Sampai dirumah nathan mulai meluapkan unek-uneknya yang ditahan dari tadi.
"Pah apa maksudnya jodoh-jodohin aku kaya gini?"
"Ini yang terbaik buat kamu, kamu ini seorang CEO udah mapan, usia kamu juga udah matang, waktunya menikah. Tapi kamu sama sekali belum tertarik mencari pendamping. Jadi papa yang memilihkan pendamping buat kamu."
"Tapi kan pah, aku tadi siang ketemu itu cewek mau bunuh diri di jembatan. Papa mau jodohin aku sama cewek kaya dia?"
"Masak sih, oh jadi kamu udah ketemu sama dia?"
"Iya dia nangis-nangis git kayanya abis patah hati."
"Ya bagus dong kalau gitu kamu harus jadi obat buat sakit hatinya. Pokoknya nggak ada penolakan apapun. Kamu harus nikah sama jeslyn bulan depan. Ini juga salah satu wasiat dari almarhumah mama kamu untuk mencarikan jodoh terbaik buat kamu." Tegas mahesa.
Nathan sangat kesal dengan keputusan papanya itu, tapi kalau sudah menyangkut mamanya dia tidak bisa berbuat apa-apa. Nathan ini memang cuek dan dingin tapi dia penurut dengan orang tua, terutama dengan almarhum mamanya.
🌷🌷🌷
Keesokan harinya dirumah hilman aditama. Hilman dan kinan tengah menikmati sarapan paginya. Jeslyn turun dari lantai atas menyapa mama dan papanya.
"Morning pah mah,"
"Morning sayang." Jawab kinan
Jeslyn mengambil sepotong roti dan memberinya olesan selai kancang kesukaannya. Setelah itu dia langsung melahapnya.
"Jes bulan depan kamu nikah sama nathan anak temen papa." Ucap hilman
Uhuukk... Jeslyn tersedak mendengar perkataan papanya. Kinan menyodorkan minum untuk jeslyn. Setelah itu jeslyn langsung protes pada papanya.
"Pah kok cepet banget?! Aku kan belum menyetujui pernikahan ini, aku juga belum tahu siapa dia kenapa main tentuin tanggal aja, enggak! aku nggak mau nikah sama dia!"
Jeslyn langsung melangkah pergi dari ruang makan.
"Kalau kamu membantah papa akan coret kamu dari kartu keluarga dan semua fasilitas kamu akan papa tarik semuanya." Teriak hilman
Jeslyn menghentikan langkahnya setelah mendengar itu.
"Pah nggak bisa gitu dong, aku kan udah bilang aku punya pacar. Kita juga udah mau kearah lebih serius." Keluh jeslyn
"Serius kamu bilang? Apa kamu udah pernah dikenalin ke orang tuanya? Tau alamat rumahnya? Dan satu lagi dia masih hubungin kamu nggak sekarang?" Tanya hilman
Jeslyn terdiam tidak bisa menjawab sepatah katapun.
"Papa tau dia udah ninggalin kamu berbulan-bulan tanpa kabar kan? Meskipun dia kembali, papa nggak akan pernah ijinin kamu menikah sama dia yang nggak jelas kaya gitu."
"Papa tau darimana kalau dia udah ninggalin aku? Jangan-jangan papa yang suruh dia jauhin aku?"
"Papa tau dari sabila teman kamu. Papa hanya ingin tahu kamu berpacaran dengan siapa, eh ternyata dengan cowok nggak jelas yang sekarang ninggalin kamu.
Jeslyn sudah tidak bisa menjawab apapun. Dia pergi dari rumah dengan mengendarai mobilnya. Dia pergi ke studio foto tempatnya bekerja. Hari ini memang ada pemotretan pagi. Sampai disana dia langsung ganti baju dan membenarkan make upnya.
"Semalem gue di telfon loh sama dafa," Ucap herlin yang duduk di meja rias sebelah jeslyn
"Nggak usah ngada-ngada." Ucap jeslyn dengan ketus
"Gue ada buktinya kok, semalem bukan cuma telfon tapi dia video call gue. Nih buktinya gue rekam kok selama video call semalem."
Herlin menunjukkan video dirinya tengah video call dengan dafa. Disitu dafa tertawa-tawa, tapi sayang video itu tidak bersuara jadi jeslyn tidak bisa mengetahui apa yang mereka obrolkan.
"Kenapa dia bisa vidcall elo? Kenapa enggak vidcall gue, gue kan pacarnya." Tanya jeslyn dengan penuh emosi.
"Ya mana gue tahu, yang pasti dia enggak nanyain apa-apa tentang elo. Sebenarnya gue dipesen nggak boleh ngasih tau elo, tapi gue nggak tahan nyimpennya." Jawab herlin
"Kayanya dia udah mulai tertarik sama gue dan lupain elo hahaha." Bisik herlin tepat di telingan jeslyn
Bisikan itu membuat hati jeslyn panas, dia langsung berdiri dan mendorong herlin sampai terjatuh dari kursi tempatnya duduk sekarang.
"Kasih tau gue dimana keberadaan dafa sekarang?! Teriak jeslyn sambil menunjuk jari ke wajah herlin.
Herlin bangun dari lantai, dia tertawa sangat keras.
"Hahaha hahaha.. Lo pikir gue bakal ngasih tau? Enggak akan! Gue tegasin sama lo ya, dafa udah nggak cinta sama elo."
Jeslyn mengambil tasnya dan pergi meninggalkan studio. Dia tidak perduli radit memanggil-manggilnya, dia sudah tidak mood untuk melakukan pemotretan. Jeslyn melajukan mobilnya dengan kencang.
"Dasar cowok sialan! Berani-beraninya lo hianatin gue! Kalau mau putus nggak gini caranya!" Teriak jeslyn di dalam mobilnya.
Sementara di studio radit sangat marah dengan ketidak profesionalan kerja jeslyn. Hari ini dia harus melakukan foto produk kecantikan tapi dia malah pergi begitu saja. Herlin senang karena jeslyn percaya dengan omongannya. Padahal semalam dafa telfon untuk bertanya kabar jeslyn. Herlin juga memanfaatkan kesempatan ini untuk menghancurkan karir jeslyn. Dia menawarkan pada radit untuk menggantikan job yang harusnya diisi oleh jeslyn.
"Bang radit gimana kalau aku aja yang foto sama produk itu?"
"Bisa aja sih, tapi aku harus konfirmasi dulu sama pemilik brand ini. Soalnya dari sana minta jeslyn."
Setelah melakukan konfirmasi, radit pun menyetujui tawaran herlin untuk menggantikan jeslyn. Herlin sangat senang bisa merebut satu job jeslyn. Dia berharap jeslyn seterusnya begini agar karirnya semakin hancur dan dia menjadi model nomor 1 di agency itu.
Jeslyn berhenti di sebuah taman, dia duduk disana untuk menenangkan diri. Dia membuka hpnya dan melihat pesan dari radit kalau kontrak kerjanya dengan brand W di ambil alih oleh herlin. Mood jelsyn semakin buruk mengetahui itu. Jeslyn duduk di taman cukup lama. Tiba-tiba datang dua orang pria setengah tua menggodanya. Memang saat ini pakaian yang dikenakan oleh jeslyn sangat seksi dan mengekspos kulit putihnya.
"Duh sial gue lupa kalau udah ganti baju ini tadi. Ini dua orang juga ngapain." Umpat jeslyn dalam hati
"Kalian mau apa, mau uang nih tuh ambil!" Ucap jeslyn sambil menyodorkan beberapa lembar uang.
Tapi kedua orang itu malah tertawa.
"Haha.. kita ambil uangnya, tapi nggak cukup hanya dengan uang sayang." Ucap orang itu sambil meraba pundak jeslyn
Merasa tidak aman, jeslyn berteriak minta tolong. Namun apesnya keadaan taman sedang sangat sepi saat itu. Jeslyn berniat kabur dan berlari dari kedua orang itu. Tapi mereka berhasil menangkap jeslyn dan memegang erat tanganya.
"Ihh lepasin gue! Toloong!!" Teriak jeslyn sekuat-kuatnya.
Mereka menarik jeslyn ke semak-semak, mereka berdua berniat melecehkan jeslyn.
"Enggak! Jangan lakuin itu, aku bakal kasih kalian uang berapapun." Ucap jeslyn
"Hahaha.. emangnya kita percaya. Udahlah sayang nikmati aja."
"Toloongg!!"
Gedebukk.... Kedua orang itu di gebuk oleh seorang pria dari belakang sampai terjatuh. Secepatnya jeslyn berlari berlindung di belakang pria yang akan menolongnya. Dia adalah nathan.
"Heh siapa lo ikut campur urusan kita?"
"Gue polisi," Jawab nathan dengan santainya
"Hahaha lo kira gue percaya sama omongan gitu aja, enggak, nggak percaya! Pergi dari sini serahin tuh cewek sama kita."
"Terserah kalau nggak percaya, tunggu aja disini kalau mau ketangkep." Jawab nathan lagi
"Banyak omong lo sini.." Kedua orang itu mengajak nathan berkelahi, tapi nathan mengahadang mereka.
"Eitts.. eitss tunggu tunggu, denger sirine nggak? Itu pasukan gue udah deket mau nangkap kalian."
Mendengar sirine yang berbunyi semakin dekat kedua orang itu langsung kabur lari terbirit-birit. Sedangkan jeslyn masih bersembunyi di belakang nathan.
"Mereka udah pergi, lo aman sekarang." Ucap nathan
"Iya makasih, eh lo kan yang ngira gue mau bunuh diri waktu itu? Lo beneran polisi?"
"Bukan cuma siasat doang. Yaudah gue pergi dulu."
Nathan pergi begitu saja meninggalkan jeslyn.
"Cuma gitu doang? gue pikir bakal nawarin anter pulang apa apa gitu." Ucap jeslyn
Melihat sekelilingnya yang sepi dia langsung berlari kearah mobilnya dan segera pulang, sebelum penjahat itu datang lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments