Bab 2. Kedatangan Si Bos Muda

Hari demi hari bertukar, akhirnya tiba saat nya kedatangan orang yang ditunggu tunggu oleh seluruh karyawan perusahaan khususnya kaum hawa, dari muda sampai yang sudah beruban pun sangat antusias demi menanti bos muda tersebut termasuk Caca.

Jam sudah menunjukan pukul 11.30 WIB. Tetapi yang dinanti belum juga kelihatan, yang pada akhirnya kerjaan jadi tidak beres semua karena mata selalu tertuju ke jendela dan pintu kantor.

***

Di Kawasan Produksi.

Jam istirahat telah berbunyi, tertanda pukul 12.00 siang. Satpam yang selalu ontime kalo masalah pencet bel.

Caca masih berada di kawasan produksi, karena harus membawa sejumlah sample untuk dikirim dan untuk persiapan kedatangan bos muda nya. Karena pak Tris dan pak Heru sudah tidak sanggup jalan lama-lama, sering pegal pegal katanya, akhirnya Caca berinisiatif membantu mereka.

Dengan catatan kecil di tangan kirinya dan roti di tangan kanan nya, Caca mulai menelusuri gudang satu persatu. Suasana terlihat sepi karena jam istirahat, akhirnya Caca nekat mengambil barang yang berada tinggi di atas menggunakan bangku kayu seadanya buatan karyawan disana seorang diri.

"Sungguh kreatif," pikir Caca.

"Ya ampun agak horor juga kalo sepi begini," ucap Caca pelan.

Sekilas Caca melihat ada seseorang yang memperhatikan nya dari jauh, Caca tidak memperdulikan itu, dia pun segera bergegas.

Karena terburu-buru, Caca hampir saja terjatuh. Untunglah dengan cepat dia berusaha menyeimbangkan badan sehingga tidak jatuh ke bawah.

"Huft ... selamet." Caca menghela nafas dan menepuk dadanya.

Tak berapa lama kemudian Caca telah selesai dengan masalah cari mencari. Dia bergegas kembali ke kantor, karena belum minum dan perutnya sedikit lapar. Dia pun mengabaikan orang yang katanya melihat nya dari jauh tersebut.

Caca melihat jam tangan miliknya dan berkata, "Hem baru jam 12.40, masih ada 20 menit lagi."

Caca kemudian berlari dan saat dirinya keluar dari tempat produksi, dia melihat kerumunan karyawan pabrik dan kantor berdiri di satu tempat. Mereka mendapatkan berita jika bos muda sebentar lagi akan sampai. Ya ampun tahu darimana berita seperti itu, ya tidak lain dari supir nya big bos, Pak Budiman.

***

"Brum."

Tiba - tiba ada sebuah mobil mewah memasuki halaman pabrik.

"Akh!" teriak salah satu karyawan wanita sambil memegang kedua pipinya dan tertawa-tawa bersama teman-teman nya.

"Lihat mobilnya aja keren, orangnya pasti keren lah," ucap mereka genit.

Caca terjebak di antara kerumunan orang-orang disana.

"Harus lewat mana ini?" tanya Caca dalam hati.

Sedangkan Pak Trisno sudah menelpon untuk segera ke kantor.

Caca pun mau tidak mau menerobos segumpulan orang-orang tersebut. Banyak nya orang dari anak muda, orang tua, wanita-wanita, bahkan Pak Budiman pun berteriak-teriak disana sambil menanti bos muda nya turun dari mobil.

"Ya ampun sempit sekali, bisa tolong menepi sedikit," ucap Caca kepada gerombolan yang ada di sana.

Tetapi ucapan nya tidak terdengar karena ramainya orang-orang disekitar nya. Caca pun akhirnya mengalah, dia harus menunggu sampai bos muda nya turun dan kerumunan itu berakhir.

****

Tak lama kemudian pintu mobil itu terbuka. Semua mata otomatis tertuju kepada pintu mobil yang baru saja terbuka. Caca pun agak tertarik ke arah tersebut.

Tak berapa lama, muncul lah sesosok pria dari dalam mobil itu. Semua orang melongo, mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakan selama ini, apa benar dia orang nya?, seketika orang-orang pun membicarakan nya.

"Ah masa sih itu orangnya? kok jelek beut ya," ucap mereka sambil menunjukan rasa kecewa.

Orang tersebut turun dari mobil mewah nya. Sambil menggendol tas hitam kotak masuk kedalam kantor. Seketika suasana menjadi hening, tak disangka seperti itu rupa nya, jauh dari kenyataan. Semua mata tertuju kepada Pak Budiman mereka berpikir Pak Budiman telah menipu mereka semua.

Pak Budiman pun hanya tertawa tawa geli melihat ekspresi para wanita wanita tersebut. Beberapa saat kemudian pria tersebut keluar dari kantor dan menghampiri Pak Budiman.

"Wah, Pak Budi gimana nih kabarnya? ngapain kumpul-kumpul disini?" tanya pria tersebut.

Pak Budi pun menjawab, "baik Mad. Lagi iseng nunggu jam istirahat, mana bos muda?" tanya Pak Budi.

"Ada udah datang dari tadi dia mah," jawab pria tersebut.

Pak Budiman pun langsung diwawancarai oleh sejumlah orang-orang disana. Ternyata pria tersebut adalah si sopir bos muda yang bernama Ahmad. Lalu pria tersebut masuk ke dalam mobil untuk memarkirkan mobil.

"Wah jadi bukan dia," ucap Caca dalam hati.

Caca pun lega karena bukan dia bos muda nya. Caca pun masih penasaran dengan sosok bos baru nya tersebut.

Karena asik melihat orang tersebut tanpa disadari barang yang Caca bawa ada yang terjatuh. Caca pun berlalu masuk ke dalam dan memberikan barang yang dia cari ke Pak Trisno.

Caca kembali mengingat dengan perkataan supir bos muda nya itu, "sudah datang dari tadi, berarti dia kemana? dan dimana?" Caca pun bertanya-tanya dalam hati.

Caca diperintahkan untuk menyiapkan ruangan rapat dan ruangan untuk bos barunya. Sampai sekarang pun Caca belum tahu nama bos baru nya. Biar jadi misteri kata pak Trisno dan pak Heru.

"Astaga! mereka melawak."

Ketika membereskan ruangan rapat dan melihat barang yang dia cari ada yang hilang. Caca pun terheran heran, dia pun mengingat- ingat kalau dia sudah membawanya.

Tak lama kemudian ada sesosok tangan kekar tapi bersih memberikan nya sesuatu yang Caca kenal barang nya.

"Wah terima kasih ya," ucap Caca sambil menundukan kepala nya.

"Sama-sama," jawab pria tersebut.

Pria tersebut berbalik badan dan berlalu begitu saja. Caca pun mengingat tidak ada karyawan sebersih, dan setinggi itu di sini apa dia orang baru.

"A**pa jangan-jangan dia bos muda tersebut? ah tapi nggak mungkin, masa pake baju seragam kaos lecek begitu, ada tulisan nama perusahaan ini juga," ucap Caca dalam hati.

Caca pun masih terheran-heran dengan semua kejadian ini.

***

Jam sudah menunjukan pukul 13.00 WIB, bel masuk setelah istirahat pun berbunyi. Lagi-lagi Satpam tepat waktu menekan bel nya.

Karena Caca belum sempat makan siang baru makan sepotong roti saja, perutnya pun mulai meronta ronta. Caca kemudian ke dapur kantor dan ingin minum segelas air.

Caca melihat keluar jendela, sudah sepi kerumunannya sudah bubar. Caca melihat seseorang yang sedang berlari ke dalam kantor.

"Kayak kenal," ucap Caca dalam hati.

Caca bergegas menuju ke ruang pak Trisno dan pak Heru untuk menyampaikan kalo ruangan rapat sudah siap. Tinggal merapihkan ruangan bos baru.

"Baik segera kita kumpul untuk rapat, panggil seluruh staf dan direksi untuk ikut rapat," kata Pak Heru.

Pak Heru kemudian memerintahkan kepada seorang satpam agar memanggil semua staf yang masih berada di kawasan pabrik dengan HT nya.

Semua karyawan kantor sudah berkumpul namun rapat belum dimulai. Caca duduk paling belakang karena dia paling muda. Caca mendengar ada pembicaraan ada seorang karyawan pabrik kehilangan kaos seragam nya, sambil ketawa-ketawa mereka membahas hal itu.

Caca pun kurang konsen karena lapar yang melanda, berharap OB segera datang dan membawa makanan untuk rapat.

Akhirnya rapat pun dimulai.

Pak Heru datang sambil di tuntun oleh seorang pria muda, siapa dia gerangan? Caca melihat sekilas seperti mengenali nya, tangan nya seperti pernah lihat, tapi dimana? perlahan pria tersebut menampakan diri nya.

Seketika ruangan menjadi hening.

Apa yang terjadi? kenapa semua mendadak hening?

Tunggu di episode selanjut nya ya.

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

siapa laki2 muda yg menuntun pak Heru itu ? dia kah bos muda yg di maksud .. kenapa Caca seperti mengenali nya .. bikin penasaran

2023-12-31

1

Ai waty

Ai waty

mampir lagi nih😊 aku sudah memberi hadiah mawar nya 🌷 semangat kak

2022-06-26

4

mom mimu

mom mimu

Caca udah duluan ketemu ya sama anak bosnya 😁😁

2022-06-23

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Prolog
2 Bab 2. Kedatangan Si Bos Muda
3 Bab 3. Rekan Kerja
4 Bab 4. Pekerjaan Baru
5 Bab 5. Sebuah Teka Teki
6 Bab 6. Laci Meja
7 Bab 7. Nomor Misterius
8 Bab 8. Pemilik Nomor Misterius
9 Bab 9. Sony Si Misterius
10 Bab 10. Karyawan Baru
11 Bab 11. Kehadiran Karyawan Baru
12 Bab 12. Ulang Tahun Pak Heru Part I
13 Bab 13. Ulang Tahun Pak Heru Part II
14 Bab 14. Dansa Pertama Caca
15 Bab 15. Caca dan Nael Berdansa
16 Bab 16. Nael Mengantar Caca Pulang
17 Bab 17. Nael Cemburu
18 Bab 18. Caca di Pecat
19 Bab 19. Caca di Culik
20 Bab 20. Kepergian Pak Burhan
21 Bab 21. Kisah Caca Kecil
22 Bab 22. Nael Jatuh Cinta
23 Bab 23. Caca Pergi
24 Bab 24. Mata Mata Amatir
25 Bab 25. Caca Telah Sampai Di Desa
26 Bab 26. Surat Dari Caca
27 Bab 27. Caca Jatuh Cinta
28 Bab 28. Keluarnya Satya
29 Bab 29. Caca Dalam Bahaya
30 Bab 30. Jodohnya Caca
31 Bab 31. Seorang Suhu
32 Bab 32. Caca Kembali ke Kota
33 Bab 33. Cicak atau Kadal
34 Bab 34. Kencan Pertama Nael dan Caca
35 Bab 35. Undangan Pernikahan
36 Bab 36. Ulang Tahun Caca
37 Bab 37. Ciuman Pertama
38 Bab 38. Ingkar Janji
39 Bab 39. Suasana memanas
40 Bab 40. Hati Batu
41 Bab 41. Rencana Nael dan Sonia
42 Bab 42. Hujan dan Mati Lampu
43 Bab 43. Salah Minum Obat
44 Bab 44. Undangan Rapat Besar.
45 Bab 45. Surat dan Buket Bunga
46 Bab 46. Surat dan Buket Bunga Bag 2.
47 Bab 47. Rencana Satya
48 Bab 48. Bersembunyi
49 Bab 49. Rencana Heru
50 Bab 50. Wina Ibu kandung Cindy
51 Bab 51. Kenangan Manis
52 Bab 52. Melepas
53 Bab 53. Pekerjaan Baru.
54 Bab 54. Hari pertama Sonia.
55 Bab 55. Mengendap-endap
56 Bab 56. Menyesal
57 Bab 57. Mencari
58 Bab 58. Perkelahian Nael dan Caca
59 Bab 59. Gosip dan Tatapan Sinis.
60 Bab 60. Terpana
61 Bab 61. Rencana Sony.
62 Bab 62. Penjagaan untuk Nona muda.
63 Bab 63. Penyamaran yang terbongkar.
64 Bab 64. Hadiah untuk Nael.
65 Bab 65. Ulang tahun Nael
66 Bab 66. Caca akan datang kan?
67 Bab 67. Caca menghilang
68 Bab 68. Penyelamatan untuk Caca
69 Bab 69. Cepat dan berusaha.
70 Bab 70. Sony di tangkap.
71 Bab 71. Pernyataan Dokter.
72 Bab 72. Isi hati Caca.
73 Bab 73. Pagi yang indah.
74 Bab 74. Pakaian Dalam.
75 Bab 75. Rindu
76 Bab 76. Teman Pertama dan Cinta pertama
77 Bab 77. Keseriusan Nael.
78 Bab 78. Buka Kado
79 Bab 79. Terharu.
80 Bab 80. Malam Minggu.
81 Bab 81. Drama Sarapan Pagi.
82 Bab 82. Bobo siang.
83 Bab 83. Salah paham
84 Bab 84. Sidang Sony.
85 Bab 85. Pernyataan mengejutkan.
86 Bab 86. Perubahan Rencana Satya.
87 Bab 87. Rasa penasaran
88 Bab 88. Penolakan Nael
89 Bab 89. Kisah sedih Pak Tris.
90 Bab 90. Cindy melarikan diri
91 Bab 91. Kerja sama
92 Bab 92. Membujuk
93 Bab 93. Informasi tentang Satya
94 Bab 94. Pingsan
95 Bab 95. Surat Undangan
96 Bab 96. H-1
97 Bab 97. Mulai pergerakan.
98 Bab 98. Kekacauan.
99 Bab 99. Nenek datang.
100 Bab 100. Satya tertangkap.
101 Bab 101. Pesta Pernikahan.
102 Bab 102. TAMAT
103 Pengumuman karya baru
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1. Prolog
2
Bab 2. Kedatangan Si Bos Muda
3
Bab 3. Rekan Kerja
4
Bab 4. Pekerjaan Baru
5
Bab 5. Sebuah Teka Teki
6
Bab 6. Laci Meja
7
Bab 7. Nomor Misterius
8
Bab 8. Pemilik Nomor Misterius
9
Bab 9. Sony Si Misterius
10
Bab 10. Karyawan Baru
11
Bab 11. Kehadiran Karyawan Baru
12
Bab 12. Ulang Tahun Pak Heru Part I
13
Bab 13. Ulang Tahun Pak Heru Part II
14
Bab 14. Dansa Pertama Caca
15
Bab 15. Caca dan Nael Berdansa
16
Bab 16. Nael Mengantar Caca Pulang
17
Bab 17. Nael Cemburu
18
Bab 18. Caca di Pecat
19
Bab 19. Caca di Culik
20
Bab 20. Kepergian Pak Burhan
21
Bab 21. Kisah Caca Kecil
22
Bab 22. Nael Jatuh Cinta
23
Bab 23. Caca Pergi
24
Bab 24. Mata Mata Amatir
25
Bab 25. Caca Telah Sampai Di Desa
26
Bab 26. Surat Dari Caca
27
Bab 27. Caca Jatuh Cinta
28
Bab 28. Keluarnya Satya
29
Bab 29. Caca Dalam Bahaya
30
Bab 30. Jodohnya Caca
31
Bab 31. Seorang Suhu
32
Bab 32. Caca Kembali ke Kota
33
Bab 33. Cicak atau Kadal
34
Bab 34. Kencan Pertama Nael dan Caca
35
Bab 35. Undangan Pernikahan
36
Bab 36. Ulang Tahun Caca
37
Bab 37. Ciuman Pertama
38
Bab 38. Ingkar Janji
39
Bab 39. Suasana memanas
40
Bab 40. Hati Batu
41
Bab 41. Rencana Nael dan Sonia
42
Bab 42. Hujan dan Mati Lampu
43
Bab 43. Salah Minum Obat
44
Bab 44. Undangan Rapat Besar.
45
Bab 45. Surat dan Buket Bunga
46
Bab 46. Surat dan Buket Bunga Bag 2.
47
Bab 47. Rencana Satya
48
Bab 48. Bersembunyi
49
Bab 49. Rencana Heru
50
Bab 50. Wina Ibu kandung Cindy
51
Bab 51. Kenangan Manis
52
Bab 52. Melepas
53
Bab 53. Pekerjaan Baru.
54
Bab 54. Hari pertama Sonia.
55
Bab 55. Mengendap-endap
56
Bab 56. Menyesal
57
Bab 57. Mencari
58
Bab 58. Perkelahian Nael dan Caca
59
Bab 59. Gosip dan Tatapan Sinis.
60
Bab 60. Terpana
61
Bab 61. Rencana Sony.
62
Bab 62. Penjagaan untuk Nona muda.
63
Bab 63. Penyamaran yang terbongkar.
64
Bab 64. Hadiah untuk Nael.
65
Bab 65. Ulang tahun Nael
66
Bab 66. Caca akan datang kan?
67
Bab 67. Caca menghilang
68
Bab 68. Penyelamatan untuk Caca
69
Bab 69. Cepat dan berusaha.
70
Bab 70. Sony di tangkap.
71
Bab 71. Pernyataan Dokter.
72
Bab 72. Isi hati Caca.
73
Bab 73. Pagi yang indah.
74
Bab 74. Pakaian Dalam.
75
Bab 75. Rindu
76
Bab 76. Teman Pertama dan Cinta pertama
77
Bab 77. Keseriusan Nael.
78
Bab 78. Buka Kado
79
Bab 79. Terharu.
80
Bab 80. Malam Minggu.
81
Bab 81. Drama Sarapan Pagi.
82
Bab 82. Bobo siang.
83
Bab 83. Salah paham
84
Bab 84. Sidang Sony.
85
Bab 85. Pernyataan mengejutkan.
86
Bab 86. Perubahan Rencana Satya.
87
Bab 87. Rasa penasaran
88
Bab 88. Penolakan Nael
89
Bab 89. Kisah sedih Pak Tris.
90
Bab 90. Cindy melarikan diri
91
Bab 91. Kerja sama
92
Bab 92. Membujuk
93
Bab 93. Informasi tentang Satya
94
Bab 94. Pingsan
95
Bab 95. Surat Undangan
96
Bab 96. H-1
97
Bab 97. Mulai pergerakan.
98
Bab 98. Kekacauan.
99
Bab 99. Nenek datang.
100
Bab 100. Satya tertangkap.
101
Bab 101. Pesta Pernikahan.
102
Bab 102. TAMAT
103
Pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!