Bab. 02 - Putri Selir

Kesal.

”Kenapa setiap menatap matanya, aku merasa sangat marah? Aku ingin sekali membunuhnya.” batin Shu Qingzhi yang tampak sangat kesal dan marah terhadap seorang Putri selir yang telah berdiri di depannya.

Putri selir yang ada di depannya adalah Putri ketiga, Linyun, Anak dari selir ketiga Kaisar sekaligus musuh terbesar Shu Qingzhi yang telah membuatnya depresi sampai melukai dirinya.

Perih sekali.

Shu Qingzhi langsung menatap pergelangan tangannya sendiri dan melihat beberapa luka sayatan pisau yang telah mengering.

Karena Lin Yun selalu membuatnya terpojok bahkan saat usianya sepuluh tahun, Lin Yun pernah membuat tangan dan kakinya patah. Hal itu, membuat Shu Qingzhi merasa sangat tertekan dan menaruh rasa takutnya pada Lin Yun. Ia bahkan sampai menyayat tangan kirinya agar rasa sakit dalam hatinya bisa diredam. Namun, hal itu menjadi sia-sia karena Shu Qingzhi akhirnya meninggal karena kehabisan darah.

”Tidak biasanya kau akan pergi menghirup udara segar. Bukankah kau selalu tinggal di gudang penyimpanan dan berteman dengan serangga-serangga kotor yang ada di sana? Ah! Aku tahu. Apakah kau ingin aku mematahkan tangan dan kakimu lagi agar kau cacat seumur hidup?” ucap Lin Yun sambil menutupi mulutnya dengan kipas lipat miliknya.

Karena kemarahannya yang tidak bisa diredam dengan apapun, Shu Qingzhi berjalan mendekati Lin Yun dengan tatapan merunduk ke bawah. Lalu, saat ia telah berada di depannya, Shu Qingzhi langsung mencengkram pergelangan tangan Lin Yun dan menatapnya dengan dingin.

”Sebaiknya, jangan berani macam-macam denganku. Kau pasti akan tahu dan menyesali akibatnya jika berani melakukannya lagi.” ucapnya dengan suara dingin dan tatapan yang tidak berhenti menatap mata Lin Yun yang terus bergetar.

Lin Yun tampak tertekan setelah Shu Qingzhi memberikannya tatapan mengerikan seperti itu. Tak lama, ia pun segera melepas pergelangan tangannya yang semakin sakit dan berkata, ”Mengapa marah padaku? Lagipula aku sudah meminta maaf padamu! Kau adalah penjahat! Pantas saja Kaisar sama sekali tidak menginginkan mu!” setelah mengatakannya, Lin Yun segera pergi meninggalkan tempat tersebut bersama dengan kedua pelayannya.

”Memangnya apa yang perlu ditakutkan dari orang itu? Biasa saja. Aku bahkan bisa menebas kepalanya jika aku mau.” batin Shu Qingzhi yang terlihat tidak senang.

Setelah melihat hal itu, lagi-lagi Fu Yiren merendah di hadapannya. Ia langsung berlutut di sana dan berkata, ”Maaf, Nona. Pelayan ini sangat bodoh karena tidak bisa mengatakan apapun untuk membela Nona. Tolong, hukum pelayan ini.”

Shu Qingzhi tidak berekspresi dan ia malah berjalan pergi menjauhi pandangannya. Hal itu membuat Fu Yiren merasa sangat terkejut karena dia telah mengira kalau saat ini, Shu Qingzhi benar-benar marah padanya. Mungkin saja, Shu Qingzhi akan menghukumnya dan mengatakan untuk jangan pernah muncul di hadapannya lagi.

”N~ Nona.”

Shu Qingzhi menoleh ke arahnya dan berkata, ”Masih di sana? Bukankah aku mengatakan kalau aku ingin berjalan-jalan?”

Fu Yiren langsung berkata, ”Tapi, Nona! Bagaimana dengan hukuman ku?”

Shu Qingzhi tidak berekspresi dan terdiam selama beberapa saat. Tak lama, ia kembali membelakanginya dan berkata pelan, ”Jika terlalu berat, tidak perlu menemaniku.” ucapnya sambil berjalan pergi meninggalkannya.

Fu Yiren sangat ketakutan dan langsung berlari menyusul Shu Qingzhi. ”Nona! Apakah Nona tidak ingin menghukum ku? Aku sudah bertindak menjengkelkan di depan Nona jadi, aku pantas menerimanya.”

Lagi-lagi, Shu Qingzhi menghentikan langkahnya dan menatap tanah hijau yang ada dibawah kakinya. Ia sangat jarang menunjukkan ekspresinya. Setiap hari, ia selalu diam di kamar karena ia malas berurusan dengan pasien lainnya. Ia tidak pernah tahu betapa kejamnya dunia luar. Ia hidup seperti orang mati dan tak ada satupun yang mau menganggapnya keluarga.

”Kau tidak membutuhkan hukuman. Yang kau butuhkan hanyalah seseorang yang berdiri di sebelah mu.” ucapnya sambil berjalan kembali.

***

Semua tampak familiar. Putri selir, pemandangan di gudang penyimpanan, aroma bunga Peony yang terasa di berbagai tempat. Lalu, Putri kecil yang disingkirkan dari keluarga kerajaan.

Apakah aku telah masuk ke dalam cerita buatan ku sendiri untuk merasakan bagaimana rasanya dikucilkan dan mendapatkan hukuman seperti yang Tokoh utama rasakan selama ini?

Apakah ini adalah hukumanku karena terlalu bertindak kejam terhadap pemeran utamaku sendiri?

Aku sudah menduganya. Kali ini, aku harus membayar apa yang sudah aku goreskan dalam buku.

***

Shu Qingzhi memandang wajahnya yang terpantul di atas permukaan danau teratai. Ia duduk di temani dengan beberapa capung kecil yang sedang berada di atas kelopak bunga teratai.

Apa yang akan terjadi jika aku membuat kekacauan yang tidak di sengaja dan bahkan sampai membunuh orang-orang yang ada di sini? Ahh, di sini tidak ada yang namanya rumah sakit jiwa. Mungkin saja aku akan langsung dieksekusi jika benar-benar melakukannya.

”Nona! Nona!” seru Fu Yiren yang berlari menghampirinya dengan membawa beberapa batang bunga Peony yang tumbuh di sekitar Istana. ”... Lihatlah Nona. Bukankah bunga ini harum dan indah?”

Shu Qingzhi yang melihatnya sama sekali tidak berekspresi. Ia bingung mengapa Fu Yiren memberikannya bunga dan mengapa wajahnya begitu senang ketika memperlihatkannya. Dan karena tak ingin membuat siapapun menjadi sedih lagi, Shu Qingzhi menganggukkan kepalanya.

”Apakah Nona ingin aku menyimpannya di kamar agar kamar Nona terasa lebih harum?” tanya Fu Yiren kembali.

Shu Qingzhi merasa bingung dan tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Fu Yiren padanya. Ia pun hanya menganggukkan kepalanya dan tak berkata apapun setelah itu.

Melihatnya tak berbicara sama sekali membuat Fu Yiren semakin khawatir. Ia pun duduk di sebelahnya dan bertanya, ”Apakah Nona masih marah padaku? Jika iya, silahkan hukum pelayan ini.” ucapnya dengan nada merendah.

Shu Qingzhi terkejut dan ia pun langsung menggelengkan kepalanya. Ia kemudian menunjuk ke arah seekor capung kecil dan berkata, ”Aku sedang ingin sendiri. Sebaiknya kau simpan dulu bunga itu dalam vas air agar tidak layu.”

Fu Yiren merasa ragu dan bertanya, ”Apakah Nona akan baik-baik saja jika aku tinggal sendirian di sini? Bagaimana jika hal buruk menimpa Nona?”

Shu Qingzhi langsung menggelengkan kepalanya namun, hal itu tidak membuat Fu Yiren merasa yakin kalau ia akan baik-baik saja.

Tak lama, ia pun segera menghela nafasnya dan berkata, ”Tidak apa-apa. Lagipula, aku tidak akan pergi kemanapun.”

Meskipun begitu, Fu Yiren tampak tak tenang meninggalkan Shu Qingzhi sendirian di tempat ini. Semua putri selir pasti akan melakukan sesuatu terhadapnya. Tentunya, Fu Yiren tak ingin hal itu terjadi pada Tuan Putrinya.

”Aku pasti akan kembali dengan cepat!” ucapnya sambil berjalan pergi dengan terburu-buru.

Shu Qingzhi terdiam dengan wajahnya yang tampak kebingungan. Lalu, tak lama setelahnya, benar saja apa yang dipikirkan oleh Fu Yiren sejak tadi. Dua orang putri selir tampak sedang berdiri di belakang Shu Qingzhi yang masih duduk di pinggiran danau. Lalu, tepat di belakang punggungnya, ada seorang pelayan gadis yang mencoba untuk mendorongnya ke dalam danau dan mempermalukannya di sana.

Akan tetapi, saat semua itu terjadi, Shu Qingzhi segera menghindar dengan bergeser beberapa jarak darinya sehingga, gadis pelayan yang mencoba untuk mendorongnya akhirnya terjatuh ke dalam danau.

”Wah, sepertinya kau tidak memiliki tempat untuk mandi. Sebaiknya jangan terlalu lama berendam di sana jika kau tidak ingin sakit.” ucap Shu Qingzhi sambil tersenyum seringai ke arahnya.

Terpopuler

Comments

Eka Priyanti

Eka Priyanti

lanjut

2022-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!