Nuansa serba putih, dari dekor background hingga hiasan meja kursinya. Sepasang pengantin baru saja melaksanakan prosesi sakral. Kini mereka beriringan menyambut salam selamat dari para tamu.
Nampak seorang wanita mengantri dengan mata sembab yang masih berkaca-kaca. Air matanya jatuh saat tangannya bersalaman dengan Rayan. Sangat nampak kekecewaan yang mendalam dan penyesalan yang teramat sangat pada wajah cantiknya.
Rosie tersenyum lembut pada wanita itu saat menyalaminya. Ia sempat mendengar secarik cerita dari Sabrina perihal orang sekitar Rayan. Benar saja tebakannya. Wanita ini adalah Rika. Wanita dambaan Rayan, yang cintanya diputuskan oleh keluarganya, karena perbedaan kasta.
Apa jadinya keluarga Rayan saat tahu bahwa dirinya adalah kupu-kupu malam. Seorang konglomerat bermartabat tinggi menikahi orang yang bahkan tak mempunyai kasta. Ketimbang terharu, Rosie malah lebih ingin terbahak saat ini.
Entah diisi apa otak orang-orang kaya saat ini. Tindakan mereka sungguh menyimpang dari nalar orang 'normal'.
🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻
Belum sampai tengah hari, rasanya Rosie sudah kehabisan tenaga. Sebenarnya siapa yang menciptakan adat seperti ini? Sengsara di hari yang katanya hari paling bahagia.
Rayan melihat rasa lelah Rosie. Ia menggandeng tangan mungil Rosie, dan membawanya ke ruang istirahat hotel.
"Seharusnya kamu bilang aja sama saya kalau capek. Kamu nggak perlu menyiksa diri sendiri untuk membuat nyaman orang lain. Lagipula, hampir semua adalah tamu Papa dan Mama. Kita istirahat dulu disini. Kamu mau apa?" Jelas Rayan.
"Saya lapar. Bolehkah saya makan sekarang?" Jawab Rosie.
"HAHAHAHAHA... Kamu sungguh perempuan unik. Memang tidak salah saya memilih kamu dan membayar dengan harga tinggi", balas Rayan.
Rosie mencibirkan bibirnya dengan separuh mengejek. Kelakuan aneh kembali ia dapati pada sikap orang kaya macam Rayan. Ia juga tak mempedulikan tamu maupun kolega Rayan. Ia hanya ingin makan sampai kenyang hari ini. Belum lagi lehernya yang terasa pegal karena hiasan di kepalanya.
Beberapa menit kemudian, muncul pramusaji membawa troli dengan beberapa menu. Terlihat air liur Rosie yang tak dapat dibendung nya lagi. Lagi-lagi tingkah lucu Rosie mengundang gelak tawa Rayan.
🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻
"HUUFT... Untung acaranya udah kelar. Saya mau bersih-bersih. Apa nanti saya perlu menyiapkan air panas untuk Tuan juga?" Kata Rosie.
"Boleh... Sebelum itu, ada yang perlu kita bicarakan dulu", pinta Rayan sambil menepuk-nepuk tepian bed mengisyaratkan untuk Rosie duduk disebelahnya. "Sekarang semua orang mengetahui status kita. So, didepan orang kita harus bersikap selayaknya suami-istri. Kamu paham kan!?" Lanjut Rayan.
"Oke, sayang... Aku ngerti kok!" Jawab Rosie sambil berlalu ke arah kamar mandi.
Rayan memandangi punggung Rosie yang semakin menjauh, ia sempat kaget terhadap aksi yang Rosie lakukan barusan. Kecupan kilat itu sungguh diluar dugaan Rayan. Dan sepertinya ia memang tak salah memilih Rosie sebagai partner sandiwara nya.
Sudah satu jam sejak Rosie di kamar mandi. Rayan mulai gerah dan ingin lekas berendam. Rayan mulai cemas, ia beranjak dari kasurnya. Mengetuk pintu kamar mandi sambil memanggil nama Rosie beberapa kali.
Kecemasan Rayan semakin bertambah ketika tak ada jawaban dari Rosie. Kini Rayan semakin panik. Tapi ia juga bingung. Ingin ia mendobrak pintu kamar mandi saat ini. Tapi niatnya urung.
Pintu terbuka saat ia membuka handle pintu yang dari tadi dipegangnya. Nampak kepala Rosie mencungul pada sisi ujung bathtub. Rayan bergegas menghampiri dengan paniknya.
Diarahkannya telunjuknya mendekati hidung Rosie. Masih terasa nafasnya. Rayan pikir Rosie pingsan karena kelelahan acara resepsi atau air mandinya terlalu panas. Tanpa pikir panjang, Rayan menepuk-nepuk pipi Rosie.
"Hai nona, apakah kamu baik-baik saja?" Tanya Rayan dengan nada sedikit bergetar.
Rosie mengerjapkan kelopak matanya yang tertutup. "Mmmhh..." Ia membuka perlahan matanya yang sebenarnya masih berat. Ia sedikit terkejut dengan pemandangan yang dilihat mata remangnya. Tapi Rosie tak salah tingkah akan keadaannya sekarang. Karena sudah ratusan mata lelaki yang pernah melihatnya tanpa busana.
"Apakah Tuan ingin mandi sambil berpelukan dengan saya?" Tanya Rosie.
Mungkin Rosie sudah biasa menghadapi berbagai pria bernafsu, tapi tidak dengan Rayan. Boleh jadi ia konglomerat dengan tumpukan emas di kanan-kirinya, nyatanya ia tak pernah sekalipun menjamah kekasih nya lebih dari bersentuhan antar tangan dan bibir.
Bahkan dengan Rika, ia sekedar mengecup kedua pipi atau kening saja. Saat ini, malah matanya hampir melihat surganya seorang perempuan. Pipi dan hidung Rayan seperti terbakar. Ia memalingkan tubuhnya membelakangi Rosie.
"Ja... Jangan, jangan asal bicara kamu! Aku hanya takut kamu pingsan di dalam kamar mandi. Kamu pikir kamu pemilik kamar mandi satu-satunya. A-aku kan juga ingin segera bersih-bersih!" Jelas Rayan sambil tergesa melangkah keluar kamar mandi.
Rosie cekikikan melihat tingkat Rayan. "Dasar... Orang kaya apa selalu bertingkah aneh-aneh seperti Tuan Rayan?" Rosie lalu membungkus dirinya dengan baju handuk di sampingnya. Ia menguras air bekas mandinya, lalu mengisinya lagi dengan air hangat baru.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*
"Tuan, air panasnya sudah siap. Handuknya juga sudah saya siapkan di dalam. Tuan bisa segera membersihkan badan, Tuan", kata Rosie sambil menuju meja rias.
Nampak wajah Rayan masih menyala. Rosie mencoba untuk menahan tawanya. " Kamu!! La... Lain kali, kamu jangan membuat saya khawatir! Ngerti!!" Nada Rayan masih terdengar gugup.
"Iya, maafkan saya, Tuan. Karena air hangat disini sangat nyaman, jadi saya sampai ketiduran..." Jelas Rosie.
Rayan berlalu dengan langkah cepatnya memasuki kamar mandi. Ia menghela nafas panjang, namun tak kunjung melegakan dadanya. Ia lalu memenuhi bathtub. Rasa malu yang luar biasa serasa ikut menguap bersama asap air panas yang menggulung dirinya.
Matanya memejam, menikmati rasa penat yang ikut memuai. Belum semenit, matanya tiba-tiba membelalak penuh kejut. Nafasnya tak beraturan. Bayangan tubuh Rosie memenuhi pikirannya saat memejam tadi.
"Apakah Tuan ingin mandi sambil berpelukan dengan saya?" Kalimat itu terus terngiang-ngiang di dalam kepala Rayan. Tak hanya wajahnya, kini seluruh badannya terasa mendidih. Meski belum pernah 'berhubungan' dengan perempuan, tapi Rayan tetaplah pria normal pada umumnya.
Rayan mengentas dirinya, ia terbirit menuju shower. Diguyur lah badannya yang terasa menegang dengan air dingin. Padahal menjalin hubungan selama dua tahun dengan Rika, ia tak sampai begidik seperti ini. Tapi kenapa hanya teringat kata-kata Rosie, hawa nafsunya langsung memanas.
Apakah umurnya yang memang sudah waktunya untuk bercinta. Ataukah... Karena pesona Rosie yang pandai merayu pria? Pikiran Rayan melayang-layang. Ia mengumpat dalam guyuran air shower yang dingin malam itu.
🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻
Rosie sudah berganti pakaian tidur, ia membaca salah satu buku di rak mini samping tempat tidurnya. Buku itu membahas tentang Canada. Banyak pemandangan laut yang amat cantik.
Rosie suka air panas saat mandi, tapi ia tak tahu, apakah ia juga akan menyukai laut. Karena selama hidupnya, Rosie tidak pernah melangkah keluar gerbang rumah Mama Ria. Bahkan untuk sekedar berbelanja, apalagi menjadi pelancong.
Hingga tak sadar saat Rayan duduk disebelah, "Kamu suka pemandangan di Canada? Mau liburan ke sana?" Tanya Rayan.
"Eh... Tuan. Saya jadi kaget. Gak kedengaran suaranya..." Jawab Rosie. Ia meletakkan kembali buku yang ia pegang ke tempat semula. Rosie lalu membuka lapisan luar baju tidurnya.
"Eehh... Eehh... Kamu... Kamu mau ngapain lepas baju kayak gitu?" Tanya Rayan dengan nada gugupnya.
🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻
\_DONE PART 3\_
Kasih jejak kalian berupa LIKE, FOLLOW, VOTE, juga KOMEN yaaaa 😪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Meme Chun
mohon dukungan readers untuk like serta komen penyemangat nyaa 🥰
2023-11-26
1