Mas Dika

Sinar mentari pagi sudah menyinari bumi,akupun sudah terbangun dari tidurku.Aku masih terbaring di ranjang rumah sakit,tapi keadaanku sudah lebih baik daripada semalam.Bapak dan emak masih di sini menjagaku sementara adikku Santi telah dititipkan di rumah budheku.

"tok tok tok".

suara pintu diketuk dari luar.Bapak mempersilahkan masuk,ternyata dokter yang mau mengecek kondisiku setelah kecelakaan semalam.

"bagaimana mbak,apa sudah lebih baik sekarang?"tanya nya padaku

"iya dok".jawabku

Sambil mengecek dengan alat kedokterannya,dokter berkata

"baiklah kalau mbak sudah merasa enakan dan tidak mengalami keluhan lain,mbk bisa pulang secepatnya.kita tunggu sampai sore,jika memang sudah benar benar tidak ada keluhan mbak bisa pulang besok pagi".terang dokter lagi

"iya dok,terima kasih".ucapku

Bapak dan emak juga berterima kasih pada dokter sebelum dokter meninggalkan ruang rawat inapku.Dokter pun tersenyum kemudian pergi.

"alhamdulillah nduk,kita bisa pulang".ucap emakku bersyukur

"iya mak,syukur alhamdulillah".jawabku

"Emak sudah lihat keadaan Ratih belum?"tanyaku

"Kalau emak belum nduk tapi bapakmu tadi sudah menjenguk ke kamarnya".jawab emak

"Dia juga kayak kamu,cuma lecet lecet.Mungkin juga besok kalian bisa keluar bareng dari rumah sakit".emakku menenangkan.

"tapi aku penasaran mak sama Ratih,aku pengen lihat kondisinya".kataku

"jangan bangun dulu Sar,lagipula besok kamu juga bakalan ketemu Ratih."emakku mencoba mencegah.

Karena penasaran,aku mencari ponselku.Dimana ya?

Aku sampai lupa dengan ponsel dan tasku.

"mak,ponsel sama tas Sarah dimana?"tanyaku penasaran.

"oh itu,semalam sama pak polisi sudah diamanin.Tadi malam juga langsung dikasihkan ke bapak.Itu ada di laci,sebentar emak ambilin".

"makasih mak."ucapku

Setelah aku diberi ponsel oleh emak,aku langsung mengirim pesan ke Ratih.

"Rat,kamu gimana ?parah g?"

Ratih membalas pesanku setelah beberapa menit kemudian.

"alhamdulillah,aku nggak pa pa Sar,cuma lecet lecet aja.Kamu gimana?"

"alhamdulillah,aku juga g pa pa."balasku

Ratih mengirim pesan lagi.

"sial banget kita ya,mau senang malah kayak gini jadinya".

Akupun tersenyum dan mengetik pesan lagi.

"namanya juga musibah Rat,kita juga tidak tahu kalau begini akhirnya."

"eh iya Sar,kamu udah ketemu dengan yang menabrak kita belum?"

Aku membaca pesan dari Ratih dan kemudian membalasnya.

"belum Rat,tapi katanya sudah ketemu sama orang tua kita semalam.katanya juga sudah minta maaf dan mau tanggung jawab atas kesalahannya".balasku

Ratih mengetik pesan lagi.

"aku jadi penasaran Sar,sama orangnya".

Akupun tersenyum membaca pesan Ratih.

"sudah ah,nanti juga ketemu kalau dia memang punya itikad baik mau minta maaf".balasku

Akupun mengakhiri mengirim pesan ke Ratih.Kami berdua juga harus banyak istirahat,biar besok bisa keluar dari rumah sakit.Lebih cepat sembuh malah lebih baik.

Tadi Ratih juga cerita kalau dia sudah minta ijin ke bos konveksi untuk ambil cuti karena kami mengalami musibah.Bos kami terkejut dan ikut simpati dengan kondisi kami berdua.

Bahkan bos juga memberi ijin kami untuk cuti sampai keadaan kami benar benar pulih.

Sudah sore,sebenarnya aku sudah mulai jenuh di rumah sakit.Ingin rasanya pulang ke rumah,tidur di kamarku yang sederhana tapi nyaman.

Bapak sedang pulang ke rumah sebentar untuk melihat Santi karena dari semalam bapak sama emak tidur di sini menemaniku,sementara emak sedang pergi ke mushola untuk sembahyang.

Terdengar pintu di ketuk dari luar.

tok tok!

"permisi,apa aku boleh masuk?"

Terdengar suara laki laki dari luar,aku pikir itu perawat atau dokter yang mau memeriksa keadaanku.

"iya, silahkan masuk".akupun mempersilahkan

kriet!

Pintu terbuka,dan aku terpaku melihat laki laki yang wajahnya tidak asing bagiku masuk ke kamar inapku.

"mas Dika".ucapku seketika

Dia tersenyum dan menghampiri di dekat ranjangku.

"iya Sar,ini aku Dika.Masih ingat kan?"terangnya

Akupun masih kebingungan bagaimana mas Dika bisa ada di kamarku sekarang.Sebenarnya apa yang terjadi ini.

Mas Dika akhirnya menjelaskan duduk perkaranya.

"sebelumnya aku minta maaf sama kamu dan teman kamu sebenarnya semalam aku yang telah menubruk kamu dari belakang dengan mobilku.Aku memang ceroboh dan tidak hati hati saat menyetir mobil.Akupun kaget ternyata setelah aku turun dari mobil untuk menolong orang yang aku tabrak,ternyata wajahnya tidak asing buatku".jelasnya panjang lebar

Aku masih melongo,tidak menyangka orang yang menabrakku dan Ratih adalah mas Dika.Kakak kelas 2 tingkat di atasku jaman sekolah dulu.Dunia memang sempit ternyata.

"Sar,Sarah kamu nggak pa pa kan?"ucapnya kemudian

Akupun tersadar dari lamunanku.

"iya mas,Sarah g pa pa".jawabku

"gimana kondisimu?"tanyanya kemudian

"alhamdulillah,aku baik mas besok sudah boleh pulang".terangku

"ya sudah kalau begitu,terus terang aku merasa bersalah atas kejadian semalam.Aku juga sudah melihat kondisi teman kamu Ratih.Aku bersyukur kalian baik baik saja".

ucapnya

"besok aku yang akan antar kalian pulang ke rumah".tambahnya

"tidak usah mas,kami bisa pulang sendiri.Mas Dika tidak perlu repot repot.Sudah cukup mas Dika mau bertanggung jawab atas biaya rumah sakit ini".tolakku

"tidak Sar,aku tidak akan tenang sampai keadaan kalian benar benar aman".ucapnya

"baiklah mas,jika itu bisa membuat mas Dika tenang".kataku

Kami berdua pun tersenyum.Tak lama pintu dibuka,emak masuk kamar.

"eh ada tamu".kata emak

"iya bu,maaf mengganggu.sekalian mau jenguk Sarah".jawab mas Dika

Mas Dika berdiri dan menyalami tangan emak.

"iya nak Dika,maaf tadi emak lagi di mushola jadi nggak tahu ada nak Dika di sini."emak menerangkan.

Kami pun mengobrol santai.Mas Dika pamit pulang menjelang isya',kamipun tidak lupa mengucapkan terima kasih pada mas Dika atas segala bantuannya.

Aku melihat ponsel.Ada pesan dari Ratih,dan akupun membukanya

"Sar,udah ketemu mas Dika belum?"

akupun membalas mengetik pesan.

"iya sudah,dia baru aja pulang Rat."pesan aku kirim.

"katanya dia kakak kelasmu waktu sekolah dulu ya?"balasnya

"iya Rat".balasku singkat

"lumayan manis ya orangnya".pesan Ratih.

Akupun tersenyum membaca pesannya.Lalu aku ketik pesan lagi.

"kamu suka Rat?"

Ratih membalas "bukan tipeku."

Akupun membaca pesannya dengan tersenyum simpul.

"dah ah,aku mau tidur".balasku mengakhiri chating dengan Ratih

Mas Dika menepati janjinya, dia datang ke rumah sakit pagi sekali dan setelah mengurus adminitrasi kita akan diantarkan dengan mobilnya untuk pulang ke rumah kami masing masing.

Aku sudah berada di ruang tunggu, sementara Ratih belum nampak batang hidungnya.Selang beberapa menit Ratih muncul dan langsung memelukku erat sekali.

Kami berdua mengaduh bareng,kami lupa kalau kami masih luka luka.

Sementara mas Dika dan orang orang sekitar tertawa melihat tingkah kami.Setelah kedua orang tuaku dan orang tua Ratih memasukkan barang barang kami di mobil,kami pun berjalan beriringan masuk ke mobil.

Kami sampai di rumah Ratih terlebih dahulu,setelahnya baru pulang ke rumah.

Di depan rumah,Santi sudah menunggu dengan keluarga yang lain yang ingin tahu kondisiku.

Setelah turun dari mobil,Santi menghampiriku dan membonceng tanganku.Kulihat dia habis menangis

"Mbk Sarah,nggak pa pa?apanya yang sakit mbak?"tanyanya penasaran.

"Santi,biar mbak Sarah masuk dulu".emakku menimpali

"iya mak".kata Santi

Akupun masuk rumah dan duduk di sofa ruang tamu,akupun mempersilahkan mas Dika masuk ke rumah.

"masuk mas".

"iya Sar".

Emak sedang di dapur menyiapkan minuman untuk mas Dika.

"Sar,aku boleh minta nomor ponsel kamu tidak?"tanya mas Dika.

"buat apa mas?"tanyaku penasaran.

"nggak apa apa,cuma buat nanya kabar kamu aja setelah ini,boleh kan?"katanya lagi

"iya boleh mas".jawabku

Akupun memberikan nomor ponselku pada mas Dika.Kemudian mak masuk sambil membawa minuman.

"maaf nak Dika,adanya cuma ini".kata emak

"nggak pa pa bu,nggak usah repot repot".jawab mas Dika sungkan

"nggak repot kok,lha cuma air.emak tinggal ke dalam dulu ya mau beres beres dulu.Dilanjut lagi ngobrolnya".ucap emak lagi

"Santi,bantu mak beresin barang mbak Sarah ya?"ajak emak ke adikku Santi

"iya mak".ujar Santi nurut.

Sementara tetangga dan saudaraku yang lain juga ikut menengokku mulai meninggalkanku dan mas Dika di ruang tamu.

Kamipun mengobrol mengingat jaman sekolah dulu.

Hari sudah hampir siang,mas Dika pun juga baru saja pulang ke rumahnya.

kring kring!

Ponselku berdering.Aku lihat layar ponsel,ternyata dari Ratih.Baru juga tadi barengan kok sudah telfon lagi.Aku yang penasaran langsung angkat telfon.

"hallo Rat".sapaku

"Sar,gimana mas Dika sudah pulang?".jawabnya

"iya,udah dari tadi.ada apa emangnya?"tanyaku penasaran.

"kayaknya mas Dika suka sama kamu deh".katanya lagi

"sok tahu kamu Rat".kataku tak percaya

"ya harus sok tahu dong Sar,soalnya kemarin waktu mendatangiku ke kamar inapku dia nanya banyak hal tentang kamu".jelasnya

"dah ah,kamu makin ngaco Rat".elakku

" kamu ini dikasih tahu malah nggak percaya,dasar".omelnya lagi

Akupun cuma ketawa mendengar celotehan temanku itu.Akupun segera menutup telfon,masuk kamar dan tidur.

Mas Dika masih menghubungiku sekedar menanyakan kabar melalui ponsel.Dia bilang masih sibuk dengan pekerjaannya,jadi belum bisa menjenguk aku lagi.

Aku tak pernah mempermasalahkannya,lagipula aku sudah sembuh begitu pula dengan Ratih. Tapi sudah beberapa hari ini mas Dika tidak menghubungiku.

Aku jadi heran,aku juga merasa kehilangan.Karena biasanya,mas Dika selalu rutin menghubungiku,aku merasa sepi.Padahal aku juga bukan apa apanya.

Ya Allah,kenapa denganku ini.Kenapa aku jadi resah begini.

Panggilan Santi membuyarkan lamunanku.

"mbk Sarah,mbk Sarah!mbk Sarah kok melamum sih?"tanyanya heran

Akupun kaget dan menyahut,

"iya San,ada apa?mbk nggak melamun kok".elakku

"nggak melamun tapi dipanggil kok g nyahut dari tadi".ucapnya kesal

Akupun cuma tertawa mendengar omelannya.

"itu mbak Sarah dipanggil emak,katanya dsuruh beli garam.Emak mau masak tapi garamnya habis".jelas Santi

"iya maaf,tadi mbak Sarah nggak dengar".aku masih membela diri

"ini uangnya mbk".kata Santi sambil menyodorkan uang.

"ya udah,sini uangnya".ucapku sambil menerima uang dari Santi.

Aku ambil sandal dan pergi jalan kaki pergi ke warung mak Yanti yang dekat rumah.

Saat kembali dari warung,aku melihat motor terparkir di depan rumah.Aku bertanya dalam hati motor siapa ini.Ini juga bukan motor Ratih.

"Assalamualaikum".

"Waalaikum salam".

Terdengar balasan salam dari ruang tamu,aku melihat ternyata mas Dika sudah ditemani Santi.

"mas Dika".ucapku seketika

mas Dika melihatku dan tersenyum membalas sapaanku

"hei Sar,darimana?"

"ini tadi habis beli garam di warung mak Yanti disuruh emak,sebentar aku mau ngasih ini ke emak".ucapku sambil menunjukkan bungkusan yang aku bawa.

Emak menyambutku di dapur.Akupun bertanya ke emak.

"mak,sudah lama mas Dika datangnya?".tanyaku pada emak

"baru saja nduk".jawab emakku

"ini kamu berikan tehnya ke nak Dika".

Akupun membawa teh ke ruang tamu dan menaruhnya di meja.

"diminum mas tehnya".ucapku

"iya makasih Sar,gimana keadaan lukamu sudah sembuh kah?"tanyanya

"iya sudah kok".sambil menunjukkan bekas luka ke mas Dika

"syukurlah kalau sudah sembuh".ucapnya kemudian

Kami pun melanjutkan ngobrol di ruang tamu ditemani Santi juga.Mas Dika dan adikku santi kelihatan sudah sangat akrab.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!