Kesayangan Sang Pewaris
...Sebelum lanjut baca, author mau mengingatkan! Ini real halu author sendiri tanpa plagiat!!...
...Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan....
...° Happy Reading °...
Malam hari dengan udara cukup dingin disertai hujan yang begitu deras, menyapu seluruh jalanan di kota. Seorang gadis belia tengah berusaha untuk sampai di tempat tujuannya, ia rela kehujanan demi masa depan sang kakak yang sudah berada di ujung tanduk.
Gadis itu bernama Grael Arabella, anak bungsu dari dua bersaudara, dia mempunyai kakak yang begitu sayang terhadap dia dan ibunya, yang bernama Gracia Anabella. Semenjak ayah mereka meninggal dunia, Gracia yang menjadi tulang punggung keluarga.
Usia Grael dan sang kakak terpaut tujuh tahun. Bagi Grael, sang kakak adalah segala-galanya, karena itulah dia nekat menerjang derasnya hujan menggunakan sepeda motor, dia juga tidak menghiraukan tubuhnya yang sudah menggigil akibat angin yang begitu kencang.
"No, please ... jangan lampu merah!" grutu Grael yang mencoba menambah kecepatan pada sepeda motornya agar bisa lolos dari lampu merah.
Dalam hitungan detik, Grael berhasil lolos dari terjebaknya lampu merah. Dia pun tersenyum dan terus melajukan sepeda motornya, tetapi pada saat dia ingin berbelok di persimpangan jalan, ada sebuah mobil panjero dari arah berlawanan yang tiba-tiba muncul dan menyorotkan lampu darurat mobil pada Grael, sehingga membuat Grael terkejut.
Suara klakson pun dari masing-masing pengendara saling bersahutan, sehingga tabrakan itu tidak dapat dihindari. Grael langsung jatuh dari sepeda motornya dan terkulai lemas di aspal.
"Aaw ... sakit!" keluh Grael, dia mencoba untuk bangun dan berdiri.
"Anda tidak apa-apa?" tanya seorang laki-laki tua paru baya yang baru saja turun dari mobil.
Tensi Grael langsung meninggi, ketika dia ditabrak sampai terjatuh dan merasakan sakit di sekujur tubuhnya, mendapatkan pertanyaan yang tidak masuk akal, dia menarik napas panjangnya dan memberikan komentar panjang kali lebar tanpa berhenti.
"Astaga! Pake tanya segala, jelas-jelas Bapak yang nabrak saya sampai terjatuh, dan badan saya pada sakit semua, terus motor saya juga rusak! Masih bertanya saya gak apa-apa?" Grael terus menjelaskan tanpa ada jeda sedikitpun seperti motor gp yang sedang balapan dengan kecepatan maksimal.
Pria paru baya itu hanya melongo mendengar cara bicara gadis yang ada dihadapannya, mengeluarkan segala amarah yang meluap-luap. Ketika gadis itu telah berhenti berbicara, dia mengeluarkan segenggam uang cas dari saku jasnya.
"Maafkan atas kelalaian saya dalam mengendara, ini ada uang kompensasi untuk anda, saya harap bisa untuk berobat dan memperbaiki motor anda yang rusak, maaf saya sedang buru-buru," ucap pria paru baya tersebut.
Grael tidak habis pikir dengan cara prilaku orang kaya yang seenaknya menangani masalah dengan uang, harga dirinya terinjak-injak saat dia disodorkan uang lalu jalan begitu saja, walapun pria baru baya itu beretikat baik sudah meminta maaf tapi Grael masih tidak terima.
"Buka!" teriak Grael yang mengetuk kaca mobil belakang, dia tahu pasti Bosnya yang sudah menyuruh sang sopir.
Kaca mobil terbuka, Grael tidak percaya bila di dalam mobil tersebut adalah seorang aktris papan atas yang sangat terkenal, artis tersebut juga termasuk salah satu idola Grael.
Grael membuka mulutnya lebar-lebar karena sanking terkejutnya, dia juga sampai lupa niat dia mengetuk pintu kaca mobil. Belum sempat Grael tersadar dari terkejutannya, dia sudah di lempari uang dalam jumlah besar lalu mobil itu langsung jalan begitu saja.
Betapa syoknya Grael, ketika dirinya mendapat hinaan seperti itu. Dia tidak menyangka bila arti favoritenya begitu angkuh, kini Grael merasa harga dirinya bukan hanya sekedar diinjak-injak saja oleh orang tersebut tetapi juga hancur sehancur-hancurnya.
"What the Fuuccckkkk!" teriak Grael yang mengamuk sendiri di tengah persimpangan jalan sembari memaki idolanya.
Grael sangat kecewa dengan artis favoritenya yang bernama Erlangga Louise, walapun Erlangga memiliki wajah yang tampan, senyum yang memikat kalangan para fansnnya. Namun, begitu angkuh dan sombong.
***
Hotel bintang sepuluh.
Suara makian dari atasan ke kebahawan sangat jelas terdengar di telinga Grael, dia tidak menyangka bila usahanya sia-sia. Hatinya ikut merasa sedih ketika Kakak tersayangnya dibentak oleh atasannya, karena kelalaian dari sang kakak yang lupa membawa dokumen tersebut.
"Maaf ya, kak." Grael menangis memeluk Gracia saat sang kakak sudah selesai berbicara kepada atasannya.
"Sudah gak apa-apa, kakak yang salah kok. Makasih ya sudah mau nganterin, Maaf ya, karena kakak ... kamu sampe kaya gini." Gracia mengelus rambut sang adik yang lembab akibat terkena air hujan.
"Gak apa-apa kok, Kak. Ya sudah ... kalau gitu, Grael langsung balik ya kak, Fithing!" Grael melepaskan pelukkannya.
"Tunggu, dek! Nih, kunci berangkas Kakak, kamu ganti baju dulu trus makan sebelum pulang." Gracia memberikan kunci kepada sang adik.
Grael mengangguk dan segera pergi dari sana, langkahnya begitu lemas ketika dia menyadari telah melewatkan jam makan malam. Gadis itu pun melanjutkan langkahnya untuk segera sampai di lift, belum sempat dia berbelok untuk naik lift, tubuhnya ditabrak oleh seseorang yang sedang berlari, hingga membuat keduanya terjatuh.
"Aaww ... sakit!" keluh Grael yang merasakan sakit di bokongnya.
"Anjrit, woy! Loe, punya ma ... ta ...." ucapan Erlangga terpotong saat melihat Gadis yang bertabrakan dengan dirinya.
"Loe, lagi? Eh deng ... eemmphh!" belum sempat Grael selesai bicara, bibirnya sudah dibekap duluan oleh tangan Erlangga.
Grael berusaha memberontak agar bisa terlepas dari tangan pria itu, tetapi dia justru ditarik oleh Erlangga agar mau ikut bersamanya.
Tangan Erlangga terus menggengam tangannya, sembari berlari dari kejaran para fans fanatik. Sesaat Grael menikmati suasana romatis ketika dia melihat wajah panik Erlangga sembari menggengam tanganya.
Senyum terlukis di wajah Grael, tetapi hanya sesaat sebelum dia kembali teringat betapa sombongnya Erlangga yang sudah menginjak-injak harga dirinya.
"Wooii, Erlangga di sini!" teriak Grael ketika mereka mengumpat di tangga darurat.
"Astaga! Loe bisa diam gak?" bentak Erlangga dengan sewot.
"Gak!" jawab Grael dengan ketus.
"Mau loe apa? Masih kurang duit yang gue kasih? Hah!" Erlangga memepet tubuh Grael hingga mentok ke dinding.
Perkataan Erlangga benar-benar menusuk relung hati Grael, dia tidak percaya bila idolanya bertolak belakang dibalik layar lebar. Hatinya sudah memblokir rasa suka dan ngefansnya terhadap Erlangga.
Grael tersenyum sinis, dia ingin membalas rasa sakitnya dengan memanggil para fans fanatik tersebut. "Hai," panggil Grael.
"Diam gak!" bentak Erlangga. Namun, Grael tidak peduli, dia berteriak lagi dan lagi sampai akhirnya Erlangga menutup mulut Grael dengan tangannya.
Grael pun tidak kehabisan akal, dia menggigit tangan Erlangga dengan kuat, sampai tangan sang empu mengeluarkan darah.
"Aaaakkkhh, aaakkhh, sakit!" teriak Erlangga yang mendorong kening gadis itu agar melepaskan gigitannya.
"Gila, loe!" umpat Erlangga yang ingin meninggalkan Grael setelah gigitan itu terlepas.
Tangan Grael mencoba meraih tangan Erlangga saat pandangan matanya mulai buram, tubuhnya langsung ambruk seketika, saat Erlangga membuka pintu darurat dan melangkahkan kaki pertamanya.
Erlangga langsung menangkap tubuh Grael dengan cepat, dia menepuk-nepuk pipi sang gadis agar tersadar. Namun, Grael tetap tidak sadarkan dirinya.
"Aakkh, shhit!" umpat Erlangga yang akhirnya membawa dia ke kamar hotelnya.
Langkah Erlangga semakin mendekat dengan kamar hotelnya, sembari melirik ke kanan dan ke kiri untuk waspada terhadap orang yang mencurigai dia.
Tangan Erlangga menggesek kartu pada pintu kamarnya, begitu pintu kamar dibuka dia menutup pintu itu menggunakan kaki lalu menaruh gadis belia tersebut di atas tempat tidurnya.
"Sial," umpat Erlangga saat mengetahui tubuh sang gadis begitu panas, dia segera menelepon managernya untuk membawa seorang dokter wanita.
Beberapa menit kemudian, usai sang dokter memeriksa kondisi dan mengganti pakaian gadis itu, dia langsung memberikan beberapa obat untuk diminum dan dioleskan pada luka di tubuh gadis tersebut.
"Kalau dia belum bangun juga, paksa pacar kamu minum obat dengan mulut kamu!" ujar Dokter Nadin pada keponakannya.
"Dia bukan pacarku, Tan." Erlangga menansfer tambahan kepada Nadin sebagai uang penutup mulut.
"Kamu nyogok saya, sebagai Dokter apa sebagai Tante, kamu?" Nadin melipat kedua tangannya di depan dada.
"Maaf, Tanteku sayang ... ini rahasia kita." Erlangga memeluk Nadin dan mengecup pipi Nadin agar tidak merajuk.
Nadin adalah adik dari ibu kandung Erlangga yang sudah meninggal. Bagi Erlangga, Nadin seperti sosok ibu yang sudah merawat Erlangga dengan tulus ketika ibu kandungnya telah meninggal saat Erlangga berumur tujuh tahun.
"Ingat ... jangan macam-macam sama anak gadis orang! Dia lagi sakit, tubuhnya banyak luka. Kamu harus benar-benar perhatian pada pacar kamu, kalau sudah bangun bawa dia kerumah, kenalin ke Tante!" Nadin menyentil kening Erlangga dan segera pergi dari sana.
"Siap, bos!" Erlangga memberi hormat kepada Nadin dan menutup pintunya kembali.
"Aaakh, kenapa gue bilang siap ya? Dia kan bukan pacar gue! Cuma benalu," gumam Erlangga pada dirinya sendiri.
Erlangga mendekati Grael saat melihat gadis itu menggigil kedinginan, dia menjadi panik dan mencari air minum serta obat yang ada di atas meja samping tempat tidur.
"Hai, bangun! Minum obat dulu." Erlangga menggoyangkan tubuh Grael agar terbangun, tetapi dia menggenggam tangan Erlangga dengan kuat.
"Astaga!" Erlangga menyentuh kening Grael yang begitu panas, tanpa basa- basi dia meminum obatnya lalu memberikan kepada Greal lewat mulutnya.
Erlangga terus memberikan semua obat yang ada di dalam mulut sampai gadis itu meminumnya, begitu selesai dia juga memberikan beberapa obat salep kepada Gadis itu.
Perasaan bersalah langsung menusuk ke relung hati Erlangga ketika melihat beberapa luka di sekujur tubuh Grael. Usai memberikan obat salep, dia berinisiatif untuk memeluk tubuh Grael yang terus menggigil, sampai akhirnya dia ikut terlelap bersama hilangnya menggigil di tubuh Grael.
To be continued...
Hallo assalamualaikum, sobat readers tersayang ... terima kasih ya, sudah berkenan mampir di karya keduaku. Semoga kalian suka ya dengan ceritanya.
Author menunggu tanggapan yang positif dari kalian untuk cerita ini, mohon dikomen ya ... jangan lupa sedekah like, vote, rate dan hadiahnya... mumpung di bulan puasa biar dilipat gandakan pahala kalian yang sudah like, komen apalagi vote dan hadiahnya.. hehe🤭 aamiin.
Oke! selamat berpuasa untuk kalian sobat readers tersayang, bagi yang menjalankannya... salam sayang untuk kamu dan orang yang kamu sayang.😘😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Melani Sunardi
Bintang 5 aja bayarnya dah jut jutan..... bintang 10 gimana thor/Hey//NosePick//NosePick//NosePick//NosePick/
2024-09-15
0
Hello20 Kitty16
hai
2024-07-02
1
neni onet
kirain mau skin to skin juga, biar tambah berlipet keuntungnya Erlangga 😁
2022-12-17
1