Air hangat memang mampu membuatnya terlena. Serasa bau yang mengganggu pikirannya ikut menguap. Mungkin mandi air hangat bisa dibilang salah satu hobi yang paling Rosie suka. Air hangat mampu mengusir mimpi buruknya.
Tepat satu jam ia bermanja-manja dengan air hangat. Ia langsung berganti pakaian setelah mengentas tubuhnya dari air.
Tak lupa memakai handbody, menata rambut lurusnya yang sebahu, dan menggosokkan parfum pada belakang daun telinganya.
TOK...TOK...TOK...
"Ros, lo masih di kamar? Buruan!! Mama udah dateng tuh katanya!" Kata Sabrina.
"I- iya Kak. Ini udah kelar kok", sahut Rosie dari dalam kamarnya. Tak sampai 30 detik Rosie keluar. "Tumben banget sih Kak, Mama udah dateng? Jam makan malem kan masih setengah jam lagi", tambahnya.
"Nggak tau tuh. Aku tadi juga kaget pas dibilangin Ika. Kayaknya sih ada hal penting yang mau mama omongin deh. Yuk ah, kita agak cepetan. Betewe, lo cantik pakek dress itu, Ros". Kata Sabrina.
"Kakak juga cantik pakek warna ijo", jawab Rosie.
Memang, meski anak-anak Mama Rosie penuh persaingan untuk menarik klien, tapi mereka tak pernah sekalipun adu mulut. Atau saling menjatuhkan. Karena peraturan mutlak yang Mama Ria terapkan. "BOLEH BERSAING, TAPI TAK BOLEH MEMAKI, MENJATUHKAN, APALAGI PERKELAHIAN".
Menurut cerita dari anak-anak Mama Ria yang sudah berumur dan menjadi 'pengasuh' disini, dulunya ada dari mereka yang berkelahi karena berebut klien. Dan tiada ampun, Mama Ria langsung mengusir mereka. Dan mereka tak pernah kembali, atau terlihat di sekitar rumah lagi.
Maka Mama Ria seringkali mengingatkan pada anak-anak nya, "Lebih baik memuji, daripada menghujat benci". Dan bertahun-tahun kalimat ini selalu melekat pada hati anak-anak Mama Ria.
🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻
Suasana kini riuh oleh candaan para wanita yang tengah mengisi kursi-kursi yang melingkar pada meja makan berdiameter sepuluh meter ruangan itu. Dan tiba-tiba suara mereka seperti terserap kedalam tembok, ketika sebuah dehaman terdengar.
Semua mata yang menanti serta cemas memandang pada kursi dengan ukuran paling tinggi sandarannya. Sosok wanita yang anggun namun tak terlihat umurnya, mulai memandangi mereka yang duduk melingkari meja.
Umur Mama Ria boleh jadi sudah memasuki kepala tujuh, tapi saat melihat kulit tubuhnya, maka banyak mulut yang menganga tak percaya. Ia terlihat masih berumur 40 tahunan. Bahkan kulitnya masih kencang, tubuhnya pun sangat seksi. Itulah yang diperlihatkan Mama Ria dengan arti 'menjaga'.
"Good night, ladies..." Sapa Mama Ria.
"Good night, Mama..." Jawab semua wanita yang duduk itu.
"Beautiful... Tidak sia-sia Mama 'merawat' kalian. Sungguh mempesona..." Tambah Mama Ria
"Luar biasa, Mama...." Jawab anak-anak serempak.
"Nice...!! Oke, mari kita makan malam dahulu. Lalu akan kita lanjutkan bincang-bincang kemudian ya. Mbok, tolong suruh pelayan hidangkan semuanya ya!" Pinta Mama Ria.
Si Mbok pun bergegas untuk melaksanakan mandat yang ia dapat. Lima menit kemudian meja yang amat luas itu tertutup oleh perabot pecah belah yang sudah terisi bermacam hidangan lezat. Koki pilihan Mama Ria memang tiada tandingannya. Tak pernah mengecewakan penghuni rumah Mama.
🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻
"Oke, selagi kita membelai dessert, Mama punya beberapa pengumuman yang akan Mama sampaikan sendiri..." Semua orang menikmati dessert mereka tanpa suara. "Ehem... Oke, yang pertama, Rumah Kita memenangkan tender proyek for this year. Daaann... Untuk kandidat yang beruntung kali ini adalaaaah.... Rosie... Yuk kita bersulang untuk Rosie..."
Semua orang mengangkat gelas mereka. Aroma khas Dolcetto D'alba pada gelas-gelas kaca itu menyatu. Menghinggapi udara yang membuat paru-paru kegirangan. Dan menenggak setetes demi setetes.
Rosie mematung sambil memegang gelasnya. Ia bak sudah mabuk sebelum meminum red wine itu. Entah ia salah dengar, atau ada poin yang terlewat saat mendengar pengumuman Mama Ria tadi.
"Oke, ladies, kalau sudah selesai lekas istirahat. Besok kita masih harus meneruskan jadwal pekerjaan. See you girls. Rosie, kamu ikut Mama ke kamar, yuk!" Kata Mama Ria.
"Thankyou Mama..." Jawab semua wanita di sana, terkecuali Rosie yang rupanya masih mengalami kelinglungan.
🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻
Rosie mengikuti langkah Mama Ria menuju kamar terbesar rumah itu. Rosie masih menebak-nebak dan merangkai pertanyaan yang membuat pikirannya jatuh malam ini.
Hanya ada Rosie dan Mama Ria dikamar sang pemilik rumah itu. Mama Ria sudah bisa membaca kebingungan pada wajah Rosie. Dan ia menjelaskan lebih dulu tanpa menunggu Rosie bertanya.
Telinga Rosie seperti berdengung saat mendengar penjelasan Mama nya. Ia hanya mampu menangkap pembicaraan itu sepatah-patah saja.
Intinya, ia terpilih dalam pengajuan proyek "perumahan". Klien kali ini berusia sangat muda. Berumur 25 tahun. Diusia itu, ia telah memiliki beberapa jenis bisnis pertambangan. Rayan Abdinugrah namanya. Mempunyai kekasih, tapi tak direstui orang tua nya.
Papa Mamanya memberi pilihan, menikah dengan gadis yang telah dipilihkan keluarganya, atau menikah dengan perempuan lain jika lolos seleksi dari keluarganya. Dan di saat rasa frustasinya, teman Rayan, Ferry, yang merupakan klien Rumah Kita memberikan ide gilanya.
Pernikahan kontrak. Itu ide gila Ferry. Ferry sendiri merupakan klien Sabrina. Bisa dibilang, cinta Ferry yang tak akan pernah tersampaikan pada Sabrina, karena 'status' mereka tentu saja.
Karena sering mengunjungi Sabrina, dan tak pernah mencoba wanita lain, Ferry terbilang seperti pacar rahasia Sabrina. Cinta yang tak berstatus. Dan dari Sabrina ia mendapatkan informasi mengenai istri sewaan tentunya. Tak butuh waktu yang lama untuk Rayan berpikir, ia menyetujui ide gila temannya.
Dan dari Ferry pula ia mendapatkan beberapa foto wanita-wanita cantik itu. Dan mata Rayan penasaran pada foto Rosie. Dan jadilah seperti sekarang yang diceritakan Mama Ria, tentang tugasnya nanti. Untuk beberapa bulan ke depan.
Tentunya Rosie pun tak menimbang atau meminta jeda untuk berpikir. Jika Mama Ria menyetujui, maka misi harus berjalan. Yang terakhir kali ditanyakan Rosie adalah, mengapa dirinya yang belum berumur 23 tahun?
Mama Ria tadinya sudah berdebat dengan Rayan tentang 'peraturan'. Tapi Rayan tak mau tahu. Ia bahkan membayar tiga kali lipat dari harga perjanjian. Karena ada kontrak bermaterai juga, jadi tak akan ada pihak yang dirugikan.
Dan tugas pertama Rosie kali ini berlangsung lebih lama dibanding teman-temannya saat menerima misi pertama mereka. Yang ia pusingkan adalah, ia harus berada di luar rumah selama enam bulan. Benar-benar menjengkelkan.
Rosie di sodori beberapa lembar kertas yang harus ia hafalkan sebelum berangkat lusa besok. Tentang jati dirinya yang dibuatkan oleh Rayan.
................
Begitu sampai di kamarnya, Rosie membaca rangkaian dari tinta hitam yang tercetak pada lembar di tangannya. Dadanya tergelitik membaca 'dongeng' itu. Orang kaya itu, apakah tingkahnya sangat fana seperti ini? Sungguh seperti cerita dalam TV berwarna saja.
🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻🌼🌸🌻
_DONE PART 2_
Kasih jejak kalian berupa LIKE, FOLLOW, VOTE, juga KOMEN yaaaa 😪
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Meme Chun
mohon dukungan readers untuk like serta komen penyemangatnyaaaa 🥰
2023-11-26
1