Setelah puas melihat pelayan ini jatuh ke dalam danau, Shu Qingzhi menoleh ke belakang dan menatap dua orang Putri selir yang tampaknya akan melakukan sesuatu terhadapnya.
”Jadi, dua orang Putri selir kembali mendatangiku? Sepertinya, aku mengenal wajah-wajah mereka. Liu Hanning, Putri ke-8 dan Zhou Chunye Putri ke-14. Kita lihat apa yang akan mereka lakukan pada pemeran utama sepertiku.” batin Shu Qingzhi sambil menatap mereka dengan dingin dan sempat membuat kedua Putri ini gemetar dan mengira kalau Shu Qingzhi adalah orang gila.
”Hanning dan Chunye. Mereka berdua adalah orang yang sudah melempar ku ke dalam hutan dan menyebabkan pelayan rendahan itu tewas tercabik-cabik binatang buas. Haah, sayang sekali. Jika aku melempar mereka ke dalam hutan dan membiarkan mereka menjadi santapan hewan-hewan buas di sana, mungkin mereka akan langsung menghilangkan kepalaku. Memang tidak mudah menjadi Putri diurutan terakhir.”
”Kakak benar! Putri gila ini telah berani pergi keluar! Aku pikir wajahnya sudah melepuh karena disiram air panas oleh Putri ketiga.” seru Zhou Chunye sambil menatapnya dengan sinis.
”Dia hanya beruntung karena bisa menghindar dari Putri ketiga. Sepertinya dia telah mempelajari sesuatu.” ucap Liu Hanning sambil tersenyum seringai ke arahnya.
Shu Qingzhi memiringkan kepalanya karena bingung. Seburuk dan segila apapun, dia tetap memikirkan apa akibatnya jika ia berbuat macam-macam dengan dua putri kesayangan Kaisar. Sayang sekali, wajah mereka akan menjadi buruk rupa jika ia menggoreskan pecahan kaca di wajah putih mereka. Namun, tetap saja Shu Qingzhi tidak akan puas jika ia hanya merusak wajah kedua Putri ini.
”Hei! Pakaianmu sangat bagus. Bisa aku lihat dari dekat?” ucap Liu Hanning sambil berjalan mendekatinya. Namun, saat ia telah berada di dekatnya, Shu Qingzhi menampar wajah kurang ajarnya dan kemudian mendorongnya ke dalam danau.
Terkejut dengan apa yang terjadi pada Liu Hanning, membuat perhatian Zhou Chunye lengah. Shu Qingzhi menarik lengan pakaian Zhou Chunye hingga merobeknya dan kemudian, ia pun menendang Zhou Chunye ke dalam kolam bersama dengan Liu Hanning yang sudah menunggunya.
Saat menghadap mereka berdua yang hanya bisa terdiam ketika pakaian mahal mereka telah di rusak, Shu Qingzhi tersenyum seringai seolah sedang mengancam nyawa mereka. ”Tuan Putri benar. Aku telah mempelajari sesuatu. Melihat wajah kalian berdua, hanya akan membuatku menjadi semakin liar. Mungkin lain kali, aku akan membuat kalian menyesal dan tak ingin berurusan denganku.” ucap Shu Qingzhi sambil menatap mereka dengan pupil mata biru yang tampak menyala.
Setelah ia membuat kedua Putri ini merinding karena ketakutan, Shu Qingzhi akhirnya berjalan pergi menuju suatu tempat untuk berjalan-jalan. Beberapa langkah setelah ia sampai di depan sebuah pohon bunga tabebuya, Shu Qingzhi membenturkan kepalanya berulang kali hingga membuatnya berdarah.
”Saat aku berada di rumah sakit, aku tidak pernah menahan amarahku sampai seperti ini. Biasanya aku akan menusuk mereka dengan pecahan kaca tapi, kali ini aku harus bertahan untuk tetap hidup meskipun bukan di duniaku.” gumam Shu Qingzhi sambil berlutut di depan pohon tersebut.
Saat darah di kepalanya masih mengalir dan membuat penglihatannya menjadi merah, ia mencoba meraba tanah yang ada di sekitarnya. Tak lama, ia menemukan sebuah gundukan kecil yang berbeda dengan tanah yang ada di sekitarnya.
”Beberapa orang pasti menyimpan benda berharga mereka di dalam tanah. Mungkin tidak masalah jika menggalinya dan melihatnya sebentar.”
Tanpa berpikir panjang, Shu Qingzhi segera menggali gundukan tanah tersebut dan menemukan sebuah kotak kecil yang sangat ringan seperti tak menyimpan apapun di dalamnya.
Karena tak dikunci, Shu Qingzhi langsung membukanya dan melihat selembar kertas tipis yang memiliki goresan tinta di dalamnya. Lalu, di sudut kiri kertas tersebut terdapat nama Yunshin Wu, yang merupakan nama dari permaisuri mereka.
Karena malas membacanya, Shu Qingzhi hanya mengembalikan kotak kosong tersebut ke dalam tanah dan setelah itu, ia pun berjalan kembali ke gudang penyimpanan tempat tinggalnya.
***
Istana Kaisar.
”Yang Mulia! Ada beberapa dokumen negara yang harus Anda periksa.” ucap seorang Kasim muda yang memberikan setumpuk kertas di atas meja Putra mahkota kerajaan.
Sang Putra mahkota menghela nafasnya. Beberapa hari ini, Sang Kaisar kerap kali menimpakan tugas padanya. Padahal, sudah menjadi tugas pemimpin negara untuk tetap menjaga keamanan rakyatnya. Akan tetapi, Kaisar yang saat ini benar-benar membuat Putranya sendiri merasa jengkel.
”Katakan pada Yang Mulia, Aku sedang tidak ingin mengurusnya. Dan kembalikan semua kertas-kertas ini padanya.” ucap Putra Mahkota dengan malas sambil bersandar di kursinya.
Kasim itu terkejut dan berkata, ”Tapi, Yang Mulia. Kaisar akan sangat marah jika Anda tidak mengerjakannya.”
Putra mahkota menatapnya dengan dingin dan berkata, ”Lalu, kenapa? Ini semua adalah tugasnya yang ditimpakan padaku. Jika aku mau, aku bisa saja menyatakan diriku sebagai Kaisar berikutnya.”
Seketika, Kasim itu terdiam dan tak berani mengatakan apapun sehelai Putra mahkotanya menatapnya dengan tatapan tak biasa.
***
”Ah! Tuan putri! Apa yang terjadi pada Nona?” tanya Fu Yiren yang tampak mencemaskannya setelah ia melihat Shu Qingzhi kembali dengan luka yang ada di dahinya.
Shu Qingzhi tidak berekspresi saat melihat Fu Yiren begitu mencemaskannya bahkan sampai membuatnya menangis. Ia merasa penasaran apakah kesehatannya begitu di dinomorsatukan sehingga sedikit saja terluka bisa membuat pelayannya menangis seperti ini.
”Tidak usah cemas. Aku baik-baik saja.” ucapnya sambil berjalan menuju ruangannya. Lalu, saat ia baru saja sampai di ambang pintunya, Shu Qingzhi menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. ”... Tinggalkan aku sendiri. Aku perlu melakukan sesuatu.” ucapnya sambil menutup pintunya dan membiarkan Fu Yiren menunggunya di depan pintu.
Shu Qingzhi duduk di atas tempat tidurnya dan mengeluarkan kertas tadi dari balik pakaiannya. Sebentar ia membukanya dan membaca seluruh isinya.
Aku tahu kapan aku harus menemui kematianku dan aku tahu, aku akan melahirkan dua anak kembar laki-laki dan perempuan. Aku harap Shu Qingzhi dan Shu Yinzhi baik-baik saja meskipun, aku tidak ada di sebelah mereka.
”Aku tak mengerti apa yang harus kulakukan. Memberikan surat ini pada Kaisar agar aku mendapatkan keadilan dan hak sebagai Putri mahkota?” gumam Shu Qingzhi sambil melipat kembali kertas tersebut.
Tapi, apakah tidak masalah merusak semua jalan cerita yang sudah ku buat dengan susah payah? Jika aku memang melakukannya, aku tidak akan tahu hal buruk apa yang menimpaku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Eka Priyanti
makasih upnya
2022-04-26
0
Lidiawati06
Legenda sang dewi Alam luxia mampir yu, tetap semangat🤗
2022-04-18
0