Sandiwara Sepasang pengantin

Belly sudah selesai di rias oleh sang MUA dengan hasil yang sangat memuaskan.

"Woow, perfect!! Jangan menangis lagi, kau adalah pengantin tercantik yang pernah kutangani." Jelas sang MUA pada belly. Karena sejak tadi belly terus menangis terisak.

"He'um..." Belly tak banyak kata, ia hanya semakin sedih dengan nasibnya kali ini.

"Belly, kamu sangat cantik!" Diana menghampiri belly dan membawanya untuk bercermin memperlihatkan hasil riasannya.

"Ehem!.. Apakah sudah siap?" Raja tiba-tiba datang dan berdehem. Seketika ia menatap tampilan belly yang sangat cantik.

"Hey pengantin pria, berkediplah.." MUA mengetahui reaksi raja, hingga raja menjadi sedikit salah tingkah.

"Dengarkan aku, kau harus terlihat bahagia disini! Aku tak mau semua orang menilai jelek di acara pernikahanku!" Raja sedikit berbisik pada belly.

"Ya. Kita lihat saja nanti." Belly berkata malas.

"Jangan pernah bermacam-macam padaku, atau aku akan menghancurkan keluargamu!" Ancam raja pada belly.

"Tuan? tidak bisakah jika anda tidak mengancam? Apakah ini keahlian anda?" Belly begitu geram dengan perlakuan raja padanya. Ingin rasanya belly memberikan pukulan pada raja.

"Bersandiwaralah sebaik mungkin, jika kau melakukan kesalahan sedikitpun amu takkan mengampunimu!" Raja meraih mencekal dagu belly dengan sedikit keras, lalu menghempaskannya.

"Pria kasar!!" Belly memukul udara sembari menatap keaal ke arah raja yang meninggalkan ruangan rias.

Hingga tiba di hall pernikahan, raja menanti belly datang dengan digandeng oleh prass papanya.

Belly melihat sekitarnya, belly memutar matanya takjub kearah kanan dan kiri bergantian. Suasana pesta pernikahan yang sangat bagus. Dekorasi outdoor yang cantik gumamnya..

Tentu saja, ini adalah pilihan kakak tirinya maura. Pastilah ia memilih pesta pernikahan begini. Ia adalah seorang model, selera dan levelnya pasti tinggi.

Hingga sampai puncaknya, prass memberikan putrinya pada raja.

Pernikahan berjalan dengan baik dan lancar. Belly ternyata sangat pandai bersandiwara. Dihadapan semua orang, belly terlihat sangat menikmati statusnya sebagai pengantin satu hari saat ini.

Tak ada wajah bete ataupun lesu. Belly terlihat semangat dan tersenyum pada semua tamu.

Belly pun slalu bersikap sopan pada keluarga Darmawan, pada teman-teman raja, dan para tamu undangan semua.

"Heh, ternyata wanita ini pandai juga bersandiwara. Baguslah, aku tak ingin jika ia membuat kekacauan!" Gumam raja dalam hati.

"Apakau sedang memikirkanku?" Belly yang berada disebelah raja pun asal menebak.

"Terus saja berakting! Jangan membuat kekacauan! Kau PAHAM?" Dengan penuh penekanan, raja berkata sedikit berbisik pada belly.

"Kekasihmu itu yang kabur meninggalkanmu, maura yang membuat masalah! Kenapa aku yang harus membereskannya? Oh tuhan..." Belly pun mulai mengeluh. Ia tak tahan dengan sikap raja padanya. Semua ini pasti akan menjadi masalah baru untuknya.

"Jangan pernah menyebut nama itu!" Lagi-lagi raja bersikap kasar. Dia meremas tangan belly dengan keras, sehingga membuat belly meringis kesakitan.

"Aw!!!!!" Sontak teriakan belly membuat Darmawan serta Rianti menghela nafas panjang menyaksikan tingkah kedua mempelai itu.

"Raja, sabar jangan disini. Masih banyak orang..." Rianti ibu raja, mengerenyitkan keningnya dengan tatapan disertai senyuman.

"Iya ja, nanti saja dikamar terserah kamu mau melakukan apapun. Belly sudah menjadi milikmu!" Sambung Darmawan.

Sontak aksi mertuanya membuat belly terkejut dengan membulatkan matanya sempurna.

"Papa dan mama tahu saja, raja memang sudah tak sabar. Raja sangat gemas dengan belly. Sangat tak sabar ma, pa. Aku tak akan memberi ampun padanya." Raja menjawab perkataan orang tuanya itu. Dengan senyuman jahat ala devil ia menatap kearah belly.

Penuturan raja yang seperti itu membuat belly serba salah, belly merasa semakin takut dengan apa yang akan dilakukan oleh raja padanya nanti.

"Baiklah, lakukan sesukamu suamiku.." Belly kini bermain baik. Belly menoel pipi mulus raja dengan satu jarinya disertai senyuman nakal seperti seorang penggoda.

"Waduh... Serasa dunia milik berdua ya? Yang lain itu hanya ngontrak!" Diiringi tawa khasnya, Darmawan meledek kedua pengantin itu.

"Jangan keterlaluan memperlakukan belly, kasihan belly nanti dia akan kelelahan!" Sambung rianti meneruskan perkataan suaminya.

Hingga tak terasa, pesta pernikahan ini usai. Setelah jam sepuluh malam, semua tamu pun secara bergantian pergi.

Begitupun dengan keluarga Darmawan, mereka pamit meninggalkan kediaman mempelai wanita.

Tepat jam sebelas malam, semua tamu sudah pergi meninggalkan kediaman prasetio.

Raja dan juga belly, mereka pun pergi untuk masuk ke dalam kamar. Kamar yang sudah dihiasi dengan berbagai dekorasi cantik. Tempat tidur yang sudah berhiaskan bunga-bunga cantik. Serta ranjang yang sudah ditaburi dengan lembaran kelopak bunga mawar merah segar, membuat kamar itu benar-benar mirip seperti kamar pengantin sebenarnya. Siapa yang tahu, jika pernikahan ini bukanlah pernikahan yang diinginkan keduanya. Pernikahan terpaksa demi menutupi malu, pernikahan yang membuat masa depan belly zeana anggraika menjadi suram.

Mata keduanya pun membulat sempurna ketika melihat kamar ini begitu cantik dan wangi. Raja menelan salivanya, semerbak wangi bunga mawar ini membuat fikirannya berlayang-layang tak karuan.

"Aku akan mandi lebih dulu." Belly menghilangkan kegugupannya dan kecanggungannya dengan raja.

"Cepatlah! Akupun ingin membersihkan diri!" Dengan nada menyentak, raja mendudukkan bokongnya pada sofa dekat ranjang dengan melonggarkan dasinya yang sedari tadi terasa menyekik lehernya.

Belly membawa pakaian gantinya kedalam kamar mandi, ia segera cepat berhambur dan meninggalkan raja yang kasar itu.

"Huh dasar psyc..." Lirih belly dalam hati mengumpat raja. Tentu saja ia tak bersuara, ia takut raja akan semakin melahapnya mentah-mentah.

Didalam kamar mandi, belly sudah berusaha semaksimal mungkin mencoba melepas gaun pengantinnya itu. Namun terkendala karena resleting yang menyangkut pada rambutnya, hingga belly meringis kesakitan.

Belly terpaksa memanggil raja, karena sudah berapa menit usahanya tak membuahkan hasil. Tak mungkin juga belly memanggil ibu torinya atau papanya.

"Hey tuan raja..." Belly menongolkan kepalanya dari pintu kamar mandi.

"Ada apa?" Raja menatap belly dingin.

"A..aku minta tolong.." Jelas belly terbata-bata.

"Urus saja dirimu sendiri! Aku bukan seorang penolong" Gertak raja.

"Huh! Hanya sebentar, tidakkah kau memiliki hati nurani?" Belly merasa kesal dengan perlakuan raja yang terus-terusan kasar.

"Aku tak memiliki hati!" Jawab raja dengan santainya.

"Oh, aku lupa! Ya tentu saja hatimu sudah tidak ada lagi. Hatimu sudah kau berikan semua untuk maura bukan?" Belly meringis mengejek raja.

"Hentikan menyebut nama itu!" Raja mengahampiri belly diambang pintu, raja mendorong tibuh belly hingga merapat pada tembok kamar mandi.

"Tu..tuan.. Maaf aku hanya minta tolong ini.." Belly memasang wajah melasnya dengan menunjuk kearah punggung belakangnya. Rambutnya terasa semakin sakit akibat tersangkut resleting gaun yang ia pakai.

Raja yang meilat itupun sontak terkejut, mau tak mau dia harus menolong gadis ini. Apa salahnya jika kali ini saja, lain kali ia tak mau menolongnya.

"Satu kali ini saja! Selebihnya aku takkan menolongmu! Kau mengerti, dasar gadis ceroboh bagaimana bisa ini semua tetjadi....." Raja menghentikan kata-katanya dan membelalakkan matanya ketika berhasil membuka resleting gaun belly. Punggung putih mulus itu membuat ia menelan lagi salivanya.

"Ya tuan, terimakasih.. Apakah sudah selesai?" Tanya belly yang posisinya membelakangi tubuh raja.

Namun raja masih diam saja, tak ada tanggapan.

"Tuan???" Belly membalikkan tubuhnya, hingga posisi mereka berdua kini berhadapan..

Ooh tidak, tangan belly sontak menyentuh dada raja, kini wajah belly berada dekat sekali dengan raja.

Wajah mulus itu, wajah cantik, wajah manis. Ternyata belly sangatlah cantik, mata bulat dengan bulu mata lentik, hidung mancung, bibir merah muda yang semakin menggoda raja..

"Jangan coba-coba menggodaku!" Raja berkata lirih namun menyakitkan bagi belly.

"Tuan! Aku tidak menggodamu!" Timpal belly merasa marah pada raja.

"Dasar penggoda!"

Belly yang geram dengan perlakuan raja pun sontak memukul dada raja, namun karena aksinya itu gaun yang ia pakai malah sedikit melorot dan memperlihatkan bagian bukit kembarnya yang sedikit menonjol.

"Arghhhhhh" Belly menjerit dan menarik tangannya untuk menutupi bagian asetnya itu.

Raja sontak tertegun, ia dapat melihat dengan jelas apa yang ada didepan matanya saat ini meskipun itu tak terlihat secara sempurna.

Raja pun memutuskan untuk keluar dari kamar mandi dan menutup pintu. Ia tak ingin berlama-lama dan membuatnya bisa khilaf nanti.

Terpopuler

Comments

Nia

Nia

selalu sja begitu hampir semua novel bgtu

2022-06-12

0

Pujiati

Pujiati

Salam kenal kak

Jika berkenan mampir juga ya kakak-kakak ke Ujian Kesetiaan, pejel_manis
Terimakasih

2022-05-31

1

Mbak Nur

Mbak Nur

semangat up nya tor

2022-04-10

2

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Sandiwara Sepasang pengantin
3 Drama sang pengantin baru
4 Bertemu Alan
5 Wanita ceroboh
6 Masih Sandiwara
7 Sensitif
8 Lelaki Egois
9 Penjelasan Belly pada Alan
10 Hancurnya hati Alan
11 Mawar untuk belly
12 Gejolak
13 Salah paham
14 Bonus besar untuk raja
15 Ketidakberuntungan maura
16 Apakah aku cemburu?
17 Rasa rindu dan sakit yang menjadi satu
18 Kemarahan Raja
19 Jarak
20 Diam
21 Pergi..
22 Curahan hati belly
23 Harus kemana aku mencarimu?
24 My king
25 Dimana kamu bell??
26 Kesepian
27 Saling merindukan...
28 Pertemuan tak terduga
29 Melepas rindu
30 Bukan waktu yang tepat
31 Apakah ini mimpi??
32 Kecemasan belly
33 Obat untuk raja
34 Tak bisa menahan diri..
35 Siasat maura
36 Apakah aku menyukaimu??
37 Kedatangan Mertua
38 Sebuah pengakuan
39 Pengganggu
40 Penuh dengan Pengganggu
41 Menggoda istri
42 Menggoda istri part 2
43 Wanita berBISSA-ku
44 DASAR HANTU!!!
45 Hukuman
46 Salah lagi...
47 Hamil
48 Ada Apa dengan Belly??
49 Melatih kesabaran Raja
50 Menebar Racun
51 Masih dalam keraguan
52 Full senyum sayang...
53 Permainan di mulai...
54 Kesalahpahaman Raja
55 Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui
56 Cemburu
57 Pengawal
58 Penyusup
59 Mencari Titik Terang
60 Kamakura, Jepang.
61 Pulang
62 Keberadaan Belly
63 Hotel XXX
64 Kamar nomor 123
65 Pancingan Maura
66 Terjebak
67 Apakah sudah Berakhir?
68 Sepucuk Surat
69 Mimpi yang tak nyata
70 Lelaki Baik Hati
71 Sampai kapanpun takkan terganti
72 Memberi pelajaran
73 Kekhawatiran yang berlebihan
74 Hati memang tak bisa dipaksakan
75 Pura-pura tidak tahu
76 Beli satu, gratis satu.
77 Tertangkap
78 Cinta Buta
79 Habislah kau Maura!
80 Setelan Oranye nomor dua puluh empat
81 Egois
82 Aku menyesal, Bell.
83 Dilema
84 Melepaskan
85 Rasa yang berbeda
86 Gagal Move On
87 Bell, menikahlah denganku ...
88 Lembaran Baru
89 Gara-gara Darwin
90 Dag Dig Dug
91 Pengakuan cinta Belly
92 Cotton Candy
93 Selesai
94 Tentang Danu dan Ayuna.
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Perkenalan
2
Sandiwara Sepasang pengantin
3
Drama sang pengantin baru
4
Bertemu Alan
5
Wanita ceroboh
6
Masih Sandiwara
7
Sensitif
8
Lelaki Egois
9
Penjelasan Belly pada Alan
10
Hancurnya hati Alan
11
Mawar untuk belly
12
Gejolak
13
Salah paham
14
Bonus besar untuk raja
15
Ketidakberuntungan maura
16
Apakah aku cemburu?
17
Rasa rindu dan sakit yang menjadi satu
18
Kemarahan Raja
19
Jarak
20
Diam
21
Pergi..
22
Curahan hati belly
23
Harus kemana aku mencarimu?
24
My king
25
Dimana kamu bell??
26
Kesepian
27
Saling merindukan...
28
Pertemuan tak terduga
29
Melepas rindu
30
Bukan waktu yang tepat
31
Apakah ini mimpi??
32
Kecemasan belly
33
Obat untuk raja
34
Tak bisa menahan diri..
35
Siasat maura
36
Apakah aku menyukaimu??
37
Kedatangan Mertua
38
Sebuah pengakuan
39
Pengganggu
40
Penuh dengan Pengganggu
41
Menggoda istri
42
Menggoda istri part 2
43
Wanita berBISSA-ku
44
DASAR HANTU!!!
45
Hukuman
46
Salah lagi...
47
Hamil
48
Ada Apa dengan Belly??
49
Melatih kesabaran Raja
50
Menebar Racun
51
Masih dalam keraguan
52
Full senyum sayang...
53
Permainan di mulai...
54
Kesalahpahaman Raja
55
Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui
56
Cemburu
57
Pengawal
58
Penyusup
59
Mencari Titik Terang
60
Kamakura, Jepang.
61
Pulang
62
Keberadaan Belly
63
Hotel XXX
64
Kamar nomor 123
65
Pancingan Maura
66
Terjebak
67
Apakah sudah Berakhir?
68
Sepucuk Surat
69
Mimpi yang tak nyata
70
Lelaki Baik Hati
71
Sampai kapanpun takkan terganti
72
Memberi pelajaran
73
Kekhawatiran yang berlebihan
74
Hati memang tak bisa dipaksakan
75
Pura-pura tidak tahu
76
Beli satu, gratis satu.
77
Tertangkap
78
Cinta Buta
79
Habislah kau Maura!
80
Setelan Oranye nomor dua puluh empat
81
Egois
82
Aku menyesal, Bell.
83
Dilema
84
Melepaskan
85
Rasa yang berbeda
86
Gagal Move On
87
Bell, menikahlah denganku ...
88
Lembaran Baru
89
Gara-gara Darwin
90
Dag Dig Dug
91
Pengakuan cinta Belly
92
Cotton Candy
93
Selesai
94
Tentang Danu dan Ayuna.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!