Saat-Saat Genting

  Begitu mengetahui dirinya telah menabrak seseorang, seorang laki-laki berumur sekitar setengah abad turun dari atas mobil yang dikendarainya. Jantungnya mendadak berdegup dengan kencang.  Keringat dingin mengucur deras di wajahnya yang berkulit putih.

  Lelaki itu berlari ke arah tubuh Hari dengan perasaan sangat khawatir. Ketika ia telah berdiri di hadapan tubuh Hari yang terkapar tanpa bergerak sedikitpun, wajah lelaki itu pun berubah pucat pasi ketika melihat wajah anak muda yang telah ditabraknya.

  Bagaimana tidak, hampir seluruh wajah lelaki yang ditabraknya, telah berlumuran darah segar yang keluar dari luka akibat benturan keras di bagian kepalanya. Sedangkan pada kedua tangan dan kakinya terdapat beberapa luka yang cukup lebar.

  "Ya Allah ya Tuhanku! Tolonglah anak muda ini!" Seru lelaki itu dengan tubuh bergetar hebat. Belum sempat ia menyentuh tubuh Hari, tiba-tiba saja beberapa orang muncul di hadapannya. Diantara mereka ada beberapa orang yang mengendarai mobil dan motor yang kebetulan lewat jalan itu. Lelaki itu pun semakin ketakutan.

  "Pak, apa yang terjadi? Kenapa bisa menabrak orang?" Tanya seorang laki-laki.

  "Kalau ngantuk istirahat dulu! Orang nggak bersalah jadi korban kan!" Teriak lelaki lain.

  "Jangan-jangan Kamu mabuk!" Seru lelaki lainnya.

  "Semua ini bukan kesalahanku!!! Anak muda ini menyebrang tanpa melihat kanan kiri!!!" Bantah lelaki pemilik mobil.

  "Betul yang dikatakan Bapak ini! Tadi Aku melihat lelaki ini lari-lari mengejar seseorang! Tapi malangnya, sewaktu lelaki ini menyebrang tanpa lihat kanan kiri. Akhirnya mobil milik Bapak ini berusaha menghindari lelaki ini. Tapi karena kecepatan mobil sangat tinggi, lelaki ini terkena bagian samping kanan body mobil!" Seorang laki-laki yang tadi sedang berpacaran di halte, memberikan kesaksian atas musibah itu.

  Lalu diantara orang yang berkerumun mengelilingi tubuh Hari, salah seorang diantara mereka memberanikan diri untuk mengecek tubuh Hari di bagian pergelangan tangan, leher, dan dada.

  "Alhamdulillah masih hidup!" Serunya.

  "Cepat telpon ambulance!" Perintah seseorang. Mendengar perintah itu, lelaki yang menabrak Hari bergegas mengambil handphone miliknya yang berada di saku celananya. Ia pun menelpon salah satu pihak rumah sakit yang berada di Jakarta.

  "Ya Allah selamatkanlah anak muda ini!" Serunya dalam hati.

  "Hallo selamat malam, rumah sakit Husada Mulia, ada yang bisa dibantu?" Sapa seorang perempuan yang mengangkat panggilan teleponnya.

  "Malam sus! Tolong cepat kirim ambulance ke jalan Yos Sudarso km 5! Ada kecelakaan disini!" Perintahnya.

  "Baik Pak, mohon ditunggu!" Ucap suster itu.

  "Makasih banyak Sus!" Lelaki itu pun memutuskan panggilan teleponnya.

  "Coba cek KTP-nya di dompet! Kasihan keluarganya pasti mencarinya!" Seru salah satu perempuan yang berada di samping tubuh Hari. Orang yang tadi mengecek pernafasan di tubuh Hari, langsung meraba saku celana jeans yang dipakai oleh Hari, bagian depan belakang. Namun ia tidak dapat menemukan dompet yang dicarinya.

  "Dompetnya nggak ada!" Serunya.

  "Jangan-jangan laki-laki yang tadi dikejar oleh orang ini adalah copet!" Seru lelaki yang lain.

  "Betul! Pasti orang ini kecopetan!" Balas yang lainnya.

  "Coba cek tasnya! Siapa tahu ada sesuatu yang bisa menjadi petunjuk!" Perintah seorang perempuan. Mendengar ucapannya, salah satu di antara mereka langsung mengambil ransel milik Hari, yang tergeletak di atas aspal.

  Setelah membuka resleting ransel itu. Lelaki tadi hanya menemukan beberapa buah pakaian, makanan, dan minuman.

  "Nggak ada identitas apapun! Isinya cuma pakaian dan makanan!" Ucapnya.

  "Terus bagaimana ini? Keluarganya pasti mencari-cari anak muda ini!" Seru seorang ibu-ibu.

  "Mau gimana lagi! Nggak ada satupun petunjuk yang bisa Kita temukan! Jadi Kita nggak bisa memberikan kabar pada keluarganya!" Ucapnya.

  "Semua biar menjadi tanggung jawabku! Nanti, begitu lelaki ini sudah siuman, akan Aku tanyakan alamat rumahnya! Biar Aku yang akan mengatakan pada keluarganya secara langsung!" Jawab lelaki pemilik mobil.

  "Oke, bagus kalau begitu! Makasih Bapak sudah mau bertanggung jawab atas musibah ini! Walaupun sebenarnya kecelakaan ini bukan salah Bapak!" Puji ibu-ibu tadi.

  "Betul! Bapak sangat baik! Saya sangat salut sama Bapak! Padahal tadi bisa aja Bapak langsung melarikan diri!"

  "Karena dulu anak dan istriku meninggal akibat kecelakaan ditabrak orang yang mabuk sambil menyetir mobil! Tapi orang itu kabur meninggalkan anak dan istriku yang sedang kritis! Akibatnya mereka nggak dapat diselamatkan, karena terlalu lama ditangani! Oleh sebab itu, jadi Aku nggak mau anak muda ini mengalami nasib yang sama dengan anak dan istriku!" Lelaki itu mengenang anak dan istrinya yang telah tiada.

  "Semua sudah takdir Allah, Pak! Umur manusia sudah tertulis di lauhul mahfudz! Kapan, dimana, jam berapa, tahun berapa, semua sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Nggak ada seorangpun yang dapat mengubah dan menghindarinya! Lebih baik Bapak ikhlaskan kepergian anak dan istri Bapak!" Nasihat seorang lelaki lebih dari separuh baya.

  "Saya sudah mengikhlaskan kepergian mereka, Pak!" Jawabnya.

  "Bagus kalau begitu! Mungkin dengan kejadian yang sekarang Bapak alami, Insha Allah ada hikmah yang bisa dipetik oleh Bapak!" Ucapnya.

  "Insha Allah Pak!" Balasnya lelaki itu dengan berlinangan air mata.

  Setelah menunggu sekitar 20 menit, akhirnya sebuah mobil ambulance datang di lokasi kejadian. Dua orang petugas ambulance menurunkan brankar dari dalam mobil. Dengan cekatan mereka mengangkat tubuh Hari yang masih diam tak bergerak.

  "Tolong selamatkan orang ini! Masalah biaya biar semua Aku yang nanggung!" Perintah lelaki itu.

  "Baik Pak! Tapi mohon Bapak ikut ke rumah sakit untuk proses administrasi!" Pinta seorang petugas ambulance.

  "Baik! Aku akan langsung menyusul kesana!" Balasnya.

  "Baik Pak!" Petugas ambulance itu pun kembali naik ke atas mobil ambulance, menyusul rekannya. Tanpa membuang waktu lagi, mobil ambulance itu pun kembali melaju dengan kencang disertai suara sirine yang terdengar memecah keheningan malam ibukota.

  Begitu mobil ambulance telah berlalu, lelaki itu pun berlari menuju mobilnya yang terlihat masih utuh tanpa penyok yang parah. Ketika ia telah masuk ke dalam mobil, dengan gugup ia menyalakan mesin dan menginjak pedal gas dengan kuat. Mobil itu pun melesat dengan sangat kencang.

  Sesampainya di rumah sakit, Hari langsung dibawa ke ruang UGD. Seorang dokter laki-laki dan dua orang suster langsung sigap memberikan pertolongan kepada Hari. Sedangkan Lelaki yang menabraknya, menunggu di depan pintu dengan perasaan sangat cemas dan risau.

  Setelah menunggu sekitar 20 menit, akhirnya pintu ruangan UGD terbuka dengan perlahan. Seorang dokter laki-laki yang menangani Hari muncul dari balik pintu. Lelaki itu pun langsung bergegas menghampirinya.

  "Gimana Dok, keadaan lelaki itu? Masih bisa diselamatkan kan Dok?" Tanyanya dengan keras.

  "Apakah Anda keluarga pasien?"

  "Saya yang nggak sengaja menabrak anak muda itu, Dok! Tapi Saya akan bertanggung jawab sepenuhnya!"

  "Lebih baik sekarang Bapak hubungi keluarga pasien! Kasihan keluarganya pasti mencarinya!"

  "Tapi nggak ada satupun identitas yang ditemukan pada lelaki itu, Dok! Ada yang melihat katanya lelaki itu kecopetan!"

  "Ya sudah kalau begitu! Biar Saya katakan sama Bapak saja. Sebelumnya Saya mohon maaf, Saya sudah berusaha melakukan tindakan secepatnya untuk menolong pasien, tapi akibat benturan keras di bagian kepalanya, Sehingga pasien terjadi pendarahan yang cukup banyak! Dan sekarang pasien mengalami koma!"

  "Koma??? Terus bagaimana sekarang Dok?" Tanya lelaki itu sangat terkejut mendengarnya.

  "Pasien harus segera dioperasi. Karena ada luka pada bagian kepalanya. Pasien membutuhkan darah cukup banyak! golongan darah pasien yaitu B!"

  "Golongan darah Saya juga B, Dok!"

  "Bagus sekali kalau begitu! Lebih baik sekarang Bapak mengurus di bagian administrasi dahulu! Nanti suster akan membantu Bapak untuk proses donor darah! Saya akan segera pindahkan pasien ke ruang ICU! Agar pasien mendapatkan perawatan lebih intensif!" Katanya.

  "Lakukan yang terbaik untuk pasien, Dok! Masalah biaya biar semua Saya yang nanggung!" Ucapnya.

  "Baik Pak! Kami akan berusaha semaksimal mungkin!" Dokter itu pun berlalu dari hadapannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!