Sesampainya di kos Nafisa mengambil wudhu dan shalat. Cukup lama dia berdo’a. Begitu banyak yang dicurahkan di dalam do’anya. Dengan menagis sejadi-jadinya, mulutnya tetap berdoa. Seakan dia sedang berbicara kepada seseorang teman yang begitu setia mendengarkannya. Tanpa mau menyalahkan.
Setelah selesai sholat, Nafisa mulai merapikan sajadah dan mukena. Untung saja Aldi selaku sahabat dan bos nya di tempat ia bekerja, mau memberikan izin untuk dirinya libur selama 3 hari. Karena dia belum sanggup untuk melihat ruangan di mana dia diperkosa. Bayangan di malam pemerkosaan itu begitu segar dalam ingatannya. Dalam tidur sekalipun. Bayangan itu tidak pernah mau menepi.
Nafisa mulai mengeluarkan buku-buku kuliahnya. Ia mengerjakan tugas kuliahnya. Dengan begini ia bisa lupa dengan peristiwa tersebut. Akhirnya ia tertidur. Cukup lama Nafisa tertidur di atas tumpukan buku-bukunya. Keringat mulai membanjiri, wajah dan bajunya yang mulai basah oleh keringat.
“Tolong tuan, lepaskan saya. Saya mohon tuan. Jangan lakukan ini tuan," Ia Kemudian terbangun setelah dengan air mata yang menetes di pipinya
“Ya allah sampai kapan ini akan aku alami. Andaikan saja aku punya uang. Aku akan memakai jasa psikiater.” ucapnya dalam hati.
********
Julian datang ke tempat karaoke tersebut. Matanya menjalar mencari seseorang.
“Maaf pak. Ada yang bisa saya bantu.” ucap seorang waiter bertanya dengan sopannya.
“Aku ingin memakai ruang VVIP, dan sediakan satu botol air mineral dan snack.” Jawab Julian kepada wanita tersebut.
“Baik pak, Snack nya mau apa?" tanya waiter tersebut”
" Apa saja, terserah," ucap Julian.
" Baik pak," ucapnya.
“Apa hari ini Nafisa gak datang?” tanya Julian.
“Nafisa izin pak. Tidak masuk.” Jawab waiter tersebut.
“Terimakasih.” Yulian masuk ke dalam ruangan yang telah dipesannya.
Setelah bosan dia berada di tempat itu. Ia pergi meninggalkan ruangan tersebut.
********
Selama 3 hari tidak masuk kerja. Setelah pulang dari kampus, Nafisa akan langsung pulang ke kosnya. Dia menenggelamkan dirinya di dalam tumpukan buku. Nafisa memiliki IPK tertinggi di kampusnya. IPK 3,89 dan dia kuliah dengan mengandalkan beasiswa bidik misi. Setelah ayah dan ibunya meninggal, Nafisa bekerja sambil sekolah. Walaupun dia baru kelas 1 SMA. Namun dia sudah bekerja di kafe sebagai waiters. Nafisa lulus Universitas Negeri Jakarta melalui jalur PBUD.
Back to back
“Fisa.”
“Iya bunda.”
“Baju-baju sekolah, sepatu. Jangan lupa di cuci ya.” Kata seorang wanita kepada Nafisa.
“Iya bunda.”
“Bunda mau ke pasar sama ayah. Kamu bersihkan rumah. Lantai harus bersih. Ini meja-meja dan kursi letak ke belakang.” Perintah ibunya.
Nafisa yang mulai bingung dengan perintah bundanya. “Apa ada acara bunda? Emangnya bunda mau wirid?” tanya Nafisa.
“Gak ada acara apa-apa.” jawab Ayu yang sudah berpenampilan cantik hendak ke pasar.
“Terus kenapa harus di pindahkan ke belakang bun?" tanyanya yang merasa aneh dengan perintah yang di ucapkan bundanya.
“Biar bersih aja. Udah kamu langsung kerjakan ya. Nanti ayah dan bunda pulang. Semuanya sudah selesai.” ucap Ayu dengan tegasnya.
“Iya bunda.” jawab Nafisa yang menuruti perintah bundanya.
“Ini uang kamu pegang. Bunda bawa uang untuk kepasar aja.” ucap Ayu yang memberikan uang kepada putrinya.
“Kenapa uangnya fisa yang pegang bunda. Ini banyak sekali?" tanya Nafisa yang masih tidak mengerti maksud bundanya yang di nilai nya aneh. Biasanya bundanya pasti sangat pelit memberikan ia uang, dengan alasan harus hemat.
“Iya ayah baru gajian, Fisa pegang aja. Nanti Fisa pasti butuh, ingat jangan boros” ucap ayu yang tersenyum memandang putri nya.
“Iya bunda.” jawab Nafisa sambil menganggukan kepalanya.
“Ingat kamu harus selesaikan sekolah Fisa dan harus jadi sarjana.” ucap Ayu, yang tersenyum. Seakan ia sedang bercanda dengan putri nya
“Iya bunda, lagian juga masih lama Bun," jawab Nafisa. Entah mengapa setiap kata-kata yang di sampaikan oleh bundanta terasa memiliki makna yang lain. Tiba-tiba Nafisa merasa sedih. Tanpa alasan.
Ketika akan pergi, Ayu membalikkan badannya, dan memeluk putrinya.
“Ayah gak lama kan belanja ke pasarnya?" tanya Nafisa.
“ Fisa tahu sendiri, kalau bunda sudah ke pasar belanjaannya lama. Beli bawang aja mutar-mutar dulu," ucap Dedy memandang istrinya.
" Kalau belanja itu harus jeli dan teliti. Kita harus tau harga dulu. Kemudian cari tempat yang paling murah dengan barang yang paling bagus.”ucap Ayu sudah mulai mengeluarkan tips belanja hemat ala mak-mak.
Nafisa yang mendengarkan orang tuanya cerita hanya ketawa. “Kalau sudah bunda yang kepasar lamanya minta ampun. Belum lagi mutar-mutar cari tempat yang murah dan bagus. Fisa aja gak sanggup kalau nemani bunda ke pasar. Cuma ayah yang sabar.” Balas Nafisa.
Ayah ikut tertawa sedangkan ayu hanya cemberut.
“Nak, jagan tinggalkan sholat ya.” ucap Dedi
“Iya ya.” jawab Nafisa.
“Ingat kamu sudah besar. Kamu harus pandai jaga diri.” ucap Dedy yang sudah duduk di atas motor.
“Siiip ya.” ucap Nafisa sambil mengangkat jempolnya.
Nafisa melihat bundanya cantik sekali hari ini. Memakai jilbab abu-abu dan baju hitam. Begitu juga dengan ayahnya yang tampak sangat ganteng dengan wajah yang bercahaya.
“Ayah gagah sekali. Bunda juga cantik,” puji Nafisa.
“Udah siang. Bunda pergi dulu.” ucap Ayu yang naik ke atas motor bid merah bersama dengan Dedi.
“Hati-hati ayah, bunda.” ucap Nafisa yang berdiri di teras sambil melambai-lambaikan tangannya.
Ayu melambai-lambaikan tangannya, sambil memandang putri ke belakang.
Nafisa baru masuk ke dalam rumah setelah kedua orang tuanya menghilang dari pandangannya. Semua yang di perintahkan bundanya sudah di kerjakan Nafisa. Nafisa duduk di ruang TV. “Sudah hampir jam 12 bunda kok belum pulang.” ucapnya yang merasa heran.
Tok... tok... tok... Terdengar suara ketukan pintu dari luar. Nafisa membukakan pintu. Ia melihat para tetanggabya yang sudah ramai berdiri di depan pintunya.
“Ada apa om.” Tanya Nafisa.
“Fisa, ayah dan bunda kamu kecelakaan.” ucap pria paruh baya tersebut dengan nafas yang terdengar ngos-ngosan.
“Om salah tu. Ayah sama bunda ke pasar.” ucap Nafisa.
“Kecelakaan nya di depan pasar. Ayah kamu di tabrak fuso dan mobil fuso kabur. Om sudah cek ke kantor polisi. Benar itu motor ayah kamu.” Kata tetangganya tersebut. “Kami akan mengurus mengambil jenazah di rumah sakit.” ucapnya.
Seketika itu juga pandangan Nafisa langsung buram. Ia tak sadarkan diri.
***
Jangan lupa like komen dan votenya ya reader. 😊😊🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
epifania rendo
sudah ada tanda2
2022-08-27
0
Kembarajjha
MeWek aKu ThOr
2021-07-18
0
Rosmawati Intan
pesan.akhir org tua..jaga diri..jgn tinggal kan solat...jgn bros.. bertabh lah hati
2021-07-15
0