🌸
🌸
"Ya."Reno mengernyit, sepasang alisnya nyaris bertaut, dia masih menunggu penjelasan yang belum juga keluar dari bibir Viona.
"Mantanku ingin meniduri aku." Ucap Viona tanpa basa-basi, tak ada nada sedih ataupun kecewa, dia terlihat biasa saja.
"Astaghfirullah, ada ya laki-laki seperti itu?" Reno mengelus dadanya, miris. MasyaALLAH, apa yang merasuki pikiran mantan pacar Viona, hingga dia ingin melakukan perbuatan yang tentu saja ada dalam kategori Zina dan dosa.
"Banyak."
"Kamu memilih berpisah begitu?"
"Tentu saja, aku memang bukan wanita baik, tapi aku juga tidak sudi bila harus menyerahkan diri sebelum sah."
"Hemm, kamu keren Dek." Mata Reno berbinar, rasa sukanya semakin membuncah, dia yakin saat ini Viona pasti masih virgin.
"Biasa saja, memang seharusnya seperti itu kan? Wanita juga harus punya harga diri, jangan mau di bodohi laki-laki, mereka enak tidak meninggalkan jejak, nah wanita?"
"Iya, kamu benar. Makanya dari pada pacaran lebih baik ta'aruf saja, bukannya kalau sudah halal, mau apa saja tidak akan takut dosa?"
Reno tersenyum lebar, dia semakin ingin memiliki Viona, biarpun terkesan jutek, tapi sebenarnya hatinya baik, dan yang pasti tulus.
"Iya, kamu benar, bahkan yang terakhir aku dengar, pacarnya sekarang sedang hamil, entah di nikahi apa tidak, aku nggak tahu."
"Astaghfirullah, untung saja kamu tidak terkena bujuk rayu mantan kamu ya Dek."
"Tentu saja, aku wanita pintar, aku hanya akan menyerahkan diriku kepada suamiku kelak."
"Alhamdulillah."
"Kenapa kamu yang Alhamdulillah, seolah-olah kamu saja yang akan menikahi aku," kata Viona sinis."
"Aku berharap agar diriku yang menjadi imam kamu," ujar Reno.
"Apa kamu yakin, bisa membahagiakan aku?"
"Mungkin secara materi, aku jauh di bawah kamu, tapi aku akan selalu berusaha untuk bisa membahagiakan kamu Dek, aku akan bekerja keras untuk mencukupi semua kebutuhan kamu." Janji Reno.
"Kenapa seyakin itu bisa hidup bersama aku?"
"Karena aku yakin, kamu wanita baik dan terhormat."
"Kamu belum mengenal aku, lho."
"Nanti kita akan saling mengenal sesudah menikah."
"Yakin banget aku mau sama kamu?"
"Harus yakin."
"Baiklah, karena sekarang sudah cukup siang, aku masih sangat mengantuk dan ingin melanjutkan tidurku lagi, mumpung ini hari libur." Usir Viona, dia beranjak berdiri, dan mau tidak mau Reno juga ikut berdiri, sebenarnya dia masih betah mengobrol dengan Viona, tapi mau gimana lagi, si empunya rumah sudah mengusir secara terang-terangan.
"Baiklah, tolong panggilkan tante Mela, aku ingin berpamitan." Kata Reno lembut, mata elangnya tak beralih sedikitpun dari wajah cantik Viona yang natural, tanpa bedak itu.
Viona memutar tubuh, ingin memanggil sang mama, tapi panggilan dari Reno membuatnya herus menoleh lagi.
"Dek ... "
"Ada apa lagi!" Viona.
"Jaga diri baik-baik ya, jangan nakal." Pesan Reno, satu minggu lagi akan aku lamar kamu, Sayang. Abizard bermonolog dalam hati.
"Huh, memang aku anak TK, segala di kasih pesan seperti itu." Omel Viona sambil berjalan menuju ke ruang bersantai, untuk memanggil sang Mama.
Mama Mela muncul tak lama kemudian, Reno segera saja berpamitan, Mama Mela sebenarnya keberatan melepaskan kepergian Reno tapi pria itu membuat alasan, harus memperbaiki mobil pelanggan bangkel tempat dia kerja.
Reno sudah keluar dari rumah, dan Viona bisa tersenyum dengan lega, dia segera menaiki tangga menuju ke istana kecilnya di atas.
"Vio, gimana tadi?" Teriak Mama Mela setelah Viona sampai di tengah-tengah tangga.
"Apa, Ma?" Viona menghentikan langkah, dan berbalik.
"Gimana tadi?"
"Apanya." Viona pura-pura tidak tahu, dia sudah menduga, mungkin sang Mama ingin mengintrogasi dirinya.
"Kamu sama Reno?"
"Biasa, saja."
"Kenapa nak Reno buru-buru pulang, dia tidak jadi melamar?" Tanya Mama Mela penasaran.
"Memang dia bilang apa tadi, Ma?"
"Katanya mesti memperbaiki mobil pelanggan bengkel dia."
"Lho, katanya jum'at libur?" Tanya Viona.
"Mama juga nggak tahu, makanya Mama tanya kamu."
"Mungkin memang mau memperbaiki mobil pelanggan nya Ma, ya sudah Vio mau tidur dulu ya Ma." Viona berbalik lagi, dan setengah berlari menaiki tangga, menuju kamarnya.
*
*
Sementara itu Reno baru saja memarkir motor matic-nya di teras rumahnya, dia memang baru saja sampai di rumah. Sebuah hunian yang jauh dari kesan mewah, hanya bangunan sederhana dengan satu lantai, mendominasi warna putih salju, halaman yang tidak begitu luas hanya di isi beberapa bunga yang diletakkan dalam pot.
Bunga-bunga peninggalan dari sang Ibu, dan sebisa mungkin Reno merawatnya. Setelah membuka kunci pintu, dia segera masuk ke dalam, mengunci pintu dari dalam, dan bergegas menuju kamarnya.
Rumah kecil itu hanya ada dia kamar tidur, ruang tamu, dapur yang menyatu dengan ruang makan, dan satu buah kamar mandi.
Hanya ada satu buah kamar mandi, itupun di luar, tidak di dalam kamar, entah Viona nantinya akan canggung atau tidak tinggal di sini.
Reno sudah punya tabungan yang cukup lumayan dari hasil bengkel miliknya, ya, dia memang montir sekaligus pemilik bengkel yang cukup besar, yang ada di kota ini.
Pria itu lebih memilih untuk tinggal di rumah peninggalan orang tuanya, toh dia juga masih sendiri, mungkin nanti kalau dia sudah menikah dengan Viona, akan memikirkan untuk membeli rumah yang agak besar,biar nanti istri dan anak-anaknya merasa nyaman.
Anak?
Reno membanting tubuhnya di ranjang miliknya yang tidak terlalu besar, tapi cukup bila di tiduri oleh dua orang.
Laki-laki itu tertawa geli saat memikirkan tentang anak, memang Usianya sudah tidak muda lagi, dan dia ingin segera punya anak jika mereka jadi menikah.
Viona ...
Berbisik dengan lembut seraya memejamkan mata, wajah cantik Viona seolah-olah menari-nari di pelupuk matanya, senyumnya yang manis, wajah cantiknya yang menggoda dan semua yang ada pada dirinya membuat aku tergila-gila.
Arrgg ...
Reno berteriak kencang akhirnya, mengusap wajah dengan kasar, aku bisa gila bila tidak segera menikahi Viona.
Tring ...
Bunyi notifikasi ponselnya yang ada di kantong celananya berbunyi, tangan kanannya segera menyusup dan mengambil ponselnya.
"Mas ... " Hanya ada satu kata yang terkirim, lewat aplikasi hijau, dahi Reno berkerenyit, dalam hati bertanya, siapa gerangan yang mengirim pesan, dan foto profil yang ada hanya gambar bunga mawar merah.
Memegang dahinya yang tiba-tiba berdenyut, saat menangkap siapa gerangan yang mengirim pesan.
Apa mungkin dia? tanya Reno dalam hati, sejenak dia di landa dilema, mengapa dia harus muncul, di saat aku sudah bisa move on dari dirinya, mau apa lagi mengganggu hidupku?
Bersambung ...
*jangan lupa klik like, love dan komen.
terima kasih 😘😘
🌸
🌸*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
A.0122
karna ga pernah pacaran jd itu mantan gebetan kah atau mantan tunangan
2022-07-04
0
Nna Rina 💖
sapa tuh yg manggil mas ktnya ga pernah pacaran
2022-04-16
0