Bab 4. Pekerjaan Baru

Jam menunjukkan pukul 06.00 pagi. Seperti biasa Caca sudah bangun dari tidur, dia merapihkan tempat tidur dan membantu ibu nya di dapur untuk menyiapkan bekal untuk ayah dan adik nya.

"Ca kalo udah selesai tolong bangunin adik sama ayah ya, sudah mau jam tujuh. Biar Ibu yang beresin sisa nya, kamu juga siap-siap ya," kata Ibu sambil memasak.

Caca pun menjawab, "Iya, Bu."

Caca lalu pergi ke kamar ayah dan adik nya, seperti biasa mereka masih tertidur pulas.

"Ayah, bangun sudah pagi nanti terlambat kerja," kata Caca sambil menguncang badan Ayah nya.

Tak lama Ayah Caca pun bangun dan langsung bergegas ke kamar mandi.

"Tinggal si pitak nih," ucap Caca

"Eh pitak bangun! cepet udah siang!" bentak Caca.

Caca kemudian menarik selimut Handi.

Handi pun bangun dengan mata yang masih sepet untuk di buka.

"Nah gitu donk bangun nya cepet," kata Caca sambil mengelus-elus kepala Handi.

Akhirnya Caca pun mandi setelah sarapan pagi, Caca pun memakai celana jeans dan kaos simple yang membuat dia nyaman.

Karena setiap hari ada saja dia ke produksi untuk keperluan sesuatu, makanya Caca selalu memakai pakaian yang aman dan nyaman untuknya. Apalagi kalo harus panjat memanjat sudah makanan sehari hari.

Jam 07.10 Caca pun berangkat menuju kantor nya, seperti biasa naik angkot, kadang lama, kadang cepat munculnya angkot yang biasa dia tumpangi.

"Ah itu dia angkot nya."

***

15 menit berlalu dan Caca akhirnya sampai di tempat kerja nya.

Di depan gerbang terdengar bunyi klakson dari mobil mewah Nael. Ya mobil itu melesat dengan cepat dan berlalu begitu saja ke halaman parkir.

Semua mata tertuju ke arah mobil Nael, terutama para wanita yang tidak sabar melihat bos muda nya turun dari mobil. Pintu mobil terbuka, seseorang yang sudah tidak asing lagi keluar. Ya itu adalah Nael.

Caca sempat kaget dan melongo bersama wanita wanita lain disana.

"Ah itu, Pak Nael! keren banget hari ini." ucap Caca dalam hati.

Sekumpulan wanita dibelakang Caca hanya asyik melihat ke arah Nael dan berkata, "Mumpung belum jam masuk kita liat Pak Nael dulu."

***

Caca segera masuk ke ruangan nya. Sebelum masuk, Caca seperti biasa menyapa semua orang dan melakukan absensi.

Pak Tris juga kebetulan baru sampai kantor dan bertemu dengan Nael. Mereka kemudian mengobril sejenak.

"Wah Nael kamu gagah tampan banget hari ini. Oiya mana Ahmad? kamu setir mobil sendiri?" tanya Pak Tris.

Pak Tris memanggil Caca dan menyuruh Caca untuk diam disini bersama nya. Caca pun menurut.

"Iya Pak Tris. Ahmad hari ini nyupirin Papa, soal nya pak Budiman habis diurut, sedang keseleo kaki nya," jawab Nael.

"Keseleo kenapa itu? ada-ada saja," tanya Pak Tris sambil geleng-geleng kepala.

"Tidak tahu, Pak. Kata nya sih terjatuh setelah mengintip sesuatu," balas Nael.

"Ya sudah. Tidak usah dibahas. Oiya Caca seperti biasa ya buatin bapak kopi satu," kata Pak Tris sambil menepuk pundak Caca.

Caca kemudian membalas perkataan Pak Tris, "Ya, Pak Tris."

Caca kemudian menuju dapur kantor untuk membuatkan pak Tris secangkir kopi.

"Loh, bukan nya kita ada Mas Eko? kenapa Bapak minta kopi sama Carisa, Pak?" tanya Nael.

"Tidak apa. Saya suka kopi buatan Caca," kata Pak Tris.

Caca selalu membuatkan kopi untuk pak Tris setiap pagi atau setiap pak Tris menginginkan kopi, karena buatan Caca yang paling tepat untuk rasa menurut pak Tris.

Sebelum nya mba Dewi pernah di minta tolong untuk membuatkan kopi, tetapi tidak dipakaikan gula hingga pahit. Begitu juga dengan Lista membuat kopi selalu kemanisan.

Nael kemudian datang ke dapur dan meminta Caca membuatkan kopi untuk diri nya.

"Carisa. Saya juga tolong buatkan kopi ya, pakai krimer sedikit," pinta Nael.

Caca mengangguk dan menjawab, "Iya, Pak."

Caca sudah terbiasa membuatkan kopi untuk ayah nya. Jadi membuatkan kopi itu perkara mudah bagi nya.

****

Dua gelas kopi sudah selesai, punya pak Tris dan Nael. Caca lalu mengantarkan kopi untuk pak Tris terlebih dahulu. Kemudian Caca mengantarkan kopi untuk Nael.

"Tok tok tok," bunyi pintu diketuk.

"Ya masuk," kata Nael.

Caca pun masuk dan meletakkan secangkir kopi pesanan Nael.

"Oke terima kasih," ucap Nael.

Caca menjawab, "Sama-sama, Pak."

"Carisa, sekarang kamu tiap hari siapin kopi untuk saya juga ya," pinta Nael.

Caca kemudian menjawab, "Baik, Pak."

"Ah jadi kerjaan baru deh," ucap Caca dalam hati.

Caca pun keluar dari ruang Nael. Kali ini Caca berhati-hati melangkah, dia takut kaki nya kepentok meja lagi, dan segera menuju ke ruang kerja nya.

****

Jam masuk telah berbunyi. Seperti biasa pak satpam selalu ontime.

Caca menyalahkan komputer nya, membereskan meja dan mencari beberapa dokumen untuk dikerjakan nya. Karena kemarin sibuk dengan Nael, dia jadi tidak sempat membuat laporan untuk Pak Tris.

Saat asyik mengerjakan laporan, tiba-tiba Nael datang dengan Pak Joko. Mereka berdua mendiskusikan masalah produksi, dari bahan baku, mesin, dan lain-lain.

Nael meminta Pak Joko untuk menunjukan seluruh tempat di perusahaan ini dan menjelaskan beberapa mesin dan produk yang dibuat disini.

"Oke Pak Joko. Bisa temani saya untuk berkeliling pabrik dan menjelaskan beberapa mesin juga produk di sini?" tanya Nael.

Pak Joko senang dan menjawab, "Oh tentu bisa, Pak Nael."

"Carisa tolong kamu ikut saya dan Pak Joko untuk berkeliling pabrik, sekalian bawa buku catatan dan pena," pinta Nael kepada Caca.

Caca menurut dan menjawab, "Baik, Pak."

Akhirnya mereka bertiga pergi ke produksi. Disana Pak Joko menjelaskan kepada Nael tentang semua proses produksi, dari bahan baku sampai barang jadi.

Semua mata tertuju pada mereka bertiga, bagaimana tidak ada Nael yang tampan bagai aktor Korea. Semua wanita yang bekerja langsung jadi salah tingkah dan banyak dari mereka yang tidak fokus bekerja.

****

Caca senang diajak berkeliling, karena bisa menambah ilmu nya lagi, tetapi pikiran nya pun melayang karena ada sesuatu yang mengganjal.

"Aduh bagaimana ini, kerjaan gue belum beres, Pak Tris minta hari ini kelar, sedangkan di sini masih lama lagi. Huhuhu," ucap Caca dalam hati.

Karena Caca sedang banyak pikiran, dia tidak memperhatikan sekeliling. Tanpa sengaja Caca menabrak tumpukan barang yang berada di depan nya.

"Bruk!" Caca menabrak sesuatu.

Tumpukan barang tersebut akan jatuh dan menimpah Caca.

"Awas!" teriak seseorang dalam pabrik.

"Akh!" Caca pun kaget dan berteriak.

Nael yang melihat hal tersebut dengan cepat dan sigap menarik serta menangkap tubuh Caca agar tak tertimpah reruntuhan barang-barang tersebut.

***

Suasana seketika berubah menjadi heboh, terlebih karyawan wanita yang berada disana. Bagaimana tidak? Oppa Korea mereka memeluk seorang anak gadis. Banyak dari mereka yang merasa iri melihat hal tersebut.

Caca tidak menghiraukan mereka yang heboh dengan kejadian itu. Caca hanya terdiam kaget, betapa tidak? pemuda tampan berdiri tepat dihadapan nya dengan jarak yang begitu dekat sekali.

..."Na na na naa nana na........

...naaa naaa naaa..." (lagu cinta)....

Hati nya berbunga-bunga, tanpa terasa jantung nya ikut berdetak kencang. Pipi nya memerah, Caca tak bisa berkata-kata, dia merasa seperti ada lagu mesra di sekeliling nya. Seperti berada dalam drama Korea dan India saja.

Nael kemudian melepaskan Caca dan bertanya kepada Caca, "Are you Oke?"

"Eh iya, Pak. Saya tidak apa apa, terima kasih," jawab Caca sambil memegang dan mengelus dada nya, antara kaget, takut dan senang.

Caca kemudian meminta maaf kepada karyawan yang bekerja disana. Karena dia telah membuat semua barang berantakan tanpa sengaja, dan meminta maaf pula kepada Nael.

***

Mereka kembali melanjutkan tur pabrik nya, setelah Caca membantu membereskan barang yang terjatuh tadi.

Akhirnya keliling-keliling pabrik telah selesai. Sebelum masuk kedalam ruang kerja nya, Nael meminta Caca untuk memberikan catatan yang telah dia catat tadi. Caca kemudian memberikan nya.

Caca segera mengerjakan laporan untuk Pak Tris, tanpa sadar jam istirahat telah berbunyi.

Caca melihat Handphone milik nya dan ada chat dari mba Dewi dan Lista, mereka sudah menunggu di kantin.

Caca telah menyelesaikan semua tugas nya dan memberikan kepada Pak Tris.Caca lalu menuju ke kantin.

Selama dijalan semua mata memandang ke arah Caca, begitu pula di kantin entah apa yang mereka bicarakan. Caca tidak memperdulikan nya, Caca hanya tersenyum kepada mereka yang sedang membicarakan nya.

****

Ketika sedang asyik makan dan mengobrol. Ada seorang pria menghampiri Caca dan menepuk pundak Caca. Ternyata itu mas Eko OB kantor.

"Neng Caca dicariin sama Pak Tris, disuruh keruangan nya setelah makan," kata Mas Eko.

"Oh iya, Mas. Terima kasih nanti saya kesana," Jawab Caca.

Caca segera pamit duluan ke kantor kepada Mba Dewi dan Lista.

Dijalan Caca berpikir dan bertanya dalam hati, "Ada apa ya, apa laporan gue ada yang salah?"

***

Caca telah sampai di ruangan Pak Tris.

"Tok tok tok," Caca mengetuk pintu.

"Iya masuk." jawab seseorang.

Di dalam ruangan tersebut ternyata bukan hanya ada Pak Tris, tetapi ada Pak Heru dan juga Nael.

"Caca. Sini masuk," ucap Pak Tris.

"Oh ini, Caca ya admin produksi kita?" tanya Pak Heru.

"Iya nih, Pak Heru. Caca bukan admin produksi saja, laporan QC, gudang juga dia pegang," jawab Pak Tris kepada Pak Heru.

"Oh begitu, berarti kamu kerja dibawah Nael ya. Mulai besok ruangan kamu pindah ke depan Nael ya, jadi kalo Nael minta sesuatu tolong kasih ke dia langsung," kata Pak Heru kepada Caca.

Caca masih bingung dengan apa yang di katakan oleh Pak Heru.

"Iya, Caca. Jadi sekarang kamu beresin meja kerja kamu. Pindahin semua nya ke deket ruangan Nael yang ada di sana di meja kosong itu, nanti kamu minta sama mas Eko untuk bantu angkat-angkat barang ya. Untuk mempermudahkan Nael dapat laporan produksi dari kamu, nanti laporan ini setiap hari kamu kasih juga ke Nael, tidak usah ke saya lagi," kata Pak Tris menjelaskan.

Caca mengangguk dan membalas, "Baik, Pak."

Caca segera merapikan meja kerja nya dan membawa semua peralatan kerja untuk pindah ke depan ruangan Nael.

Di depan ruangan Nael memang ada ruang kosong tidak terlalu besar tapi cukup nyaman. Disana biasa nya tempat untuk menaruh arsip-arsip kantor, tetapi sekarang sudah bersih semenjak ada Nael.

***

Ruangan baru Caca sudah terisi. Mas Eko kemudian meninggalkan Caca yang sedang sibuk memandangi dan menata ruangan baru nya.

"Oke ini taruh disini lalu buku sama kertas disini. Oke udah semua nya, oh iya mendingan kertas print an taruh di rak atas aja deh," gumam Caca.

Caca berusaha menaruh kertas ke atas rak lemari. Karena Caca kurang tinggi, Caca kesulitan menaruh nya. Tak berapa lama ada tangan yang membantu Caca menaruh kertas tumpukan tersebut.

"Terima kasih," ucap Caca.

Caca lalu menoleh ke belakang dan sedikit terkejut ketika itu adalah Bos nya, Nael.

"Sama-sama," jawab Nael sambil masuk kedalam ruangan nya.

Caca pun merasa aneh dengan diri nya. Jantung nya kembali berdetak kencang dan merasa gugup jika berada di dekat nya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

VEty SAry

VEty SAry

bagus ceritanya🤩

2022-06-28

2

Ai waty

Ai waty

penasaran Thor 😊

2022-06-28

2

mom mimu

mom mimu

debar2 cinta itu ca... semoga Nathan juga sama ya 😁😁😁

2022-06-23

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Prolog
2 Bab 2. Kedatangan Si Bos Muda
3 Bab 3. Rekan Kerja
4 Bab 4. Pekerjaan Baru
5 Bab 5. Sebuah Teka Teki
6 Bab 6. Laci Meja
7 Bab 7. Nomor Misterius
8 Bab 8. Pemilik Nomor Misterius
9 Bab 9. Sony Si Misterius
10 Bab 10. Karyawan Baru
11 Bab 11. Kehadiran Karyawan Baru
12 Bab 12. Ulang Tahun Pak Heru Part I
13 Bab 13. Ulang Tahun Pak Heru Part II
14 Bab 14. Dansa Pertama Caca
15 Bab 15. Caca dan Nael Berdansa
16 Bab 16. Nael Mengantar Caca Pulang
17 Bab 17. Nael Cemburu
18 Bab 18. Caca di Pecat
19 Bab 19. Caca di Culik
20 Bab 20. Kepergian Pak Burhan
21 Bab 21. Kisah Caca Kecil
22 Bab 22. Nael Jatuh Cinta
23 Bab 23. Caca Pergi
24 Bab 24. Mata Mata Amatir
25 Bab 25. Caca Telah Sampai Di Desa
26 Bab 26. Surat Dari Caca
27 Bab 27. Caca Jatuh Cinta
28 Bab 28. Keluarnya Satya
29 Bab 29. Caca Dalam Bahaya
30 Bab 30. Jodohnya Caca
31 Bab 31. Seorang Suhu
32 Bab 32. Caca Kembali ke Kota
33 Bab 33. Cicak atau Kadal
34 Bab 34. Kencan Pertama Nael dan Caca
35 Bab 35. Undangan Pernikahan
36 Bab 36. Ulang Tahun Caca
37 Bab 37. Ciuman Pertama
38 Bab 38. Ingkar Janji
39 Bab 39. Suasana memanas
40 Bab 40. Hati Batu
41 Bab 41. Rencana Nael dan Sonia
42 Bab 42. Hujan dan Mati Lampu
43 Bab 43. Salah Minum Obat
44 Bab 44. Undangan Rapat Besar.
45 Bab 45. Surat dan Buket Bunga
46 Bab 46. Surat dan Buket Bunga Bag 2.
47 Bab 47. Rencana Satya
48 Bab 48. Bersembunyi
49 Bab 49. Rencana Heru
50 Bab 50. Wina Ibu kandung Cindy
51 Bab 51. Kenangan Manis
52 Bab 52. Melepas
53 Bab 53. Pekerjaan Baru.
54 Bab 54. Hari pertama Sonia.
55 Bab 55. Mengendap-endap
56 Bab 56. Menyesal
57 Bab 57. Mencari
58 Bab 58. Perkelahian Nael dan Caca
59 Bab 59. Gosip dan Tatapan Sinis.
60 Bab 60. Terpana
61 Bab 61. Rencana Sony.
62 Bab 62. Penjagaan untuk Nona muda.
63 Bab 63. Penyamaran yang terbongkar.
64 Bab 64. Hadiah untuk Nael.
65 Bab 65. Ulang tahun Nael
66 Bab 66. Caca akan datang kan?
67 Bab 67. Caca menghilang
68 Bab 68. Penyelamatan untuk Caca
69 Bab 69. Cepat dan berusaha.
70 Bab 70. Sony di tangkap.
71 Bab 71. Pernyataan Dokter.
72 Bab 72. Isi hati Caca.
73 Bab 73. Pagi yang indah.
74 Bab 74. Pakaian Dalam.
75 Bab 75. Rindu
76 Bab 76. Teman Pertama dan Cinta pertama
77 Bab 77. Keseriusan Nael.
78 Bab 78. Buka Kado
79 Bab 79. Terharu.
80 Bab 80. Malam Minggu.
81 Bab 81. Drama Sarapan Pagi.
82 Bab 82. Bobo siang.
83 Bab 83. Salah paham
84 Bab 84. Sidang Sony.
85 Bab 85. Pernyataan mengejutkan.
86 Bab 86. Perubahan Rencana Satya.
87 Bab 87. Rasa penasaran
88 Bab 88. Penolakan Nael
89 Bab 89. Kisah sedih Pak Tris.
90 Bab 90. Cindy melarikan diri
91 Bab 91. Kerja sama
92 Bab 92. Membujuk
93 Bab 93. Informasi tentang Satya
94 Bab 94. Pingsan
95 Bab 95. Surat Undangan
96 Bab 96. H-1
97 Bab 97. Mulai pergerakan.
98 Bab 98. Kekacauan.
99 Bab 99. Nenek datang.
100 Bab 100. Satya tertangkap.
101 Bab 101. Pesta Pernikahan.
102 Bab 102. TAMAT
103 Pengumuman karya baru
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Bab 1. Prolog
2
Bab 2. Kedatangan Si Bos Muda
3
Bab 3. Rekan Kerja
4
Bab 4. Pekerjaan Baru
5
Bab 5. Sebuah Teka Teki
6
Bab 6. Laci Meja
7
Bab 7. Nomor Misterius
8
Bab 8. Pemilik Nomor Misterius
9
Bab 9. Sony Si Misterius
10
Bab 10. Karyawan Baru
11
Bab 11. Kehadiran Karyawan Baru
12
Bab 12. Ulang Tahun Pak Heru Part I
13
Bab 13. Ulang Tahun Pak Heru Part II
14
Bab 14. Dansa Pertama Caca
15
Bab 15. Caca dan Nael Berdansa
16
Bab 16. Nael Mengantar Caca Pulang
17
Bab 17. Nael Cemburu
18
Bab 18. Caca di Pecat
19
Bab 19. Caca di Culik
20
Bab 20. Kepergian Pak Burhan
21
Bab 21. Kisah Caca Kecil
22
Bab 22. Nael Jatuh Cinta
23
Bab 23. Caca Pergi
24
Bab 24. Mata Mata Amatir
25
Bab 25. Caca Telah Sampai Di Desa
26
Bab 26. Surat Dari Caca
27
Bab 27. Caca Jatuh Cinta
28
Bab 28. Keluarnya Satya
29
Bab 29. Caca Dalam Bahaya
30
Bab 30. Jodohnya Caca
31
Bab 31. Seorang Suhu
32
Bab 32. Caca Kembali ke Kota
33
Bab 33. Cicak atau Kadal
34
Bab 34. Kencan Pertama Nael dan Caca
35
Bab 35. Undangan Pernikahan
36
Bab 36. Ulang Tahun Caca
37
Bab 37. Ciuman Pertama
38
Bab 38. Ingkar Janji
39
Bab 39. Suasana memanas
40
Bab 40. Hati Batu
41
Bab 41. Rencana Nael dan Sonia
42
Bab 42. Hujan dan Mati Lampu
43
Bab 43. Salah Minum Obat
44
Bab 44. Undangan Rapat Besar.
45
Bab 45. Surat dan Buket Bunga
46
Bab 46. Surat dan Buket Bunga Bag 2.
47
Bab 47. Rencana Satya
48
Bab 48. Bersembunyi
49
Bab 49. Rencana Heru
50
Bab 50. Wina Ibu kandung Cindy
51
Bab 51. Kenangan Manis
52
Bab 52. Melepas
53
Bab 53. Pekerjaan Baru.
54
Bab 54. Hari pertama Sonia.
55
Bab 55. Mengendap-endap
56
Bab 56. Menyesal
57
Bab 57. Mencari
58
Bab 58. Perkelahian Nael dan Caca
59
Bab 59. Gosip dan Tatapan Sinis.
60
Bab 60. Terpana
61
Bab 61. Rencana Sony.
62
Bab 62. Penjagaan untuk Nona muda.
63
Bab 63. Penyamaran yang terbongkar.
64
Bab 64. Hadiah untuk Nael.
65
Bab 65. Ulang tahun Nael
66
Bab 66. Caca akan datang kan?
67
Bab 67. Caca menghilang
68
Bab 68. Penyelamatan untuk Caca
69
Bab 69. Cepat dan berusaha.
70
Bab 70. Sony di tangkap.
71
Bab 71. Pernyataan Dokter.
72
Bab 72. Isi hati Caca.
73
Bab 73. Pagi yang indah.
74
Bab 74. Pakaian Dalam.
75
Bab 75. Rindu
76
Bab 76. Teman Pertama dan Cinta pertama
77
Bab 77. Keseriusan Nael.
78
Bab 78. Buka Kado
79
Bab 79. Terharu.
80
Bab 80. Malam Minggu.
81
Bab 81. Drama Sarapan Pagi.
82
Bab 82. Bobo siang.
83
Bab 83. Salah paham
84
Bab 84. Sidang Sony.
85
Bab 85. Pernyataan mengejutkan.
86
Bab 86. Perubahan Rencana Satya.
87
Bab 87. Rasa penasaran
88
Bab 88. Penolakan Nael
89
Bab 89. Kisah sedih Pak Tris.
90
Bab 90. Cindy melarikan diri
91
Bab 91. Kerja sama
92
Bab 92. Membujuk
93
Bab 93. Informasi tentang Satya
94
Bab 94. Pingsan
95
Bab 95. Surat Undangan
96
Bab 96. H-1
97
Bab 97. Mulai pergerakan.
98
Bab 98. Kekacauan.
99
Bab 99. Nenek datang.
100
Bab 100. Satya tertangkap.
101
Bab 101. Pesta Pernikahan.
102
Bab 102. TAMAT
103
Pengumuman karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!