Ibu dan anak itu pun masuk. Damon hanya seorang pria lulusan SMA, Sekarang usianya baru berinjak 25 tahun. Dia memiliki adik yang masih kelas 3 SMA seorang wanita cantik langsing dan berlesung pipit.
"Apa yang ingin kau katakan Nak?"
"Aku akan bekerja di luar kota bu, aku mungkin tidak bisa pulang untuk beberapa bulan ke depan, namun nanti aku akan mengirimkan uang untuk Ibu."
"Syukurlah kalau kau sudah punya pekerjaan, Ibu akan merestui setiap langkahmu Nak."
"Ibu sudah makan? ini aku ada bawa sedikit makanan untuk kita makan, tadi ada teman sedang selamatan, dan memberikan sisa makanan yang masih banyak Bu!"
"Ayam opor! waaah ini pasti enak sekali."
Damon pun menatap Ibunya, tak sengaja dia meneteskan air mata di sudut matanya. Mereka hanya orang susah, makan ayam ketika di beri tetangga, atau ada yang selamatan saja, apa lagi ayam sekarang mahal, minyak goreng mahal, mereka hanya makan ikan sungai bakaran, atau hanya di kukus.
"Iya bu, Ibu makan yang banyak, aku sudah makan kok."
#
Damon pun mengingat kejadian tadi.
Tadi sebelum Damon di izinkan pulang. Di Mansion Pak Manae.
"Kau dan keluargamu pasti dalam kesulitan keuangan."
"Iya, Pak!"
"Borak, tolong bungkus lauk pauk dan berikan pada pemuda ini untuk di bawa pulang."
"Baik Tuan."
#
"Nak, ayo makan lagi, ini banyak sekali Nak, adikmu belum pulang, nanti di sisain."
Panggilan Ibu membuyarkan lamunan Damon tentang kejadian tadi.
"Iya Bu," Ujar Damon, dan dia pun mengambil piring dan ikut makan dengan lahapnya. Ibunya pun tersenyum.
Sudah makan, tapi kok makannya kaya yang belum makan berhari-hari
Gumam ibunya dalam hati.
Setelah makan bersama, tepat azan Dzuhur mereka selesai makan. Ibu pun membersihkan piring kotor, sementara Damon terlihat menuju kamarnya dan memasukkan bajunya ke dalam tas.
"Damon!" Panggil ibu dsri balik pintu kamarnya.
"Iya Bu," Jawab Damon.
"Emangnya kerjaan mu sangat jauh ya? sehingga kau harus membawa semua bajumu?" Tanya Ibu lagi.
"Iya bu, mungkin sehari semalam baru sampai, karena masuk ke hutan pedalaman." Jawabnya lagi.
"Kamu harus bisa bawa diri ya, jangan sampai kamu salah langkah kalau berada di kampung orang." Ibunya pun menasehatinya.
"Baik Bu, aku akan menunggu Loli dulu baru berangkat, mungkin bakal lama tidak bertemu." Ucapnya lagi.
Ibu pun keluar.
Brak
Krincing Krincing
"Ibu! ada apa?" Damon lun berlari ke luar.
"Ini ibu punya tabungan mungkin bisa untuk kamu pakai sebelum gajihan." Ibu pun mulai menghitung uang tabungan ibu, dari harga 500- sampai seribuan juga sepuluh ribuan. Ternyata suara gemercik tadi dari tabungan ibu yang di hentakkan dengan sengaja.
"Ibu tidak usah repor-repor karena Damon akan dapat makan dan tempat tjnggal di sana."
Ucapnya lagi.
"Mungkin kau mau beli cemilanatau apa saja Nak."
Ibunya pun menyodorkan uang sebanyak Rp.80.000 ke tangan Damon.Setelah menyerahkan uang, ibu pun kembali ke dapur. tak berapa lama terdengar suara gadis berteriak manja.
"Hello, Loli pulaang."
"Dek, ke marilah!"
Loli pun masuk ke kamar Kakaknya.
"Ada apa Kak?"
"Tolong rapikan baju Kakak semua, Kakak akan bekerja di luar kota, kemungkinan Kakak tidak akan pulang untuk beberapa bulan atau mungkin tahun."
"Emang Kakak kerja di mana?"
"Jauh Dek, ke pedalaman, ayo cepat! Kakak mau mandi trus berangkat," Ucap Damon lagi.
Loli pun segera memasukkan baju celana dan semua barang yang masih di pakai Kakaknya.
"Loli! kamu sudah pulang? ayo makan dulu, ada ayam opor lho!" Ibunya datang dan mengambil pekerjaan Loli.
"Ayam? siapa yang beli Bu?"
"Teman Kakakmu tadi selamatan, jadi di bungkus buat di bawa pulang." Loli pun terlihat senang dan berlari sedikit berjingkrak menuju dapur. Tak berapa lama Damon pun keluar dari kamar mandi belakang, saat melewati dapur, melihat adiknya makan dengan lahap, bahkan dia memasukkan Nasi sepiring penuh hampir runtuh ke meja makan. ?.
("Dek, aku berjanji akan mengirimi mu uang yang banyak, agar kau bisa makan ayam tiap hari.")
Gumam Damon dalam hati.
"Kakak, kenapa memandangiku seperti itu? apa Kakak sudah makan?"
"Sudah Dek, oh ya kaka ke kamar dulu, cepat habiskan makan mu, agar kau bisa antar Kakak ke depan." Pintanya.
"Iya Kak!" Loli pun makan penuh nafsu, seakan nasi itu tanpa di kunyah langsung masuk ke perutnya. Selesai makan, Loli pun mencuci piring lalu setelahnya menemui Kakaknya, terlihat Ibu juga sudah ada di ruang tamu duduk di kursi kayu butut peninggalan Kakeknya.
"Ayo!" Damon pun mengangkat Kopernya menuju ke luar, Ibu dan Loli pun mengikuti. Tak berapa lama Abang Gojek pun datang, karena sudah di pesan Damon.
"Loli, simpan no Kakak tadi ya! nanti Kakak akan menghubungimu, pokoknya Kamu jangan nelpon Kakak, karena Kakak berada di hutan yang nggak ada sinyal nya, pokoknya tiap bulan Kakak akan mengirim uang di rekening kamu, jadi cek aja tiap bulan ya!"
"Baik Kak."
"Ibu, tolong Do'akan Damon ya!" Damon pun memeluk Ibu dan juga adiknya.
"Tentu saja Nak."
Damon pun naik motor, dia pun melambai, Ibu dan adiknya memandangi punggung Damon sampai hilang di tikungan jalan. Ibu dan Loli oun masuk ke rumah.
Sepanjang perjalanan, Damon tak karuan, pertanyaan seperti apa pekerjaan yang akan dia kerjakan.
"Stop di sana Mas." Damon lun sampai di simpang jalan, karena dia di larang datang sampai halaman, maka dia pun berhenti di jalan jauh dari Mantion Pak Manae. Setelah membayar ongkos, Damon pun berjalan hingga 50 meter. Setelah memperlihatkan kartu identitas berupa kartu kayak ATM gitu kepada pak Satpam penjaga pagar, dia pun di izin kan masuk.
"Selamat datang Mas Damon, ayo! Bapak sudah menunggu mu dari tadi." Borak pun menyambut Damon hangat.
Mereka berjalan menuju Ruangan lak Manae.
Ceklek.
Pintu di buka, tampaklah seorang lelaki bertubuh tegap yang mengenakan separo topeng. masih terlihat tampan dan berwibawa. Beliau berdiri di membelakangi jendela ruangan.
"Malam ini kita akan beraksi."
"Baik Tuan."
"Damon, kau akan ikut! ini adalah tugas pertamamu, kau tidak perlu melakukan apa pun, cukup perhatikan pekerjaan Borak DKK."
"Baik Tuan," Setelah menyusun strategi Borak DKK pun terlihat mengerti.
"Pekerjaan ini akan sedikit sulit, karena dia adalah pimpinan perusahaan yang sangat kuat, tapi kalau berhasil, mereka akan membayar kita 2M untuk satu nyawa."
Deg.
Damon sangat kaget mendengar 1 nyawa, apakah mereka pembunuh? Damon tak berani bertanya, dia hanya jadi pendengar yang baik, saat orang-orang itu rapat dadakan. Setelah selesai rapat, mereka pun keluar ruangan.
"Kita istirahat sebentar, mari ku antar ke kamar mu."
Ujang pun menunjukkan kamar Damon di belakang rumah terpisah dari rumah besar itu, di belakang ada beberapa rumah seperti bedakan, mungkin tempat karyawan dan Lain-lain.
Dia pun di antar sampai pintu kamarnya. Setelah Ujang pergi, dia pun merapikan bajunya ke dalam lemari yang sudah di sediakan. setelah 30 menit berlalu.
Tok
Tok
Tok
"Tuan, ayo makan!" Bibi tukang masak pun memanggil Damon.
"Baik Bi!" Dia menyudahi aktivitas merapikan lemarinya yang belum selesai. Ruangan segi 4 kira-kira 4x4 dan terdapat kamar mandi di dalamnya.
saat dia keluar dari kamarnya, tak sengaja matanya tertuju ke balkon rumah.
("Siapa wanita itu? sepertinya dia hamil, tapi mengapa dia memakai lingeri? dan juga mengapa dia menari-nari?"
"Tuan ayo cepat!" Damon pun terkejut mendengar suara Bibi.
"Baik Bi!" sesaat dia memandang Bibi, dan kembali menatap balkon, namun wanita itu sudah tidak ada lagi. Hanya kegelapan yang terlihat, sepertinya wanita,tadi sidah masuk ke dalam.
"Bi! maaf, siapa yang tinggal di atas sana?"
"Ssstt, jangan mengurusi yang bukan urusan Tuan, nanti bisa celaka Tuan."
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Bey
hemmmm, bisa baca maraton nih
2022-09-09
0
Sadriyanti Lahari
sepertinya demon lelaki yg baik hanya saja keberuntungan belum berpihak padanya.... makanya dia mencuri..
2022-06-14
1
Berdo'a saja
waaahhhh
2022-06-09
2