chap 3

Xia memutuskan kembali kerumahnya. Di kamar, Xia merendam tubuhnya dalam bathtub. Xia meratapi hidupnya. Malam ini keluarganya menginap di hotel tempat pernikahan Xenia dan Darren dilaksanakan. Dan beberapa hari didepan,mereka ikut berpiknik, sebagai runtutan acara pernikahan Darren dan Xenia.

Keluarga Darren adalah keluarga terpandang, memiliki beberapa perusahaan grup yang cukup besar. Tak ayal pernikahan mereka dilaksanakan dengan meriah dan megah.

Berbanding terbalik dengan Xia, yang hanya seorang anak haram dari hubungan mantan istri ayahnya yang kini menikah dengan Silvia Tan.

Mama Xia meninggal saat dia masih berusia enam tahun. Dan terpaksa Ayah Xia, Alan Tan membawa dan merawat Xia.

Namun, malam ini Xia justru akan digadaikan oleh ibu tirinya sebagai penyambung bisnis keluarga. Memasukkan obat perangsang dan hendak mengirimnya ke direktur Morgan. Pria tua beristri yang gemar memainkan wanita.

Xia menangisi nasibnya. Mencoba membersihkan dirinya. Setelah dia melakukan hubungan terlarang dengan seorang pria asing yang tidak dia kenal.

"Sial! Bekas ****** maniak itu tak juga hilang."gerutu Xia menggosok leher dan bagian dada atas nya.

"Benar-benar maniak. tak ada satupun dari bagian tubuhku yang lepas dari cupangannya. Menjijikkan."Isak nya masih menggosok tubuhnya.

"Brengsekk..." Xia menangisi nasibnya lagi. "Orang tua macam apa yang tega melemparkan anaknya pada predator sek itu."

Xia kembali terisak.

"Tapi Aku hanya anak haram..."rintih nya lagi.

"Tega sekali mereka padaku. Akulah kekasih Darren, akulah yang seharusnya menikah dengannya. Bagaimana bisa mereka mengganti aku dengan Xenia?"

Xia menangis lagi. "Darren, beraninya kau menghianatiku! Aku sudah sangat setia kepadamu! Kenapa kau hianati aku?" teriak Xia meluapkan semua kekesalannya.

"Aku memang anak haram! Lantas apa? Kalian berhak memperlakukan seperti ini? Biadab kalian semua!"

Xia meluapkan semua kekesalannya dengan berteriak dikamar mandi. Setelah puas memaki Xia keluar dari kamar mandi. Mencari makanan untuk mengganjal perutnya.

Tubuh Xia terasa panas dan kepalanya serasa mau meledak. Xia mengambil hpnya, menghubungi sahabat karibnya.

"Halo?" suara seorang wanita diseberang sana.

"Susie , apakah kamu bebas malam ini?"tanya Xia memegangi kepalanya.

"Ya, ada apa?"sambut Suzie dibalik speaker ponsel Xia.

"Aku sakit, bisakah kamu antar aku ke rumah sakit malam ini? tak ada orang di rumah." pinta Xia bersandar pada tembok disampingnya

"Tentu saja. Tunggulah, aku akan sampai lebih cepat dari kelinci yang berlari di atas aspal yang panas."sambut Susie cepat.

"Terima kasih teman." Xia menutup sambungan telponnya.

Xia kembali melangkahkan kakinya, meraba pada tembok rumahnya.

"Pusing! aku harus makan! Aku tak boleh lemah dan kekurangan tenaga." gumam Xia lemas.

Ting tung.

Suara pintu kediamannya berbunyi.

"Siapa yang bertamu malam-malam begini? Keterlaluan."gumam Xia kesal, "tak mungkin itu Susie kan?"

Xia mencoba mengabaikan."Kemana orang-orang disini?" gumam Xia kesal karena suara bel pintu rumah tak kunjung berhenti membuat kepalanya semakin pusing.

"Sial! Aku lupa! Mereka masih melakukan rangkaian acara resepsi pernikahan Xenia." gumam Xia mengumpat-mengumpat.

Xia bersungut mendekati pintu. Membuka pintu depan dan, tiba-tiba semua menjadi terang, sangat terang hingga membutakan matanya. Dan hilanglah seluruh kesadarannya.

Tangan Zander sudah menangkap tubuh Xia sebelum menyentuh lantai.

"Wanita? Kau kenapa?" Zander menepuk-nepuk pipinya.

Panas!? Zander tersentak, wajahnya berubah panik dan khawatir. Apa dia sedang sakit? batinnya.

"Tuan Zander, sepertinya nona Xia sedang sakit. Wajahnya sangat pucat. Bagaimana jika kita bawa ke rumah sakit dulu?"saran Zene Asistennya.

"Kau benar." Zander mengangkat tubuh Xia, dan berbalik.

"Kalian siapa?"pekik seorang wanita dari balik orang-orang pengikut Zander yang ada belasan itu.

Susie sahabat Xia menerobos dan melihat Xia dalam gendongan Zander.

"Xia?" pekiknya panik."Apa yang terjadi?"

"Maaf! Anda siapa nona?" tanya Asisten Zene menghalangi.

"Aku Susie! sahabat Xia. siapa kalian? Dan mau apa?"seru Susie berani.

"Berisik sekali. Xia sakit, aku akan membawanya ke rumah sakit." ucap Zander datar dan dingin. Berjalan melewati Susie.

"Kau boleh ikut."lanjutnya.

Zander membaringkan Xia di jog belakang, dengan Susie memangku kepala Xia. Zander mengambil duduk di belakang kemudi.

"Tuan, biar saya saja yang..."

"Duduk! pasang sabuk pengamanmu!"potong Zander.

Zander mengemudikan mobilnya dengan kecepatan maximal.

Tuhan... apa ini? cepat sekali? bagaimana jika kami mati? Apa tak ada polisi di jalanan?? batin Susie ketakutan.

Tuan, tidak biasanya. Membawa mobil secepat ini. Apakah gadis itu sangat berarti baginya? Ohoo... sepertinya akan ada kejutan yang menarik. batin Asisten Zene dengan senyum kegembiraan.

Sementara itu, di rumah sakit yang dituju.

"Apaa??" pekik ketua yayasan rumah sakit. "Tuan Zander sedang dalam perjalanan kemari?"

"Kenapa beliau mau kemari? Sakit apa?" ucapnya gusar.

"Kami juga tidak tau, tadi hanya telpon tuan Zander akan kemari."

"Haduuuhh.. bagaimana ini jika tuan Zander tidak senang dengan pelayanan kita bisa-bisa rumah sakit ini besok gulung tikar."gumam Ketua yayasan rumah sakit itu makin gusar dan gelisah

"Cepat siapkan dokter dan perawat terbaik dalam waktu 10 menit!"perintah ketua yayasan.

"Apa? sepuluh menit? mana cukup pak ketua?"protes bawahannya.

"Lalu maksudmu tuan Zander harus menunggu begitu? kau mau jadi gelandangan haahh?" sentak ketua yayasan sangat tidak sabar mencengkram kerah bawahannya itu.

"Baik pak ketua. Akan segera kami siapkan."

"Bagus!"

Beberapa menit kemudian.

Mobil Zander sampai didepan rumah sakit, dengan cepat pria itu turun dari mobilnya dan menggotong Xia masuk gedung rumah sakit. Zander disambut oleh belasan dokter dan perawat. Juga ketua yayasan ikut menyambut.

"Selamat datang tuan Zander Zoe."berucap serentak.

Semua orang di sana membungkuk menyambut Zander. Asisten Zene berjalan dibelakangnya, diikuti oleh Susie. Gadis itu merasa aneh dan heran dengan sambutan berlebihan dari para dokter dan perawat itu.

Bahkan ketua rumah sakit pun ikut turun menyambutnya. Siapa sebenarnya pria ini? Bagaimana Xia bisa mengenalnya? batin Susie

"Tangani dia."ucap Zander dingin dan datar, namun beraura tajam membunuh. Membuat bergidik orang orang di sana.

Xia mendapat perawatan khusus. Setelah melakukan beberapa pengecekan, dokter yang bertugas berbalik dan berkata.

"Tu-tuan Zander,"

Dokter itu semakin gugup mendapati Zander menatapnya tajam dengan aura yang mengerikan. Dokter itu menelan ludahnya dengan keras.

"No-nona Xia hanya demam biasa. Setelah mendapat obat, akan segera membaik."ujar Dokter itu makin gugup.

Zander tak mengatakan apapun. Hanya menatap dengan aura mengerikan.

"Sa-saya akan memberinya cairan infus." ucap Dokter itu makin gugup dan gusar.

Setelah memberikan suntikan dan memasang infus, dokter itu pamit undur diri dengan perasaan lega, karena terbebas dari beban tatapan tajam Zander.

Xia ditempatkan diruang VVIP. Susie menatap pria misterius yang sepertinya memiliki pengaruh besar itu.

Zander berdiri di samping brankar rumah sakit, dimana Xia terbaring dengan lelap. Netra nya lekat menatap Xia.

Malam pertama yang merubah segalanya. Jangan menyebutku Zander Zoe jika tidak bisa mendapatkanmu.

___€€€___

Reader kuuh , kasih semangat donk, biar aku up terus setiap hari.

like dan komen ya

Terima kasih.

Salam___

😊

●●●

Terpopuler

Comments

Aurora

Aurora

ini baru mantap dapatnya lebih dari mantannya

2024-06-12

1

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

xia dapat lebih dari segala2nya daripada si mantan..

2024-02-08

0

🇮🇩Imelda🇰🇷

🇮🇩Imelda🇰🇷

baru mampir Thor moga suka ceritanya 😍💪

2023-05-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!