Bab 3. Tak akan pernah melepaskan Rana

Hidupku hancur kali ini. Sepanjang jalan kala mengejar Rana aku terus mengumpati diriku yang bodoh ini, aku menghancurkan kehidupanku sendiri karena terpancing aksi manusia sialan itu. Sepertinya dia akan sangat bahagia melihat kehancuran ku bersama Rana.

Kali ini aku benar benar khawatir dengan wanitaku itu, aku takut dia akan melakukan hal nekat saat berada di kosannya sendiri. Rana memang bukan wanita yang gegabah, dia tak akan melakukan hal yang dilarang oleh kepercayaan kami, tapi saat ini dia mengalami hal terburuk dalam hidupnya, dan yang membuatnya seperti ini adalah aku orang yang dia percaya.

Aku melajukan mobilku dengan gila mengikuti taksi yang di tumpangi oleh Rana. Saat taksi yang membawa Rana kembali ke kosannya, aku langsung turun dan berlari mengejarnya.

"Sayang, jangan lakukan ini sama aku, please maafin aku. Izinkan aku bertanggung jawab," ucap ku terus mengiba meminta belas kasihan pada wanitaku.

"Jangan dekati Rana ka, Rana mohon," Rana menepis tanganku dan masuk dan meninggalkan ku di depan pintu kosannya.

Aku terus menggedor pintu kamar Rana dengan gila sambil berteriak memanggil namanya dan meminta maaf padanya hingga membuat kegaduhan di sana.

Rana tinggal di kosan yang cukup nyaman, aku yang mencarikan kosan untuknya, aku ingin dia tinggal ditempat yang layak. Ini adalah kostan milik pamanku yang tinggal di Surabaya. tipe kosan disini memiliki jarak dari satu kamar ke kamar lainnya seperti layaknya rumah. Dan tempat ini hanya ada 5 kamar yang telah terisi penuh, semua penghuninya perempuan jadi aku tak hawatir jika Rana tinggal disini.

Setelah beberapa saat aku terus menggedor pintu kamar Rana, tiba-tiba Nayla teman satu kosan Rana keluar dari kamarnya. Kini Nayla masih menggunakan mukenanya, sepertinya ia baru menunaikan ibadah, makanya ia tak langsung keluar melihat siapa yang mengundang kegaduhan itu.

"Langit, ngapain kamu berisik?, ini udah malem," ucap Nayla begitu kesal melihatku.

Nayla memang sudah tidak sungkan lagi padaku, dia adalah anak dari pamanku dan dialah yang mempertemukan aku pada Rana pertama kali jadi dia tau seperti apa aku dan Rana.

Seketika aku menoleh pada Nayla yang berada di belakangku. Melihat kondisiku yang berantakan dengan baju yang basah, rambut ku yang sudah tak rapih lagi seperti biasanya, dan mataku yang merah, tampak jika aku telah menangi, ia mengerutkan dahinya tanda ia bingung dengan kondisiku.

"Nay, tolong aku Nay, tolong lihat Rana didalam. Aku takut terjadi hal yang buruk padanya."

Nayla tak mengatakan apapun, sepertinya dia mengerti ada hal yang buruk menimpa Rana sehingga dia berbuat seperti ini. Tanpa berkata apapun Nayla melangkahkan kakinya menuju pintu kosan Rana.

"Tok tok tok."

"Ran, ini mba, buka pintunya Ran," ucap Nayla dengan tenang.

Nayla adalah orang yang sangat dihormati Rana. Ia sudah menganggap Nayla sebagai kakaknya sendiri. Nayla hanya berbeda 3 tahun dengan Rana tapi ia sosok wanita yang dewasa, pengertian dan bijaksana, jadi Rana sangat percaya padanya.

Tak menunggu lama setelah suara Nayla terdengar oleh Rana, pintu yang tadinya tak mungkin terbuka untuk ku itu seketika langsung membuka hanya untuk Nayla. saat melihat kondisi Rana yang berantakan terlihat mata Nayla membulat sempurna, dia begitu kaget melihat keadaan Rana, dengan rambutnya yang berantakan, bajunya yang terkoyak, ada bercak merah di lehernya dan yang pasti wajah sembabnya yang tak henti menangis.

Rana kemudian menarik tangan Nayla masuk ke kamarnya dan langsung mengunci pintunya kembali, tak ingin memberi kesempatan untuk aku masuk.

Beberapa saat kemudian terdengar suara Nayla yang ikut menangis melihat kondisi sahabat yang sudah ia anggap adiknya itu. Aku hanya diam di luar tak berniat untuk beranjak dari tempatku berada saat ini. Apapun yang terjadi aku harus bisa meyakinkan Rana jika aku akan bertanggung jawab dengan perbuatan ku.

Jika Rana masih memiliki orang tua mungkin saja aku bisa membujuk orang tua Rana untuk mau menikah denganku sekarang, tapi saat ini Rana hanya sendiri tak ada orang tua, saudara atau sanak famili, dia hanya hidup sebatang kara, dia hanya memiliki aku pria yang begitu mencintainya, dan sahabat yang dekat dengannya salah satunya Nayla.

Dengan watak Rana yang keras kepala, aku harus berusaha keras untuk bisa meyakinkan dia bahwa dia harus menikah denganku, mau dia suka ataupun tidak suka.

Aku telah menunggu sekitar 30 menit di depan kosan Rana, dan tiba tiba pintu itu terbuka menampakkan ekspresi wajah Nayla yang berbeda dengan tadi sebelum dia masuk menemui Rana. Kini ekspresi wajahnya memancarkan kemarahan dan kekecewaan padaku dihiasi sisa sisa air mata yang sebelumnya membanjiri mata dan pipinya.

"Kau manusia berhati iblis Langit, kau tega menyakiti adik ku hingga seperti ini?, dimana otakmu hah?!, Rana itu yatim piatu tak memiliki sanak saudara dan kau yang katanya mencintai dia tega menyakitinya sedalam ini, kau ini punya perasaan atau tidak? aku tak akan memaafkan mu langit!" teriak Nayla melepaskan kemarahannya sambil menangis dan memukuli tubuhku.

Aku tak bergeming dengan apa yang Nayla lakukan hanya diam menerima setiap pukulannya. Andai Rana melakukan ini padaku memukuliku tanpa ampun aku lebih suka asalkan dia memaafkan ku dan mau menikah denganku.

Tapi Rana bukanlah orang seperti itu, kemarahannya tak pernah dia salurkan dengan fisik, dia akan meninggalkan apapun yang telah menyakitinya, tak akan pernah kembali, itu lebih menyakitkan daripada menerima pukulan dan cambukan sekalipun.

"Pukul aku Nay, pukul sepuas hatimu, tapi tolong bantu aku agar Rana mau menerimaku lagi, aku akan bertanggung jawab dan akan menikahinya."

Pintaku memohon padanya, aku nyaris menangis lagi karena sudah putus asa dengan keadaanku, bagaimana caraku meyakinkan Rana.

Tiba tiba pukulan Naya berhenti kemudian dia menatapku dengan sengit.

"Kau kira jika kau menikahi Rana lukanya akan sembuh? kau kira jika kau menikahi Rana kau akan dimaafkan olehnya ? kau kira jika Rana mau menikah denganmu Rana akan percaya jika kau tak akan menyakitinya lagi hah?, jangankan Rana, sekarang aku saja tak percaya jika kau bisa membahagiakan Rana, jangan mimpi aku akan mau membantumu Langi, tak akan pernah, pergi kau dari sini, aku muak melihat wajah pendusta mu," ucap Nayla dengan begitu emosi.

"Aku tak akan pernah meninggalkan Rana sampai kapanpun Nay, dia milikku, tak akan pernah aku meninggalkannya sampai kapanpun, siapapun yang menghalangiku aku pastikan dia akan menyesal," ucapku sambil menatap mata Nayla dengan sengit, aku sangat kecewa dengan reaksi Nayla. Aku kira dia akan menjadi penengah bagi kami, nyatanya dia lebih marah dan tak terima dengan keadaan Rana.

Kemudian senyum sinis itu mengembang dari wajah Nayla yang masih menampakkan amarah, dia mendekati ku dan berkata sambil menunjuk dadaku.

"Aku Nayla yang akan melindungi Rana dari pria brengsek sepertimu langit, camkan itu," ucap Nayla tak kalah Sengit.

Kini harapanku pada Nayla agar menjadi penolong hubunganku telah pupus, tapi aku tak akan pernah menyerah untuk mempertahankan Rana wanitaku, dia hidupku, separuh nafasku, jika dia pergi aku tak akan bisa hidup normal lagi.

"Cinta langit Sagara Biru memang gila, dia sosok pria arogan yang tak suka wanitanya disentuh oleh siapapun, dia akan mempertahankan Rana sampai kapanpun, akan mengejar Rana kemanapun ia pergi"

Dukung terus karya karya author remahan ini ya, jangan lupa kasih like, komen, dan masukin ke favorit.

Happy reading 😉

Terpopuler

Comments

lintang berseri

lintang berseri

makasih ka hehehe, saya up lagi nih sekarang 😁😁

2022-04-16

0

Heppi Meizar

Heppi Meizar

suka sekali ceritanya..sehingga bacanya marathon walaupun lambat tapi tak berhenti..lanjut thor selalu ditunggu

2022-04-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!