Lupa

Hari ini adalah hari yang sangat Ila benci. Ia hanya menginginkan kedamaian tapi yang ia dapatkan adalah keresahan.

Ia sudah lama tidak melihat Resthi dan antek-anteknya, tentu saja karena hal tersebut hidup Ila menjadi jauh lebih damai.

Namun, kenapa hari suram yang dulu pernah ia alami kini terjadi lagi?

Apakah Tuhan ingin mengujinya sekali lagi dengan cara mendatangkan Resthi lagi di kehidupannya yang sekarang ini?

Apakah Tuhan menginginkan ia berubah menjadi orang yang sedikit lebih berani?

Apakah Tuhan tidak menginginkan nya untuk menjadi wanita yang pendiam dan diinjak-injak?

Tuhan, sebenarnya Ila hanya ingin hidup dengan normal, Ila ingin hidup Ila damai

Mungkin, ini sudah menjadi jalan hidup Ila menjadi seorang yang sering dijadikan bahan bully-an

Tuhan, aku benar-benar sudah lelah menghadapi dunia. Andai saja bunuh diri itu tidak dosa, itu sudah aku lakukan sejak dulu. Aku butuh istirahat Tuhan, tolong berilah jeda atas semua cobaan mu. Aku benar-benar ingin menyerah, namun ada impian orang tuaku yang harus aku gapai, ini sangat sulit namun aku akan terus mencobanya, jadi tolonglah berikan aku kedamaian agar aku bisa istirahat sejenak.

Setelah kembali dari perpustakaan tadi, Ila menjadi banyak diam. Biasanya disaat jam istirahat, Ila akan menonton beberapa konten dari group idol K-Pop favorit nya yaitu Seventeen bersama dengan Cinta.

Namun, saat Cinta mengajaknya untuk menonton bersama, Ila tidak menolak tapi matanya sama sekali tidak bisa fokus terhadap konten yang mereka tonton, justru Ila malah hanya bengong.

Cinta sudah beberapa kali menanyakan keadaan Ila. Ia khawatir karena tidak biasanya Ila seperti itu dan ia memutuskan untuk mengantarkan Ila saat pulang sekolah nanti.

Awalnya Ila menolak, namun setelah berbagai bujukan dan juga paksaan dari Cinta, akhirnya ia mau untuk diantarkan pulang.

Mata Ila terus bergerak, keringat dingin keluar dari tubuhnya, dengan sekuat tenaga ia menahan badannya agar tidak bergetar akibat trauma di masa lalu. Kenangan traumatis itu terus terputar dipikiran Ila.

Saat di mobil, suasana begitu hening. Cinta berkali-kali mencoba untuk mengajaknya mengobrol namun tidak ada sahutan sama sekali dari Ila, Cinta yang tidak mengetahui apapun itu hanya bisa membiarkan Ila bersama dengan dunianya saat ini.

Mungkin jika suasana hati Ila membaik, Ila akan kembali ceria dan menceritakan semuanya kepadanya, pikir Cinta.

Mobil berhenti tepat didepan rumah Ila, namun ila masih tidak bergerak dari posisinya, tatapannya kini berubah menjadi kosong. Cinta menyadarkan Ila bahwa mereka telah sampai dirumah Ila. Cinta menunggunya sampai ia benar-benar masuk kedalam rumah agar bisa memastikan bahwa Ila sudah aman.

Ila masuk kerumah tanpa mengucapkan salam. Ia hanya sendiri dirumah karena orang tuanya sedang ada urusan diluar. Suasana sepi seperti inilah yang Ila inginkan sedari tadi. Tidak ada satu orangpun yang mengganggunya kali ini.

Ia kini berada di kamarnya untuk menenangkan diri, air mata yang ia tahan sedari tadi akhirnya meluncur dengan sangat deras. Badannya bergetar merasakan betapa sakitnya ia hari ini. Hanya suara tangisannya yang menemaninya kali ini.

Sesak di dada yang biasa ia rasakan tidak sesesak yang ia rasakan kali ini. Ia sangat ingin membuang semua rasa sakitnya dengan memukul dadanya dengan keras berharap semua cepat lepas.

Pikirannya sudah dikuasai oleh bisikan setan, ia kemudian mengambil silet yang sudah lama ia simpan, tidak ada siapapun yang mengetahui bahwa Ila sering melakukan self harm.

Dengan perlahan ia menggoreskan silet itu kebagian lengan tangan atas kirinya. Ia menggoreskan dibagian tersebut agar tidak ketahuan oleh orang-orang.

Darah mulai menetes dari lengannya, tidak ada rasa sakit yang ia rasakan saat silet tersebut menggores ke tangannya. Ia justru tersenyum, ini adalah hal yang dirindukan oleh Ila sejak lama.

Ketenangan ini membantunya, melihat darah itu adalah kedamaian. Baju yang Ila pakai, kini penuh dengan darah.

Butuh waktu lama untuk mengembalikan diri Ilayabg sekarang dan dmyang biasanya. Apalagi Ila adalah gadis yang memiliki sifat sensitif dan juga pemikir.

Ila sedang menikmati udara sejuk didekat jendela kamarnya dengan sesekali memperhatikan lengannya.

Lamunan Ila buyar saat ada seorang yang sedang mengetuk pintu. Namun bisa dipastikan bahwa itu adalah Ibunya, karena jarang sekali ada orang lain yang main kerumahnya. Dengan cepat ia kemudian membersihkan lantai yang ada bekas darah dan juga memberikan beberapa semprot parfum agar tidak bau amis darah. Setelah lantai bersih, ia kemudian menghapus darah yang berada ditubuhnya dan segera berganti baju.

Ila pun keluar membuka pintu untuk orang tersebut. Dugaannya ternyata benar, yang ada dibalik pintu bukan hanya Ibunya, tapi ada Bapaknya juga dibelakang. Ila berpura-pura menggaruk kepalanya yang tidak gatal agar rambutnya kembali berantakan dan juga tidak membuat Ibunya curiga kepadanya.

"Baru bangun tidur ya? Yuk makan, Ibu beli makanan kesukaan kamu nih"

Ila mengangguk sebagai jawaban. Ila kemudian memanggil Axel untuk makan bersama. Kini satu keluarga telah berkumpul mengelilingi meja makan. Dengan semangat Ila membuka makanan tersebut. Namun, ia dikejutkan dengan makanan yang dibawa oleh Ibunya. Cumi pedas asin? Itu adalah makanan yang paling Ila hindari karena Ila alergi terhadap makanan tersebut.

Apakah Ibunya lupa?

Gabruk

Suara itu berasal dari Ila yang tidak sengaja menabrak meja makan. Pinggangnya terasa nyeri karena bertabrakan langsung dengan ujung meja.

Pikirannya sedang tidak fokus, bagaimana bisa Ibunya melupakannya?

Ini sangat bahaya baginya, karena dia alergi akut, Ia bisa mengalami sesak nafas bahkan itu sangat mengancam kematiannya.

Ila menangis dalam diam, air matanya ia tahan agar tidak jatuh, sudah cukup banyak air mata yang telah ia keluarkan untuk hari ini, Ia sudah lelah.

Axel dan Bambang melongo melihat apa yang disajikan oleh Wati. Bagaimana bisa Wati melupakan hal ini.

Saat Bambang akan buka suara, Ila menahan tangannya dan menggelengkan kepala. Ia tidak ingin membuat Ibunya kecewa terhadap dirinya sendiri. Dengan terpaksa Ila tetap memakan cumi pedas asin tersebut.

Dan benar saja, setelah memakan beberapa suap cumi, tubuh Ila memerah akibat kepanasan.

Ila memasukkan makanan yang tersisa kedalam mulutnya semua. Dengan mulut penuh ia kemudian berlari kekamar nya. Namun, sebelumnya ia pamit kepada Ibunya dengan alesan mendapatkan telepon.

Semua orang pun menatap Ila dengan Iba, kecuali Wati. Ia benar-benar melupakan Ila.

Sesampainya di dalam kamar, Ila memuntahkan semua isi perutnya dikantong plastik. Wajahnya sudah merah padam, nafasnya juga sudah tidak beraturan.

Ia buru-buru mencari obat pereda alergi nya, namun nihil. Ia tidak men stock obat alergi lagi karena ia pikir semuanya sudah tahu dengan alerginya tersebut.

Namun ternyata salah, bukannya orang lain yang tidak mengetahui nya justru Ibunya sendiri yang melupakan suatu hal penting dalam diri Ila.

Sudah 20 menit Bambang dan Axel menunggu Ila keluar dari kamar, namun tidak ada tanda-tanda akan keluar.

Merasa sudah cukup lama, akhirnya mereka memutuskan untuk mendatangi kamar Ila untuk mengecek keadaannya. Dan benar, dengan wajah memerah, Ila tergeletak dilantai sudah tidak sadarkan diri. Bambang dan Axel segera menggendong Ila menuju ke Rumah Sakit.

Sesampainya di Rumah Sakit, Ila langsung dilarikan ke ruang UGD. Bambang menunggu Ila dengan mondar-mandir dan perasaan yang tidak karuan. Sedangkan Axel, ia sedang menjemput Wati dirumah.

Axel tiba di Rumah sakit dengan membawa Wati. Ia berlari menuju ke tempat Bambang berdiri. Wati masih belum mengetahui apa penyebab Ila bisa masuk ke Rumah Sakit.

Dengan mata melotot dan wajah merah padam, Bambang menghampiri Wati.

"Mas, Ila kenapa? Bukannya tadi masih sehat-sehat saja pas kita datang?"

"INI SEMUA GARA-GARA KAMU WATI!!"

" APA KAMU LUPA? ANAKMU INI ALERGI TERHADAP CUMI!!"

"DIA BISA MENINGGAL HANYA KARENA MAKAN MAKANAN YANG KAMU BELI ITU!!"

"KENAPA KAMU BISA MELUPAKAN SUATU HAL YANG PENTING SEPERTI INI?"

Dada Bambang sangat bergemuruh menahan semua emosi, Ia sangat ingin melampiaskannya, namun apabila Ia lampiaskan tentu saja itu akan menimbulkan masalah yang besar.

Dengan meluapkan emosinya, apakah Ia bisa membuat Ila langsung bangun?

Apakah jika Ila sudah bangun dan mengetahui apa yang Ia lakukan Ila tidak akan kecewa padanya?

Bukankah dia juga bisa kehilangan Wati jika meluapkan amarahnya?

Ia menangkupkan tangannya dan mengusap kasar wajahnya yang memerah.

"Watiii, anakku"

"Dia satu-satunya putri kecilku"

"Aku tidak ingin kehilangan satupun diantara kalian"

"Kasihan dia, selama ini dia sudah memendam semua masalahnya sendiri, Ia tidak pernah membagikannya kepada siapapun"

"Dia selalu menangis setiap semua orang sudah tidur"

"Dia tidak pernah benar-benar istirahat di siang hari, saat kamu menyuruhnya untuk istirahat, dia tidak istirahat tapi dia membuat dan mengedit konten agar bisa ditonton banyak orang dan menghasilkan uang"

"Aku tahu itu Wati, aku melihatnya sendiri bahwa dia sudah sangat bekerja keras diusianya yang sekarang"

"Aku merasa gagal Watiiii, anakku yang seharusnya masih menikmati waktu bersama temannya dan fokus sekolah, tapi dia memilih untuk mencari uang demi kebutuhannya"

"Axel, jika kamu merasa kurang ataupun membutuhkan sesuatu bilang saja sama Bapak, jangan diam saja ya nak"

Bambang menceritakan semuanya dengan suara bergetar dan derai air mata, sungguh hatinya hancur setiap Ia tidak sengaja melihat putrinya sedang bekerja dengan begitu keras namun tak seorangpun yang mengetahuinya bahkan memujinya. Mereka terlalu fokus dalam nilai sekolahnya.

Kaki Wati sudah tidak kuat menumpu tubuhnya setelah mendengar penjelasan dari Bambang, bagaimana bisa ia selalu dirumah dengan Ila tapi kenapa Ia tidak mengetahui apapun tentang Ila dan apa yang Ila kerjakan.

Air mata Wati turun tak kalah derasnya dengan air mata Bambang. Bagaimana mungkin dialah yang lebih lama bersama dengan Ila dirumah, tapi kenapa Bambang yang jauh lebih tau tentang Ila dibandingkan dengan dirinya.

Ibu macam apa dia, tidak mengetahui sedikitpun kesulitan dari anaknya. Atau mungkin memang Wati bukanlah tempat yang nyaman untuk anak-anaknya?

Brankar tempat tidur Ila kini dipindahkan ke ruang Rawat Inap. Selang oksigen terpasang guna membantu Ila agar bisa bernafas.

Wati menggenggam erat tangan Ila, Ia sungguh merasa bodoh. Kenapa Ia bisa melupakan hal yang dapat mencelakai putrinya sendiri?

Air mata terus mengalir, bahkan sampai tangan dan juga selimut yang membalut tubuh Ila kini menjadi basah karenanya. Ia tidak bisa tenang sebelum melihat bahwa putrinya baik-baik saja.

Axel sedari tadi hanya memandangi kedua orang tuanya, jujur Ia sama hancurnya melihat kakak nya harus sampai dirawat dirumah sakit. Ia juga merasa kasihan melihat kedua orang tuanya yang sedang bersedih, namun ia hanya bisa menenangkan mereka dengan menepuk pelan pada bahu agar mereka merasa sedikit tenang.

Rasanya seperti ingin menangis saja melihat wajah pucat kakaknya, apa lagi setelah mendengar fakta yang dikuak oleh Bapaknya.

Namun setelah dipikir kembali, Ia juga paham dengan posisi Ila. Ia tahu persis bagaimana sifat keras kepala dan pendirian tangguh yang Ila miliki.

Jika Ila sudah menginginkan sesuatu, maka Ia harus mendapatkan nya meskipun Ia harus bekerja dengan begitu keras seperti sekarang. Ia tidak peduli terhadap penilaian orang lain kepadanya, asalkan yang Ia kerjakan adalah pekerjaan yang halal.

Melihat perjuangan Ila, Axel pun sebenarnya ikut bangga dan terharu atas pendirian Ila yang tidak mudah goyah itu.

Kini kedua orang tuanya telah tertidur, sedangkan matanya masih terlalu enggan untuk tertutup.

Pukul 02:00 WIB

Axel yang belum tertidur, melihat ada sedikit pergerakan dari Ila, puji syukur ia ucapkan dalam hatinya. Senyumnya mengembang ketika Ila mulai mengerjakan matanya untuk menyesuaikan cahaya.

Axel segera membangunkan kedua orang tuanya untuk memberitahu bahwa Ila sudah sadar.

Semua mengucapkan puji syukur kepada Tuhan karena telah memberikan kesempatan kepada Ila untuk tetap berada di dunia ini.

Wati mengecup tangan Ila berulang kali dengan puluhan kata maaf dengan penuh penyesalan.

Menyesal karena melupakan sesuatu yang penting, menyesal karena tidak mengetahui kondisi kesulitan putrinya, menyesal karena tidak menjadi tempat cerita putrinya dan penyesalan lain yang tidak bisa ia sebutkan semuanya.

Mendengar ucapan penyesalan dari orang tuanya dengan derai air mata, itu membuat hati Ila sangat sakit. Bagaimana mungkin orang tuanya yang meminta maaf padahal semuanya adalah pilihannya sendiri.

Ia tidak sanggup melihat air mata itu.

"Enggak Bu, ini salah Ila. Ila yang nggak ngingetin Ibu soal cumi"

"Ila yang sengaja tidak memberitahu Ibu kalau Ila sedang mengalami kesulitan, ini salah Ila Bu. Ibu nggak perlu minta maaf atas kesalahan yang tidak Ibu perbuat"

Ila masih tidak menyalahkan Ibunya? Kenapa hati putrinya bisa sebaik itu? Padahal sudah jelas disini adalah salah Wati.

"Enggak-enggak-enggak, ini salah Ibu. Seharusnya Ibu sedikit lebih peka dengan kamu dan Ibu juga seharus-"

Ila tidak kuat mendengar suara bergetar dari Ibunya, sungguh sakit sekali mendengarnya.

"Sudah Bu, sudah. Jangan nyalahin diri sendiri terus dan jangan nangis lagi, kan Ila nggak kenapa-kenapa sekarang. Sudah ya, Ila nggak mau dengar Ibu nangis apalagi karena Ila"

Wati memeluk hangat tubuh Ila, sungguh ia bersyukur memiliki putri dengan hati sebaik Ila. Didalam dekapan sang Ibu, Ila merentangkan tangannya untuk menyambut Bambang dan juga Axel.

Namun yang datang hanyalah Bambang, Axel terlalu gengsi untuk berpelukan seperti itu. Meskipun dalam hati kecilnya ingin sekali memeluk dan memberikan semangat untuk kakaknya.

Bersambung

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara like komen fav and vote:)

Terpopuler

Comments

🇸​🇪​🇳​🇪​🇧​🇾​

🇸​🇪​🇳​🇪​🇧​🇾​

seberat apapun tolong jgn berfikir untuk mengakhiri hidup.

2022-10-07

11

𝓦𝐢𝓓~༊ᴶᴷ

𝓦𝐢𝓓~༊ᴶᴷ

ngerik amatt

2022-10-07

9

🦝TuanRakunRambley🦝

🦝TuanRakunRambley🦝

Duh ngeri digores pake silet

2022-10-06

9

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!