Akhirnya Caca bisa duduk juga setelah membereskan ruang kerja baru nya. Caca melihat sekeliling dan memandangi sesuatu.
"Ah itu ruangan Pak Nael! begitu dekat, mengintip juga bisa dari sini." ucap Caca dalam hati.
Pikiran Caca melayang kembali, dia mengingat kejadian di produksi ketika Nael menolong nya terhindar dari runtuhan barang, "ah sangat romantis."
Lamunan Caca berhenti ketika ada suara yang memanggil nama nya.
"Carisa."
"Ya pak." jawab Caca.
"Kesini sebentar," pinta Nael.
Caca lalu masuk ke ruangan Nael yang hanya satu langkah dari tempat nya.
***
Caca diberi tugas kembali oleh Nael. Dia meminta Caca untuk mencari arsip produksi lama dan meminta catatan keliling produksi tadi dalam bentuk print an yang rapih.
"Tolong kamu carikan arsip produksi lama kira-kira setahun kebelakang, saya mau liat perkembangan nya. Dalam bentuk laporan yang sudah kamu buat dan yang masih mentahan nya," pinta Nael.
Caca kemudian menjawab, "Baik, Pak."
Caca berbalik badan dan melangkah, tetapi langkah nya berhenti ketika Nael memanggil Caca lagi.
"Tunggu, Carisa."
"Ya, Pak. Ada ap?" tanya Caca.
"Bikinin saya kopi lagi ya," pinta Nael.
"Oh oke, Pak."
Caca lalu keluar untuk membuat kopi dan memberikan nya kepada Nael. Setelah itu Caca kemudian pergi ke gudang arsip produksi nya. Caca mencari arsip tersebut dengan sangat mudah, karena Caca yang menyimpan, jadi dia ingat posisi nya.
****
15 menit kemudian.
"Oke sudah semua. Wah banyak juga ya sampe tinggi begini. Bagaimana bawa nya? ah tapi bisa lah ini mah, ngak usah panggil Mas Eko," kata Caca berbicara sendiri.
Di jalan menuju ruangan nya, ada seseorang yang datang menghampiri dan menawarkan bantuan kepada Caca.
"Neng Caca sini saya bantu," kata Mas eko.
Caca pun mengenal suara itu dan langsung meng iya kan.
"Wah, Mas Eko. Kebetulan banget, tolong ya bawain setengah ini, bawain ke ruangan saya," kata Caca senang.
"Beres, Neng. Mau satu lemari juga, Mas Eko angkatin."
"Hahaha," Caca tertawa.
****
Caca tiba di ruangan nya. Mas Eko meletakan arsip di atas meja Caca. Caca pun bergantian ingin menaruh nya.
Nael melihat Caca sudah datang, dia kemudian menghampiri dan mengambil arsip yang di bawa oleh Caca.
Saat mengambil arsip, tangan Nael tak sengaja menyentuh tangan Caca. Caca lalu terkejut.
"Oh, sorry. Saya tidak sengaja," kata Nael.
Karena hal tersebut Caca menjadi gugup, dia lalu menjawab, "Iya tidak apa-apa, Pak."
"Mau di sengaja juga nggak apa-apa kok bos. Hihihi," ucap Caca sambil senyum senyum.
Tangan Nael adalah tangan yang besar dan hangat. Sepertinya sangat nyaman jika digenggam oleh tangan nya itu.
Ah Caca melamun lagi, jantung nya pun berdegub kencang lagi jika memikirkan tentang Nael. Caca tidak mengerti kenapa seperti itu.
***
Caca kembali duduk. Jam sudah menunjukan pukul 15.00 WIB. Caca kembali bekerja.
Suasana hening sekali, Caca pun sesekali melirik ke arah Nael.
"Wah serius banget, kalo lagi begitu cakep banget, aura nya keluar, beruntung juga bisa seruangan dengan dia. Hihihi."
Caca sudah selesai dengan laporan nya dan memberikan kepada Nael. Itu adalah laporan yang Nael pinta sebelum nya.
Caca melihat kalender, matanya pun terbelalak.
"Ya ampun besok Sabtu, tanggal satu. Waktu nya stok opname. Kenapa kenanya hari sabtu sih? kan jadi nya lembur dah. Huhuhu," kata Caca mengoceh sendiri.
Karena hari ini adalah akhir bulan, semua staf keuangan dan produksi akan lembur, karena sibuk untuk mengurus tutup buku, laporan bulanan, dan yang pasti sibuk ngitung gajian.
"Carisa," panggil Nael.
"Ya, Pak. Ada apa?" tanya Caca.
"Besok SO. Kamu biasa nya dengan siapa?" tanya Nael.
"Saya biasa nya sendiri, Pak. Kadang dibantu sama Teh Mul (kepala Packing)," jawab Caca.
"Oh oke kalaj begitu. Tolong ambil sample barang ini ya," pinta Nael.
"Baik, Pak."
Caca bergegas menuju kawasan produksi untuk mengambil apa yang di minta oleh Nael. Caca melewati ruang kerja staf keuangan. Semua bekerja sesuai dengan pekerjaan mereka masing-masing dan duduk dengan tenang
Tapi tidak dengan Caca, dia sibuk mondar mandir ke kantor dan produksi. Belum lagi dengan permintaan Nael yang terus menerus menyuruh diri nya.
***
Caca sampai di gudang barang jadi. Disana Caca bertemu dengan Sony (bagian gudang barang jadi).
"Ya, Ca. Lagi cari apa?" tanya Sony.
"Ya, Kak. Mau ambil sample barang ini donk," pinta Caca kepada Sony sambil menunjukan barang yang mau diambil nya.
"Tunggu sebentar ya. Saya ambilin ada di atas sana," kata Sony.
Sony pun memberikan nya kepada Caca sambil memandangi wajah Caca.
"Terima kasih," ucap Caca.
"Sama-sama," balas Sony.
Caca tidak sadar kalo Sony terus memandangi nya, hingga Caca hilang dari pandangan nya.
****
Caca sampai ke ruangan Nael. Tetapi Nael tidak berada di dalam ruangan nya. Tak lama kemudian Nael sudah berada di belakang Caca.
Caca yang terkejut dan langsung bertanya kepada Nael secara spontan.
"Waduh habis dari mana aja, Bos?" kata Caca keceplosan.
"Ah maaf, Pak. Maaf, saya tidak sengaja. Ini, Pak. Saya mau kasih ini yang Bapak minta," kata Caca sambil membungkukkan badan nya berkali-kali dengan wajah yang memerah.
"Iya tidak apa apa terima kasih," kata Nael sambil mengambil sample yang diambilkan oleh Caca.
Caca keluar dengan perasaan malu. Caca menengok dan melihat Nael sedang tersenyum tipis sambil geleng-geleng kepala.
****
Jam pulang telah berbunyi. Orang produksi shift 1 sudah pulang, ramai sekali. Caca sesekali melihat jendela ruangan nya untuk melihat suasana di depan.
"Tet tet tet," bunyi print an memecah keheningan.
Nael juga sibuk mondar mandir ke lapangan produksi, entah apa yang sedang dia kerjakan. Caca pun tidak perduli, dia berharap laporan ini segera berakhir dan pulang kerumah, lelah sekali setelah kerja seharian.
Nael pergi ke ruangan Pak Tris dan staf keuangan, melihat dan mengecek semua gaji karyawan dan belajar juga bagian pekerjaan keuangan.
****
Jam 18.00 telah berlalu. Staf karyawan produksi maupun staf keuangan sudah sebagian ada yang pulang. Caca juga sebentar lagi akan selesai. mba Dewi dan Lista sudah duluan pulang, karena rumah mereka lebih jauh dari Caca.
Caca akhirnya selesai bekerja. Dia melihat ruangan Nael yang kosong.
"Ada dimana dia? dia tidak terlihat dari tadi? tas nya masih ada, artinya belum pulang," ucap Caca pelan.
Caca pergi ke toilet untuk Buang Air Kecil dan merapihkan tas nya lagi takut ada yang ketinggalan. Terdengar dari toilet pria suara orang sedang menutup pintu.
Caca keluar dari toilet wanita dan melihat pintu toilet pria tertutup.
"Byur!" suara air dalam toilet.
Pintu toilet pria pun terbuka. Caca tidak memperdulikan itu siapa, dia pun berjalan keluar.
"Trip," tiba-tiba lampu listrik disana padam.
Caca seketika bergetar ketakutan, entah apa yang terjadi semua nya gelap. Terdengar suara seseorang di belakang berusaha menyalakan lampu dengan menekan saklar tetapi tidak menyala juga.
"Halo. Apa ada orang?" tanya seorang pria.
Pria itu lalu mengeluarkan telepon genggam nya. Lalu menyalahkan senter dan melihat ada seorang wanita yang sedang duduk dipojok dengan tangan menutupi muka dan menangis tersedu sedu. Yang tak lain adalah Caca.
Pria itu mendekati Caca lalu berjongkok dan memegang pundak Caca. Caca pun melihat kearah pria tersebut, dan itu adalah Nael.
Caca spontan memeluk tangan Nael sambil menangis dan berkata, "Papa Mama. Jangan pergi, jangan tinggalin Caca."
Nael tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Caca. Dia kemudian berusaha menenangkan Caca dan membantu Caca berdiri lalu berjalan keluar dari kegelapan itu.
****
Sesampainya di depan, Mas Eko kaget melihat mereka keluar dari arah toilet.
"Setahu saya pas matiin aliran listrik, tidak ada orang disana. Kenapa sekarang ada neng Caca sama Pak Nael?" kata mas Eko keheranan.
"Ya Allah! Neng Caca!" teriak Mas Eko.
Mas Eko bergegas menghampiri mereka.
"Maaf, Neng. Maaf, Pak. Saya kira tidak ada orang di sana, makanya saya matiin listrik nya. Saya tidak sengaja," kata Mas Eko menyesal.
"Kamu nggak apa Carisa? mau saya antar sampai rumah? rumah kamu dimana?" tanya Nael.
"Tidak, Pak Nael saya bisa pulang sendiri," jawab Caca.
"Ya sudah kamu antar Carisa sampai ke depan, carikan angkot untuk dia," kata Nael kepada Mas Eko.
"Ayo Neng."
Mas Eko mengantarkan Caca sampai depan gerbang. Nael melihat mereka dari kejauhan, terlihat Caca yang sedang mengomeli mas Eko sambil nangis sesungukkan.
Nael pun mengingat kejadian tadi betapa ketakutan nya Caca saat gelap dan raut wajah yang sangat sedih. Menjadi sebuah teka teki bagi Nael. Nael merasa ada rahasia tersembunyi tentang Caca.
…………………………………………………………………………
Sesampai nya di rumah. Caca langsung mandi, dan langsung ke kamar nya, mengunci pintu, mengeluarkan sebuah buku dan menangis sambil memeluk buku tersebut.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Rini Antika
Awas jgn ngintip" nanti matanya bintitan lho..🤭
2022-08-19
1
mom mimu
hadir kembali kak, semangat selalu ya💪🏻💪🏻💪🏻
2022-06-27
0
Dehan
penjahit cantik selalu hadir membawa like dan dukungan.. 😊😊
2022-06-25
1