Part 2 Dibawah Pohon

Penghuni tenda terlelap tidur, tak ada peristiwa apapun sampai waktu Sholat Shubuh, dan satu persatu mereka mulai bangun mengantri untuk mengambil air wudlu, demikian Tania dan Ezra mereka keluar mencari tempat wudlu bersama yang lain dengan tempat perempuan terpisah dari laki laki.

Para penghuni tenda memasak sendiri dengan membawa alat alat dapur, Ezra dapurnya satu dengan Mirna.

" Mas, tadi malam sebenarnya kemana?" tanya Mirna adik Ezra hati hati, takut kakaknya tersinggung, setelah menjadi duda Ezra mudah sekali tersinggung kalau membahas masalah wanita, Mirna tahu kalau kakaknya sangat mencintai Mba Vera istrinya, sehingga sejak Rendhi umur 6 tahun ditinggal ibunya, Ayah Rendhi belum berniat mencari pengganti istrinya.

" Aku tidur ditenda, koq pada tidak percaya sih," jawab Ezra sambil memasukkan nasi sama ayam goreng ke mulutnya.

" Sudah jangan dibahas, toh kalian pada tidak percaya kalau aku tidur," lanjutnya agak tinggi nadanya, sehingga suami Mirna melarang Mirna untuk menanyai kembali.

Sementara itu Tania juga di desak sama Farah.

" Tan, jujur saja, semalam kamu tidak pergi berdua sama duda di tenda sebelah kita," desak Farah penuh selidik, teman yang lain juga berusaha menelisik tubuh Tania.

" Coba Tan, lihat lehermu, atau buka bajumu," desak Rindhi, dan teman setenda memaksa membuka baju Tania, kalau kalau ada bekas tanda tanda merah. Tania berontak.

" Apa apa an sih?" protesnya yang akhirnya dia prasrah dengan yang dilakukan temannya.

" Tan, kalau kamu hamil yang aku cari pertama kali si duda itu," serang Farah penuh geram.

" Koq heboh banget ya, aku sendiri ya santai," jawab Farah slow sambil sarapan pagi pakai gurameh cabe hijau dan kerupuk. Setelah sarapan pagi penghuni tenda banyak yang keluar untuk olah raga pagi, ada yang senam, jalan jalan. Bagian informasi selalu menghimbau agar dompet, hp, jam, kamera atau barang berharga lain di bawa.

Tania dan teman teman nya jalan mengitari bangunan bangunan tua, saat berada di dekat bangunan tua yang masih berdiri kokoh tapi tak terurus jantungnya berdesir, seolah dia pernah berada di halaman rumah ini, cuma kapan? dia tak mampu mengingatnya.

" Tan, kenapa matamu terlihat aneh melihat bangunan itu?" tanya Farah menatap tajam wajah Tania yang langsung pucat juga.

Demikian juga Ezra yang berjalan dengan keluarganya, saat dekat dengan bangunan itu yang diingat lampu rumah itu terang benderang, dan jantungpun berdetak keras, bahkan telapak tangannya berkeringat dingin.

" Ayah, kenapa wajahnya pucat?" tanya Rendhi gelisah melihat Ayahnya berhenti terus memandangi rumah tua penuh ilalang.

Baik Tania maupun Ezra tak mampu menjawab pertanyaan yang ditujukan kepadanya, hanya diam seolah mulutnya terkunci dan memandang ke depan dengan pandangan kosong.

Sehabis olahraga semua pengunjung ngantri mandi, kamar mandi laki laki sendiri demikian perempuannya.

" Yah, hari ini apakah kita ke loji loji Belanda dulu?" tanya Rendhi, ditatapnya mata Ayahnya saat Rendhi bilang loji, mata Ayahnya merah.

" Ayah kenapa?" desak Rendhi sambil mengancing baju hemnya.

" Enggak apa apa Rend," jawab Ayahnya agak gelisah dan membetulkan hem yang dipakai anak dari wanita yang ia cintai.

" Ver, aku sulit mencari pengganti ibu untuk Rendhi," gumannya dalam hati, hatinya teriris mengingat Vera dengan penyakitnya, hampir 4 tahun Vera mengaduh kesakitan dengan penyakit yang dideritanya, setiap sakitnya kambuh hanya keputusasaan yang di dengar oleh Ezra.

" Ayah, jangan banyak melamun, nanti ada jin yang mengganggu," hibur Rendhi.

" Iya sayang Ayah lagi ingat ibumu Nak," jawab Ezra senyum.

" Sudah Yah, di doakan saja Ibu, biar diterima disisiNya," jawab Rendhi, mereka berdua mengamini bersama sama.

" Mas, sudah siap berangkat," kata Mirna sambil menggandeng kedua anaknya. Meraka sudah siap untuk menuju ke loji loji Belanda, yang letaknya sekitar 500 m dari tempat lokasi camping. Para pengunjung yang bermalam dengan membuat tenda ada yang keliling desa dulu, tapi ada yang menuju loji dulu.

Rombongan mahasiswi yang dipimpin Farah berkeliling desa, mereka menyusuri jalan jalan setapak di kanan kiri melewati rumah penduduk dengan model rumah adat, tidak ada model rumah modern, juga ladang dan sawah, untuk areal yang dijadikan kawasan desa wisata hanya separoh kelurahan, setiap jalan disuguhi kesenian daerah, juga jajanan dan hasil pertanian khas desa wisata, para pengunjung bertemu dengan penduduk yang menyambut mereka penuh keramahan, tak lupa pengunjung mengabadikan dengan kameranya.

" Tan, rombongan Pak Ezra masuk ke loji dulu," kata Farah saat mereka istirahat sambil berselfie di rumah adat yang lagi di renovasi, dan meminum air kelapa muda. Tania hanya mengangkat kedua bahunya.

" Mana ku tahu!" jawab Tania santai.

" Waoo ada kebun jeruk, kita masuk yuuk!" ajak Rindhi antusias, masuk membayar, dan boleh makan disitu, demikian ladang buah yang lain dan tidak boleh bawa tas besar.

Sementara itu rombongan Pak Ezra dengan keluarganya mendatangi setiap loji, sebenarnya ada 13 loji, tapi di dibuka cuma 12 loji, hampir setiap loji memiliki perabotan yang sama, kursi ruang tamu, sofa di ruang keluarga, bed pada setiap kamar, tungku di dapur ataupun perapian di ruang tengah yang lebih luas, setiap ruangan antara rumah satu dengan lainnya sama persis, bangunan terbuat dari batu bata merah berukuran besar.

Semua pengunjung bertanya pemilik rumah ini, dan mengapa di tinggalkan.

Pemandu hanya bisa menjelaskan kalau loji loji ini pada masa penjajahan itu semacam vila milik tuan tuan Belanda, yang tidak setiap hari ditempati, biasanya setiap setengah tahun baru datang.

Sepanjang Ezra berkeliling loji loji itu seperti ada orang yang membuntutinya. Ezra merasa pernah melihat orang itu, tapi tak dapat mengingatnya.

" Ayah, tangan Ayah dingin dan wajahnya juga pucat sekali," kata Rendhi menatap wajah bapaknya.

" Mas, duduk dulu, jangan dipaksakan berjalan," ujar Mirna prihatin melihat kakaknya.

Ezra duduk di bangku bangku di depan loji yang sengaja di sediakan untuk istirahat pengunjung ditemani oleh Rendhi.

" Ayah pengin minum apa?" tanya Rendhi, Ayahnya menggeleng.

" Yang dirasakan apa Yah?" desak Rendhi sambil memijit jari jari tangannya yang masih dingin, diapun menggeleng.

" Koq kaya ada orang yang mengawasi aku terus," guman Ezra lirih, tapi Rendhi mendengar guman Ayahnya.

" Mana Yah?" desak Rendhi.

" Aaa aa tidak Rend," kata Ayahnya tergagap, sambil melihat orang yang berdiri di bawah pohon.

" Dia berwajah Eropa, tapi disini pengunjung juga banyak orang Eropa," gumannya dalam hati, ditatapnya orang yang ada di bawah pohon yang tidak jauh dari Ezra dan Rendhi duduk, wajahnya memelas, seperti mau minta tolong padanya.

" Ezra!" panggil orang itu.

" Koq dia tahu namaku," gumannya.

" Mas, koq pucat sekali," kata Mirna mengagetkan Ezra, dan orang itu menghilang tiba tiba dari pandangan Ezra.

Ezra akhirnya di papah oleh suami Mirna sampai ke tenda terus supaya minum air putih, dan berbaring ditunggui oleh Rendhi dan suami Mirna serta anak anaknya.

Ezra tak juga mampu membuka mulut untuk sekedar cerita, mulutnya seperti terkunci, dan Ezrapun tertidur siang itu.

Rombongan Tania yang keliling desa belum juga pulang, hampir setiap wahana di desa itu di kunjungi, dari rumah rumah adat, hanya boleh di pekarangannya, tidak boleh masuk rumah karena berpenghuni, sawah yang lagi menguning, pengunjung pada berselfie dengan para petani, bahkan ada yang membuat video, masuk juga ke ladang, pengunjung ada yang ikut memanen dan menanam umbi umbian.

" Rind, gantian yang menfoto, ayoo foto sama kerbau," pinta Tania, wajahnya sangat ceria.

" Hati hati jangan dekat dekat, bisa menyeruduk lho Tan," Ela yang sejak kemaren diam sekarang buka suara. Di areal kayak lapangan ada 3 jenis binatang peliharaan, kambing, sapi dan kerbau. Banyak anak memberi makan binatang itu dengan membeli rumput.

" Sudah sore lho, jangan kemalamen kita melewati loji horor lho," canda Firda meringis, juga bulu kuduknya berdiri membayangkan vampire ada di loji itu.

" Jangan nakut nakutin Fir, kalau nanti malam kamu di datangi vampire tahu rasa," jawab Farah dengan menjulurkan lidah.Tania diam melihat candaan temannya, tapi dia antara ingat dan tidak tentang peristiwa tadi malam.

" Itu mimpi atau nyata ya, sepertinya mimpi, karena saat api unggun aku ngantuk banget dan aku ingat menuju ke tenda membaringkan tubuh," gumannya.

Mereka cepat cepat pulang menuju ke tenda dengan setengah berlari, nafas tersengal sengal tak mereka hiraukan.

" Sepertinya hanya rombongan kita saja yang belum menuju ke tenda," seru Farah dengan nafas terengah.

Lampu lampu sudah mulai menyala, Tania merasa aneh seperti ada yang mengikutinya, bulu kuduknya mulai berdiri.

" Kita lewat jalan yang salah," seru Firda agak ketakutan.

" Iya betul, dengan lewat jalan ini kita melewati loji seram itu," seru Ela merinding, mereka membayangkan seorang lelaki berbaju hitam seperti dalam film vampire mendekatinya, sehingga mereka lari terbirit birit, sementara Tania yang lari paling lamban seperti diikuti oleh pria berbaju putih ala tuan tuan Belanda tempo dulu, saat sampai di jalan dekat loji itu lampu mendadak padam, mereka berlima menjerit, dan terdengar oleh petugas wisata yang jaga malam, karena Ezra melaporkan kalau rombongan tenda sebelahnya belum sampai.

" Lampu jalan loji ini selalu mati, sudah sering diganti mati," guman dua petugas malam berbarengan sambil membawa baterai.

" Mba kenapa kamu pulang kemalaman, jalannya juga keliru?" kata petugas wisata.

" Kami tidak tahu Pak, sadar sadar sudah dekat jalan ini," kata Farah nafasnya memburu. Tania semakin diam setelah sampai di tenda, bayangan tuan Peter ada pada setiap langkahnya. Demikian Ezra yang sedang makan malam bersama dengan keluarganya di tenda Mirna, malam itu begitu jelas wajah Tuan Peter menyambanginya,

" Ezra!"

" Tania!"

Terpopuler

Comments

Senajudifa

Senajudifa

salken dari kutukan cinta ya thor

2022-05-12

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!