Bel pulang sekolah telah berbunyi, semua murid mulai keluar dari dalam kelasnya masing-masing. Tawa dan canda dari anak murid yang begitu senang ketika pelajaran telah usai, menjadi ciri khas aroma anak sekolah yang akan menjadi kenangan suatu saat nanti ketika mereka telah lulus sekolah.
"El, loe langsung balik?" tanya Veby yang di anggukan oleh Grael sebagai jawaban.
"Ya, main dulu sih ... masih siang juga, belum malam." Ernata merangkul pundak Grael saat mereka berjalan menuju gerbang sekolah.
"Sorry ya bew ... gue ada janji, sama Kakak gue." Grael menolak ajakan sahabatnya secara halus sembari membalas pesan dari nomor yang tidak dikenal.
"Ya, gak asik nih!" keluh Veby kepada sahabatnya.
Di saat mereka tengah berbincang, suara klakson mobil Pakjero pun terdengar di telinga ketiga gadis itu, yang membuat mereka terkejut saat mereka berada di tempat parkir sekolah, perlahan kaca mobil diturunkan oleh pengemudi tersebut dan mengeluarkan senyuman mautnya kepada Grael.
"El, pulang bareng yuk!" ajak Irfan yang tersenyum ke arah Grael.
"Ye ... Bambang, ngagetin aja loe." Veby memukul badan mobil Ifan dengan kesal.
"Apa sih, Tukiem! berisik aja loe," kesal Irfan kepada Veby.
"Sorry, Fan ... gue udah ada janji sama Kakak gue," ucap Grael menolak Irfan secara halus.
"Ya udah, kalau gitu gue anterin. Gue juga mau ke arah situ kok." Irfan berusaha untuk membujuk Grael agar mau.
"Modus, modus!" ucap Ernata.
"Bilang aja, loe mau PDKT sama Grael," ledek Veby tertawa melihat wajah Irfan yang menahan malu.
Perkataan kedua gadis itu membuat Irfan tertawa, karena tebakan mereka sangat tepat dan benar untuk bisa dekat dengan wanita incarannya. Irfan pun melihat ke arah Grael dengan mata yang memohon.
"Dah, naik aja ... kalau Irfan ngapa-ngapain loe, langsung panggil gue aja." Ernata menepuk bahu Grael agar mau ikut bersama Irfan.
Mau tidak mau, karena jarak sekolah sampai ke tempat kakaknya bekerja cukup lumayan jauh membutuhkan dua kali naik angkutan umum, akhirnya Grael memutuskan untuk naik ke dalam mobil Irfan.
"Yes!" Irfan turun dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Grael.
"Thanks ya." Irfan masuk ke dalam kursi pengemudi sembari tersenyum ke arah kedua teman Grael.
"Hati-hati, Fan ... awas, ban nya muter!" teriak Ernata saat mobil Irfan mulai menjauh.
Dibalik kaca mobil, ada seorang yang sedang memperhatikan mereka berbicara kepada Irfan, ada rasa sedikit kecewa saat melihat Grael memilih untuk menyetujui naik bersama Irfan, dan pada saat mobil Irfan mulai menjauh, ia pun juga mulai menjalankan mobilnya.
Di pertengahan jalan, tiba-tiba jalanan menjadi macet total, ada rasa senang di hati Irfan, karena ini menjadi kesempatan Irfan untuk bisa berduaan dengan Grael lebih lama lagi.
"Fan, gue turun aja," ucap Grael yang melihat jalanan begitu macet.
"Eh, janganlah ... sabar, bentar lagi juga jalan. Kenapa si loe? Takut banget sama gue? Tenang, gue gak bakal ngapa-ngapain loe, kok!" Irfan melihat ke arah Grael yang sudah gelisah.
"Bukan gitu, maaf kalau selama ini gue—"
"Dah lah ... gue tahu, loe gak tertarik sama gue, mangkanya loe selalu menghindar dari gue, tapi loe tenang aja ... gue gak maksa. Deket sama loe kaya gini aja ... gue udah seneng kok." Irfan tersenyum ke arah Grael dan mengacak rambut gadis yang ada di sampingnya.
Perasaan Grael menjadi lega, setelah tahu Irfan tidak seperti yang dia bayangkan. Dia pun tidak merasa canggung lagi saat berada didekat dengan Irfan. Jika saja, bila Rangga tidak hadir kembali dihadapannya, mungkin Grael mau belajar membuka hatinya untuk Irfan.
Perjalanan mereka, kini telah sampai di sebuah hotel tempat sang kakak bekerja, Grael turun dari mobil Irfan dan mengucapakan terima kasih karena sudah mau mengantarnya.
Irfan hanya tersenyum ke arah Grael, lalu menjalankan mobilnya kembali. Grael yang melihat mobil Irfan sudah mulai menjauh, langsung masuk ke dalam menemui kakak tercintanya.
***
Dalam sebuah kamar hotel, terlihat sosok pria yang sudah kacau balau, akibat uring-uringan tidak jelas, entah berapa banyak ia meminum-minuman kaleng bersoda, hingga akhirnya managernya pun ikut bicara mengenai kondisi artisnya.
"Astaga, Er ... loe gila ya? Cuma gara-gara salah orang, loe ampe kacau gini!" Rio membereskan beberapa kaleng yang berserakan di lantai, ketika dia baru saja tiba membawa beberapa laporan dari sutradara.
"Jadi pengen tahu, gue. Siapa si tuh cewek? Yang udah berhasil buat loe jadi orang gila kaya gini." Rio merapihkan beberapa baju yang berserakan.
"Berisik loe!" keluh Erlangga yang masih berada di atas kasur sembari tengkurap.
Rio sebagai sahabat Erlangga sekaligus managernya, sangat tahu betul sikap dan watak luar dalam sang pewaris yang sah tersebut, dia tidak akan mungkin bertingkah seperti ini sampai memundurkan jadwal syuting hanya karena seorang wanita.
Tidak lama kemudian, suara bel pintu kamar hotel berbunyi. Tampak seorang anak sekolah yang membawa paper bag di tanganya saat Rio memeriksa melalui door viewer.
Manager itu pun membukakan pintu dengan sedikit celah yang hanya memperlihatkan kepalanya saja, dia bertanya kepada anak sekolah itu maksud kedatangannya.
"Ini ada—”
"Oh, ya sudah ... taruh aja disitu, dan ini untuk kamu." Rio mengeluarkan sejumlah foto Erlangga yang sudah terdapat tanda tangan.
Rio mengira bahwa anak sekolah tersebut adalah salah satu penggemar Erlangga yang ingin memberi sebuah kado untuk idolanya, dia kemudian menyuruh Grael untuk menutup mulutnya agar tidak memberitahu kepada siapapun tentang Erlangga yang menginap di kamar hotel tersebut.
Grael hanya mengangguk sebagai tanda mengerti, lalu langsung pergi dari sana saat pria yang tidak dia kenal itu menutup pintu kamarnya kembali.
"Untung ... gue gak ketemu lagi, sama tuh artis sombong. Jangan sampai deh, ketemu lagi!" gerutu Gabby sambil naik lift.
Di sisi lain.
Rio melempar paper bag ke atas tempat tidur Erlangga, dia memberitahu bahwa seorang siswi datang memberi hadiah untuk Erlangga. Sang empu pun dengan malas melempar tas tersebut ke lantai dan mengenai kaki Rio.
"Gak salah tuh anak sekolah? Kasih loh baju tidur cewek?" Rio mengambil baju tidur wanita yang berwarna merah muda.
Erlangga pun langsung terkejut dengan ucapan manager-nya, dan melihat baju yang berada di tangan Rio, lalu mengambil begitu saja oleh Erlangga.
"Siapa yang kasih?" tanya Erlangga dan dijawab oleh Rio. "Anak sekolah tadi."
"Anak sekolah?" tanya Erlangga dengan heran
Dia membuka pesan notifikasih dari Grael, bahwa dia sudah memberikan paper bag yang berisikan baju, kepada seorang laki-laki yang memakai kaca mata. Erlangga langsug menelepon nomor Grael, tapi wanita itu sudah memblokir nomornya.
"Shhit! Kenapa, loe gak bilang, hah!" bentak Erlangga kepada Rio.
Rio tampak terkejut dengan sikap Erlangga yang tiba-tiba marah, dia melihat Erlangga yang keluar dari kamar hotel hanya mengenakan kaos polos serta cellana bokseer. Rio pun memberitahu kepada Erlangga. Namun, sang empu tidak mau mendengarkan apa kata manager-nya.
Erlangga terus menghubungi Grael, tetapi nomornya masih saja tidak bisa dihubungi, dia mencoba berlari ke arah pintu lift dan melihat Grael yang sudah berada di dalam lift tersebut.
"Aaakkkhh!" teriak Grael yang menutupi wajahnya, ketika Erlangga mencegah pintu lift untuk menutup.
Erlangga pun langsung menyadari kesalahan fatal dirinya, saat melihat ke arah bawah, bahwa dia hanya mengenakan cellana bokseer. Belum sempat Erlangga kabur, sudah ada beberapa orang yang berjalan menuju arah lift. Mau tidak mau, Erlangga langsung masuk ke dalam lift.
Erlangga yang panik akan terlihat oleh orang lain dengan penampilannya, dia tersandung oleh kakinya sendiri ketika ingin masuk ke dalam lift, sehingga tubuhnya terjatuh memepet tubuh Grael hingga ke dinding lift.
Kedua mata mereka saling bertemu, debaran jantung di antara keduanya semakin berpacu dengan cepat, deru napas mereka saling terasa di kulit wajah mereka masing-masing. Sesaat Erlangga menikmati suasana di dalam lift tersebut.
Wajah dia perlahan mendekat ke arah Grael, semakin lama wajahnya semakin mendekat sembari memejamkan matanya, tetapi saat bibir mereka begitu dekat. Grael sudah menampar pipi Erlangga dengan keras.
"Dasar artis ... MESUM!" teriak Grael saat tangan Erlangga berada di atas salah satu buah dadanya tanpa sengaja.
To be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
m͒0͒π͒&͒3͒🤗ᵇᵃˢᵉ
setiap pertemuan selalu bikin esmosi... tapi di masa mendatang kalian akan saling merindukan eeeeaaaa🤣🤣🤣🤣
2022-11-07
1
📴🍀⃟🐍 🥜⃫⃟⃤
нαнααα тαηgαη ∂ кση∂ιѕιкαη.. кєηα тαмραя кαη..
2022-11-02
0
🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•
apes mulu ya trus konyol juga 🤣🤣🤣🤣
2022-11-01
0