Nafisa duduk di koridor kampus. Ia menatap ke depan dengan tatapan yang kosong. Berharap apa yang dialaminya semalam hanyalah mimpi. Wajahnya yang terlihat sangat kacau dan pipi yang tampak memar, dengan bersusah payah di tutupi dengan rambutnya yang panjang. Mata yang tampak sangat sembab. Selama ini, Nafisa selalu menjaga kehormatannya. Bahkan dia tidak pernah pacaran atau ciuman, seperti yang di lakukan gadis-gadis seumuran dengannya. Namun peristiwa yang tadi malam dialaminya, benar-benar telah menghancurkan hidupnya. Tidak tau sudah berapa lama ia duduk di bangku koridor kampus. Aldi yang sejak yang tadi duduk di sampingnya, namun tidak disadarinya. Aldi melihat wajah Nafisa yang tidak seperti biasanya.
“Sa....sa... Fisa....Hai....” Akhirnya Aldi memukul pundak Nafisa membuat lamunannya buyar.
“Al. Ada apa?” tanya Nafisa kaget.
“Seharusnya aku yang nanya. Kamu kenapa? Aku duduk disini sudah dari ya.” ucap Aldi yang memandang nya.
“Maaf al. Aku gak tau.” ucapnya yang berusaha untuk tersenyum.
“kanu lagi lamunin apa sih. Serius amat.” Tanya Aldi penasaran.
“ Aku lagi menghayal masa depan al. Aku lagi bayangin kalau aku jadi orang kaya.” ucap Nafisa sambil tertawa.
“Kamu ada masalah Sa?” tanya Aldi
“Gak ada tuh.” ucapnya sambil mengangkat bahunya.
“Yakin Sa?” tanya Aldi yang tidak percaya.
“Yes, friend” ucapnya.
“ Al.” Nafisah memanggil nya
“Ya, ada apa sa," ucapnya.
“Aku boleh minta izin 3 hari ini gak?” ucap
“Emangnya kenapa Sa?” tanya yang merasa heran melihat sikap gadis tersebut.
“Aku capak, pengen istirahat. Aku lelah Al. Habis dari kampus langsung kerja. Pengen rehat beberapa hari.” Jelas Nafisa kepada sahabatnya itu.
“Oh, boleh dong, Sa muka kamu kenapa?” ucap Aldi Saat melihat bibir Nafisa yang pecah dan pipi yang tampak memar.
“Aku jatuh di makar mandi Al. Sakit banget ini.” ucapnya sambil memegang pipinya.
“Kamu gak di tampar orang Sa ?” tanya nya yang curiga melihat bekas yang menempel di pipi gadis tersebut
“Gak Al.” jawab Nafisa.
“Mata kamu kenapa sembab?” tanya Aldi lagi penuh selidik.
“Kamu gak tau derita aku Al. Sewaktu aku jatuh, kuat banget. Pipi aku sampai memar, sakit banget dan aku tergeletak di lantai kamar mandi tanpa ada yang tau dan gak ada yang bantu aku. Terus aku berdiri sendiri. Rasanya sedih banget Al. Kalau sudah seperti ini, aku jadi rindu dengan ayah dan bunda Al.” Jelas Nafisa dengan mata berkaca-kaca, dan akhirnya tangisnya pecah. Dia seakan tidak bisa lagi membendung kesedihan yang ada di dalam hatinya. Iya menagis seperti anak kecil yang meminta dibelikan mainan.
Mendengar apa yang di sampaikan Nafisa membuat Aldi menjadi kasihan dan percaya akan kebohongan gadis yang terlihat sangat lugu itu. “Sewaktu kamu jatuh. Kenapa gak telpon aku? Kalau kamu telpon. Aku pasti akan datang dan bantuin kamu berdiri.”
Nafisah langsung melebarkan matanya yang sudah sangat sembab. “Kelamaan Lah.” jawab nya.
Aldi tersenyum. “Udah jangan nagis lagi. Malu udah besar.” Sambil memberikan sapu tangan kedepan wajah Nafisa.
“Makasih,” Nafisa menghapus air matanya. “Emang zaman sekarang masih ada ya yang bawa sapu tangan ke mana-mana?”
“Ya ada lah, contohnya aja aku. Soalnya aku sering bersihkan gigi aku pakai sapu tangan sehabis makan.” ucapnya bercanda
“Ih kamu jorok Al.” ucap Nafisa sambil memukul-mukul lengan pria di sampingnya.
“Gak ah aku bohong.” jawabnya
“Ih kamu ya.” Seru Nafisa.
“Udah ayo masuk.” ucap Aldi sambil memegang kepala gadis tersebut. Mereka berjalan menuju kelasnya.
******
“Al,” sapa Nafisa.
“Iya.”
“Kalau seandainya bunda dan ayah masih ada. Aku mungkin gak seperti ini ya Al. Aku pasti menjadi cewek yang manja yang pintarnya cuma dandan.” Seketika air matanya kembali terjatuh. Ia memikirkan nasibnya hanya sebatang kara. Tidak ada tempat mengadu, gak punya apa-apa dan miskin. Seandainya dia menuntut, sudah pasti akan kalah, dan semua orang akan tau akan aib nya. Mungkin jalan terbaik, pasrah menerima takdir.
Aldi yang duduk di sebelahnya menepuk-nepuk punggung Nafisa. Sebagai tanda bahwa dia pasti kuat.
“Udah jangan nagis lagi. Sebentar lagi dosen datang.”
“Iya al. Al nanti temani aku makan ya. Tapi cari tempat yang sepi. Biar aku gak malu kalau harus nangis di pundak kamu.” Kata Nafisa sambil mengangkat kepalanya melihat ke mata pria tersebut. saat seperti ini, ia begitu sangat membutuhkan pria yang saat ini ada di sampingnya.
“Iya, nanti aku akan cari tempat yang nyaman untuk kamu nangis.” Jawab Aldi yang merasa aneh dengan sikap gadis tersebut.
Hari ini Ia melihat sikap Nafisa yang terlihat sangat aneh . Setahunya Nafisa gadis yang kuat bukan gadis yang rapuh. Nafisa juga tidak memiliki banyak teman. Mungkin karena dia yang sibuk kerja dan kuliah.
********
“Randi.”
“Ya pak Julian.”
“Aku ingin kau cari tau tentang waiter yang ada di karaoke happy family.” Perintah Julian kepada asisten pribadi nya tersebut.
“Baik tuan.” ucap Randi
“Lengkap dengan biodata dan fotonya.” Jelas Julian.
“Baik pak.” ucap Randi yang kemudian pergi meninggalkan ruangan bosnya itu.
******
Julian yang duduk di meja kerjanya. Mengingat peristiwa yang terjadi semalam. Bagaimana dia bisa lepas kendali. Selama ini Ia melakukannya dengan para wanita termasuk Amera tunangannya, berdasarkan mau sama mau. Bukan berdasarkan pemerkosaan. Gadis semalam tampak masih sangat muda dan dia masih perawan. Ada rasa bersalah yang menghantuinya.
Tak lama Randi kembali masuk ke ruang tersebut. “Pak ini data-data waiter yang ada di karaoke happy family.”
Julian mulai membuka amplop coklat satu persatu. Begitu dia membuka amplop yang sudah kesekian kalinya, matanya langsung melebar, saat yang dilihatnya foto Nafisa. Julian mulai membaca perlahan-lahan tentang gadis tersebut. “Seorang gadis yatim piatu, bekerja sambil kuliah, tidak punya saudara.” ucapnya saat mengetahui biodata gadis tersebut.
Tampak Julian memiringkan senyumnya. "Hanyalah debu yang tidak berguna dan bahkan sekali hembus saja langsung terbang," ucapnya. Ia hanya cukup sedikit tindakan saja gratis tersebut akan menutup mulutnya.
****
Jangan lupa like comment dan votenya ya Reader. Terimakasi atas dukungannya.
😊😊🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
epifania rendo
begitu kh julian dasar tidak tau diri
2022-08-27
0
Ma Mamah
dasar... ngak punya hati
2022-02-08
0
Kembarajjha
TrLaLu si JuLiaN TnGik ThoR
2021-07-18
0