Seperti hari-hari aktif biasanya, Indah selalu terburu-buru jika pagi hari. Tugasnya sebagai pengajar di sebuah Madrasah Tsanawiyah menuntut nya untuk selalu tepat waktu datang ke sekolah sebelum bel masuk berbunyi.
Sebenarnya tempatnya mengajar tidak lah terlalu mengikat, setelah jam mengajar habis setiap guru boleh pulang duluan walau sekolah belum usai. Karena masih lajang, oleh Waka Kurikulum Indah diberi jam mengajar pagi. Jadi sebelum pukul 08.30, dia sudah harus ada di sekolah dan bisa pulang setelah jam mengajarnya habis. Biasanya Indah jam 10 atau 11 sudah bisa pulang kerumah. Beristirahat sebentar dan jam 12.30 harus berangkat lagi kesekolah kedua tempatnya mengabdi.
Karena itu adalah hari Senin, jalanan lumayan agak ramai dengan orang-orang yang mau memulai aktifitas mereka. jam 07.20 Indah sudah sampai di sekolah. Telah banyak siswanya yang datang.
"Morning miss" sapa mereka.
"Morning too" balas Indah dengan senyuman kearah mereka.
Kegiatan sekolah pagi itu diawali dengan upacara bendera terlebih dahulu. sekitar satu jam, upacara bendera pun selesai dan semua siswa masuk ke kelasnya masing-masing. Begitupun Indah, jam pertamanya hari ini adalah kelas 7.b. Dengan sigap Indah berjalan menuju kelasnya dan setelah selesai berdoa, memberi motivasi dan mengulang pelajaran minggu lalu, Indah memulai materi pelajarannya hari ini.
Tak terasa dua jam pelajaran bahasa inggris yang diampunya telah habis, setelah jam pergantian pelajaran berbunyi dan menutup pelajaran dan mengucapkan salam, Indah keluar dari kelas.
"Thank you very much for your attention class, see you next week. Have fun and be save, love you all"
"you are welcome miss, love you too" balas seluruh siswa
Indah berjalan lagi menuju ke kelas selanjutnya, kelas 9.c. Indah mengucapkan salam ketika memasuki kelas dan seluruh siswa menjawab salamnya.
"how are you all? hope you all well. and ready to start our lesson"
"fine miss, thank you" kompak mereka menjawab.
Sebelum memulai materi, Indah kembali merangsang pola pikir siswa untuk mengingat kembali materi minggu kemarin dan memotivasi mereka buat belajar. Dirasa sudah bisa menguasai kelas, Indah lalu memulai materi hari itu.
Indah adalah guru favorit seluruh siswa, selain baik dan ramah Indah juga tidak pelit dengan nilai, hal itulah yang membuat siswa-siswanya menyukainya. Jika masih ada materi yang belum difahami oleh siswanya, tak segan Indah mengulang materi tersebut sampai mereka seluruhnya faham.
Bel istirahat berbunyi, dan Indah menutup pembelajaran hari itu. Setelah mengucap salam Indah keluar dari kelas diikuti oleh seluruh siswa yang mau ke kantin.
Sampai di kantor, Indah duduk bergabung dengan guru-guru senior untuk meminum teh dan memakan cemilan yang telah tersedia. Indah adalah guru paling muda di sekolah itu. Ada empat yang masih lajang, tapi Indah lah yang paling muda sehingga mereka memanggilnya dengan sebutan adik.
Setengah jam Indah bercengkrama dengan teman-teman sekantornya sebelum akhirnya bel masuk berbunyi. Guru-guru yang ada jam pelajaran mulai mempersiapkan diri mereka buat masuk kelas. Dan Indah mulai bersiap-siap pulang. Setelah berpamitan dengan kepala sekolah dan staff tata usaha Indah mulai memutar motornya di parkiran dan pulang kerumah.
----++++ ++++------
Indah selalu bersemangat setiap memulai aktifitasnya. Walaupun cuaca diluar panas tapi itu tidak menghalanginya untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang pendidik.
Siang ini Indah ada jam di kelas XII Ipa 1 dan XII Ips 1. itu artinya pukul 15.30 Indah baru keluar dari kelas. Rutinitas nya sebagai seorang tenaga pendidik honorer telah dijalaninya selama hampir dua tahun. Walau gaji yang didapatkan tidak seberapa, tapi itu sangat dimanfaatkan olehnya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus minta lagi dengan kedua orang tuanya.
Sebenarnya Indah banyak mendapat tawaran pekerjaan dari teman-teman kakaknya, tapi itu semua tidak cocok dengan ijazahnya sebagai sarjana pendidikan, itulah mengapa Indah menolaknya. Alasannya begitu klise, ilmu yang didapat nya dibangku kuliah jadi tidak berguna jika bekerja di kantoran.
+++++++
Sudah dua minggu Andi tidak pernah datang lagi ke rumah Indah sejak kedatangannya pertama kali. Kesibukan pekerjaannya menuntutnya untuk selalu fokus di kantor dan terpaksa menahan perasaannya untuk menemui Indah.
Andi bekerja di sebuah perusahaan anak cabang sebagai seorang audit. Perusahaan tempatnya bekerja adalah perusahan yang bergerak di bidang pendistribusian barang-barang pemenuhan kebutuhan ke gerai-gerai terkait. Sebuah perusahaan terbesar nomor tiga di Indonesia dengan ceo-nya yang menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia.
Sesuai dengan tanggung jawab dan pekerjaannya. Sudah bisa dipastikan berapa pendapatannya perbulan.
Andi sering pergi keluar kota untuk mengaudit stok point -stok point anak cabang di bawah naungan cabangnya.
+±+++++++
Indah sedang duduk di teras sambil membaca majalah ketika tiba-tiba ada sebuah motor berhenti di halaman rumahnya. Indah segera menutup majalah dan melihat kearah orang yang datang yang sedang melepaskan helm di kepalanya. Setelah helm terbuka, tampaklah kalau itu adalah Andi yang datang.
Segera Andi turun dari motornya dan berjalan kearah teras.
"Assalamualaikum" ucapnya
"Waalaikumussalam" Indah menjawab
Andi segera duduk di kursi bersampingan dengan Indah.
"Untuk ibu sama bapak" ucapnya sambil menyerahkan kantong plastik berwarna putih yang dibawanya pada Indah.
"Apa nih kak?"
"Kue, tadi sepulang dari kantor mampir dulu ke toko kue"
"ohh, makasih kak. "
Andi mengangguk.
"Lain kali ga usah repot-repot bawa beginian kak"
Andi tertawa ringan dan Indah beranjak dari kursinya lalu masuk ke rumah membuatkan teh hangat dan menyuguhkan kue yang tadi di bawa Andi padanya.
"Diminum kak"
Andi mengangguk.
"By the way malam minggu kok sendirian, ga ada yang ngapelin apa?" tanya Andi
Indah mengangkat bahunya seraya tersenyum
"Berarti ada kesempatan" gumamnya
"Apa kak?
"Ah, nggak. Nggak papa" jawab Andi gugup
Malam minggu itu diawali mereka dengan cerita ringan. bercerita soal kesibukan masing-masing selama seminggu. Obrolan mereka terkadang di selingi tawa ringan dari keduanya. Tak terasa jam sudah hampir menunjukkan jam sembilan malam. Dan Andi sudah gelisah karena sedari tadi tidak punya kesempatan buat menyatakan perasaannya. Lebih tepatnya tidak punya nyali buat menyatakan perasaannya pada gadis pujaannya itu.
Indah seperti menangkap gesture gelisah Andi lalu bertanya.
"Kakak kenapa? kok kaya gelisah gitu?
Andi menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menghela nafas. Untuk beberapa menit keduanya diam membisu. Dan Andi merutuk dalam hati. Dia mengumpat dalam hati, mengumpati dirinya sendiri mengapa begitu nervous nya.
"Ndah,.." akhirnya kata itu keluar dari mulut Andi setelah diam beberapa menit
"Hmm.." Indah menjawab
"Sebenarnya, sebenarnya.." Andi kembali menggaruk-garuk kepalanya.
Indah mengerti gelagat Andi. Hatinya pun deg-degan menunggu lanjutan kata-kata Andi.
"Saye tu suke kat awak. Suke sangat. Mule kite ngedate pekan lalu sebenarnye awak sudah nak nyatekan cinte ni lah. Tapi awak tak siap, tak punya mental. Mau tak awak jadi pacar saye? Dari dulu saye dah suke kat awak tu. tapi keburu kite pisah, awak pergi kat Malay dan awak di Indon"
Mulut Indah ternganga mendengar ucapan Andi, sebenarnya dia mau terbahak-bahak, tapi dia khawatir Andi tersinggung. Sementara Andi entah sadar entah tidak dengan bahasanya itu saat menyatakan perasaannya pada Indah. Yang dia tahu, saat itu hatinya merasa lega seperti beban di pundaknya telah hilang.
"Maksudnya?" Indah berusaha menggoda Andi. Andi terhenyak mendengar jawaban Indah. Ditelannya ludah dengan susah payah dan meraih gelas teh dan meminumnya untuk menetralkan perasaaannya.
Karena tak tahan, Indah akhirnya tertawa melihat ekspresi Andi. Andi semakin malu melihat Indah mentertawainya. Pupus sudah harapannya. Belum apa-apa, hatinya telah patah.
Indah cepat menyudahi tawanya, dia tidak mau Andi tersinggung dengan sikapnya. Dia tahu bagaimana gugupnya Andi saat menembaknya tadi.
Tidak ingin malu lebih lama lagi, Andi berniat pamit pulang pada Indah. Segera dia menghabiskan teh yang ada di meja. Jam di pergelangan tangannya sudah menjunjukkan jam sembilan lebih tiga puluh lima menit.
"Maafin yang tadi Ndah, lupain aja. Maaf kalo tadi itu buat kamu bingung. Aku pamit ya Ndah" Andi sudah mau beranjak dari kursi lagi ketika Indah menjawab
"Loh, tapi kan aku belum jawab"
"Maksudnya?" kejar Andi
"Iya, aku mau kok jadi pacar kakak. I suke juge kat awak" Indah menjawab dengan tersenyum tersipu.
"Serius Ndah? desak Andi
Indah mengangguk malu sembari menundukkan kepalanya. Sementara Andi tersenyum sumringah dan mengangkat tangannya ke depan dada sambil mengucapkan "yess"
Indah hanya tertawa melihat tingkah konyol Andi. Lalu Andi pamit pulang, hatinya begitu berbunga-bunga. Sepanjang jalan pulang kerumah dia tersenyum senyum sendiri.
Akhirnya dia dan Indah jadian juga
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 287 Episodes
Comments
Nyimas Raudloh
cepet bgt jadian nya ndah kaya q aja waktu muda,
rada nyesel knp gk ngulur waktu dulu 😀😀
2022-08-31
1