-mudi. Terutama mereka yang hidup di kota metropolitan. Biasanya sebagian dari mereka menghabiskan waktu di mall. Nonton di bioskop, atau sekedang nongkrong di cafe berjam-jam. Bersama kekasih, keluarga, atau bahkan sahabat dan teman main.
Seperti malam ini, meski status jomblo tapi Bimasena yang biasanya disibukkan dengan kegiatan negara. Malam ini ia bebas, mau silaturahmi ke rumah teman lamanya. Sekalian TP-TP sama Asha, adik dari sahabat baiknya itu. Lama tidak melihat wajah Asha, terakhir kali sudah beberapa waktu silam. Sudah lama, bahkan ia penasaran, seperti apa wujud bidadarinya itu?
Gadis yang hanya mampu ia sebut di atas sajadah. Tanpa berani mengatakan secara langsung. Katakan saja dia memang cement, tapi itulah Bimasena. Dia begitu tegas saat bertugas. Tapi kalau masalah hati, susah untuk dijelaskan. Cukup Allah saja yang mengetahui isi hati pria charismatic tersebut.
***
Tin ... tin ...
Bimasena berhenti tepat di depan rumah Firman. Mereka bertiga memang sahabat karin sejak lama. Dan begitu Firman membuka gerbang rumahnya. Firman langsung menyambut kedatangan Bima. Seperti saudara lama tidak bertemu, keduanya saling memeluk erat sembari saling menepuk punggung.
"Jiah ... keren bangen kamu, Bro!" ledek Firman.
Bima hanya tersenyum.
"Tadi Nia sudah telpon, sudah nunggu dia. Ayo!" ucap Firman.
"Eh tunggu!" tambah Firman. Pria itu berbalik, kemudian datang lagi membawa bucket bunga mawar yang cantik.
"Buat apa bawa kembang? Memangnya ke makam?"
Bimasena menatap aneh pada Firman. Dan tanggapan Firman hanya tersenyum malu-malu meong.
"Buat Nia!"
Seketika Bimasena langsung menatap curiga.
"Lihatnya jangan gitu! Mata mau lepas tuh!" celetuk Firman yang merasa ditatap aneh oleh temannya.
"Kalian pacaran?" tebak Firman.
Firman hanya tersenyum sumringah, sambil menggeleng pelan.
"Terus ngapain bawa bunga?"
"Buat calon istri! Nggak usah pacaran, kalau cocok langsung halalin!" ucap Firman dengan gaya orang bijak seperti Mario gaduh.
Makin shock lah Bimasena. Mana tahu dia kalau keduanya akan menikah.
"Kalian akan menikah?"
Kali ini Firman mengangguk. "Doain, habis lebaran ... langsung kulamar itu si Nia."
Firman terlihat begitu percaya diri sekali, membuat Bimasena geleng-geleng.
"Memang Nia Mau?" ledek Bimasena.
"Hahahaha .... sialannn kau!" Keduanya terkekeh.
Rupanya Firman memang sudah mengincar Nia sejak muda. Karena sekarang ia merasa cukup mampu menjadi imam bagi gadis itu, habis lebaran nanti langsung ke KUA.
Nia juga tentunya tidak menolak, apalagi sudah paham betul keluarga Firman. Semuanya sudah kenal, apalagi Firman ini sekarang juga sudah sukses. Punya perternakan sapi Limousin yang jumlahnya ratusan biji. Pokoknya masa depan insyaallah terjamin.
Lagian umur keduanya juga sudah masuk, sudah pas bila masuk jenjang pernikahan. Tapi yang membuat Bimasena heran, kok bisa temannya itu saling jatuh cinta. Padahal mereka itu sahabat karib. Mungkin Bimasena hanya heran, gimana ceritanya menikahi teman sendiri. Kan rahasia paling dalam dan jeleknya sudah pada tahu. Mungkin aneh saja.
Tidak mau ambil pusing, Firman langsung naik mobil yang dikendarai oleh Bima. Tidak lupa membawa bunga untuk calon istri tersayang. Mereka berdua pun langsung meluncur ke rumah Pak Han.
***
Kediaman Pak Han
Haris baru saja pulang dari sana, mobilnya bahkan sempat berpapasan di lampu merah dengan mobil abangnya. Hati Haris sedang berbunga-bunga. Ia sudah mengantongi nomor Asha. Yes!!!
Flashback
Harus masuk rumah dengan lesu. Hatinya potek saat melihat Asha masuk sambil dirangkul pria berseragam polisi.
Wajah pria itu tampan, kulit putih bersih. Alisnya tebal. Kalo dilihat-lihat, masih cakepan pria berseragam itu. Mendadak Haris yang tadinya sudah kece badai langsung insecure. Apalagi Asha sangat dekat dengan sosok tersebut. Belum juga jatuh cinta, hatinya sudah patah.
"Mari Pak Haris."
Pak Han mempersilahkan Haris masuk dengan ramah, seperti rumah sendiri. Sedangkan muka Haris kala itu sudah kusut, seperti cucian kotor yang seminggu belum dicuci.
Beberapa saat kemudian, Asha muncul dengan kopi, dan juga jus jeruk. Ia serahkan kopi pada Haris dan jus jeruk pada pria berseragam polisi.
"Silahkan!" ucap Asha dingin. Asha sebenarnya jengkel pada Haris. Karena bapaknya sering dibuat lembur akhir-akhir ini. Padahal waktunya sangat terbatas karena banyak tugas kuliah. Kalau bapak lembur, kan waktu untuk keluarga jadi berkurang. Makanya, dengan tidak ramah Asha mempersilahkan Haris minum. Sedangkan pada sosok pria tampan berseragam, Asha tersenyum manis.
"Minum Mas ... seger ini, Nisa yang buat."
"Makasih, Sayang!" jawab pria ganteng tersebut.
Ya Allah, rasanya Haris ingin menghilang seketika. Baru kali ini ia mendengar kata sayang terdengar menusuk sampai tulang ekor.
'Mereka apa gak malu? Sayang-sayangan di depan orang. Astaghfirullahaladzim ... itu Pak Han kok boleh anaknya pacaran bebas begitu!' batin Haris sambil terus mengerutu tidak jelas. Mungkin sudah kena virus jealous.
Lima belas menit kemudian.
"Sayang, Mas berangkat dulu. Hari ini piket, kamu pesen apa kalau pulang?" tanya pria tersebut.
"Nggak usah, Mas hati-hati aja," ucap Asha kemudian berbalik memanggil bapaknya yang masih di ruang kerja mengambil sesuatu.
"Bapak! ... Bapak! Mas Andri mau berangkat ni!"
"Iya, sebentar!"
Tap tap tap
Bapak muncul sambil membawa setempel dan map.
"Hati-hati ... jada diri, Ndri," pesan Pak Han pada putra keduanya yang merupakan seorang Perwira polisi.
"Iya, Pak. Assalamu'alaikum!" pamit Andri. Andir sepertinya juga tidak suka dengan Haris, ia dari tadi menganggap Haris seperti batu. Ada tapi tidak dianggap.
Setelah Andri pergi dan Asha mengantar sampai pagar depan, Haris yang kepo berat spontan bertanya pada Pak Han.
"Calon mantu, Pak?"
Pak Han tersebut teduh.
"Putra kedua saya, Pak Haris."
JEDARRR ...
YESSS!
Seolah mendapat angin segar, jika semula Haris sudah loyo. Kini pria itu seperti mendapat asupan energi tiba-tiba. Kembang api dalam hati Haris langsung meletup-letup. Hidungnya langsung kembang kempis.
Masih ada harapan, pria tadi bukan kekasih Asha. Pria itu adalah Andri Dwi Permadi, anak kedua Pak Han. Artinya kakak Asha, pantes ganteng, Asha juga cantik.
Alhamdulillah, pintu masuk ke hati Asha seperti masih terbuka lebar. Bibir Haris tiba-tiba mengembang, takala Asha berjalan masuk ke rumah dan menatapnya aneh.
'Idih ... kenapa senyum-senyum gak jelas. Pria aneh!' gerutu Asha dalam hati.
Flashback End
Calon kumbang-kumbang di taman itu Asha. Hehhehe
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Siti Zamarah
kumbang kumbang di taman jangan kau merayuuu , kumbang kumbang di taman ....
2023-11-02
0
Melya Siena Siena
ini Haris cerewet hatinya dr pada mulutnya😂😂😂kebanyakn bicra dlm hati ngedumel melulu suka menduga ini itu. kata pepatah malu bertanya sesat dijalan. itu cocok tu buat haris suka main tebak tebakan
2023-09-07
0
NasyafaAurelia🐧
lagi2 pikirranmuu 😂
2022-10-15
0