Jadian

Seperti hari-hari aktif biasanya, Indah selalu terburu-buru jika pagi hari. Tugasnya sebagai pengajar di sebuah Madrasah Tsanawiyah menuntut nya untuk selalu tepat waktu datang ke sekolah sebelum bel masuk berbunyi.

Sebenarnya tempatnya mengajar tidak lah terlalu mengikat, setelah jam mengajar habis setiap guru boleh pulang duluan walau sekolah belum usai. Karena masih lajang, oleh Waka Kurikulum Indah diberi jam mengajar pagi. Jadi sebelum pukul 08.30, dia sudah harus ada di sekolah dan bisa pulang setelah jam mengajarnya habis. Biasanya Indah jam 10 atau 11 sudah bisa pulang kerumah. Beristirahat sebentar dan jam 12.30 harus berangkat lagi kesekolah kedua tempatnya mengabdi.

Karena itu adalah hari Senin, jalanan lumayan agak ramai dengan orang-orang yang mau memulai aktifitas mereka. jam 07.20 Indah sudah sampai di sekolah. Telah banyak siswanya yang datang.

"Morning miss" sapa mereka.

"Morning too" balas Indah dengan senyuman kearah mereka.

Kegiatan sekolah pagi itu diawali dengan upacara bendera terlebih dahulu. sekitar satu jam, upacara bendera pun selesai dan semua siswa masuk ke kelasnya masing-masing. Begitupun Indah, jam pertamanya hari ini adalah kelas 7.b. Dengan sigap Indah berjalan menuju kelasnya dan setelah selesai berdoa, memberi motivasi dan mengulang pelajaran minggu lalu, Indah memulai materi pelajarannya hari ini.

Tak terasa dua jam pelajaran bahasa inggris yang diampunya telah habis, setelah jam pergantian pelajaran berbunyi dan menutup pelajaran dan mengucapkan salam, Indah keluar dari kelas.

"Thank you very much for your attention class, see you next week. Have fun and be save, love you all"

"you are welcome miss, love you too" balas seluruh siswa

Indah berjalan lagi menuju ke kelas selanjutnya, kelas 9.c. Indah mengucapkan salam ketika memasuki kelas dan seluruh siswa menjawab salamnya.

"how are you all? hope you all well. and ready to start our lesson"

"fine miss, thank you" kompak mereka menjawab.

Sebelum memulai materi, Indah kembali merangsang pola pikir siswa untuk mengingat kembali materi minggu kemarin dan memotivasi mereka buat belajar. Dirasa sudah bisa menguasai kelas, Indah lalu memulai materi hari itu.

Indah adalah guru favorit seluruh siswa, selain baik dan ramah Indah juga tidak pelit dengan nilai, hal itulah yang membuat siswa-siswanya menyukainya. Jika masih ada materi yang belum difahami oleh siswanya, tak segan Indah mengulang materi tersebut sampai mereka seluruhnya faham.

Bel istirahat berbunyi, dan Indah menutup pembelajaran hari itu. Setelah mengucap salam Indah keluar dari kelas diikuti oleh seluruh siswa yang mau ke kantin.

Sampai di kantor, Indah duduk bergabung dengan guru-guru senior untuk meminum teh dan memakan cemilan yang telah tersedia. Indah adalah guru paling muda di sekolah itu. Ada empat yang masih lajang, tapi Indah lah yang paling muda sehingga mereka memanggilnya dengan sebutan adik.

Setengah jam Indah bercengkrama dengan teman-teman sekantornya sebelum akhirnya bel masuk berbunyi. Guru-guru yang ada jam pelajaran mulai mempersiapkan diri mereka buat masuk kelas. Dan Indah mulai bersiap-siap pulang. Setelah berpamitan dengan kepala sekolah dan staff tata usaha Indah mulai memutar motornya di parkiran dan pulang kerumah.

----++++ ++++------

Indah selalu bersemangat setiap memulai aktifitasnya. Walaupun cuaca diluar panas tapi itu tidak menghalanginya untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang pendidik.

Siang ini Indah ada jam di kelas XII Ipa 1 dan XII Ips 1. itu artinya pukul 15.30 Indah baru keluar dari kelas. Rutinitas nya sebagai seorang tenaga pendidik honorer telah dijalaninya selama hampir dua tahun. Walau gaji yang didapatkan tidak seberapa, tapi itu sangat dimanfaatkan olehnya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus minta lagi dengan kedua orang tuanya.

Sebenarnya Indah banyak mendapat tawaran pekerjaan dari teman-teman kakaknya, tapi itu semua tidak cocok dengan ijazahnya sebagai sarjana pendidikan, itulah mengapa Indah menolaknya. Alasannya begitu klise, ilmu yang didapat nya dibangku kuliah jadi tidak berguna jika bekerja di kantoran.

+++++++

Sudah dua minggu Andi tidak pernah datang lagi ke rumah Indah sejak kedatangannya pertama kali. Kesibukan pekerjaannya menuntutnya untuk selalu fokus di kantor dan terpaksa menahan perasaannya untuk menemui Indah.

Andi bekerja di sebuah perusahaan anak cabang sebagai seorang audit. Perusahaan tempatnya bekerja adalah perusahan yang bergerak di bidang pendistribusian barang-barang pemenuhan kebutuhan ke gerai-gerai terkait. Sebuah perusahaan terbesar nomor tiga di Indonesia dengan ceo-nya yang menjadi orang terkaya nomor satu di Indonesia.

Sesuai dengan tanggung jawab dan pekerjaannya. Sudah bisa dipastikan berapa pendapatannya perbulan.

Andi sering pergi keluar kota untuk mengaudit stok point -stok point anak cabang di bawah naungan cabangnya.

+±+++++++

Indah sedang duduk di teras sambil membaca majalah ketika tiba-tiba ada sebuah motor berhenti di halaman rumahnya. Indah segera menutup majalah dan melihat kearah orang yang datang yang sedang melepaskan helm di kepalanya. Setelah helm terbuka, tampaklah kalau itu adalah Andi yang datang.

Segera Andi turun dari motornya dan berjalan kearah teras.

"Assalamualaikum" ucapnya

"Waalaikumussalam" Indah menjawab

Andi segera duduk di kursi bersampingan dengan Indah.

"Untuk ibu sama bapak" ucapnya sambil menyerahkan kantong plastik berwarna putih yang dibawanya pada Indah.

"Apa nih kak?"

"Kue, tadi sepulang dari kantor mampir dulu ke toko kue"

"ohh, makasih kak. "

Andi mengangguk.

"Lain kali ga usah repot-repot bawa beginian kak"

Andi tertawa ringan dan Indah beranjak dari kursinya lalu masuk ke rumah membuatkan teh hangat dan menyuguhkan kue yang tadi di bawa Andi padanya.

"Diminum kak"

Andi mengangguk.

"By the way malam minggu kok sendirian, ga ada yang ngapelin apa?" tanya Andi

Indah mengangkat bahunya seraya tersenyum

"Berarti ada kesempatan" gumamnya

"Apa kak?

"Ah, nggak. Nggak papa" jawab Andi gugup

Malam minggu itu diawali mereka dengan cerita ringan. bercerita soal kesibukan masing-masing selama seminggu. Obrolan mereka terkadang di selingi tawa ringan dari keduanya. Tak terasa jam sudah hampir menunjukkan jam sembilan malam. Dan Andi sudah gelisah karena sedari tadi tidak punya kesempatan buat menyatakan perasaannya. Lebih tepatnya tidak punya nyali buat menyatakan perasaannya pada gadis pujaannya itu.

Indah seperti menangkap gesture gelisah Andi lalu bertanya.

"Kakak kenapa? kok kaya gelisah gitu?

Andi menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menghela nafas. Untuk beberapa menit keduanya diam membisu. Dan Andi merutuk dalam hati. Dia mengumpat dalam hati, mengumpati dirinya sendiri mengapa begitu nervous nya.

"Ndah,.." akhirnya kata itu keluar dari mulut Andi setelah diam beberapa menit

"Hmm.." Indah menjawab

"Sebenarnya, sebenarnya.." Andi kembali menggaruk-garuk kepalanya.

Indah mengerti gelagat Andi. Hatinya pun deg-degan menunggu lanjutan kata-kata Andi.

"Saye tu suke kat awak. Suke sangat. Mule kite ngedate pekan lalu sebenarnye awak sudah nak nyatekan cinte ni lah. Tapi awak tak siap, tak punya mental. Mau tak awak jadi pacar saye? Dari dulu saye dah suke kat awak tu. tapi keburu kite pisah, awak pergi kat Malay dan awak di Indon"

Mulut Indah ternganga mendengar ucapan Andi, sebenarnya dia mau terbahak-bahak, tapi dia khawatir Andi tersinggung. Sementara Andi entah sadar entah tidak dengan bahasanya itu saat menyatakan perasaannya pada Indah. Yang dia tahu, saat itu hatinya merasa lega seperti beban di pundaknya telah hilang.

"Maksudnya?" Indah berusaha menggoda Andi. Andi terhenyak mendengar jawaban Indah. Ditelannya ludah dengan susah payah dan meraih gelas teh dan meminumnya untuk menetralkan perasaaannya.

Karena tak tahan, Indah akhirnya tertawa melihat ekspresi Andi. Andi semakin malu melihat Indah mentertawainya. Pupus sudah harapannya. Belum apa-apa, hatinya telah patah.

Indah cepat menyudahi tawanya, dia tidak mau Andi tersinggung dengan sikapnya. Dia tahu bagaimana gugupnya Andi saat menembaknya tadi.

Tidak ingin malu lebih lama lagi, Andi berniat pamit pulang pada Indah. Segera dia menghabiskan teh yang ada di meja. Jam di pergelangan tangannya sudah menjunjukkan jam sembilan lebih tiga puluh lima menit.

"Maafin yang tadi Ndah, lupain aja. Maaf kalo tadi itu buat kamu bingung. Aku pamit ya Ndah" Andi sudah mau beranjak dari kursi lagi ketika Indah menjawab

"Loh, tapi kan aku belum jawab"

"Maksudnya?" kejar Andi

"Iya, aku mau kok jadi pacar kakak. I suke juge kat awak" Indah menjawab dengan tersenyum tersipu.

"Serius Ndah? desak Andi

Indah mengangguk malu sembari menundukkan kepalanya. Sementara Andi tersenyum sumringah dan mengangkat tangannya ke depan dada sambil mengucapkan "yess"

Indah hanya tertawa melihat tingkah konyol Andi. Lalu Andi pamit pulang, hatinya begitu berbunga-bunga. Sepanjang jalan pulang kerumah dia tersenyum senyum sendiri.

Akhirnya dia dan Indah jadian juga

Terpopuler

Comments

Nyimas Raudloh

Nyimas Raudloh

cepet bgt jadian nya ndah kaya q aja waktu muda,
rada nyesel knp gk ngulur waktu dulu 😀😀

2022-08-31

1

lihat semua
Episodes
1 Kenangan
2 Ketemu Lagi
3 Jadian
4 Kerumah Camer
5 Tidak Suka
6 Bimbang Ragu
7 Lamaran
8 Menikah
9 Malam Pertama
10 Kerumah Mertua
11 Ngontrak
12 Hamil
13 Dinda Naura
14 Syukuran
15 Joni Mau Menikah
16 Murtad
17 Uang 20 Juta
18 Anggota Keluarga Baru
19 Makin Tersisih
20 Mikail Lahir
21 Rumah Baru
22 Hamil lagi
23 Jujur kalau aku hamil
24 Kucing Beranak
25 Ribut dengan Ibu Mertua
26 Adu Argumen
27 Fokusnya Kehandphone Saja
28 Suara di Tengah Malam
29 Lagi dan Lagi
30 Isi sms
31 Aku Tahu, Tapi Aku Diam
32 Tanda Merah
33 Kau Berbohongpun Aku Percaya
34 Seribu Alasan
35 Jaga Jarak
36 Jalan-Jalan
37 Andi Berubah
38 Menguak Cerita Tersembunyi
39 Di Rumah Mbak Ningsih
40 Mbak Laras dan Maria Si Kompor Meleduk
41 Kok Adam Hitam?
42 Perang Kembali Dimulai
43 Bertemu Rian
44 Bukti Dari Rian
45 Jadi Detektif Dadakan
46 Undangan Dari Kantor Pusat
47 Berangkat ke Pekanbaru
48 Tiba Di Pekanbaru
49 Orang-Orang Baik
50 Bertemu Bang Ariadi
51 Kejutan dari Jennifer
52 Malam Meet and Great
53 Jadi MC
54 Kesalon Jennifer
55 Menikmati Pelayanan di Salon Jennifer
56 Hang out Sama Jennifer
57 Disiksa Andi
58 Dijagain Jennifer
59 Siapa Ariadi
60 Balasan Untuk Andi
61 Seharian Bersama Jennifer
62 Malam Tahun Baru
63 Berdua Sama Abang
64 Semalam Dengan Bang Ariadi
65 Bersama Abang Part 2
66 Menunggui Andi Di Rumah Sakit
67 Pulang
68 Bentrok
69 Prank Untuk Andi
70 Kerusuhan Dipagi Hari Oleh Jennifer
71 Paket Sampai
72 Andi Kepergok
73 Aku Mengamuk
74 Andi Tak Berubah
75 Menemui Tina
76 Talak Setelah Shubuh
77 Pergi Dari Rumah
78 Hidup Baru
79 Aku Kembalikan Hp Kamu Andi
80 Sujud Syukur
81 Tidak Mempan
82 Dijemput Pak Tobias
83 Rindu dimataku
84 Hp Baru
85 Pak Abraham Ke Kontrakan
86 Mertuaku Datang
87 Kak Andri Mengamuk
88 Sidang di Rumah Orangtuaku
89 Surat Dari Pengadilan
90 Naura Sakit
91 Ke Pengadilan
92 Mediasi
93 Sidang Kedua
94 Bukti Disidang Kedua
95 Ketemu Kak Jen Lagi
96 Sah Jadi Janda
97 Mimpi Anak-Anakku
98 Keluarga Andi Datang
99 Pak Abraham Pulang
100 Brosur
101 Pergi Kepusat Pelatihan
102 Sebelum Berangkat ke Arab
103 Andi Dipecat Dan Dipenjara
104 Jadi Tahanan Polres
105 Hukuman Penjara
106 First Kiss With Abang
107 Hatice Kaderimin
108 Akhirnya Aku Tahu Siapa Abang
109 Aku Pergi
110 Ada Abang Di Sebelahku
111 Tiba Di Arab
112 Keluarga 'Ummi Afsha
113 Hari Pertama Kerja
114 Syarat Dari Hatice
115 Tiga Tuan Muda
116 Abraham Cs Di Turki
117 Arahan Kerja Untuk Abraham cs
118 Tertangkapnya Murat
119 Berpisahnya Ozkan dan Hatice
120 Ke Swiss
121 Mencari Indah
122 Aku Harus Pergi
123 Tiga Tahun Pertama
124 Karma Mulai Datang
125 Apa Yang Kau Tabur, Itu Yang Akan Kau Tuai
126 Andi Bebas
127 Pergi Jalan Sama Ayah
128 Laptop Baru Dari Ummi
129 Bercerita Dengan Nona Alima
130 Jadi Pasien Nona Alima
131 Investor Baru
132 Kerja Sama Dengan Tuan Yilmaz
133 Siasat Tuan Yilmaz
134 Penjelasan Ozkan
135 Menemui Nona Alima
136 Ke Kingdom Center
137 I'm Jealous
138 Sky Bridge
139 Tidur Berdua
140 Pulang Ketanah Air
141 Sampai Di Rumah
142 Kehebohan Tetanggaku
143 Berkumpul Dengan Ketiga Anakku
144 Syukuran
145 Kekebun Sawit
146 Balas Dendam Dimulai
147 Tamu Tak Diundang
148 Andi Mendekati Anak-anaknya
149 Bicara Empat Mata
150 Ketegasan Untuk Naura
151 Naura Keras Kepala
152 Bertemu Kak Jen
153 Kak Jen Yang Ambil Alih
154 Kembali Lagi Ke Jeddah
155 Hadiah Dari Ummi
156 Ozkan Gugup
157 Melamar
158 Ozkan Belajar Bohong
159 Tuan Malik Ibrahim
160 Nonton Bioskop
161 Permintaan Tersulit Ummi
162 Alima Vs Ummi
163 Ozkan Tertembak
164 Terbang ke Turki
165 Bertahanlah, Please...
166 Ozkan Sadar
167 Di Rumah Tuan Yilmaz
168 Menghadap Ummi
169 Sah!!!
170 Resepsi
171 Hari Pertama Jadi Nyonya Ozkan
172 Resepsi di Turki
173 Honeymoon
174 Positif
175 Mertua Idaman
176 Twins
177 Ngidamnya Aneh
178 Orang Dimasa Lalu Andi
179 Lena
180 Terbongkar
181 Keikhlasan Naura
182 Kebaikan Ummi
183 Kontraksi
184 Twins Baby
185 Mansion dari Tuan Yilmaz
186 Serkan dan Defne
187 Postingan Naura
188 Penyesalan Tiada Guna
189 Model Dadakan
190 Cemburunya Tuan Muda Fadh
191 Anak-Anakku Pulang
192 Wisuda Kelulusan Naura
193 Acara Wisuda Naura
194 Canggungnya Naura dan Emir
195 Keluarga Akmar
196 Naura, Ta'aruf yuk!!
197 Menemui Mikail
198 Pulang Kampung
199 Kembali Lagi ke Jeddah (2)
200 Naura Kuliah
201 Hadiah Untukikail
202 Mikail Lulus TNI
203 Kemarahan Mikail
204 Ketegaran Adam
205 Menolong Andi
206 Hari Pelantikan
207 Rumah Baru
208 Ku Wujudkan Mimpi Ketiga Anakku
209 Ku Usir Kamu Seperti Kamu Dulu Mengusir Kami
210 Sindiran
211 Mikail Kembali Ke Jawa
212 Kejutan dari Twins
213 Kedatangan Dimas
214 Lebaran Pertama Twins di Indonesia
215 Suamiku Cemburu
216 Bertemunya Abang Dengan Andi
217 Nina
218 Janji Kami Untuk Nina
219 Laras Ingin Melihat Rumah Indah
220 Psikoterapi Untuk Nina
221 Ku Bawa Nina Ke Jawa
222 Nina Bertemu Dengan Anak-Anaknya
223 Wisuda Naura
224 Pulang Dari Jawa Tengah
225 Penyakit Bu Mira Makin Parah
226 Suara Merdu Emir
227 Grand Opening Klinik Naura
228 Memarahi Andi
229 Pulang
230 Sampai Di Jeddah
231 Bu Mira Dibawa Ke Palembang
232 Adam Galau
233 Menjawab Pertanyaan Adam
234 Adam Menemui Andi
235 Kecelakaan
236 Darah Untuk Andi
237 Pengumuman Novel Baru
238 Pemakaman
239 Sadarlah Ayah...
240 Sakaratul Maut
241 Pemakaman Kedua
242 Memarahi Naura
243 Kecewa
244 Rembukan Keluarga Pak Hermawan
245 Di Blokir
246 Buah Bibir Orang Sekampung
247 Andi Sadar
248 Khawatirnya Adam
249 Menelpon Nina
250 Rahasia Indah
251 Terbukanya Kelakuan Maria
252 Andi Kembali Koleps
253 Adam Lagi
254 Sakaratul Maut
255 Tolong, Maafkan Ayah Saya
256 Terbang Ke Indonesia
257 Sampai Di Indonesia (Lagi)
258 Aku Memaafkan Mu Andi....
259 Pergilah Dengan Tenang Ayah
260 Pelukan Pertama Pak Hermawan
261 Selamat Jalan Ayah
262 Shock Terapi Untuk Pak Hermawan
263 Support Akmar
264 Acara 3 Hari Andi
265 Akmar Minta Restu
266 Hanya Anak Singkong
267 Kedatangan Emir
268 Pertanyaan Emir
269 Melihat Pekerjaan Naura
270 Emir Pulang
271 Wakaf
272 Memarahi Maria
273 Bagian Maria
274 Bagian pak Hermawan
275 Kata Terakhir Untuk Pak Hermawan
276 Pergilah Kalian Semua
277 Rasa Cinta Kami
278 Sebelum Pulang
279 Sesekali Nakal Tak Apa
280 Menggoda Abang
281 Kembali Menitipkan Anak-Anakku
282 Hampanya Hatiku
283 Kuatkan Aku Ya Rabb
284 Aku Ikhlas Ya Rabb
285 Syukur Ku
286 Jiwaku Makin Tenang
287 Indah Yang Baru
Episodes

Updated 287 Episodes

1
Kenangan
2
Ketemu Lagi
3
Jadian
4
Kerumah Camer
5
Tidak Suka
6
Bimbang Ragu
7
Lamaran
8
Menikah
9
Malam Pertama
10
Kerumah Mertua
11
Ngontrak
12
Hamil
13
Dinda Naura
14
Syukuran
15
Joni Mau Menikah
16
Murtad
17
Uang 20 Juta
18
Anggota Keluarga Baru
19
Makin Tersisih
20
Mikail Lahir
21
Rumah Baru
22
Hamil lagi
23
Jujur kalau aku hamil
24
Kucing Beranak
25
Ribut dengan Ibu Mertua
26
Adu Argumen
27
Fokusnya Kehandphone Saja
28
Suara di Tengah Malam
29
Lagi dan Lagi
30
Isi sms
31
Aku Tahu, Tapi Aku Diam
32
Tanda Merah
33
Kau Berbohongpun Aku Percaya
34
Seribu Alasan
35
Jaga Jarak
36
Jalan-Jalan
37
Andi Berubah
38
Menguak Cerita Tersembunyi
39
Di Rumah Mbak Ningsih
40
Mbak Laras dan Maria Si Kompor Meleduk
41
Kok Adam Hitam?
42
Perang Kembali Dimulai
43
Bertemu Rian
44
Bukti Dari Rian
45
Jadi Detektif Dadakan
46
Undangan Dari Kantor Pusat
47
Berangkat ke Pekanbaru
48
Tiba Di Pekanbaru
49
Orang-Orang Baik
50
Bertemu Bang Ariadi
51
Kejutan dari Jennifer
52
Malam Meet and Great
53
Jadi MC
54
Kesalon Jennifer
55
Menikmati Pelayanan di Salon Jennifer
56
Hang out Sama Jennifer
57
Disiksa Andi
58
Dijagain Jennifer
59
Siapa Ariadi
60
Balasan Untuk Andi
61
Seharian Bersama Jennifer
62
Malam Tahun Baru
63
Berdua Sama Abang
64
Semalam Dengan Bang Ariadi
65
Bersama Abang Part 2
66
Menunggui Andi Di Rumah Sakit
67
Pulang
68
Bentrok
69
Prank Untuk Andi
70
Kerusuhan Dipagi Hari Oleh Jennifer
71
Paket Sampai
72
Andi Kepergok
73
Aku Mengamuk
74
Andi Tak Berubah
75
Menemui Tina
76
Talak Setelah Shubuh
77
Pergi Dari Rumah
78
Hidup Baru
79
Aku Kembalikan Hp Kamu Andi
80
Sujud Syukur
81
Tidak Mempan
82
Dijemput Pak Tobias
83
Rindu dimataku
84
Hp Baru
85
Pak Abraham Ke Kontrakan
86
Mertuaku Datang
87
Kak Andri Mengamuk
88
Sidang di Rumah Orangtuaku
89
Surat Dari Pengadilan
90
Naura Sakit
91
Ke Pengadilan
92
Mediasi
93
Sidang Kedua
94
Bukti Disidang Kedua
95
Ketemu Kak Jen Lagi
96
Sah Jadi Janda
97
Mimpi Anak-Anakku
98
Keluarga Andi Datang
99
Pak Abraham Pulang
100
Brosur
101
Pergi Kepusat Pelatihan
102
Sebelum Berangkat ke Arab
103
Andi Dipecat Dan Dipenjara
104
Jadi Tahanan Polres
105
Hukuman Penjara
106
First Kiss With Abang
107
Hatice Kaderimin
108
Akhirnya Aku Tahu Siapa Abang
109
Aku Pergi
110
Ada Abang Di Sebelahku
111
Tiba Di Arab
112
Keluarga 'Ummi Afsha
113
Hari Pertama Kerja
114
Syarat Dari Hatice
115
Tiga Tuan Muda
116
Abraham Cs Di Turki
117
Arahan Kerja Untuk Abraham cs
118
Tertangkapnya Murat
119
Berpisahnya Ozkan dan Hatice
120
Ke Swiss
121
Mencari Indah
122
Aku Harus Pergi
123
Tiga Tahun Pertama
124
Karma Mulai Datang
125
Apa Yang Kau Tabur, Itu Yang Akan Kau Tuai
126
Andi Bebas
127
Pergi Jalan Sama Ayah
128
Laptop Baru Dari Ummi
129
Bercerita Dengan Nona Alima
130
Jadi Pasien Nona Alima
131
Investor Baru
132
Kerja Sama Dengan Tuan Yilmaz
133
Siasat Tuan Yilmaz
134
Penjelasan Ozkan
135
Menemui Nona Alima
136
Ke Kingdom Center
137
I'm Jealous
138
Sky Bridge
139
Tidur Berdua
140
Pulang Ketanah Air
141
Sampai Di Rumah
142
Kehebohan Tetanggaku
143
Berkumpul Dengan Ketiga Anakku
144
Syukuran
145
Kekebun Sawit
146
Balas Dendam Dimulai
147
Tamu Tak Diundang
148
Andi Mendekati Anak-anaknya
149
Bicara Empat Mata
150
Ketegasan Untuk Naura
151
Naura Keras Kepala
152
Bertemu Kak Jen
153
Kak Jen Yang Ambil Alih
154
Kembali Lagi Ke Jeddah
155
Hadiah Dari Ummi
156
Ozkan Gugup
157
Melamar
158
Ozkan Belajar Bohong
159
Tuan Malik Ibrahim
160
Nonton Bioskop
161
Permintaan Tersulit Ummi
162
Alima Vs Ummi
163
Ozkan Tertembak
164
Terbang ke Turki
165
Bertahanlah, Please...
166
Ozkan Sadar
167
Di Rumah Tuan Yilmaz
168
Menghadap Ummi
169
Sah!!!
170
Resepsi
171
Hari Pertama Jadi Nyonya Ozkan
172
Resepsi di Turki
173
Honeymoon
174
Positif
175
Mertua Idaman
176
Twins
177
Ngidamnya Aneh
178
Orang Dimasa Lalu Andi
179
Lena
180
Terbongkar
181
Keikhlasan Naura
182
Kebaikan Ummi
183
Kontraksi
184
Twins Baby
185
Mansion dari Tuan Yilmaz
186
Serkan dan Defne
187
Postingan Naura
188
Penyesalan Tiada Guna
189
Model Dadakan
190
Cemburunya Tuan Muda Fadh
191
Anak-Anakku Pulang
192
Wisuda Kelulusan Naura
193
Acara Wisuda Naura
194
Canggungnya Naura dan Emir
195
Keluarga Akmar
196
Naura, Ta'aruf yuk!!
197
Menemui Mikail
198
Pulang Kampung
199
Kembali Lagi ke Jeddah (2)
200
Naura Kuliah
201
Hadiah Untukikail
202
Mikail Lulus TNI
203
Kemarahan Mikail
204
Ketegaran Adam
205
Menolong Andi
206
Hari Pelantikan
207
Rumah Baru
208
Ku Wujudkan Mimpi Ketiga Anakku
209
Ku Usir Kamu Seperti Kamu Dulu Mengusir Kami
210
Sindiran
211
Mikail Kembali Ke Jawa
212
Kejutan dari Twins
213
Kedatangan Dimas
214
Lebaran Pertama Twins di Indonesia
215
Suamiku Cemburu
216
Bertemunya Abang Dengan Andi
217
Nina
218
Janji Kami Untuk Nina
219
Laras Ingin Melihat Rumah Indah
220
Psikoterapi Untuk Nina
221
Ku Bawa Nina Ke Jawa
222
Nina Bertemu Dengan Anak-Anaknya
223
Wisuda Naura
224
Pulang Dari Jawa Tengah
225
Penyakit Bu Mira Makin Parah
226
Suara Merdu Emir
227
Grand Opening Klinik Naura
228
Memarahi Andi
229
Pulang
230
Sampai Di Jeddah
231
Bu Mira Dibawa Ke Palembang
232
Adam Galau
233
Menjawab Pertanyaan Adam
234
Adam Menemui Andi
235
Kecelakaan
236
Darah Untuk Andi
237
Pengumuman Novel Baru
238
Pemakaman
239
Sadarlah Ayah...
240
Sakaratul Maut
241
Pemakaman Kedua
242
Memarahi Naura
243
Kecewa
244
Rembukan Keluarga Pak Hermawan
245
Di Blokir
246
Buah Bibir Orang Sekampung
247
Andi Sadar
248
Khawatirnya Adam
249
Menelpon Nina
250
Rahasia Indah
251
Terbukanya Kelakuan Maria
252
Andi Kembali Koleps
253
Adam Lagi
254
Sakaratul Maut
255
Tolong, Maafkan Ayah Saya
256
Terbang Ke Indonesia
257
Sampai Di Indonesia (Lagi)
258
Aku Memaafkan Mu Andi....
259
Pergilah Dengan Tenang Ayah
260
Pelukan Pertama Pak Hermawan
261
Selamat Jalan Ayah
262
Shock Terapi Untuk Pak Hermawan
263
Support Akmar
264
Acara 3 Hari Andi
265
Akmar Minta Restu
266
Hanya Anak Singkong
267
Kedatangan Emir
268
Pertanyaan Emir
269
Melihat Pekerjaan Naura
270
Emir Pulang
271
Wakaf
272
Memarahi Maria
273
Bagian Maria
274
Bagian pak Hermawan
275
Kata Terakhir Untuk Pak Hermawan
276
Pergilah Kalian Semua
277
Rasa Cinta Kami
278
Sebelum Pulang
279
Sesekali Nakal Tak Apa
280
Menggoda Abang
281
Kembali Menitipkan Anak-Anakku
282
Hampanya Hatiku
283
Kuatkan Aku Ya Rabb
284
Aku Ikhlas Ya Rabb
285
Syukur Ku
286
Jiwaku Makin Tenang
287
Indah Yang Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!