Cinta Dalam Diam

Cinta Dalam Diam Bagian 3

Oleh Sept

Setelah drama salah paham, Haris mulai kepikiran Asha. Tiap hari kalau ke kantor pasti kegiatannya ngintip ke luar jendela ruangan. Sayang, Asha memang sudah berminggu-minggu tidak datang.

"Ke mana gadis muda itu? Apa dia sakit?"

Penasaran, ia pun mencari cara untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Dasar Haris licik, ia sengaja memberikan banyak berkas untuk diperiksa oleh Pak Han.

Sampai Pak Han harus lembur, karena jam kerja serasa tidak cukup. Saking banyaknya pekerjaan yang dibebankan dari atasannya itu.

Tok tok tok

"Masuk!"

Pak Han masuk, memberikan berkas yang sudah ditugaskan padanya.

"Ini lagi, Pak!" ucap Haris yang memang sengaja.

Pak Han mengernyitkan dahi.

'Ada apa dengan Pak Haris, tutup bulan masih lama, kenapa pekerjaan menumpuk begini?' batin Pak Han yang merasakan aneh pada bosnya tersebut. Meski lebih tua, bahkan usianya terpaut dua kali. Namun, Pak Han memperlakukan Haris dengan hormat. Karena pria itu adalah atasannya.

"Kenapa, Pak? Kalau waktunya gak cukup. Nanti bisa saya bantu. Tapi jangan di kantor. Bisa minta alamat Pak Han. Nanti saya ke sana."

TOENG ...

Makin bingung lah Pak Han. Kenapa atasannya di kantor malah mau ke rumahnya sekedar lembur? Sangat mencurigakan.

Tapi karena Pak Han ini orangnya ekstra sabar, ia pun menuliskan alamat rumahnya.

"Ini, Pak Haris."

Haris langsung tersenyum menang dalam hati.

"Besok sabtu sore ya, Pak. Saya ke sana."

Dengan sengaja, Haris menambah lagi berbendel-bendel berkas di atas mejanya.

Karena posisi jabatan ada di bawah Haris, Pak Han pun hanya bisa diam. Mungkin aslinya pingin getok kepala Haris. Sabar-sabar Pak Handoko. Orang sabar rejekinya lancar.

***

Sabtu sore

Haris sudah berpakaian rapi, pria itu beberapa kali menatap spion. Tidak lupa kacamata hitam, agar tampilannya makin oke, kece badai.

Habis dari kantor, karena pulang setengah hari. Haris langsung meluncur ke alamat yang pernah Pak Han kasih. Entah mengapa, ia jadi sangat penasaran dengan sosok Asha.

Perlu diketahui, meksipun manager cabang di sebuah bank besar. Tampan, kaya, mapan, soleh, Haris ini belum pernah pacaran.

Hidupnya fokus pada sekolah, setelah lulus dengan pendidikan terbaik, ia fokus ke karir. Tidak mikir cewek sama sekali. Usianya kini 24 tahun, sudah punya jabatan ya lumayan lah, padahal masih muda.

Selama ini ia tidak tertarik pada wanita, begitu mengetahui kalau ia salah paham pada Asha, entah mengapa. Ia merasa bahwa Asha itu jodohnya.

Dengan semangat 45, Haris memacu pajeronyaa ke kediaman Pak Han. Sambil sesekali bersiul, tanda hatinya sedang riang gembira. Kok rasanya mau apel. Tiba-tiba sudut bibirnya tertarik ke atas. Senyum tipis mencuat menggambarkan perasaan hating.

24 tahun ngapain aja, Ris?

Kediaman Pak Han, rumahnya sangat luas. Di depan ada pohon jambu yang cukup tinggi. Dan disampingnya ada bangku panjang dari kayu.

Haris sudah semangat sekali mau bertemu dengan Asha. Ia juga merapikan rambutnya agar tampak klimis. Pokoknya mau tampil perfect di mata gadis incarannya itu.

KLEK

Ia membuka pintu mobil, menatap teras Pak Han.

"Masya Allah ... senyumnya manis sekali!" gumam Haris saat melihat sosok Asha main ayunan di teras rumahnya.

Asha tersenyum, tapi tidak padanya. Seorang pria keluar dari dalam rumah. Pria itu langsung mencubit hidung Asha.

"Sakit, Mas!" rengek Asha manja.

Asha dan pria berpakaian seragam polisi itu saling bercanda gurau. Keduanya bahkan saling memukul, mencubit dan mengusap dengan sayang.

"Jangan kenceng-kenceng! Asha jatoh nanti Mas!"

Pria berbaju tugas warna coklat itu hanya terkekeh. Tidak mau berhenti, malah mengayun Asha."

Sementara, di samping mobilnya, Haris sudah terlihat pucat.

"Wanita cantik mana ada yang single!" gumamnya sendu.

Karena Asha berisik, Pak Han pun keluar. Ingin melihat putrinya. Eh malah melihat mobil Haris.

"Pak Haris?"

Pak Han, Asha dan pria di sampingnya langsung menatap ke depan. Asik bercanda, mereka berdua tidak menyadari ada tamu yang datang.

"Asha, siapin minum!"

"Iya, Pak!"

Asha buru-buru masuk, diikuti sosok pria yang mengekorinya di belakangnya.

"Sana!!! Jangan ganggu Asha!" bentak Asha.

"Ish!"

Ruang tamu

Rasanya Haris mau menghilang, tahu begini ia tidak mau berkunjung ke rumah Pak Han. Belum jatuh cinta, Haris sudah patah hati duluan.

***

Kediaman orang tua Bimasena

"Bimaa!"

Ibu terlihat senang karena Bima pulang. Sudah berbulan-bulan mereka tidak bertemu.

"Sehat, Bu?" Bima langsung mengecup punggung tangan ibunya. Orang yang sudah melahirkan dan mensupport Bima selama ini. Dan orang yang pasti menyebut namanya dalam doa di setiap saat. Begitu juga sebaliknya.

"Alhamdulillah ... Kamu bagaimana? Sehat?" Ibu memeluk putra pertamanya dengan sayang. Menjadi polisi dengan banyak tugas negara, membuat Bima jarang ketemu dengan keluarganya.

Setelah pelukan terlepas, Bima memperhatikan sekeliling.

"Alhamdulillah sehat, Bu. Rumah kok sepi? Bapak, Ardi sama Haris ke mana Bu?" tanya Bimasena, matanya menyapu ruangan. Mencari dua adiknya, Haris dan Ardi.

"Biasanya Haris sudah pulang, entah ke mana. Ibu juga gak tahu. Kalau Ardi, ada di apotik. Seperti biasa, memeriksa stok obat mungkin. Tapi bentar lagi mereka semuanya biasanya pulang kok.

Bima pun pamit masuk kamarnya. Kamar yang sudah lama tidak ia jamah.

Bukkkkk

Ia merebahkan tubuhnya, tiba-tiba ia tersenyum. Bima mencari ponselnya, kemudian menekan tombol kontak. Ia cari nomor ponsel Nia, saudara perempuan Asha.

"Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam."

"Nia."

"Eh Bimaaa!"

"Sibuk tidak, aku lagi di rumah. Lama tidak ketemu sama Firman juga. Bisa tidak ketemu nanti malam,"

Nia langsung terkekeh.

"Main aja ke rumah, tapi jangan bawa banyak coklat lagi. Asha udah gede!" ledek Nia. Ia paham betul, sedang dimodusin Bima.

Bima hanya mengaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.

"Oh ... hemm ... Iya. Nanti malam aku ke sana ya."

"Oke. Samperin Firman sekalian ya. Biar aku gak jadi obat nyamuk!"

Bima hanya tersenyum, kemudian menutup telepon.

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam. Ingat bawa Firman."

"Hemm!"

Begitu ponsel mati, Bima langsung sumringah. Ia langsung beranjak menuju lemari. Mencari baju paling kece buat ketemu Asha malam minggu nanti.

Serasa mau ngedate sama pacar. Dasar keluarga jomblo. Adik dan kakak semuanya sama saja. Jomblo premium, kualitas super.

***

Malam minggu

Bima sudah tampan, cakep. Badan tegap atletis dan berwibawa. Sudah pasti membuat kaum Hawa klepek-klepek. Pak polisi tersebut hendak ke rumah gadis, ngakunya main menemui sang kakak. Aslinya hanya modus belaka. Modus bertahun-tahun yang belum ada perkembangan sama sekali.

Sejak Asha SMP, SMA, kuliah, Bima sama sekali belum mengutarakan perasaannya. Cukup mengagumi Asha dalam diam. Mencintai Asha dengan caranya sendiri. Menyimpan cintanya diam-diam.

BERSAMBUNG.

Terpopuler

Comments

komalia komalia

komalia komalia

jadi inget novel yanv di sebelab hampir sama menintai adik teman nya sedari sd untung di jodoh kan Kalau engga di jodoh kan sama cewe yang di cintai nya dia engga nikah nikah

2024-02-23

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

sahabat jdi suami dan sahabat jdiadik ipar....😀😀

2023-04-02

0

devaloka

devaloka

bawa mahar aja bang🤣

2023-02-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!