Bugh.
Bugh.
Pria tersebut memukuli Zabra dengan membaabi buta, ia sangat emosi saat melihat kelakuan bejad pria tersebut pada Atma.
"Si*lan, siapa kau" teriak Zabra dengan penuh emosi.
"Lihat aku" ucap Pria tersebut dengan suara dingin nan serak nya. Dia juga sudah berhenti memukuli Zabra dan membiarkan Zabra tergeletak di lantai.
Zabra sontak saja mengangkat wajah nya dan menatap siapa yang memukul nya, ia seperti tak asing dengan suara nya.
Deg.
Deg.
"Tu tuan muda, Wiraa" ucap Zabra dengan suara bergetar ketakutan.
"Ya ini aku dan kau sudah berani nya mengusik wanita ku" balas Wiraa dengan tatapan yang sangat dingin nan tajam.
Glek.
Zabra menelan ludah kasar, ia tak yakin akan selamat dari amukan Tuan muda Sy.
Akbar mendekati Wiraa, ia membisikan sesuatu dan mengambil alih urusan untuk Zabra.
"Bawa dia pada Kakek Jana" ucap Wiraa.
Akbar menganggukan kepala, ia menyuruh anak buah nya membawa Zabra dan menutup pintu kamar tersebut.
Sedangkan Atma, ia memeluk tubuh nya yang sudah di tutupi oleh selimut. Dia menangis terisak dengan sesekali memukuli tubuh nya.
"Atma, maafkan Abang datang terlambat" ucap Wiraa dengan meraih tubuh Atma yang bergetar.
Hiks Hiks.
Tangis pilu Atma pun pecah, ia menangis dengan memeluk tubuh Wiraa erat. Begitupun dengan Wiraa, ia juga membalas pelukan Atma tak kalah erat nya.
"A aku kotor Bang, Hiks. A aku aku sakit Bang" ucap Atma lirih.
"Tenanglah, kau sudah aman bersama Abang" balas Wiraa mengecup pucuk kepala Atma lembut.
Atma terus saja terisak di pelukan Wiraa, dia merasa jijik pada tubuh nya karena sudah di sentuh oleh Pria lain.
"Bang, Ayah Ayah dimana?" tanya Atma melepaskan pelukannya pada Wiraa.
Wiraa menangkup kedua pipi Atma, ia mengecup kedua mata Atma bergantian.
"Kamu sekarang tenang dulu dan pergilah bersiap" jawab Wiraa sambil mengambil papperbag di dekat kaki nya.
Atma menerima paperbag tersebut dan langsung menuju ke kamar mandi. Disana Wiraa mengepalkan tangannya kuat saat melihat mata cantik Atma menyiratkan ketakutan yang dalam.
"Kau akan meraskan akibat nya, Zabra" geram Wiraa dengan menggertakan gigi nya.
Tak lama kemudian, Atma keluar dengan pakaian rapih namun mata yang sembab. Wiraa langsung saja memeluk nya dan membawa keluar dari kamar tersebut.
"Abang, bagaimana?-" ucapan Atma terhenti saat Wiraa meletakan jari nya di bibir wanita tersebut.
"Nanti saja kita cerita nya, sekarang kita langsung saja pulang dan bertemu dengan Ayah" ucap Wiraa lembut.
Atma mengangguk, ia patuh pada ucapan pria tampan yang sedang mendekap nya saat ini.
Wiraa menyuruh Atma untuk masuk lebih dulu ke dalam mobil, sedangkan ia menghampiri anak buah nya untuk memberi perintah.
Setelah nya, Wiraa kembali dan masuk ke dalam mobil.
Sepanjang jalan, di dalam mobil tersebut hanya keheningan yang ada. Wiraa fokus pada jalanan dan Atma sendiri fokus pada luar jendela.
"Atma" panggil Wiraa lembut.
Atma mengalihkan pandangannya, ia menatap wajah tampan Wiraa. Pria yang selama ini dia cintai dan juga perjuangkan walau semuanya tak mudah.
"Mommy dan Miraa rindu pada mu" ucap Wiraa sambil menggenggam tangan Atma lembut.
"Aku juga merindukan kalian, andai waktu itu aku dan Ayah bisa berbuat sesuatu mungkin kita tak akan terpisah selama beberapa tahun ini" balas Atma dengan sendu.
Wiraa mengusap lembut kepala Atma, ia membawa nya ke dalam pelukan hangat.
Atma memejamkan mata dan menikmati pelukan hangat tersebut.
"Terimakasih Ya Allah, di saat aku dan Ayah tersedak dengan masalah ini, kau hadirkan Pria yang selalu ada dalam do'a dan sujud ku. Aku akan memohon lagi padamu, tetaplah buat bersama ku hingga nanti kita menua" batin Atma dengan meneteskan air mata.
Hingga mereka sampai di Bandara, di sana sudah ada beberapa anak buah Wiraa yang menunggu.
"Ayo, Atma" ucap Wiraa lembut.
Atma hanya menurut, ia mengangguk dan keluar dari dalam mobil. Atma bingung namun ia juga memilih diam tanpa banyak tanya pada Wiraa.
Wiraa membawa Atma masuk ke dalam jet pribadi nya, mereka akan langsung kembali terbang ke Jakarta.
Setelah jet nya di angkasa, Wiraa membawa Atma ke dalam kamar yang disana sudah ada Ayah Agus.
"Ayah" lirih Atma dengan berkaca-kaca.
Wiraa membiarkan Atma menghampiri Ayah nya, ia hanya melihat nya dari belakang saja.
"Ayah, ini Atma" ucap Atma kembali dengan lirih.
Perlahan kedua kelopak mata Agus pun terbuka, ia tersenyum saat melihat Putri nya yang sudah ada disana bersama nya kembali.
Grep.
Atma memeluk Ayah nya dengan erat, ia menangis di pelukan sang Ayah dengan terisak pilu.
"Kita selamat Ayah, kita sudah aman" ucap Atma di sela tangis nya.
"Iya sayang, kita sudah aman sekarang" balas Agus dengan mengecup pucuk kepala Putri semata wayang nya.
Atma lalu melepeaskan pelukannya, ia menyeka air mata nya dan menatap sang Ayah.
"Ayah, apa Ayah tak apa?" tanya Atma seketika cemas.
"Tidak sayang, Ayah hanya perlu istirahat saja" jawab Agus dengan lembut.
Atma menatap Wiraa, ia mencoba mencari jawaban lain dari Pria tersebut.
"Apa yang di katakan Paman Agus benar, At. Dia hanya terluka di bagian lengan dan kaki saja, selebih nya tidak apa dan perlu istirahat saja" ucap Wiraa tersenyum.
Atma menghembuskan nafas lega, ia lalu merebahkan kepala nya di samping sang Ayah. Atma menikmati elusan di kepala nya dari sang Ayah.
"Terimakasih, Nak Wiraa" ucap Agus sambil menatap Wiraa tulus nan lembut.
"Kalian juga keluarga ku, apalagi ada Atma yang selalu aku jaga. Aku seharusnya meminta maaf karena selama ini kami tidak dapat menemukan kalian dengan cepat" balas Wiraa menghampiri Agus.
Wiraa memindahkan tubuh Atma yang sudah terlelap ke samping Ayah nya, Agus. Dia lalu mengusap lembut pipi Atma.
"Istirahatlah, aku ada di luar kamar" ucap Wiraa pada Agus.
Agus kembali hanya mampu menganggukan kepala nya , ia lalu memandang punggung kekar Wiraa.
"Winda, lihatlah betapa dia menyayangi Putri kita. Aku akan bahagia jika pergi menyusul mu karena Putri kita sudah berada di tangan yang tepat" gumam Agus dengan tersenyum bahagia.
Agus lalu memeluk tubuh Putri nya, ia juga ikut memejamkan mata nya.
Mereka terlelap dengan tenang dan nyenyak, hingga mereka melupakan masalah yang selalu menghantui nya.
Bahkan Agus tersenyum dalam tidur nya, seakan ia sudah melepaskan beban berat nya.
Sedangkan Wiraa, ia mendudukan diri nya di kursi dengan membawa minuman dingin.
Dia menatap keluar jendela pesawat dengan tatapan kemarahan dan tajam.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Fitri Fidriya
apa cuma q yg berfikiran klu saat dewasa atma akan menjadi wanita yg tangguh,tak terkalahkan jago bela diri,,,
2023-01-01
1
Sur Anastasya
lnjut😋😋😋😋😋
2022-08-08
0
Alifia Sakhina
zabra anak siapa y
2022-04-07
0