Gedebuk Gedebuk Gedebuk
Dibawah teriknya matahari kini Rico dan Aertha berada, dengan keringat yang bercucuran dan nafas uang menggebu.
Hasil dari upah yang mereka perbuat beberapa menit yang lalu. Putaran demi putaran telah mereka lalui.
Huh Huh Huh
Suara nafas itu sudah tak beraturan. Tubuh yang membungkuk, tangan memegangi kedua lutut. Puluhan kali peluh diusap namun tak kunjung berhenti bercucur.
"Huh l-lumayan k-kita j-jadinya n-nggak p-perlu i-ikut p-pelajarannya Pak Marmo lagi huh huh"
"T-tapi n-nggak g-gini j-juga c-caranya b-bego, i-ini mah k-kayak mau b-bunuh d-diri di s-siang b-bolong ah"
"T-tapi a-asikkan l-lari l-larian b-bareng gw?"
"ASIK KAGAK CAPEK IYA BEG*!!!"
Ucapan mereka terputus-putus karena nafas yang sudah habis terkuras karena olahraga disiang ini. Tapi ada yang aneh, kenapa pas lagi ngegas nafasnya lancar, tidak seperti tadi yang seperti orang mau meninggal nafasnya.
Meskipun dalam keadaan mengenaskan seperti ini, jangan salah mereka berdua masih tetap bisa bertengkar.
Pertengkaran ini dimulai oleh Aertha yang mendorong Rico sehingga Rico hampir terjatuh, dan sesaat kemudian mereka berdua saling dorong bahu. Siapapun yang melihat ini pasti mengira mereka bertengkar serius. Padahal kenyataannya setelah adegan terakhir yaitu menonyor jida, mereka justru tertawa dengan renyah.
Hingga bel tanda istirahat berbunyi yang membubarkan mereka dari tempat terpanasnya dunia ini.
Bak anak kecil, mereka berdua lari dengan cepat kearah kantin. Hanya dengan mendengar suara bel saja mereka bisa sesenang itu, tidak ada lagi yang membahagiakan di dunia kecuali bel tanda istirahat dan juga pulang.
"Tante!! Tante Leha!! Es teh anget 2!!"
"Ih gw gedik juga Lo ye lama-lama"
Ucap Aertha dengan menonyor kepala Rico.
"Ih ayang salah aku apa sih? kan aku haus dari tadi kamu ajak lari-larian berdua di lapangan"
"Iyuh jyjyk gw lama-lama Ric!! Ya ampunnnnnn. Tante Leha tolong buang anak ini, saya jyjyk saya benci!!!!!"
Mereka ini jika sudah bertemu, kewarasannya harus dipertanyakan. Tidak tahu tempat dan juga tidak tahu malu, dimana pun mereka berada selalu saja bertingkah kocak.
Disisi lain, kali ini Ila menghabiskan waktu istirahatnya dengan buku-buku yang sebelumnya ia pinjam dari perpustakaan sekolah.
Ila sedang menunggu Cinta datang ke kelas dengan membawa makanan, ia tadi meminta tolong untuk dibelikan Snack saja sebagai makan siangnya. Untuk air minum, Ila selalu membawanya dari rumah.
Hari ini Ila menginginkan suasana yang damai, sehingga ia memilih buku sebagai teman untuk mengisi waktu istirahatnya.
Namun, keinginannya tersebut sepertinya belum diwujudkan oleh Tuhan. Sebab, tadi saat ia pergi ke perpustakaan ia mengalami insiden kecil.
Bullying, Ila sering mendapatkannya setiap disekolah. Mulai dari kata cemoohan, dijahili, bahkan ia juga pernah mendapatkan bullying dalam bentuk kekerasan fisik.
Saat di perpustakaan tadi ia mendapatkan cemoohan dari anak-anak nakal disekolah.
"Eh ada anak miskin, sudah lama nggak keliatan, kemana aja Lo?"
"Kayaknya hidup Lo tambah damai karena sudah lama nggak pernah ketemu kita"
"Gimana kalau sekarang kita mulai permainan lagi? Tangan gw sudah gatal karena lama nggak nyentuh Lo"
Posisi Ila kini sudah terpojok, ia tidak bisa pergi dari tempat itu sekarang.
Ia dikepung oleh 3 orang sama yang membully nya dahulu. Yaitu, Risa, Yoshiki dan Resthi sebagai bos dari mereka.
Tangan kanan Risa sudah berada di rambut dan siap untuk menjambak rambut Ila. Sedangkan tangan kanan Yoshiki, berada di pipi Ila untuk mencengkeram erat hingga kuku-kukunya membekas dipipi Ila.
"Jangan harap Lo bisa kabur dari gw, setelah Lo ngelaporin gw dan bikin gw kena score selama 1 minggu dan bikin gw dihukum sama bonyok gw Ila!!"
"Lepasin dia, gw mau ngasih pelajaran buat anak miskin ini".
Setelah mendapat instruksi tersebut, Risa dan Yoshiki melepaskan Ila dari genggaman mereka.
Resthi maju satu langkah, kini jarak antara Ila dan Resthi sudah sangat dekat. Tangan Resthi sudah terangkat ke udara dan siap untuk menampar pipi Ila.
Namun sesaat sebelum ia bisa menyentuh pipi mulus Ila, ada seseorang yang memergokinya sehingga mau tidak mau ia harus membatalkan niatnya tersebut.
"Heh!! Kalian mau ngapain? Jangan main kekerasan, nggak baik".
Petugas perpustakaan sedang berkeliling dan tidak sengaja melihat ada seseorang dipojokkan dan terlihat akan main tangan. Sehingga ia memergoki mereka dan menyuruhnya untuk membubarkan diri dari tempat ini.
Resthi dan antek-anteknya pergi meninggalkan perpustakaan.
Sebelumnya anak-anak tersebut sedang bolos jam sekolah, dan perpustakaan adalah tempat yang paling aman karena jarang dijamah oleh guru BK.
Kelas 10 merupakan masa kelam bagi Ila. Dahulu ia selalu menjadi incaran dari Resthi dan antek-anteknya sebagai bahan bully-an mereka.
Sampai sekarang Ila masih tidak mengerti kenapa dia selalu menjadi bahan bully-an Resthi, perasaan ia tidak pernah pengganggu ataupun mengurusi urusan orang lain.
Apakah karena Resthi tidak bisa menyaingi nya dalam mengejar peringkat?
Atau karena dia tidak suka dengan orang miskin?
Ataukah karena Ila itu anak yang gampang di-bully karena ia tidak pernah membalas apa yang telah orang lain lakukan padanya?
Bully-an tadi masih belum seberapa dibandingkan apa yang dilakukan Resthi di masa lalu. Ia bahkan pernah mencelupkan kepala Ila kedalam bak mandi, baju dan rok nya di robek-robek menggunakan gunting, rambutnya dijambak sampai rasanya hampir lepas semua seluruh rambut Ila dan ditambah lagi tendangan yang didapatkan nya dibagian tulang kering dan perut, hingga membuat Ila pingsan kemudian dilarikan ke rumah sakit dan ia harus di opname selama 3 hari di rumah sakit tersebut.
Orang tua Ila sebelumnya tidak mengetahui jika anaknya selama ini mendapatkan perundungan.
Saat Ila sadar dari pingsannya, ia kemudian di interogasi oleh kedua orang tuanya.
*Siapa yang sudah ngelakuin hal ini kepada anak Bapak?
Sudah berapa lama dia membully kamu?
Kenapa nggak pernah cerita ke Bapak Ibu La?
Cerita La, cerita biar Bapak Ibu tahu gimana keadaan kamu! Kalau kamu nggak cerita kita nggak akan tahu! Kamu anak kita, sudah seharusnya kita tahu dan paham dengan kamu*!
Melihat keadaan anaknya seperti itu, tentu membuat hati Bambang dan Wati sedih. Mereka menangis, betapa hancurnya mereka mengetahui ternyata selama ini anaknya mendapatkan bully-an.
Bambang adalah Ayah Ila, ia memang jarang di rumah. Bambang bekerja di luar kota, sehingga mengharuskan ia meninggalkan anak dan istrinya di rumah.
"Maafin Ila Pak, Buk, Ila nggak bermaksud bikin Bapak sama Ibu sedih kayak gini. Ila nggak cerita karena Ila nggak mau menambah beban pikiran Bapak sama Ibu. Ila juga nggak tahu kenapa mereka membully Ila, Ila nggak bikin ribut sama siapapun Buk. Ila sekolah ya cuma sekolah, nggak aneh-aneh. Tapi kenapa mereka selalu siksa Ila, Ila nggak ganggu dia Pak, Buk"
Satu ruangan dipenuhi dengan suara tangisan satu keluarga ini. Hancur sudah hati Bambang dan Wati setelah mendengar penjelasan dari Ila putrinya.
***
Keesokan harinya, Bambang mendatangi sekolah Ila. Ia melaporkan perbuatan Resthi dan antek-anteknya itu ke kepala sekolah.
Setelah mendapatkan laporan tersebut, sekolah melakukan investigasi dan mengintrogasi beberapa siswa. Dan ternyata benar apa yang dikatakan oleh Bambang ayah Ila, bahwa Ila mendapatkan perundungan selama disekolah ini.
Namun, Resthi dan antek-anteknya tersebut tidak bisa dikeluarkan dari sekolah. Mereka hanya mendapatkan score selama 1 minggu dan harus menanggung biaya rumah sakit Ila.
Tentu saja itu berkat yang tutup mulut yang diberikan oleh Ayah Resthi. Dan ia berjanji akan menghukum Resthi akan tindakan nya tersebut dengan syarat tidak di keluarkan dari sekolah.
Dikeluarkan dari sekolah adalah suatu hal yang sangat memalukan bagi keluarga Resthi. Resthi saja selalu dituntut untuk mendapatkan nilai yang bagus, dan tidak boleh sampai turun. Jika hal itu terjadi, maka Resthi akan mendapatkan sanksi tidak boleh bermain selama 1 bulan dan juga uang jajannya dipotong.
Bukannya kapok setelah mendapatkan sanksi tersebut, justru Resthi malah semakin membenci dan tetap merundung Ila.
Terakhir kali waktu Resthi sedang membully Ila, ada satu gerombolan siswa-siswi yang memergoki aksinya tersebut. Orang tersebut adalah Cinta, Rico, Lina dan Aertha.
Kejadian tersebut berada di belakang ruang kelas yang sudah lama tidak dihuni.
Pertama yang melihat kejadian itu adalah Rico saat mereka akan menuju ke ruang musik, sebelumnya ia belum sadar jika orang yang sedang dibully Resthi adalah teman satu kelasnya.
"Eh, ada yang dibully tuh, kasian banget njir tapi yaudah lah bukan urusan kita"
Mendengar ucapan dari Rico, Cinta spontan menoleh untuk melihat siapa yang menjadi korban dari Resthi saat ini. Ia merasa tidak asing dengan wajah orang tersebut. Namun setelah itu kesadarannya kembali, ia benar-benar mengenali orang yang sedang dibully tersebut.
"Anjir itu Ila woiiiiiiii!!! Dia temen satu kelas kita!! Kurang ajar si Resthi berani-beraninya dia nge-bully temen satu kelas kita"
"Heh? Dia? Ila? Bentar-bentar ngelag otak gw-"
Rico sedang mencari otaknya yang tertinggal, namun 10 detik kemudian otaknya telah kembali ketempat nya.
"Oh iya njirrrr, eh ayo buruan tolongin malah bengong aja disini!!"
"Eh anjir kita tuh dari tadi juga nungguin otak Lo yang nggak balik-balik"
Mereka bergegas berlari menuju tempat Ila berada, Resthi yang dipergoki sangat kaget, bisa dilihat dari tatapan matanya yang bergetar karena ketahuan.
Rico kemudian mendorong Resthi hingga terjatuh, kemudian Cinta menghampiri Ila dan membawanya untuk menjauh dari tempat ini.
Rico menatap nyalang kearah Resthi.
"Kalau Lo berani macem-macem lagi sama dia atau anak-anak lain dan ketahuan sama gw, abis Lo ditangan gw!!"
"Oh iya, dan duid Bokap Lo itu nggak akan berguna lagi jika Lo udah berurusan sama gw!!"
"Bukan hanya Lo, tapi keluarga Lo juga akan kena imbasnya jika Lo sampe berbuat seperti ini lagi! Inget kata-kata gw!!"
Rico memang terkenal dengan sifat konyol dan tidak tahu malu, namun jika sudah berurusan dengan teman atau sahabat, ia tidak segan-segan untuk menghukum orang yang telah mengganggu ketenangan teman-temannya.
Ini adalah pertama kalinya Rico menampilkan wajah garangnya.
Bukankah marahnya orang yang suka bercanda itu sangat menyeramkan? Dan itulah yang dilihat oleh Resthi.
Setelah mendengar ucapan dari Rico, Resthi tidak lagi berani menjawab. Tiba-tiba nyalinya menciut setelah melihat tatapan Rico.
Resthi mencoba berdiri dengan dibantu oleh Yoshiki dan Risa. Mereka kemudian meninggalkan tempat tersebut sambil membantu Resthi berjalan. Kaki Resthi sepertinya terkilir akibat dorongan yang lumayan kuat dari Rico.
Disisi lain, Cinta sedang bersama dengan Ila di UKS. Cinta mencoba menenangkan Ila, karena sedari tadi tubuh Ila bergetar seperti menahan tangis.
Ila tidak bisa mengeluarkan air matanya, ia malu jika dianggap lemah oleh orang lain. Namun, gerak-gerik tubuhnya tidak bisa berbohong.
Ila tidak bisa menceritakan hal ini kepada Cinta, ia terlalu takut jika ia terbuka dengan seseorang yang baru ia kenal. Ila tidak pernah dekat atau bahkan berkenalan dengan Cinta, oleh sebab itu ia menganggap bahwa Cinta itu adalah orang asing, meskipun mereka sebenarnya adalah teman satu kelas.
Cinta paham akan kondisi Ila, meskipun Ila tidak berbicara secara langsung kepada dirinya.
Ila pasti masih shock dengan apa yang telah terjadi kepadanya beberapa menit yang lalu. Meskipun hal tersebut sudah biasa ia dapatkan, namun tetap saja rasa takut selalu menghantui pikiran dan hatinya.
Namun disisi lain, ia sangat bersyukur atas kehadiran Rico dan teman-temannya. Mereka telah menyelamatkan nya tepat waktu sebelum Resthi berhasil menyentuh permukaan kulitnya.
Hati dan pikiran nya sangat ingin mengucapkan terima kasih atas kebaikan mereka kepada-nya. Namun, apalah daya bibirnya terlalu kaku untuk mengucapkan kata-kata itu.
Cinta hanya melihat gerak-gerik dari Ila, ia hanya bisa mengusap punggung Ila, agar Ila merasa aman dan lebih tenang.
Namun sesaat kemudian, Cinta memecahkan keheningan diantara mereka.
"Sudah tenang La, Lo ada disamping gw dan temen-temen. Temen gw juga temen Lo, jadi jangan jauh-jauh yah dari kita, biar kita bisa saling menjaga"
Cinta tersenyum dengan sangat lembut, matanya memancarkan ketulusan, tidak ada drama kali ini.
Sesaat kemudian Ila menjawab dengan anggukan kepala dan membalas senyuman Cinta tak kalah tulusnya.
"Thanks sudah bantuin aku tadi"
"It's okay La, kita kan temen sekarang"
"Aku nggak tahu harus bilang makasih nya tuh gimana, intinya aku benar-benar terima kasih sebesar-besarnya kepada kalian karena kalian sudah bantuin aku tadi"
"Sudah jangan dipikirin lagi, sudah tenang belum? Kalau sudah yuk kita balik ke kelas"
Ila turun dari tempat duduk dibantu oleh Cinta, mereka berjalan untuk kembali menuju kekelas.
Bersambung...
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan like komen fav and vote. Boleh juga kasih saran biar aku jadi lebih baik lagi nulisnya kedepannya:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
delete account
enak ya upahnya Rico Aretha upah yang di berikan oleh pak mermo karena kalian berhasil membuatnya kesal dengan tingkah kalian
2022-10-21
3
fia
Bully tanda iri karena tak mampu cuy
2022-10-20
3
🇸🇪🇳🇪🇧🇾
enggak banget dengan kata bullying.
2022-10-07
8