Bab 5. Sebuah Teka Teki

Akhirnya Caca bisa duduk juga setelah membereskan ruang kerja baru nya. Caca melihat sekeliling dan memandangi sesuatu.

"Ah itu ruangan Pak Nael! begitu dekat, mengintip juga bisa dari sini." ucap Caca dalam hati.

Pikiran Caca melayang kembali, dia mengingat kejadian di produksi ketika Nael menolong nya terhindar dari runtuhan barang, "ah sangat romantis."

Lamunan Caca berhenti ketika ada suara yang memanggil nama nya.

"Carisa."

"Ya pak." jawab Caca.

"Kesini sebentar," pinta Nael.

Caca lalu masuk ke ruangan Nael yang hanya satu langkah dari tempat nya.

***

Caca diberi tugas kembali oleh Nael. Dia meminta Caca untuk mencari arsip produksi lama dan meminta catatan keliling produksi tadi dalam bentuk print an yang rapih.

"Tolong kamu carikan arsip produksi lama kira-kira setahun kebelakang, saya mau liat perkembangan nya. Dalam bentuk laporan yang sudah kamu buat dan yang masih mentahan nya," pinta Nael.

Caca kemudian menjawab, "Baik, Pak."

Caca berbalik badan dan melangkah, tetapi langkah nya berhenti ketika Nael memanggil Caca lagi.

"Tunggu, Carisa."

"Ya, Pak. Ada ap?" tanya Caca.

"Bikinin saya kopi lagi ya," pinta Nael.

"Oh oke, Pak."

Caca lalu keluar untuk membuat kopi dan memberikan nya kepada Nael. Setelah itu Caca kemudian pergi ke gudang arsip produksi nya. Caca mencari arsip tersebut dengan sangat mudah, karena Caca yang menyimpan, jadi dia ingat posisi nya.

****

15 menit kemudian.

"Oke sudah semua. Wah banyak juga ya sampe tinggi begini. Bagaimana bawa nya? ah tapi bisa lah ini mah, ngak usah panggil Mas Eko," kata Caca berbicara sendiri.

Di jalan menuju ruangan nya, ada seseorang yang datang menghampiri dan menawarkan bantuan kepada Caca.

"Neng Caca sini saya bantu," kata Mas eko.

Caca pun mengenal suara itu dan langsung meng iya kan.

"Wah, Mas Eko. Kebetulan banget, tolong ya bawain setengah ini, bawain ke ruangan saya," kata Caca senang.

"Beres, Neng. Mau satu lemari juga, Mas Eko angkatin."

"Hahaha," Caca tertawa.

****

Caca tiba di ruangan nya. Mas Eko meletakan arsip di atas meja Caca. Caca pun bergantian ingin menaruh nya.

Nael melihat Caca sudah datang, dia kemudian menghampiri dan mengambil arsip yang di bawa oleh Caca.

Saat mengambil arsip, tangan Nael tak sengaja menyentuh tangan Caca. Caca lalu terkejut.

"Oh, sorry. Saya tidak sengaja," kata Nael.

Karena hal tersebut Caca menjadi gugup, dia lalu menjawab, "Iya tidak apa-apa, Pak."

"Mau di sengaja juga nggak apa-apa kok bos. Hihihi," ucap Caca sambil senyum senyum.

Tangan Nael adalah tangan yang besar dan hangat. Sepertinya sangat nyaman jika digenggam oleh tangan nya itu.

Ah Caca melamun lagi, jantung nya pun berdegub kencang lagi jika memikirkan tentang Nael. Caca tidak mengerti kenapa seperti itu.

***

Caca kembali duduk. Jam sudah menunjukan pukul 15.00 WIB. Caca kembali bekerja.

Suasana hening sekali, Caca pun sesekali melirik ke arah Nael.

"Wah serius banget, kalo lagi begitu cakep banget, aura nya keluar, beruntung juga bisa seruangan dengan dia. Hihihi."

Caca sudah selesai dengan laporan nya dan memberikan kepada Nael. Itu adalah laporan yang Nael pinta sebelum nya.

Caca melihat kalender, matanya pun terbelalak.

"Ya ampun besok Sabtu, tanggal satu. Waktu nya stok opname. Kenapa kenanya hari sabtu sih? kan jadi nya lembur dah. Huhuhu," kata Caca mengoceh sendiri.

Karena hari ini adalah akhir bulan, semua staf keuangan dan produksi akan lembur, karena sibuk untuk mengurus tutup buku, laporan bulanan, dan yang pasti sibuk ngitung gajian.

"Carisa," panggil Nael.

"Ya, Pak. Ada apa?" tanya Caca.

"Besok SO. Kamu biasa nya dengan siapa?" tanya Nael.

"Saya biasa nya sendiri, Pak. Kadang dibantu sama Teh Mul (kepala Packing)," jawab Caca.

"Oh oke kalaj begitu. Tolong ambil sample barang ini ya," pinta Nael.

"Baik, Pak."

Caca bergegas menuju kawasan produksi untuk mengambil apa yang di minta oleh Nael. Caca melewati ruang kerja staf keuangan. Semua bekerja sesuai dengan pekerjaan mereka masing-masing dan duduk dengan tenang

Tapi tidak dengan Caca, dia sibuk mondar mandir ke kantor dan produksi. Belum lagi dengan permintaan Nael yang terus menerus menyuruh diri nya.

***

Caca sampai di gudang barang jadi. Disana Caca bertemu dengan Sony (bagian gudang barang jadi).

"Ya, Ca. Lagi cari apa?" tanya Sony.

"Ya, Kak. Mau ambil sample barang ini donk," pinta Caca kepada Sony sambil menunjukan barang yang mau diambil nya.

"Tunggu sebentar ya. Saya ambilin ada di atas sana," kata Sony.

Sony pun memberikan nya kepada Caca sambil memandangi wajah Caca.

"Terima kasih," ucap Caca.

"Sama-sama," balas Sony.

Caca tidak sadar kalo Sony terus memandangi nya, hingga Caca hilang dari pandangan nya.

****

Caca sampai ke ruangan Nael. Tetapi Nael tidak berada di dalam ruangan nya. Tak lama kemudian Nael sudah berada di belakang Caca.

Caca yang terkejut dan langsung bertanya kepada Nael secara spontan.

"Waduh habis dari mana aja, Bos?" kata Caca keceplosan.

"Ah maaf, Pak. Maaf, saya tidak sengaja. Ini, Pak. Saya mau kasih ini yang Bapak minta," kata Caca sambil membungkukkan badan nya berkali-kali dengan wajah yang memerah.

"Iya tidak apa apa terima kasih," kata Nael sambil mengambil sample yang diambilkan oleh Caca.

Caca keluar dengan perasaan malu. Caca menengok dan melihat Nael sedang tersenyum tipis sambil geleng-geleng kepala.

****

Jam pulang telah berbunyi. Orang produksi shift 1 sudah pulang, ramai sekali. Caca sesekali melihat jendela ruangan nya untuk melihat suasana di depan.

"Tet tet tet," bunyi print an memecah keheningan.

Nael juga sibuk mondar mandir ke lapangan produksi, entah apa yang sedang dia kerjakan. Caca pun tidak perduli, dia berharap laporan ini segera berakhir dan pulang kerumah, lelah sekali setelah kerja seharian.

Nael pergi ke ruangan Pak Tris dan staf keuangan, melihat dan mengecek semua gaji karyawan dan belajar juga bagian pekerjaan keuangan.

****

Jam 18.00 telah berlalu. Staf karyawan produksi maupun staf keuangan sudah sebagian ada yang pulang. Caca juga sebentar lagi akan selesai. mba Dewi dan Lista sudah duluan pulang, karena rumah mereka lebih jauh dari Caca.

Caca akhirnya selesai bekerja. Dia melihat ruangan Nael yang kosong.

"Ada dimana dia? dia tidak terlihat dari tadi? tas nya masih ada, artinya belum pulang," ucap Caca pelan.

Caca pergi ke toilet untuk Buang Air Kecil dan merapihkan tas nya lagi takut ada yang ketinggalan. Terdengar dari toilet pria suara orang sedang menutup pintu.

Caca keluar dari toilet wanita dan melihat pintu toilet pria tertutup.

"Byur!" suara air dalam toilet.

Pintu toilet pria pun terbuka. Caca tidak memperdulikan itu siapa, dia pun berjalan keluar.

"Trip," tiba-tiba lampu listrik disana padam.

Caca seketika bergetar ketakutan, entah apa yang terjadi semua nya gelap. Terdengar suara seseorang di belakang berusaha menyalakan lampu dengan menekan saklar tetapi tidak menyala juga.

"Halo. Apa ada orang?" tanya seorang pria.

Pria itu lalu mengeluarkan telepon genggam nya. Lalu menyalahkan senter dan melihat ada seorang wanita yang sedang duduk dipojok dengan tangan menutupi muka dan menangis tersedu sedu. Yang tak lain adalah Caca.

Pria itu mendekati Caca lalu berjongkok dan memegang pundak Caca. Caca pun melihat kearah pria tersebut, dan itu adalah Nael.

Caca spontan memeluk tangan Nael sambil menangis dan berkata, "Papa Mama. Jangan pergi, jangan tinggalin Caca."

Nael tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Caca. Dia kemudian berusaha menenangkan Caca dan membantu Caca berdiri lalu berjalan keluar dari kegelapan itu.

****

Sesampainya di depan, Mas Eko kaget melihat mereka keluar dari arah toilet.

"Setahu saya pas matiin aliran listrik, tidak ada orang disana. Kenapa sekarang ada neng Caca sama Pak Nael?" kata mas Eko keheranan.

"Ya Allah! Neng Caca!" teriak Mas Eko.

Mas Eko bergegas menghampiri mereka.

"Maaf, Neng. Maaf, Pak. Saya kira tidak ada orang di sana, makanya saya matiin listrik nya. Saya tidak sengaja," kata Mas Eko menyesal.

"Kamu nggak apa Carisa? mau saya antar sampai rumah? rumah kamu dimana?" tanya Nael.

"Tidak, Pak Nael saya bisa pulang sendiri," jawab Caca.

"Ya sudah kamu antar Carisa sampai ke depan, carikan angkot untuk dia," kata Nael kepada Mas Eko.

"Ayo Neng."

Mas Eko mengantarkan Caca sampai depan gerbang. Nael melihat mereka dari kejauhan, terlihat Caca yang sedang mengomeli mas Eko sambil nangis sesungukkan.

Nael pun mengingat kejadian tadi betapa ketakutan nya Caca saat gelap dan raut wajah yang sangat sedih. Menjadi sebuah teka teki bagi Nael. Nael merasa ada rahasia tersembunyi tentang Caca.

…………………………………………………………………………

Sesampai nya di rumah. Caca langsung mandi, dan langsung ke kamar nya, mengunci pintu, mengeluarkan sebuah buku dan menangis sambil memeluk buku tersebut.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Rini Antika

Rini Antika

Awas jgn ngintip" nanti matanya bintitan lho..🤭

2022-08-19

1

mom mimu

mom mimu

hadir kembali kak, semangat selalu ya💪🏻💪🏻💪🏻

2022-06-27

0

Dehan

Dehan

penjahit cantik selalu hadir membawa like dan dukungan.. 😊😊

2022-06-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Prolog
2 Bab 2. Kedatangan Si Bos Muda
3 Bab 3. Rekan Kerja
4 Bab 4. Pekerjaan Baru
5 Bab 5. Sebuah Teka Teki
6 Bab 6. Laci Meja
7 Bab 7. Nomor Misterius
8 Bab 8. Pemilik Nomor Misterius
9 Bab 9. Sony Si Misterius
10 Bab 10. Karyawan Baru
11 Bab 11. Kehadiran Karyawan Baru
12 Bab 12. Ulang Tahun Pak Heru Part I
13 Bab 13. Ulang Tahun Pak Heru Part II
14 Bab 14. Dansa Pertama Caca
15 Bab 15. Caca dan Nael Berdansa
16 Bab 16. Nael Mengantar Caca Pulang
17 Bab 17. Nael Cemburu
18 Bab 18. Caca di Pecat
19 Bab 19. Caca di Culik
20 Bab 20. Kepergian Pak Burhan
21 Bab 21. Kisah Caca Kecil
22 Bab 22. Nael Jatuh Cinta
23 Bab 23. Caca Pergi
24 Bab 24. Mata Mata Amatir
25 Bab 25. Caca Telah Sampai Di Desa
26 Bab 26. Surat Dari Caca
27 Bab 27. Caca Jatuh Cinta
28 Bab 28. Keluarnya Satya
29 Bab 29. Caca Dalam Bahaya
30 Bab 30. Jodohnya Caca
31 Bab 31. Seorang Suhu
32 Bab 32. Caca Kembali ke Kota
33 Bab 33. Cicak atau Kadal
34 Bab 34. Kencan Pertama Nael dan Caca
35 Bab 35. Undangan Pernikahan
36 Bab 36. Ulang Tahun Caca
37 Bab 37. Ciuman Pertama
38 Bab 38. Ingkar Janji
39 Bab 39. Suasana memanas
40 Bab 40. Hati Batu
41 Bab 41. Rencana Nael dan Sonia
42 Bab 42. Hujan dan Mati Lampu
43 Bab 43. Salah Minum Obat
44 Bab 44. Undangan Rapat Besar.
45 Bab 45. Surat dan Buket Bunga
46 Bab 46. Surat dan Buket Bunga Bag 2.
47 Bab 47. Rencana Satya
48 Bab 48. Bersembunyi
49 Bab 49. Rencana Heru
50 Bab 50. Wina Ibu kandung Cindy
51 Bab 51. Kenangan Manis
52 Bab 52. Melepas
53 Bab 53. Pekerjaan Baru.
54 Bab 54. Hari pertama Sonia.
55 Bab 55. Mengendap-endap
56 Bab 56. Menyesal
57 Bab 57. Mencari
58 Bab 58. Perkelahian Nael dan Caca
59 Bab 59. Gosip dan Tatapan Sinis.
60 Bab 60. Terpana
61 Bab 61. Rencana Sony.
62 Bab 62. Penjagaan untuk Nona muda.
63 Bab 63. Penyamaran yang terbongkar.
64 Bab 64. Hadiah untuk Nael.
65 Bab 65. Ulang tahun Nael
66 Bab 66. Caca akan datang kan?
67 Bab 67. Caca menghilang
68 Bab 68. Penyelamatan untuk Caca
69 Bab 69. Cepat dan berusaha.
70 Bab 70. Sony di tangkap.
71 Bab 71. Pernyataan Dokter.
72 Bab 72. Isi hati Caca.
73 Bab 73. Pagi yang indah.
74 Bab 74. Pakaian Dalam.
75 Bab 75. Rindu
76 Bab 76. Teman Pertama dan Cinta pertama
77 Bab 77. Keseriusan Nael.
78 Bab 78. Buka Kado
79 Bab 79. Terharu.
80 Bab 80. Malam Minggu.
81 Bab 81. Drama Sarapan Pagi.
82 Bab 82. Bobo siang.
83 Bab 83. Salah paham
84 Bab 84. Sidang Sony.
85 Bab 85. Pernyataan mengejutkan.
86 Bab 86. Perubahan Rencana Satya.
87 Bab 87. Rasa penasaran
88 Bab 88. Penolakan Nael
89 Bab 89. Kisah sedih Pak Tris.
90 Bab 90. Cindy melarikan diri
91 Bab 91. Kerja sama
92 Bab 92. Membujuk
93 Bab 93. Informasi tentang Satya
94 Bab 94. Pingsan
95 Bab 95. Surat Undangan
96 Bab 96. H-1
97 Bab 97. Mulai pergerakan.
98 Bab 98. Kekacauan.
99 Bab 99. Nenek datang.
100 Bab 100. Satya tertangkap.
101 Bab 101. Pesta Pernikahan.
102 Bab 102. TAMAT
103 Pengumuman karya baru
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1. Prolog
2
Bab 2. Kedatangan Si Bos Muda
3
Bab 3. Rekan Kerja
4
Bab 4. Pekerjaan Baru
5
Bab 5. Sebuah Teka Teki
6
Bab 6. Laci Meja
7
Bab 7. Nomor Misterius
8
Bab 8. Pemilik Nomor Misterius
9
Bab 9. Sony Si Misterius
10
Bab 10. Karyawan Baru
11
Bab 11. Kehadiran Karyawan Baru
12
Bab 12. Ulang Tahun Pak Heru Part I
13
Bab 13. Ulang Tahun Pak Heru Part II
14
Bab 14. Dansa Pertama Caca
15
Bab 15. Caca dan Nael Berdansa
16
Bab 16. Nael Mengantar Caca Pulang
17
Bab 17. Nael Cemburu
18
Bab 18. Caca di Pecat
19
Bab 19. Caca di Culik
20
Bab 20. Kepergian Pak Burhan
21
Bab 21. Kisah Caca Kecil
22
Bab 22. Nael Jatuh Cinta
23
Bab 23. Caca Pergi
24
Bab 24. Mata Mata Amatir
25
Bab 25. Caca Telah Sampai Di Desa
26
Bab 26. Surat Dari Caca
27
Bab 27. Caca Jatuh Cinta
28
Bab 28. Keluarnya Satya
29
Bab 29. Caca Dalam Bahaya
30
Bab 30. Jodohnya Caca
31
Bab 31. Seorang Suhu
32
Bab 32. Caca Kembali ke Kota
33
Bab 33. Cicak atau Kadal
34
Bab 34. Kencan Pertama Nael dan Caca
35
Bab 35. Undangan Pernikahan
36
Bab 36. Ulang Tahun Caca
37
Bab 37. Ciuman Pertama
38
Bab 38. Ingkar Janji
39
Bab 39. Suasana memanas
40
Bab 40. Hati Batu
41
Bab 41. Rencana Nael dan Sonia
42
Bab 42. Hujan dan Mati Lampu
43
Bab 43. Salah Minum Obat
44
Bab 44. Undangan Rapat Besar.
45
Bab 45. Surat dan Buket Bunga
46
Bab 46. Surat dan Buket Bunga Bag 2.
47
Bab 47. Rencana Satya
48
Bab 48. Bersembunyi
49
Bab 49. Rencana Heru
50
Bab 50. Wina Ibu kandung Cindy
51
Bab 51. Kenangan Manis
52
Bab 52. Melepas
53
Bab 53. Pekerjaan Baru.
54
Bab 54. Hari pertama Sonia.
55
Bab 55. Mengendap-endap
56
Bab 56. Menyesal
57
Bab 57. Mencari
58
Bab 58. Perkelahian Nael dan Caca
59
Bab 59. Gosip dan Tatapan Sinis.
60
Bab 60. Terpana
61
Bab 61. Rencana Sony.
62
Bab 62. Penjagaan untuk Nona muda.
63
Bab 63. Penyamaran yang terbongkar.
64
Bab 64. Hadiah untuk Nael.
65
Bab 65. Ulang tahun Nael
66
Bab 66. Caca akan datang kan?
67
Bab 67. Caca menghilang
68
Bab 68. Penyelamatan untuk Caca
69
Bab 69. Cepat dan berusaha.
70
Bab 70. Sony di tangkap.
71
Bab 71. Pernyataan Dokter.
72
Bab 72. Isi hati Caca.
73
Bab 73. Pagi yang indah.
74
Bab 74. Pakaian Dalam.
75
Bab 75. Rindu
76
Bab 76. Teman Pertama dan Cinta pertama
77
Bab 77. Keseriusan Nael.
78
Bab 78. Buka Kado
79
Bab 79. Terharu.
80
Bab 80. Malam Minggu.
81
Bab 81. Drama Sarapan Pagi.
82
Bab 82. Bobo siang.
83
Bab 83. Salah paham
84
Bab 84. Sidang Sony.
85
Bab 85. Pernyataan mengejutkan.
86
Bab 86. Perubahan Rencana Satya.
87
Bab 87. Rasa penasaran
88
Bab 88. Penolakan Nael
89
Bab 89. Kisah sedih Pak Tris.
90
Bab 90. Cindy melarikan diri
91
Bab 91. Kerja sama
92
Bab 92. Membujuk
93
Bab 93. Informasi tentang Satya
94
Bab 94. Pingsan
95
Bab 95. Surat Undangan
96
Bab 96. H-1
97
Bab 97. Mulai pergerakan.
98
Bab 98. Kekacauan.
99
Bab 99. Nenek datang.
100
Bab 100. Satya tertangkap.
101
Bab 101. Pesta Pernikahan.
102
Bab 102. TAMAT
103
Pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!