Bab 10
Setelah beberapa hari menjalani kegiatan di mansion Edgar dengan patuh, kondisi Lyn menjadi lebih baik dengan perawatan dan terapinya. Namun ada yang aneh, kenapa Lyn diperlakukan seperti tuan putri di mansion bosnya? Bukankah Lyn juga pekerja di tempat ini?
Setelah makan malam, Edgar dan Lyn berjalan beriringan menuju kamar nya masing-masing. Sebelum membuka pintu kamarnya, Lyn menoleh bertanya kepada Edgar.
"Kakak Ed, kesehatan ku sudah sangat pulih dan stabil. Kapan aku boleh ikut bekerja dengan mu?"
"Kau yakin ingin cepat bekerja? Tapi kau baru pulih, aku tidak ingin trauma mu kambuh lagi karena memasuki tempat yang sama dengan kejadian itu."
"Bukankah waktunya tinggal 1 minggu lagi untuk persiapan Paris Fashion? Apakah akan cukup jika aku masih belum mengerjakan desain satupun dan masih beristirahat selama ini? Setidaknya aku diizinkan menggambar desain selagi pemulihan"
Edgar berpikir sejenak lalu membolehkannya.
"Emm. Baiklah, kau boleh bekerja di rumah. Mulai besok Lily akan datang dan tinggal di mansion ini untuk menemani mu bekerja."
"Benarkah?" Wajah Lyn berbinar. "Ah akhirnya aku punya teman seumuran"
Edgar tersenyum melihat wajah Lyn yang berbinar.
Hari-hari Lyn di lewati dengan semangat, dia menggambar desain busana dengan wajah yang sumringah. Edgar melihatnya semakin senang, karena itu adalah salah satu yang bisa meningkatkan semangat nya.
Siang hari di waktu weekend, mereka sedang ada di ruangan keluarga. Edgar yang sedang bekerja di depan laptopnya tepat berada di samping kanan Lyn, seketika dia teralihkan oleh wajah Lyn dari samping. Meskipun hanya wajah kanan saja, kecantikan Lyn tidak pernah berkurang.
Deg.
'Ternyata wajah aslinya sangatlah cantik. Kenapa aku baru melihatnya? Eh, apa yang kupikirkan.' Edgar menggelengkan kepalanya setelah bergumam dalam hati.
"Kakak, lihatlah. Aku sudah menggambar 3 desain sesuai tema yang disebut olehmu. Bagaimana, apa ini bisa diterima?"
Edgar tersenyum melihat hasilnya.
"Sangat bagus. Karyamu benar-benar memiliki kualitas yang tinggi. Tidak heran jika karyamu bisa dilirik oleh Paris Fashion week."
" Benarkah. Kalau begitu, biarkan aku menggambarkan desain yang banyak untukmu, supaya bisnismu akan semakin besar." Ucap Lyn dengan wajah berbinar bahagia sambil tangannya membuat gerakan bulat menunjukkan ukuran besar.
Edgar terkekeh melihat nya.
"Gambarlah sesuka hatimu, tapi jangan dipaksakan. Jika kau ingin, aku akan membawa karyamu menjadi brand di bawah naungan perusahaan ku. Aku pastikan brand mu akan ada di jajaran 5 besar di Asia." Ucap Edgar sambil membelai rambut Lyn.
Lyn mendengar nya terharu. Itu adalah mimpinya. Menjadi desainer profesional yang mempunyai brandnya sendiri.
"Benarkah?" Air mata Lyn sudah menggenang.
Edgar mengangguk pelan sambil tersenyum.
Seketika Lyn langsung memeluknya secara tiba-tiba. Itu membuatnya kelabakan karena jantung nya berdetak kencang.
Lyn yang masih terharu tiba-tiba tersadar mendengar detakan jantung yang sangat kencang. Tiba-tiba saja jantung nya juga ikut berdetak kencang. Lyn kemudian langsung melepaskan pelukannya dengan wajah memerah.
"Ma-maaf kakak, aku sangat terharu. Aku benar-benar tidak sengaja."
Edgar yang masih berusaha menguasai diri hanya mengangguk.
"Tidak apa-apa. Em, Ini sudah waktunya memasuki makan siang, sebaiknya kau istirahat dulu di kamarmu sampai kau dipanggil untuk makan siang.
Lyn hanya mengangguk dan langsung pergi ke kamar nya dengan wajah yang masih merona.
Keesokan harinya di kursi kebesarannya, Edgar terus melamun memikirkan wajah cantik Lyn. Milo yang melihatnya sangat gatal ingin sekali menjitak kepala sahabat nya itu. Bagaimana tidak kesal, puluhan dokumen sudah menumpuk sedari pagi dan belum satupun yang ditandatangani karena CEO-nya sedang melamun sepanjang hari.
Milo melihat wajah Edgar menyipitkan matanya. Lalu Milo menepuk tangannya keras di depan wajahnya sampai Edgar sangat terkejut dibuatnya.
"Kau.." Edgar melototi Milo.
"Apa kau tidak tidur semalaman?" Tanya Milo sambil menelisik wajah Edgar.
"Aku tidak bisa tidur." Jawab Edgar lesu.
Milo menyipitkan matanya.
"Huh. Kepalaku dipenuhi oleh wajah yang sangat cantik."
What? Siapa? Pikir Milo.
Melihat Edgar yang sangat lesu, Milo menyuruh nya untuk istirahat dulu di kamar pribadinya.
"Istirahat lah lebih dulu. Karena banyak yang sedang menunggu mu." Ucap Milo sambil melirik tumpukan dokumen.
Edgar hanya menghela nafasnya. Bisa bisanya wajah cantik itu membuatnya mengabaikan pekerjaan nya. Lalu dia pun segera masuk ke kamar pribadinya.
Ketika Edgar memejamkan matanya, baru beberapa menit dia sudah membuka matanya lagi lalu berteriak.
"Arghh. Sial. Hanya setengah wajahnya saja membuatku tidak bisa tidur seperti ini."
Milo yang mengintip sedari tadi tentu saja mendengar nya.
'jadi gadis itu yang membuat nya seperti ini' batin Milo.
Milo bergegas menutup pintunya pelan dan langsung menelpon supir untuk mengantarkan Lyn ke perusahaan.
Ketika Lyn sudah sampai di parkiran. Milo menjemput nya, karena Lyn tidak punya akses apapun untuk bisa masuk di perusahaan ini, tentu saja perusahaan ini banyak sekali peraturan mengingat ini adalah perusahaan besar.
Setelah memasuki ruangan CEO. Lyn bingung karena tidak melihat Edgar.
"Kak Milo, dimana kak Ed? Kenapa ruangan ini kosong?" Tanya Lyn sambil melihat seisi ruangan.
"Kau baru datang minumlah dulu, baru aku menjawab nya." Jawab Milo sambil memberikan jus melon kesukaan Lyn.
"Ah jus melon. Bagaimana kakak tahu kalau aku menyukai jus melon?" Tanya Lyn setelah mengambil jus nya.
" Benarkah. Aku hanya menebaknya tadi" jawab Milo tersenyum kikuk. (jelas tau lah, orang dia yang nyari data riwayat hidup Lyn hihi *nyengir kuda)
Lyn pun duduk kemudian meminumnya dengan tenang karena memang Lyn juga sedang haus.
Milo memegang hpnya berpura-pura melihat pesan masuk sambil berjalan ke arah kanan Lyn, kemudian melihat wajah kanannya.
'benar, dia memang sangat cantik. Aku bisa melihat kecantikan yang sangat alami di wajahnya. Biasanya gadis jaman sekarang selalu mempercantik wajahnya dengan berbagai makeup, meskipun mereka sudah sangat cantik. Namun gadis ini mempunyai kemurnian dan kealamian yang menjadi daya tariknya. Pantas saja Edgar jatuh cinta pada pertemuan pertama.' batin Milo.
Setelah minuman Lyn habis. Milo memberi tahu Lyn bahwa Edgar ada di kamar pribadinya dengan alasan tidak enak badan. Lalu Milo menyuruh Lyn agar masuk ke dalam kamar itu untuk menemaninya.
Setelah pintu tertutup. Lyn melihat Edgar yang sedang gelisah di ranjangnya. Lyn bergegas mendekati Edgar dengan khawatir.
"Kakak Ed, kau kenapa? Apa yang sakit?" Tanya Lyn khawatir.
Edgar sangat kaget mendengar suara Lyn. Bagaimana Lyn bisa ada di kamar nya? Sejak kapan? Apa ini mimpinya karena dari semalam wajah Lyn memenuhi isi kepalanya? Edgar masih diam memandang wajah Lyn. Kemudian terkejut karena Lyn mengguncangkan pelan bahunya.
"Kakak, kau sakit apa?" Tanya Lyn.
Edgar mengerutkan keningnya "Sakit?"
"Iya, kau sakit apa? Kak Milo bilang kau sedang tidak enak badan, makannya dia menyuruhku datang kesini agar menemanimu sampai kau merasa lebih baik."
'Pria itu. Bisa bisanya dia bilang aku sedang sakit. Eh tapi, ada bagusnya juga, Lyn jadi khawatir padaku. Ah senangnya.'
"Aku hanya sedikit tidak nyaman di kepala. Kemarilah, temani aku tidur." Edgar bergeser untuk membagi tempat tidur nya.
"Hah. Tidur satu kasur?" Tanya Lyn.
Lyn ingin menolak tapi tubuhnya mendadak lemas dan sangat mengantuk. Dia pun segera berbaring di samping Edgar dan langsung terlelap sangat pulas.
Edgar sangat bingung melihatnya. Apakah dia sangat kelelahan sampai tertidur seperti itu? Ah biarlah pikir Edgar, karena dia juga sudah sangat lelah karena belum tidur dari semalam. Edgar memeluk Lyn lalu terlelap dengan nyenyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Yati Yati
kak milo penhertian bgt deh 😁
2023-08-02
0
stela
pasti karna ulah Milo ni Lyn bisa tertidur
2023-01-18
0
Suriyahlasminah Sari
bisa ajah kak milo 😁
2022-10-10
0