Gairah Cinta Semalam
"Xia, jangan jauh-jauh dari Mama. Kau harus berada dalam jangkauan pantauan Mama."ucap seorang wanita paruh baya dengan gaun ungu yang indah.
Tak jauh darinya seorang wanita cantik dengan gaun merah memanjang hingga menutupi mata kakinya, berdiri dengan segelas minuman berwarna oranye.
Wanita itu bernama Luxia Luna. Gadis malang yang harus merelakan kekasihnya Darren Alexander menikah dengan adik sambungnya, Xenia Tan.
Dikarenakan pria itu kepergok sedang berhubungan intim dengan adiknya. Hingga mau tak mau hubungan yang sudah tiga tahun terjalin harus kandas oleh napsu sesaat.
"Kak!" panggil gadis berwajah cantik namun licik, mendekat dengan seorang pria yang terlihat angkuh dan sombong.
Xia hanya meliriknya, lalu meneguk minumannya.
"Apa kak Xia tak ingin mengucapkan selamat kepada kami?" ucap Xenia dengan mata licik dan senyum sinis dibuat seramah mungkin untuk kakaknya Xia.
Darren memalingkan wajahnya, seolah tak ingin menatap wajah wanita yang kini menjadi kakak iparnya itu.
Xia tersenyum tipis.
"Selamat ya, semoga kalian berbahagia." Xia melempar senyumannya sekilas lalu melengos pergi,
"Tunggu! Kau mau kemana Xia? Jangan asal pergi begitu saja!"sentak Mama nya , Silvia Tan.
"Aku rasa peranku sudah cukup." ucap Xia menoleh, "Aku perlu istirahat untuk persiapan kerja besok." Xia kembali melangkah.
"Xia!" panggil Silvia Tan menyusul menarik lengan Xia."Kau harus tetap berada disini!"
"Apa masalahmu nyonya?"Xia yang sudah geram dengan sikap ibu tirinya itu, menyentak tangannya hingga terlepas berkata dengan dingin."Apa yang mengharuskan ku untuk tetap berada disini?"
"Kita masih punya klien untuk dilayani."ucap Silvia menahan lengan Xia lagi.
"Buat dirimu berguna dengan menemani Tuan Morgan dari Grup XTC."Silvia menarik lengan Xia, dan berjalan entah kemana.
Morgan dari Grup XTC? Apa wanita tua ini sedang melemparkan ku pada pria tua mesum penggila wanita itu? Apa dia sudah tidak waras? pikir Xia tertatih.
"kau layani saja sendiri."
Entah mengapa tubuhnya tiba-tiba tak bisa diajak kompromi. Xia sempoyongan, dan kepalanya terasa pusing, melihat itu Silvia menyeringai.
Wanita tua ini? Apakah dia menaruh sesuatu dalam minumanku? Kenapa tubuhku terasa panas. Batin Xia, mencoba meloloskan diri.
Aku harus kabur, sebelum semuanya menjadi buruk untukku. pikir Xia lagi.
Xia mendorong ibu tirinya kuat-kuat hingga cengkeramannya terlepas. Wanita paruh baya itu tersungkur dilantai.
Waktunya kabur!! batin Xia berlari sekuat yang dia mampu keluar dari ballroom tempat resepsi adiknya.
Silvia menatap Xia yang berlari itu dengan mata merah dan gigi yang mengeretak.
"Jangan kabur kau! Anak haram sialan!"pekik Silvia geram.
Xia tak perduli dengan ucapan ibunya. Xia harus melepaskan diri dari lokasi itu. Tempat pernikahan Xenia dan Darren berada di ballroom hotel ternama. Xia melarikan diri sebelum efek obat yang dia minum bereaksi pada tubuhnya.
"Obat apa yang sebenarnya dia berikan padaku? Kenapa rasanya panas?" Xia yang berlari sempoyongan itu celingukan di lorong hotel.
"Tidak ada tempat bersembunyi. Aku sudah tak kuat lagi untuk berlari." rintih Xia ngos ngosan.
Xia mencoba membuka setiap pintu yang terlihat, namun semua terkunci, hingga dia menemukan satu yang rupanya sedikit ber celah, namun tak terlihat.
Xia memicingkan matanya, Di sisi lain dia mendengar suara ibunya yang menyusul.
"Sial tak ada jalan lain." Xia bergegas berlari memasuki pintu kamar yang sedikit terbuka itu. Lalu menutupnya dan memastikannya terkunci.
Xia yang kelelahan menyenderkan punggungnya pada pintu dan mengambil nafas. Tubuhnya terasa lemas, merosot hingga kelantai.
Sial! kenapa panas sekali? tidak mungkin ruangan ini tak ber AC. Pikir Xia.
Xia berjalan memasuki kamar itu lebih dalam.
Seorang pria berdiri di samping ranjang kamar itu, dengan berbalut handuk di pinggangnya menatap dingin menusuk pada Xia.
"Siapa kau?"
Xia menatap pria itu. Tubuh Xia semakin panas, Entah mengapa Xia sangat ingin menubruk pria itu. Tubuh pria itu begitu menggiurkannya proporsional dan sixpack hingga air liurnya menetes.
"Sial! Kenapa denganku!"gumam Xia terhuyung, dan malah jatuh tepat didepan pria itu. Tangan Xia sempat meraih pegangan, sialnya pegangan itu justru handuk yang melilit di pinggang pria itu hingga ikut terlepas bersamaan dengan Xia yang terjatuh.
"Kaaauuuu!!!" Geram pria itu yang sudah polos saja.
Xia yang terjerembab mendongakkan kepalanya. Matanya melebar sempurna melihat bagian tubuh pria itu, yang wajahnya sudah memerah.
"Ma-maaf, aku tidak bermaksud..."Xia melemparkan handuk ditangannya pada pria itu.
"Ma-maaf!" Xia berusaha berdiri.
Kenapa tubuhku panas sekali, aku semakin gila setelah melihat pria ini. Apa yang sebenarnya ibu masukkan dalam minumanku. pikir Xia akhirnya bisa berdiri walau masih sempoyongan dengan mata berkabut.
Tepat didepan pria itu. "Ma-af, Aku akan pergi."ucap Xia,
Pria itu menahan tangan Xia, menyentuh dagunya dengan jarinya.
Tanpa basa basi pria itu mencium bibir Xia, mengulum bibir ranum yang menggoda itu, menikmati manisnya rasa lidah Xia yang memabukkannya. Pria itu melepas tautan bibirnya, menatap wajah cantik Xia. Lalu menggiring dan mendorong Xia hingga terjatuh di ranjang berukuran king size di kamar itu.
"A-pa yang akan kau lakukan?"tanya Xia dengan mata melebar dan wajah terkejut.
"Karena kau sudah masuk, selesaikan peranmu." ucap Pria itu datar.
Pria itu mencium lagi bibir Xia, menikmati lagi rasa bibirnya yang manis, mengulum lembut lidah Xia. Pria asing itu berpindah menghirup ceruk leher Xia. Aroma yang sama memabukkannya hingga membuat pria asing itu semakin gencar dengan aksinya. Menarik paksa Gaun yang Xia pakai.
"Tunggu! Apa yang ingin kau lakukan?"ucap Xia.
"Aaakkkkggg......"
###
"Hentikan!"rintih Xia dengan tubuh polosnya dibawa tindihan tubuh pria itu. Setelah melewati satu kali pertarungan panjang.
"Jangan lagi! hentikan."ucap Xia dengan mata yang masih berkabut.
"Hmmmppp..... Aku belum puas!"kekeh pria itu, "Kau yang datang sendiri ke kamarku, Kau tak akan ku lepaskan sebelum aku puas."
Sial! Aku malah terperangkap dengan maniak lain. pikir Xia lemas. sudahlah puaskan dia dulu. lalu pikirkan cara untuk kabur.
pria itu menciumnya lagi dan menautkan bibirnya. Bergulum lembut dan kembali beraksi diatas ranjang, hingga keduanya tepar.
Uuuugggghhh...
Xia melenguh, mengerjap dan menggosok matanya. Xia duduk terbangun di atas ranjang. Menatap pria yang kini tertidur disampingnya.
Akhirnya keperawanan ku terenggut juga. Haaaaahh... setidaknya bukan dengan Morgan si maniak sek tua itu. pikir Xia sedikit lega.
Aku akan kehabisan waktu, aku harus segera pergi dari sini. Ini bukan waktunya berkeluh kesah. batin Xia lagi.
Xia menuruni ranjang dan memungut pakaiannya. Xia melirik pria yang masih lelap di ranjang itu. Dengan cepat dia memakai bajunya. Lalu berlari keluar.
Persetan dengan maniak itu. Semoga kelak aku tak bertemu lagi dengannya. batin Xia cepat-cepat meninggalkan kamar itu.
Beberapa saat kemudian pria asing itu terbangun. Dia meraba sisi ranjang yang kosong. Pria itu tersenyum tipis. Dia lalu bangun terduduk. Dan mengambil hpnya menghubungi seseorang.
"Zene! Dalam waktu 10 menit, berikan informasi tentang wanita yang keluar masuk dalam kamarku."titahnya.
"Baik Tuan Zander."jawab suara diseberang sana.
____€€€____
Reader kuuh , kasih semangat dong, biar aku up terus setiap hari.
like dan komen ya
Terima kasih.
Salam___
😊
●●●
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
JandaQueen
start reading
2024-09-12
0
VINE==*
wah semangat Thor aku mendukungmu!
2024-02-09
1
Shinta Dewiana
kasihan banget nasibmu xia..miris deh..
2024-02-08
0