Untuk bertemu dengan Putra mahkota, aku harus pergi keluar untuk mencarinya dan menemukan istana tempat tinggalnya.
Malam harinya, Shu Qingzhi sengaja memakai jubah hitam agar ia tidak diketahui oleh para penjaga. Lagipula, tidak akan ada yang menyadarinya dan tidak akan ada yang tahu kalau ia juga seorang Putri meskipun keberadaannya tidak diakui oleh Sang Kaisar.
Shu Qingzhi pergi keluar dari ruangannya. Lalu, saat ia baru saja membuka pintunya, Fu Yiren datang dan menghalangi langkahnya. Ia pun bertanya, ”Nona ingin pergi kemana? Sudah malam dan sudah saatnya untuk Nona beristirahat.”
Awalnya Shu Qingzhi mencoba untuk tetap berjalan namun, Fu Yiren tetap bersikeras menghalanginya. Lalu, karena Shu Qingzhi yakin kalau Fu Yiren tidak bisa dihentikan, ia pun menunjukkan secarik kertas yang ditemukan di dalam tanah.
Fu Yiren menatapnya dengan bingung dan bertanya, ”Kertas apa itu Nona? Kau mau menunjukkan sesuatu padaku?”
Shu Qingzhi menunjuk ke arah sebuah nama yang tertulis dalam kertas tersebut. Dan beberapa saat sebelahnya, Fu Yiren tampak terkejut setelah apa yang ditunjuk oleh Shu Qingzhi ternyata adalah nama mendiang permaisurinya.
”D~ dimana Nona menemukan surat ini? Apakah Nona menemukan cara agar Nona diakui oleh Yang Mulia Kaisar dan mendapat Hak Nona kembali sebagai Putri mahkota?” tanya Fu Yiren yang masih tak percaya dengan apa yang ditemukan oleh Shu Qingzhi.
Shu Qingzhi menunjuk ke arah pohon bunga tabebuya yang tumbuh tak jauh di depannya. ”Kaisar tidak bisa dipercaya lagi. Satu-satunya harapan hanyalah membujuk Putra mahkota agar dia mau menerimaku.” ucapnya sambil menyimpan kembali surat tersebut.
Fu Yiren langsung berkata, "Tapi, Nona! Terlalu berbahaya di luar sana apalagi malam-malam seperti ini.”
Melihat Fu Yiren yang begitu mencemaskannya membuat Shu Qingzhi merasa senang. Ia membentuk senyum kecilnya yang sudah lama tak terlihat dan berkata, ”Terima kasih. Aku akan baik-baik saja di luar.”
Fu Yiren begitu terharu saat melihatnya. Ia bahkan tak bisa menahan wajah memerahnya ketika ia melihat ekspresi Shu Qingzhi yang sudah lama gak terbentuk.
”Pelayan ini pasti akan membantu Nona pergi keluar!” ucap Fu Yiren dengan antusias.
Shu Qingzhi begitu terkejut. Ia langsung menggelengkan kepalanya dan dengan perlahan berjalan mundur darinya. Ia seolah berkata untuk tidak melakukan hal yang merepotkan seperti itu. Ia merasa yakin bisa menjaga dirinya sendiri.
Fu Yiren kembali merendah dan berkata, ”Kalau Nona tidak ingin pelayan ini ikut dengan Anda setidaknya, bawalah ini untuk berjaga-jaga.” ucapnya sambil memberikan sebuah pisau belati di tangannya.
”Nona pasti memerlukan senjata jika ada yang berbuat macam-macam dengan Nona. Jika Nona membawanya, aku bisa merasa sedikit tenang.”
Shu Qingzhi terkejut sekaligus terharu dengan yang dilakukan oleh Fu Yiren. Ini adalah kali pertama ia melihat seseorang yang begitu mencemaskan keadaannya bahkan sampai seperti ini.
Saat berada di rumah sakit, ia selalu bertemu dengan pertengkaran yang dilakukan oleh orang-orang berbadan besar. Shu Qingzhi yang tak mengetahui apapun terpaksa terlibat dalam pertengkaran tersebut bahkan sampai membuat beberapa tulang rusuknya patah. Semenjak itulah, Shu Qingzhi melatih dirinya untuk tidak takut pada siapapun yang akan melawannya.
Sambil memeluk pisau belati yang ditutupi oleh kain hitam, Shu Yulan berkata pelan, ”Terima kasih.” ucapnya yang berhasil membuat Fu Yiren merasa heran. Setelah itu, ia pun berlari pergi meninggalkan tempat tersebut.
Istana Bangau putih yang menjadi tempat tinggalnya dan juga tempat tinggal para Putri selir memiliki empat gerbang yang dijaga ketat oleh para penjaga. Di tengah kesunyian malam, Shu Qingzhi harus bersembunyi di belakang bangunan besar yang ada di setiap gerbangnya.
Karena bingung tak menemukan jalan keluar, Shu Qingzhi teringat pada sebuah syair yang dituliskan dalam ceritanya.
Hamparan danau gelap dan dingin saat malam. Di sebuah celah sempit, ada banyak bunga Azalea yang tumbuh di sekitarnya. Aroma di siang hari terasa seperti debu namun, ketika mengunjunginya saat malam, aromanya berubah menjadi ketenangan yang akan menuntun mu dalam kebahagiaan sementara. Ikuti cahaya kunang-kunang yang bersinar saat malam. Kau akan menemukan sebuah kehangatan di luar sana.
”Sebuah jalan sempit yang hanya bisa dilewati satu orang saja!”
Shu Qingzhi menatap sebuah celah di antara bangunan yang merupakan tempat pemandian. Lalu, saat ia berjalan menghampirinya, tercium aroma bunga Azalea yang menyala di sekitarnya. Lalu, terdapat sebuah cahaya kunang-kunang yang menyala saat malam.
Suara bising itu terdengar di ujung sana. Mungkin, ini adalah jalan keluarnya.
Setelah ia mengikuti sebuah jalan kecil dan memanjat tembok yang tak terlalu besar, ia pun akhirnya sampai di luar istana. Ia langsung disuguhkan dengan pemandangan kota kekaisaran yang begitu ramai dan memiliki banyak cahaya lentera yang berterbangan di sana.
”Mengapa semua orang bahagia?” batin Shu Qingzhi yang terlihat terkejut saat melihatnya. ”Semua orang tertawa. Ada banyak pedagang yang merasa senang ketika ratusan lentera diterbangkan. Tapi, kenapa aku tidak pernah bahagia seperti mereka?”
Shu Qingzhi menggigit bibirnya. Ia pun berjalan kembali menuju istana Kaisar yang berada jauh di sana. Melewati keramaian kota Kaisar membuat Shu Qingzhi tidak betah berlama-lama di sana. Ia pun segera berjalan cepat hingga pada akhirnya ia sampai di sebuah gang sepi yang tak ditinggali oleh penduduk setempat.
Sesak! Aku tidak bisa bernafas.
Shu Qingzhi terus memegangi dadanya yang terasa panas. Ia tak terbiasa berada di antara kerumunan orang banyak yang selalu menghalangi jalan. Ia pun sempat terduduk sebentar untuk mengakhiri sesak nafasnya.
Tak lama setelahnya, ia pun berdiri kembali ketika rasa sesak dalam dadanya menghilang. Kali ini ia berjalan mengikuti tali merah yang telah membawanya sampai ke tempat mengerikan seperti ini. Meskipun begitu, Shu Qingzhi merasa lebih nyaman ketika berada di sini dibandingkan saat ia berada di kota Kaisar.
Namun, baru saja berlangsung beberapa langkah, sekelompok orang berjubah hitam mendatanginya dengan pedang besar serta tombak yang menggantung pada punggung mereka.
”Ada apa ini? Masalah baru?” batin Shu Qingzhi sambil melihat empat orang laki-laki berjubah hitam.
”Wanita ini bukan berasal dari keluarga bangsawan. Dia pasti berasal dari keluarga miskin.” ucap salah seorang laki-laki.
”Percuma saja jika kita menyanderanya. Keluarganya bahkan tak menginginkannya kembali.”
Mendengar ucapan ini, tiba-tiba saja ia teringat dengan posisinya saat ini. Ucapan mereka memang tidak ada salahnya. Ia adalah Putri yang tak diinginkan keberadaannya dan sangat dibenci oleh semua orang yang mengenalnya. Mereka bahkan tidak sadar kalau ia merupakan orang istana.
Aku sudah muak! Tidak tahan lagi! Aku harus segera melepasnya!
Shu Qingzhi mengeluarkan pisau belati yang sebelumnya telah diberikan oleh Fu Yiren padanya. Ia kemudian menunjukkan pisau tersebut di depan mereka dan kemudian, ia menatapnya dengan tatapan dingin seorang pembunuh.
”Sudah saatnya mengeksekusi penjahat.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Eka Priyanti
lanjut
2022-04-26
0