Part 5

Mereka bertiga, sampai di rumah sakit.

Sudah ada Mama Dovi disitu menemani Dovi.

"Tante!" mereka bertiga bersamaan menyapa Mama Dovi.

"iya, masuk sini!" kata Mama Dovi, dengan suaranya yang lembut.

Mata wanita itu terlihat sembab seperti habis menangis. Tapi dia tetap tersenyum melihat anak anak muda itu datang.

"Makasih ya sudah menemani Dovi..." kata Mama Dovi.

"Nggak apa-apa, tante!" kata Billy.

Mata Mama Dovi melihat kearah Mita. Gadis yang disayangi anaknya itu. Mama Dovi menyayangi Mita, tapi ada sedikit rasa kesal dihatinya, karena gadis itu yang membuat Dovi bertahan dan tidak ikut dengannya sejak lama.

Dia membuang jauh jauh perasaan kesal itu. Sudah selesai, masa SMA sudah selesai, kini mereka bisa pergi bersama-sama.

"Tante rencananya akan membawa Dovi dalam minggu ini. Biar dia mendapat perawatan lanjutan disana saja. Bagaimana dengan nak Mita apa sudah siap?" tanya Mama Dovi pelan.

Mita dan Dovi sudah menduga hal itu. Mereka berdua sudah membicarakannya tadi pagi.

Sepulangnya tadi Mita langsung memberitahu dan membahasnya dengan keluarganya.

Demi kebahagiaan anaknya, orang tua Mita setuju saja kalau dalam waktu dekat Mita harus berangkat ke Australia dengan Dovi dan Mamanya. Dengan catatan, kuliah Mita harus lanjut dan dia wajib memperoleh hasil nilai yang baik di perkuliahannya.

"Mita sudah siap, tante. Tadi Mita sudah bicara dengan keluarga Mita. Dovi sudah menduga kalau tante akan membawanya kembali ke Australia secepatnya. Jadi kami sudah bersiap-siap" kata Mita sambil melirik Dovi yang tersenyum puas.

"Baguslah kalau begitu. Tante masih mengurus berkas-berkas, nanti tante kabari kapan perkiraan kita berangkat. Mita siap-siap aja ya!" kata Mama Dovi, sambil memeluk Mita.

Pemandangan itu sungguh membingungkan di mata Dinda dan Billy. Mereka senang melihat temannya bahagia namun merasa sakit juga karena mereka belum tentu bisa seperti teman temannya itu.

Mereka lalu berbincang-bincang di ruangan itu. Billy mampu menutupi perasaannya, tapi Dinda sebaliknya. Hati gadis itu seperti disobek-sobek. Dia berusaha sangat keras agar tetap terlihat tenang.

Hari hampir sore, mereka merasa perut mereka mulai keroncongan. Mereka lalu permisi kepada Mama Dovi untuk pergi membeli makanan.

"Tante masih kenyang, kalian duluan saja," kata Mama Dovi, ketika diajak makan bersama.

Mita juga menolak karena dia sudah sempat makan lagi dirumahnya sebelum pergi ke rumah sakit.

Billy dan Dinda lalu pamit pergi mencari makan, mereka juga sekalian pamitan pulang.

Mereka meninggalkan Mita yang ingin menemani Dovi dan Mamanya.

Mereka berdua duduk disalah satu rumah makan.

Setelah memesan makanan dan minuman, mereka hanya diam ditempat duduknya.

Tidak ada yang mau bicara duluan. Mereka larut dalam pikiran mereka masing-masing.

Seorang pelayan rumah makan meletakkan makanan pesanan mereka keatas meja.

"Terimakasih!" kata Billy.

Setelah pelayan itu pergi, Billy lalu berkata

"Ayo makan dulu!"

"Aku mungkin minggu depan pergi ke Australia. Bagaimana denganmu?" lanjut Billy.

"Aku belum tahu. Aku belum membicarakan itu lagi dengan Mama Papa. Belakangan kondisi Mama memburuk," jawab Dinda berusaha menahan air matanya.

Gadis itu mengunyah makanannya, mencoba mengalihkan rasa sedihnya, agar tidak sampai menangis.

Billy masih bisa mendengar suara Dinda yang bergetar. Billy tahu kalau Dinda mau ikut dengannya, tapi mau bagaimana lagi, tidak mungkin juga dia memaksa Dinda meninggalkan Mamanya.

Dia tidak mau lagi membahas itu, dia mengerti perasaan Dinda.

Mereka berdua lalu mengobrol tentang teman teman sekolah pada saat acara kelulusan kemarin.

"Aku nanti singgah dirumahmu ya?! Aku ingin kita bersama dulu sebelum aku pulang. Mumpung hari belum juga terlalu malam..." kata Billy saat mereka sudah selesai makan dan bersiap pulang.

Dinda mengangguk senang. Tentu saja dia ingin bisa bersama Billy selama mungkin.

Billy tersenyum melihat pipi Dinda yang memerah.

"Sini!" Billy lalu memegang tangan Dinda.

Wajah Dinda makin merah. Melihat itu Billy mempererat genggamannya.

Mereka lalu masuk kedalam mobil.

Lampu remang-remang di parkiran, membangkitkan gejolak jiwa muda mereka yang sedang kasmaran.

Billy lalu mendekatkan wajahnya kepada Dinda. Pemuda itu mencium bibir Dinda lembut.

Tidak mau melewatkan kesempatan itu, Dinda membalas ciuman Billy, tangannya merangkul leher pemuda itu dan memainkan rambutnya.

Billy semakin terpancing. Dia mencium bibir Dinda penuh nafsu. Dia merasa kurang puas, bibirnya melepaskan bibir Dinda, mata pemuda itu seakan memberi tanda, kalau dia ingin memegang buah dada gadis itu.

Dinda membiarkan tangan pemuda itu, masuk dari bagian bawah kaus oblong yang dia pakai. Tangan Billy meremas buah dada Dinda. Gadis itu menggeliat, Billy lalu mencium bibir Dinda lagi. Nafas sejoli itu memburu.

Billy tiba-tiba berhenti melakukan aksinya.

"Kamu mau mencobanya?" kata Billy dengan matanya yang sudah merah berair.

Dinda mengangguk, dia mengerti apa maksud pemuda itu.

Billy melajukan mobilnya dijalan raya. Mereka menuju hotel didekat situ.

Terpopuler

Comments

Arba Niah

Arba Niah

ceritanya ok

2022-05-29

2

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part 27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part 32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part 35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part 42
43 Part 43
44 Part 44
45 Part 45
46 Part 46
47 Part 47
48 Part 48
49 Part 49
50 Part 50
51 Part 51
52 Part 52
53 Part 53
54 Part 54
55 Part 55
56 Part 56
57 Part 57
58 Part 58
59 Part 59
60 Part 60
61 Part 61
62 Part 62
63 Part 63
64 Part 64
65 Part 65
66 Part 66
67 Part 67
68 Part 68
69 Part 69
70 Part 70
71 Part 71
72 Part 72
73 Part 73
74 Part 74
75 Paryt 75
76 Part 76
77 Part 77
78 Part 78
79 Part 79
80 Part 80
81 Part 81
82 Part 82
83 Part 83
84 Part 84
85 Part 85
86 Part 86
87 Part 87
88 Part 88
89 Part 89
90 Part 90
91 Part 91
92 Part 92
93 Part 93
94 Part 94
95 Part 95
96 Part 96
97 Part 97
98 Part 98
99 Part 99
100 Part 100
101 Part 101
102 Part 102
103 Part 103
104 Part 104
105 Part 105
106 Part 106
107 Part 107
108 Part 108
109 Part 109
110 Part 110
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part 27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part 32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part 35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part 42
43
Part 43
44
Part 44
45
Part 45
46
Part 46
47
Part 47
48
Part 48
49
Part 49
50
Part 50
51
Part 51
52
Part 52
53
Part 53
54
Part 54
55
Part 55
56
Part 56
57
Part 57
58
Part 58
59
Part 59
60
Part 60
61
Part 61
62
Part 62
63
Part 63
64
Part 64
65
Part 65
66
Part 66
67
Part 67
68
Part 68
69
Part 69
70
Part 70
71
Part 71
72
Part 72
73
Part 73
74
Part 74
75
Paryt 75
76
Part 76
77
Part 77
78
Part 78
79
Part 79
80
Part 80
81
Part 81
82
Part 82
83
Part 83
84
Part 84
85
Part 85
86
Part 86
87
Part 87
88
Part 88
89
Part 89
90
Part 90
91
Part 91
92
Part 92
93
Part 93
94
Part 94
95
Part 95
96
Part 96
97
Part 97
98
Part 98
99
Part 99
100
Part 100
101
Part 101
102
Part 102
103
Part 103
104
Part 104
105
Part 105
106
Part 106
107
Part 107
108
Part 108
109
Part 109
110
Part 110

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!